PRAKTIKUM UJI KETANGGUHAN BAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
YUFRIANTO : 06C : Teknik Pembentukan dan Material

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang

PERANCANGAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY KAPASITAS 100 JOULE. Yopi Handoyo 1)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

RANCANG BANGUN MESIN UJI IMPACT DENGAN BERAT PENDULUM 8 Kg PROYEK AKHIR. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Ahli Madya

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

HARGA IMPACT ALUMINIUM JENIS 7075 T351 DENGAN METODE CHARPY. Rofarsyam 1, Sukarman 2

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL MODUL 3 - PENGUJIAN IMPAK DELIANA RAMDANIAWATI KELOMPOK: 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

TINGKAT KETELITIAN PADA REDESIGN ALAT UJI IMPAK TERHADAP SKALA LABORATORIUM METALURGI FISIK Agus Suyatno 1), Suriansyah S 2) ABSTRAK

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

PERANCANGAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD

PEMBUATAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM UJI MATERIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. ketika itu banyak terjadi fenomena patah getas pada daerah lasan kapal kapal

BAB I PENDAHULUAN. Suhu mempengaruhi sifat mekanik material, yaitu ketangguhan material

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Analisa Hasil Uji Impak Sampah Plastik Jenis PP, PET, dan Campuran (PP + PET)

Uji impak. Proses penyerapan energi ini akan diubah menjadi berbagai respon material, yaitu. Deformasi plastis Efek Hysteresis Efek Inersia

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Uji Kompetensi Semester 1

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

ANALISA UJI IMPAK CHARPY DENGAN PENDULUM YANG DIPASANG SENSOR STRAIN GAUGE

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

DAFTAR ISI. I. Identitas Diri 2. II. Daftar Isi 3. i. Tujuan Percobaan 5. ii. Dasar Teori 5. Alat dan Bahan 9. Flowchart Proses Pengujian 11

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

UJI KETANGGUHAN MATERIAL BAJA A36 BERDASARKAN METODE PENGUJIAN IMPAK ASTM E23

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2012 sampai dengan November

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA DATA DAN TITIK BERAT SAYAP PADA PESAWAT TANPA AWAK DAN PENGUJIAN IMPAK DENGAN MATERIAL ALUMINIUM MAGNESIUM (96%-4%) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

KEKUATAN IMPAK BAJA ST 60 DI BAWAH TEMPERATUR EKSTRIM

MESIN PEMINDAH BAHAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 4. PEGUJIAN GESER

ANALISA KEKUATAN BAHAN STEEL 304 TERHADAP KEKUATAN IMPAK BENDA JATUH BEBAS ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

ANALISA PENGARUH BEDA TEMPERATUR POST HEATING PADA PROSES PENGELASAN GMAW TERHADAP KEKUATAN IMPAK

Proses Lengkung (Bend Process)

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

P F M P IPA P A U P U I

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB 1. PENGUJIAN KEKERASAN

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

ANALISA KETANGGUHAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA DAERAH LAS DAN HAZ HASIL PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS ( TIG ) PADA ALUMINIUM ALLOY 6061 SKRIPSI

Sifat Sifat Material

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebenarnya sudah ada sejak zaman panjajahan Belanda ke

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

ANALISA BESI BETON SERI KS DAN SERI KSJI DENGAN PROSES PENGUJIAN TARIK

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

FAJAR TAUFIK NIM : JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

PENGARUH TEMPERATUR DAN BENTUK TAKIKAN TERHADAP KEKUATAN IMPAK LOGAM

SELAMAT DATANG. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

KETANGGUHAN BEBAN IMPAK DAN BEBAN TARIK MAKSIMUM PADA PELAT BAJA BERLAPIS AKIBAT QUENCHING DAN NORMALIZING

PUNTIRAN. A. pengertian

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3 TUGAS AKHIR

P F M P IPA P A U P U I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISA PENGUJIAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PROPELLER KAPAL NELAYAN DENGAN METODE PEMBEKUAN SEARAH

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

Transkripsi:

Sub Modul Praktikum PRAKTIKUM UJI KETANGGUHAN BAHAN Tim Penyusun Herdi Susanto, ST, MT NIDN :0122098102 Joli Supardi, ST, MT NIDN :0112077801 Mata Kuliah FTM 006 Material Teknik + Praktikum JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR TAHUN 2015

PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan keberhasilan bagi kami dalam menyelesaikan penyusunan buku Modul Praktikum Material Teknik dengan Sub Modul Praktikum Uji Ketangguhan Bahan, yang di adaopsi dari Penelitian Mandiri dengan judul Rancang Bangun Alat Uji Impact Tipe Charpy. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Universitas Teuku Umar dukungan moril dan pencerahan diri sehingga penelitian dapat terlaksana dengan dengan telaksana penelitian sehingga buku Sub Modul Praktikum ini dapat disusun oleh tim penyusun Kemudian, kami ucapkan terima kasih kepada pihak Fakultas Teknik dan terutama kepada Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan kerja sama yang sangat baik bagi kelancaran penyusunan buku ini. Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada seluruh tim penyusun buku dan peneliti mulai darimahasiswa tugas akhir sampai dengan staf pengajar yang telah mencurahkan seluruh tenagadan pikirannya dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan buku ini ini yang kiranya tidak mungkin kami sebutkan satu persatu di sini. Akhirnya, semoga buku modul praktikum ini bisa menjadi rujukan untuk kegiatan praktikum mahasiswa Meulaboh, 30 Desember 2015 Tim Penyusun 4

BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Ketangguhan Bahan Ketangguhan bahan adalah suatu ukuran energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan. Bahan yang bersifat ulet akan memerlukan energi perpatahan yang lebih besar dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik dari pada bahan yang bersifat getas dengan kekuatan bahan yang sama. Penurunan ketangguhan bahan sangat beresiko dan dapat berakibat fatal, oleh karena itu ketangguhan perlu diukur atau dikuantifikasi secara konvensional, hal tersebut dilakukan dengan uji impak atau benturan. Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah. Pengujian impak merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba-tiba (beban impak) [3]. Dalam pengujian impak terdiri dari dua teknik pengujian standar yaitu Charpy dan Izod. Pada pengujian standar Charpy dan Izod, dirancang dan masih digunakan untuk mengukur energi impak yang juga dikenal dengan ketangguhan takik [3]. 1.2. Metode Izod Menggunakan batang impak kantilever. Benda uji izod sangat jarang digunakan pada saat sekarang ini. Pada benda uji izod mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dan bertakik V didekat ujung yang di jepit.

1.3. Metode Charpy Menggunakan batang impak yang ditumpu pada kedua ujungnya. Benda uji charpy mempunyai luas penampang lintang bujur sangkar dan memiliki takik V 45 0, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Benda uji diletakkan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul. Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan yang tinggi [4]. Menurut ASTM, standarisasi Notched Bar Test adalah ASTM E 23-01, kedua metode di atas dapat di lihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1. Metode Pengujian Impak Sumber : Calliester, 2007 1.4. PengujianAlat Uji Impak Metode Charpy Dalam menentukan ketahanan logam terhadap pembebanan kejut (Impact Strenght), prinsipnya adalah berapa besar gaya kejut yang dibutuhkan untuk mematahkan benda uji dibagi dengan luas penampang bahan [5].

Spesimen Charpy berbentuk batang dengan penampang lintang bujur sangkar dengan takikan V oleh proses permesinan (gambar 1.2.a). Mesin pengujian impak diperlihatkan secara skematik dengan (gambar 1.2.b). Beban didapatkan dari tumbukan oleh palu pendulum yang dilepas dari posisi ketinggian h. Spesimen diposisikan pada dasar seperti pada (gambar 1.2.b) tersebut. Ketika dilepas, ujung pisau pada palu pendulum akan menabrak dan mematahkan spesimen ditakikannya yang bekerja sebagai titik konsentrasi tegangan untuk pukulan impak kecepatan tinggi. Palu pendulum akan melanjutkan ayunan untuk mencapai ketinggian maksimum h yang lebih rendah dari h. Energi yang diserap dihitung dari perbedaan h dan h (mgh mgh ), adalah ukuran dari energi impak. Posisi simpangan lengan pendulum terhadap garis vertikal sebelum dibenturkan adalah α dan posisi lengan pendulum terhadap garis vertikal setelah membentur spesimen adalah β. Gambar 1.2. Metode Impak Type Charpy Sumber : Calliester, 2007

1.5. Prinsip Dasar Mesin Uji Impak Apabila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h 1 dilepaskan, maka akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h 2 yang juga hampir sama dengan tinggi semula (h 1 ), dimana pendulum mengayun bebas. Pada mesin uji yang baik, skala akan menunjukkan usaha kilogram meter (kg.m) pada saat pendulum mencapai kedudukan 4. seperti terlihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.3. Prinsip Dasar Mesin Uji Impak Apabila batang uji dipasang pada kedudukannya dan pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji dan selanjutnya pendulum akan mengayun sampai kedudukan 3 pada ketinggian h2.

Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau usaha yang diserap benda uji sampai patah dapat diketahui dengan menggunakan persamaan 1.1, [5, 6, 3]: W 1 = G x h 1 (Kg.m)... 1.1 Atau dengan menggunakan persamaan 1.2 : W 1 = G x λ (1 cos α) (Kg.m)... 1.2 Dimana : W 1 G h 1 λ = Usaha yang dilakukan (Kg.m) = Berat pendulum (Kg) = Jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m) = Jarak lengan pengayun (m) cos λ = Sudut posisi awal pendulum Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 1.3 : W 2 = G x h 2 (Kg.m)... 1.3 Atau dengan menggunakan persamaan 1.4 : W 2 = G x λ (1 cos β) (Kg.m)... 1.4

Dimana : W 2 G H 2 λ = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (Kg.m) = Berat pendulum (Kg) = Jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m) = Jarak lengan pengayun (m) cos β = Sudut posisi akhir pendulum Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui melalui persamaan 1.5 : W = W 1 W 2 (Kg.m)... 1.5 Sehingga dari persamaan diatas diperoleh persamaan 1.6 : W 2 = G x λ (cos β cos λ) (Kg.m)... 1.6 dimana : W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (Kg m) W 1 = Usaha yang dilakukan (Kg m) W 2 = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (Kg m) G λ = Berat pendulum (Kg) = Jarak lengan pengayun (m) cos λ = Sudut posisi awal pendulum cos β = Sudut posisi akhir pendulum Besarnya harga impak setelah dilakukan pengujian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 1.7:

K = W... 1.7 A 0 dimana : K = Nilai impak (Kg m/mm 2 ) W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (Kg m) Ao = Luas penampang di bawah takikan (mm 2 ) Pengujian impak dapat di identifikasi sebagai berikut [5,7]: 1. Material yang getas, bentuk patahannya akan permukaan merata, hal ini menunjukkan bahwa material yang getas akan cenderung patah akibat tegangan normal. 2. Material yang ulet akan terlihat meruncing, hal ini menunjukkan bahwa material yang ulet akan patah akibat tegangan geser. 3. Semakin besar posisi sudut β akan semakin getas, demikian sebaliknya. Artinya pada material getas, energi untuk mematahkan material cenderung semakin kecil, demikian sebaliknya.

BAB II METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Praktikum dilaksanakan di Laboratorium / workshop Universitas Teuku Umar (Workshop M UTU). Setiap kejadian, respon dan hasil yang diperoleh selama menjalankan kegiatan dicatat dalam dokumentasi dengan bantuan komputer untuk menjamin akuntabilitas hasil penelitian. 2.2. Bahan dan Alat Pada penelitian ini menggunakan bahan dan yang terbuat dari kuningan, baja karbon dan tembaga. 2.2.1. Spesimen Uji Dimensi dan ukuran spesimen dibuat berdasarkan standar ASTM E 23-02 tipe A, seperti terlihat pada gambar 2.1. 10 mm 45 0 55 mm 10 mm Gambar 2.1.Dimensi dan ukuran spesimen uji impak charpy. Sumber : ASTM E 23-02.

2.3. Alat Praktikum Peralatan Alat uji yang di gunakan pada praktikum ini adalah Alat uji impak Machine dengan spesifikasi seperti yang di tunjukan pada gambar 2.2. Keterangan : Skala pengukur energy impak Pengunci Pendulum Rellintasan Pendulum Kerangka utama Kerangka penyangga Bandul dan Pedal rem 2.4. Peralatan Kerja Gambar 2.2. Alat Uji Impak Sumber : Farizal dan Jufrianto, 2013 Peralatan kerja yang digunakan dalam pembuatan spesimen kuningan alat uji impak tipe charpy adalah sebagai berikut : 2.4.1. Gergaji Tangan dan Ragum Alat pendukung kerja ini yang digunakan dalam proses pemotongan (spesimen), dengan mengunakan ragum ini untuk mengikat spesimen sewaktu di potong, untuk alat pemotongan spesimen dengan mengunakan gergaji tangan,

2.4.2. Jangka sorong. Jangka sorong ini digunakan untuk menggukur panjang dan lebar, juga menggukur kedalaman takik spesimen sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm 2.4.3. Kikir Tangan Alat pendukung kerja yang digunakan dalam proses pembuatan spesimen untuk membuat takikan pada spesimen dengan penampang sudut 45 0 kikir ini mempunyai panjangnya 10 mm, 2.5. Pengujian alat uji impak type charpy Pengujian alat uji impak menggunakan material kuningan dengan langkah- langkah pengujian sebangai berikut: 1. Mengangkat Bandul 140 0 dengan cara memutar melawanan arah jarum jam secara pelahan-lahan. 2. Meletakkan benda uji (spesimen) pada tempat tumpuan dengan benarbenar pada posisi tegah, dimana pisau pada bendul spesimen sejajar dengan takikan benda tersebut. 3. Menyetel posisi jarum skala ukuran di 0 0 4. Sebelum di tarik kunci bandul pada pendulum harus ditekan pedal rem atau di tekan dengan kaki. 5. Tarik pengunci bandul atau melepaskan untuk mengayun dan mematahkan spesimen benda uji.

6. Pedal rem di lepaskan untuk menghentikan bandul. 7. Melihat dan mencatat hasil data pengujian yang di tujukan oleh jarum penunjuk pada busur derajat. 8. Masukan data energi impak yang telah di uji pada tabel berikut. 2.8. Diagram Alir Praktikum Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam praktikum ini dapat dilihat dalam gambar 2.6. Mulai Persiapan dan Pembuatan Spesimen ASTM E 23 Pengujian Alat Uji Validasi Alat Uji Analisa Data Kesimpulan Penelitian Selesai Gambar 3.6. Diagram alir penelitian

3.9. Proses Pembuatan Spesimen 3.9.1. Pemotongan spesimen. Spesimen kuningan ini merupakan campuran dari tembaga dan seng, Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan dan kuningan biasanya di klasifikasikan sebangai paduan tembaga dengan bedasarkan ASTM E 23-02 dengan dimensi 10 mm x 10 mm x 55 mm 3.9.2. Proses meratakan spesimen Kertas Atlas Brand ini untuk meratakan pinggir spesimen alat uji dalam penelitian ini dengan mengunakan ukuran kertas gosok P400 dan P600 3.9.3. Proses Pembuatan Takik. Spesimen kuningan ini setelah di ukur dan pemotongan maka harus dibuat takik pada ukuran tengah- tengah spesimen dengan kedalaman takik 2 mm 3.9.4. Proses pengukuran Spesimen. Dengan selesainya proses pemotongan, maka di lanjutkan denga proses meratakan dengan mengunakan kertas Atlas Brand, dengan dua cara, yang pertama dengan mengunakan kertas Atlas Brand P 400, yang ke dua mengunakan kertas Atlas Brand P 600, sehingga baru proses pengukuran spesimen, dengan pengukuran, panjang, dan lebar, juga ukuran takik,

3.10. Proses Pengujian Langkah-langkah dalam proses pengujian alat uji impak tipe charpy adalah sebagai berikut : 3.10.1.Proses mengangkat bandul pada pengunci. Mengangkat bandul pada pengunci, dari 0 0 diangkat pada posisi sudut 140 0, mengangkat bandul dengan cara memutar dan melawan arah jarum jam secara pelahan-lahan 3.10.2. Proses peletakan spesimen pada tumpuan. Peletakan benda uji pada tempat tumpuan, alat uji harus benar-benar pada posisi tegah, dimana pisau pada bendul spesimen sejajar dengan takik, dan posisi kedudukan takik membelakangi bandul 3.10.3. Proses skala energi impak di 0 0 Setelah di angkat bandul maka, posisi jarum skala energi impak di 0 0 3.10.4. Proses penekanan Pengereman bandul. Sebelum ditarik kunci bandul pada pendulum, maka harus di tekan pedal rem untuk tidak terjadi pengereman waktu bandul mengayun atau waktu pengujian spesimen,

3.10.5. Proses penarikan Pengunci Pendulum Tarik pengunci bandul atau melepaskan pengunci untuk melihat perpatahan spesimen benda uji yang diletakan pada posisi tumpuan, 3.10.6. Proses pembacaan skala energi impak. Melihat dan mencatat hasil data pengujian yang ditujukan oleh jarum penunjuk pada busur derajat

BAB III PRAKTIKUM KETANGGUHAN BAHAN 3.1. Hasil Praktikum 3.1.1. Hasil spesimen yang telah di uji Spesimen yang di uji material kuningan nilai skala spesimen I dan III= 66 0 dan spesimen II= 68 0 4.1.2. Pengisian data pada tabel energi impak. Hasil pengujian alat uji impak type (charpy) untuk material kuningan, di isi pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Tabel hasil Perhitungan Derajat Energi Impak NO Material Nomor Spesimen Derajat Energi impak ( 0 ) 1 Kuningan Spesimen 1 2 Kuningan Spesimen 2 3 Kuningan Spesimen 3

3.2. Menghitung energi impak material kuningan Evaluasi terhadap hasil perhitungan energi impak dilakukan dengan menghubungkan sudut derajat energi impak terhadap persamaan standar pengujian impak dari persamaan 2.2 dimana : W 1 = G x λ (1 cos α) (kg.m)... 4.1 Dimana : W 1 G λ = Usaha yang dilakukan (Kg.m) = Berat pendulum (Kg) = Jarak lengan pengayun (m) cos α = Sudut posisi awal pendulum Data dari alat uji impak diketahui G = 6 Kg, λ = 0,55 m, α = 140 0, maka dihasilkan usaha awal yang dilakukan (W 1 ) adalah : W 1 = G x λ (1 cos α) W 1 = 6 Kg x 0,55 m (1 cos 140 0 ) W 1 = 3.3 Kg.m (1 + 0.766) W 1 = 3,3 Kg.m (1.766) W 1 = 5,8278 Kg.m Usaha awal yang dilakukan oleh alat uji impak tipe charpy yang direncanakan adalah sebesar 5,8278 Kg.m Untuk menghasilkan besarnya energi awal alat uji impak tipe charpy dalam satuan Joule atau N.m maka :

a) Satuan Kg.m dikalikan dengan standar gravitasi bumi 9,80 m/det menghasilkan 5,8278 Kg.m x 9,80 m/det = 57,11 Kg.m 2 /s 2, jika satuan Kg.m 2 /s 2 = N.m., maka 57,11 Kg.m 2 /s 2 sama dengan 57,11 N.m b) Satuan N.m sama dengan satuan Joule ( 1 N.m = 1 Joule), maka kapasitas maksimum alat uji impak yang direncanakan desainnya ini adalah 57,11 N.m atau 57,11 Joule. Adapun sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4 : W 2 = G x λ (1 cos β) (Kg.m)... 4.2 Dimana : W 2 G λ = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (Kg.m) = Berat pendulum (Kg) = Jarak lengan pengayun (m) cos β = Sudut posisi akhir pendulum jika diasumsikan bahwa sudut posisi akhir pendulum setelah pengujian adalah 66 0 (β), maka akan dihasilkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji adalah : 1) Spersimen I W 2 = G x λ (1 cos β) W 2 = 6 Kg x 0,55 kg (1 Cos 66 0 ) W 2 = 3.3 Kg.m (1-0,4067)

W 2 = 3.3 Kg.m (0,5933) W 2 = 1,9579 Kg.m 2) Spersimen II W 2 = G x λ (1 cos β) W 2 = 6 Kg x 0,55 kg (1 Cos 68 0 ) W 2 = 3.3 Kg.m (1-0,3746) W 2 = 3.3 Kg.m (0,6254) W 2 = 2,063 Kg.m 3) Spesimen III W 2 = G x λ (1 cos β) W 2 = 6 Kg x 0,55 Kg (1 Cos 66 0 ) W 2 = 3.3 Kg.m (1-0,4067) W 2 = 3.3 Kg.m (0,5933) W 2 = 1,9579 Kg.m Jadi sisa usaha setelah mematahkan benda uji material kuningan oleh alat uji impak tipe charpy yang direncanakan pada spesimen III adalah sebesar 1,9579 Kg.m. Dan besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui melalui persamaan 2.5 : W = W 1 W 2 (Kg.m)... 4.3

dimana : W W 1 W 2 = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg.m) = Usaha yang dilakukan (kg.m) = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg.m) Dengan menggunakan data diatas dimana W 1 = 5,8278 Kg.m dan W 2 = 2,063 Kg.m, maka akan dihasilkan usaha yang diperlukan alat uji yang direncanakan untuk mematahkan benda uji adalah sebesar : Spesimen II W = W 1 W 2 W W = 5,8278 Kg.m 2,063 Kg.m = 3,7648 Kg.m Spesimen I dan III W = W 1 W 2 W W = 5,8278 Kg.m 1,9579 Kg.m = 3,870 Kg.m Besarnya harga impak setelah dilakukan pengujian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.7 K = W... 4.4 A 0

dimana : K = Nilai impak (Kg m/mm 2 ) W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (Kg m) Ao = Luas penampang di bawah takikan (mm 2 ) Spesimen I dan III adalah W = 0,047 Kg.m dan spesimen II W= 0,048 kg.m, dan luas penampang spesimen yang direncanakan berdasarkan standar ASTM E 23-07 tipe A, seperti terlihat pada Gambar 4.12. 10 mm 45 0 55 mm 10 mm Gambar 4.2. Dimensi dan ukuran spesimen uji impak charpy. Sumber : ASTM E 23-02, 2002 Maka diketahui dari gambar 4.12. dimensi dan ukuran spesimen uji impak charpy adalah luas penampang di bawah takikan A 0 adalah : A 0 = t x l (mm 2 )... 4.5 Dimana : T L = Tinggi spesimen dibawah takik (mm) = Lebar spesimen (mm)

Dari dimensi dan ukuran spesimen type A alat uji impak charpy ASTM E- 23-02, diketahui bahwa T = 8 mm dan L = 10 mm, maka dihasilkan luas penampang dibawah takikan A 0 adalah A 0 = t x l (mm 2 ) A 0 = 8 mm x 10 mm A 0 = 80 mm 2 Jika A 0 telah diketahui sebesar 80 mm 2, maka besarnya harga impak setelah dilakukan pengujian, adalah : Spesimen I dan III K = W A 0 3,7648 kg.m K = 2 80mm K = 0,047 kg m/mm 2 Spesimen II K = W A 0 3,870 kg.m K = 2 80mm K = 0,048 kg m/mm 2

Hasil perhitungan untuk 3 spesimen kuningan yang ditunjukkan pada tabel 4.2 Tabel 4.2. Tabel hasil Perhitungan Energi Impak NO Material Nomor Spesimen Derajat Energi impak ( 0 ) Energi Impak Kg.m/mm 2 1 Kuningan Spesimen 1 66 0,047 2 Kuningan Spesimen 2 68 0,048 3 Kuningan Spesimen 3 66 0,047 Maka dapat diketahui bahwa besarnya energi impak terhadap rata-rata material kuningan adalah : 1) Spesimen I K = 0,047 Kg m/mm 2 2) Spesimen II K = 0,048 Kg m/mm 2 dan 3) Spesimen III K = 0,047 Kg m/mm 2 Krata 2 =,,, = 2,. / K rata = K rata 2 = 0,047 kg.m/mm 2.