BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu risiko yang kerap terjadi dan menimpa kehidupan manusia adalah terkait harta benda. Adapun bentuk-bentuk risiko terhadap harta benda antara lain, kerusakan alat-alat, terganggunya transportasi, rusaknya proyek pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya. 1 Asuransi hadir sebagai suatu hasil pemikiran manusia untuk meminimalisasi dampak yang mungkin ditimbulkan dari terjadinya suatu risiko, terbatas hanya meminimalisasi karena tentu sebaik-baik kondisi adalah risiko tersebut tidak terjadi. Definisi yuridis dari asuransi dapat ditemukan pada Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang menyatakan : Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tertentu. Selain pada KUHD pengertian asuransi juga dapat ditemukan pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang berisi : 1 Herman Darmawi, 2006, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.101.
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, kerugian atas harta benda adalah risiko yang cukup sering terjadi dalam kehidupan manusia. Harta benda yang cukup rentan terkena risiko adalah kendaraan bermotor. Hal ini ditopang oleh semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat yang berakibat pada tingginya angka kepemilikan kendaraan bermotor. Dewasa ini pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar Indonesia sangatlah pesat. Pada provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saja pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor medio 2009-2014 mencapai 14% setiap tahunnya. Jika dikonversikan maka sekitar 1,2 juta kendaraan bermotor baru hadir tiap tahunnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2 Tingginya jumlah pertumbuhan kendaraan ini berimplikasi pada semakin tingginya risiko terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Selain dari kecelakaan kendaraan bermotor risiko kehilangan atas kendaraan bermotor juga semakin meningkat mengingat 2 Dishub-diy.net Laju Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Jogja Naik Tiap Tahun http://dishub-diy.net/perhubungan/laju-pertumbuhan-kendaraan-bermotor-di-jogja-naik-tiaptahun.html diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 18.00 WIB.
semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor di jalanan membuat para pelaku pencurian lebih mudah untuk menyamarkan dan menjual kembali kendaraan bermotor hasil curian. Realitas ini menyebabkan produk asuransi kendaraan bermotor menjadi salah satu produk asuransi kerugian yang cukup populer di masyarakat. Tentunya masyarakat berpikir lebih baik menyisihkan sedikit uang untuk membayar premi asuransi ketimbang harus menderita kerugian yang lebih besar bila kerusakan atau kehilangan pada kendaraan bermotor terjadi. Selain dari asuransi kendaraan bermotor juga terdapat satu fenomena di dunia asuransi yaitu semakin pesatnya perkembangan industri asuransi syariah. Menurut data yang dirilis oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) hingga akhir Juni 2014 total aset perusahaan asuransi syariah dan unit usaha syariah di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 22,71% dari tahun sebelumnya dengan total aset mencapai 16,69 triliun rupiah. 3 Perkembangan industri asuransi syariah yang pesat ini tidak dapat dipisahkan dari semakin tingginya kecenderungan masyarakat Indonesia yang memang mayoritas beragama Islam untuk mengaplikasikan ajaran agama mereka. Hal ini salah satunya didukung dengan adanya pendapat sebagian besar ulama yang menggolongkan asuransi konvensional sebagai transaksi 3 Asuransi Takaful Keluarga Takaful Keluarga Dukung Pemerintah Kembangkan Asuransi Mikro Syariah http://www.takaful.co.id/news/takaful-keluarga-dukung-pemerintah-kembangkan-asuransi-mikrosyariah diakses pada tanggal 27 Agustus 2015, pukul 19.00 WIB.
atau perbuatan yang haram karena mengandung riba, unsur ketidakpastian (gharar) dan unsur perjudian atau spekulasi (maisyir). 4 Kondisi inilah yang mendasari lahirnya PT. Syarikat Takaful Indonesia pada tahun 1994. PT. Syarikat Takaful Indonesia kemudian mendirikan PT Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) yang bergerak di bidang asuransi jiwa syariah dan PT Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum) yang bergerak di bidang asuransi umum syariah. 5 Asuransi Takaful hadir sebagai jawaban atas kegelisahan masyarakat muslim Indonesia yang pada dasarnya membutuhkan asuransi dalam kehidupannya akan tetapi secara keimanan mereka ragu untuk menggunakan jasa asuransi konvensional yang pada sebagian ulama dinyatakan sebagai perbuatan yang haram. Secara prinsip asuransi syariah memiliki beberapa perbedaan dengan asuransi konvensional. Salah satu perbedaan yang kentara adalah pada eksistensi akad atau perjanjian yang bersifat tabarru pada asuransi syariah. Pada intinya akad ini mengedepankan prinsip saling tolong menolong antar peserta asuransi melalui pembayaran iuran atau premi. Ketika salah satu peserta asuransi menderita kerugian atas terjadinya risiko maka peserta yang lain bersedia untuk memberikan santunan pada saudaranya atau peserta lain 4 Abdul Ghofur Anshori, 2008, Asuransi Syariah di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, hlm.3. 5 Asuransi Takaful Keluarga Sekilas Takaful Keluarga http://www.takaful.co.id/public/static/view/ctgr/profile/title/sekilas_takaful_keluarga diakses pada tanggal 25 Agustus 2015, pukul 19.30 WIB.
yang menderita musibah atau kerugian tersebut. Konsepsi ini kerap juga disebut sebagai risk sharing. Terdapat satu kekhususan lain dari asuransi syariah termasuk pada produk asuransi kendaraan bermotor di PT. Asuransi Takaful Umum. Kekhususan ini terkait dengan keberadaan klausula pada polis yang bertitel Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam. Klausula ini pada pokoknya mewajibkan objek atau kepentingan yang dijamin oleh asuransi hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang sesuai dengan syariah. Jika pada perjalanannya diketahui bahwa ternyata objek yang diasuransikan dipergunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai syariah maka peserta asuransi akan kehilangan haknya atas pembayaran santunan atau klaim jika risiko terjadi. Adapun secara redaksional klausula yang bertitel Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam dalam polis merupakan Pasal ke 4 dan berisi sebagai berikut : Harta benda dan/atau kepentingan yang dilindungi dalam polis Takaful (Asuransi Syariah) ini tidak digunakan untuk kegiatan dan atau mengangkut barang-barang yang haram, termasuk tapi tidak terbatas pada : 1. Transaksi yang mengandung unsur maisyir (perjudian/gambling), 2. Mengandung unsur maksiat seperti pornografi dan pornoaksi dan sejenisnya, 3. Komoditi non halal (haram) seperti NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain), babi, anjing, minuman beralkohol dan produk turunannya, 4. Transaksi gharar (fiktif), 5. Transaksi yang mengandung unsur zulum (penganiayaan atau eksploitasi),
6. Transaksi yang mengandung unsur riba (bunga), 7. Transaksi yang mengandung unsur riswah (suap menyuap). Jika peserta tidak memenuhi persyaratan ini maka haknya atas klaim menjadi hilang. Melihat kutipan polis di atas tentu menarik untuk diteliti dan dianalisa apakah alasan dari adanya klausula tersebut. Apakah urgensinya serta apa pengaruhnya bagi asuransi syariah itu sendiri. Selain itu tentu juga sangat menarik untuk diteliti bagaimana dalam tataran praktik penerapan dari klausula Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam ini. Apakah benar-benar diterapkan secara penuh dan seperti apa prosedurnya. Hal ini menjadi penting karena klausula inilah yang menjadi salah satu pembeda antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah. Jika ternyata klausula ini tidak diterapkan secara baik tentu asuransi syariah akan kehilangan esensinya. Berdasarkan latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk menulis tesis dengan judul Penerapan Klausula Mengenai Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam pada Polis Asuransi Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Takaful Umum.
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa alasan dari adanya klausula mengenai Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam pada polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Takaful Umum? 2. Bagaimana penerapan klausula mengenai Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam pada polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Takaful Umum? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam mengadakan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data yang orisinil dan lengkap mengenai objek yang diteliti, selain itu juga untuk menambah wawasan dalam bidang hukum asuransi syariah, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis alasan dari adanya klausula mengenai Ketentuan Objek
Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam pada polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Takaful Umum. b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan klausula mengenai Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam pada polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Takaful Umum. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh penulis telah terdapat beberapa penelitian di bidang asuransi syariah. Di antara itu semua terdapat dua penelitian yang memiliki keterkaitan dengan topik yang akan penulis teliti. Penelitian tersebut berjudul : 1. Penerapan Prinsip Indemnitas Dalam Pengajuan Klaim Asuransi Kebakaran yang Berasaskan Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Yogyakarta. Penelitian ini merupakan skripsi yang disusun oleh Zil Aidi mahasiswa program sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014. Adapun rumusan masalah pada penelitian tersebut antara lain : 6 6 Zil Aidi, 2014, Penerapan Prinsip Indemnitas Dalam Proses Pengajuan Klaim Asuransi Kebakaran yang Berasaskan Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, hlm.9.
a. Metode apa yang digunakan dalam penerapan prinsip indemnitas atas pengajuan klaim asuransi kebakaran yang berasaskan syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum cabang Yogyakarta? b. Masalah apa yang ditemui dalam penerapan prinsip indemnitas atas pengajuan klaim asuransi kebakaran yang berasaskan syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum cabang Yogyakarta? 2. Implementasi Akad Wakalah Bil Ujrah dalam Asuransi Kebakaran pada PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Yogyakarta. Penelitian ini merupakan skripsi yang disusun oleh Dedy Felandry mahasiswa program magister kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009. Adapun rumusan masalah pada penelitian tersebut antara lain : 7 a. Bagaimana implementasi akad wakalah bil ujrah dalam asuransi kebakaran PT. Asuransi Takaful Umum cabang Yogyakarta? b. Apakah akad wakalah bil ujrah dalam asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Takaful Umum cabang Yogyakarta sudah sesuai dengan prinsip syariah? 7 Dedy Elfandry, 2009, Implementasi Akad Wakalah Bil Ujrah dalam Asuransi Kebakaran pada PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Yogyakarta, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, hlm.12.
c. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi perusahaan dalam mengimplementasikan akad wakalah bil ujrah dalam asuransi kebakaran PT. Asuransi Takaful Umum cabang Yogyakarta? Penelitian yang hendak penulis angkat tentu berbeda dengan penelitian - penelitian di atas. Meskipun sama-sama menjadikan produk asuransi pada PT. Asuransi Takaful Umum sebagai objek penelitian, akan tetapi pendekatan dan variabel yang penulis gunakan adalah berbeda. Jika merujuk pada penelitian pertama di atas, penelitian yang dilakukan lebih bertitik fokus pada bagaimana metode serta kendala dalam penerapan prinsip indemnitas dalam pengajuan klaim asuransi kebakaran. Begitu juga dengan penelitian kedua yang lebih bertitik fokus pada penerapan akad wakalah bil ujrah. Berbeda dengan penulis yang lebih spesifik meneliti alasan apa yang mendasari adanya klausula mengenai Ketentuan Objek Perlindungan Dengan Prinsip Syariah Islam pada polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Takaful Umum serta seperti apa penerapan dari klausula tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan kajian di atas maka penulis yakin bahwa penelitian yang hendak penulis angkat belum pernah diteliti oleh orang lain.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam pengembangan ilmu hukum, khususnya mengenai asuransi syariah. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat untuk lebih memahami manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan produk asuransi, terutama yang berasaskan syariah.