Stainless steel memiliki sifat tahan korosi karena mempunyai lapisan oksida protektif dipermukaan. Pada industri modern komponen mesin bekerja pada

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Karakterisasi Material Sprocket

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KOMPOSISI CERAMIC SHELL PADA INVESTMENT CASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN POROSITAS PRODUK TOROIDAL PISTON

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

TUGAS AKHIR. Oleh : Winda Afrilia Rachmadani Dosen Pembimbing: Dr. Ir. H. C. Kis Agustin, DEA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

SIDANG TUGAS AKHIR. oleh : Rosalia Ishida NRP Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

METODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pipa saluran uap panas dari sumur-sumur produksi harus mendapat perhatian

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODA PENELITIAN DAN ANALISA PENGUJIAN

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

PENGARUH PENGARUH DERAJAT PENGERJAAN DINGIN DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP PRESIPITASI KARBIDA KHROM BAJA PADA TAHAN KARAT TIPE 304

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Oleh : Didi Masda Riandri Pembimbing : Dr. Ir. H. C. Kis Agustin, DEA.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

TUGAS AKHIR METALURGI Disusun Oleh Imam Darmawan Amahoru NRP. 2104 100 030 Dosen Pembimbing Dr. Ir. H.C. Kis Agustin, DEA

Latar Belakang Stainless steel memiliki sifat tahan korosi karena mempunyai lapisan oksida protektif dipermukaan. Pada industri modern komponen mesin bekerja pada temperatur tinggi diatas temperatur 500 C dan bekerja pada siklus pemanasan (pemanasan dan pendinginan secara periodik) seperti industri pesawat luar angkasa, turbin gas, dan industri perlakuan panas. Lapisan oksida protektif pada stainless steel dapat mengalami kerusakan apabila bekerja pada temperatur tinggi dan mengalami siklus pemanasan.

Perumusan Masalah Mempelajari seberapa besar ketahanan lapisan oksida stainless steel AISI 316 terhadap temperatur tinggi dan siklus pemanasan (pemanasan dan pendinginan secara periodik)

Batasan Masalah dan Asumsi Kecepatan pemanasan diasumsikan konstan. Tekanan pada udara 1 atm. Media pendinginan udara diasumsikan konstan. Tebal awal lapisan oksida diasumsikan sama. Perubahan yang terjadi diasumsikan sama pada seluruh permukaan spesimen. Pada udara hanya oksigen yang bereaksi.

Tujuan Tugas Akhir Mengetahui pengaruh temperatur tinggi dan siklus pemanasan (pemanasan dan pendinginan secara periodik) terhadap ketahanan lapisan oksida stainless steel AISI 316. Mengetahui macam-macam kerusakan pada lapisan oksida stainless steel AISI 316 akibat pengaruh temperatur tinggi dan siklus pemanasan.

Dasar Teori

Stainless Steel Stainless Steel merupakan jenis baja dengan unsur paduan utama besi dan chromium (Fe Cr). Stainless Steel memiliki minimal 10% Cr sehingga memiliki sifat ketahanan terhadap korosi.

Siklus Pemanasan Pembentukan oksida pada temperatur tinggi memungkinkan oksida kekurangan daya ikat pada logam begitupun pada saat logam didinginkan pada temperatur rendah. Akibat proses ini lapisan oksida akan menjadi nonprotective ketika logam dipanaskan kembali.

METODOLOGI PENELITIAN

Flowchart Penelitian

Spesimen Bahan Spesimen : Stainless Steel AISI 316 Jumlah : 32 buah Dimensi : Diameter 25 mm dan Tebal 10mm Diameter Tebal

PERALATAN UTAMA DAN PENDUKUNG Dapur pemanas + termocouple, merk Sybron Thermodyne Jangka sorong Timbangan digital METLER dengan resolusi 0.1 miligram [mgr] Mesin grinding dan polishing Refraktori yang telah dilubangi Cutting wheel Kamera digital 7 mega pixel Amplas grid 80 sampai 2000 Mikroskop optik Resin Katalis Wadah cetakan Cairan ethanol Wadah gelas

Pengambilan Data Awal Visual Pengukuran dimensi spesimen Penghitungan luas A = 2πr (r + t) = π d (d + t) A = Luas permukaan μ = 3,14 d = diameter r = jari-jari t = tebal Pengukuran tebal oksida chrom Pengukuran berat

Proses Siklus Pemanasan Menyiapkan 8 spesimen untuk masing-masing temperatur (700 C, 800 C, 900 C dan 1000 C) Spesimen digrinding pada seluruh permukaan sampai grit 1200. Spesimen direndam ethanol selama 10 menit dan dikeringkan menggunakan hairdryer. Spesimen diletakkan dalam wadah refraktori dan dimasukkan dalam dapur. Spesimen masing-masingdipanaskan pada temperatur 700 C, 800 C, 900 C dan 1000 C Dilakukan waktu penahanan selama 1 jam. Pendinginan udara dilakukan selama satu hari. Setiap satu kali siklus pemanasan dilakukan sampai 5 siklus. Proses pemanasan dilakukan secara diskontinyu, dimana setelah proses pemanasan pertama selesai, dilakukan pengambilan data. Spesimen dimasukkan kembali dalam dapur untuk pemanasan lagi dihari berikutnya.

Pengambilan data secara periodik Pemberhentian dapur dengan mematikan thermo controller dan saklar dapur. Pengeluaran wadah refraktori tempat peletakan spesimen dari dalam dapur. Spesimen dibiarkan diudara terbuka selama satu hari sampai temperatur spesimen sama dengan temperatur kamar. Pada hari berikutnya spesimen diambil dari wadah refraktori. Penimbangan spesimen sebanyak 3 buah. Pengambilan 1 spesimen untuk dimounting, dilakukan proses grinding dan polishing. Peletakan kembali spesimen pada wadah refraktori dan diletakkan kembali dalam dapur kemudian proses pemanasan dimulai lagi.