BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dan siswa yang di dalamnya terdapat proses belajar dan membelajarkan. Selain interaksi dengan guru, siswa juga berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan belajar. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selain itu pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi kurikulum, guru, siswa, materi, model/metode dan media. Dari keenam komponen pembelajaran, guru dan siswa merupakan komponen utama yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, tanpa keduanya pembelajaran tidak akan dapat berjalan. Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut terjadi melalui interaksi antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dengan siswa terjadi melalui komunikasi. Albig dalam http://ekoagussetiawan.blogspot.com menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan. Komunikasi antara guru dan siswa membutuhkan bahasa sebagai media. Keterampilan berbahasa yang diajarkan di sekolah dasar antara lain Bahasa Indonesia melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris melalui Mata Pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Daerah yang masuk dalam muatan lokal. 1
2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ini merupakan pendidikan bahasa dasar untuk anak dimana anak belajar dasar-dasar bahasa sebagai komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas,2006). Ada empat kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilaksanakan dengan menggunakan banyak model. Tetapi model pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dan tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran kreatif yang dirancang untuk mengembangkan hubungan antar kelompok untuk meningkatkan hasil siswa. Melalui pengamatan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Maret 2013 di SD Negeri Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, ditemukan bahwa hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini diduga karena proses belajar yang kurang tepat yang mempengaruhi kemampuan berfikir siswa. Menurut Santyasa dalam Darniwa (2011:2) Guru bertindak sebagai pemberi informasi, pembelajaran berlangsung satu arah, aktifitas siswa hanya mendengar dan mencatat serta siswa cenderung pasif. Pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga menghambat kemampuan berfikir siswa. Siswa hanya menghafal konsep saja. Setelah peneliti mengkonfrontir dengan pihak sekolah, memang benar penyebab rendahnya hasil belajar dikarenakan hal-hal tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru belum menggunakan model yang tepat. Model pembelajaran yang sering digunakan guru masih bersifat teacher-centered yang mengunakan ceramah dan pemberian tugas. Guru masih dominan dalam menyampaikan materi pelajaran. Dari keadaan tersebut membuat siswa hanya mendengarkan yang menyebabkan siswa cenderung kurang memperhatikan dan
3 pasif. Hal tersebut yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas 4 SD N Kaliwungu 03. Hasil belajar menunjukkan hasil yang masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu di bawah 62. Hal ini terjadi saat guru memberikan tes formatif untuk pelajaran Bahasa Indonesia, yang hasilnya menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang memperoleh nilai 40 sampai 61 berjumlah 18 siswa sedangkan 7 siswa memperoleh nilai 62 sampai 75, sehingga dinyatakan bahwa hasil belajar kurang, karena masih ada 18 siswa yang nilainya dibawah KKM. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu dicari model pembelajaran yang efektif serta menyenangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, sehingga dengan adanya model pembelajaran yang efektif serta menyenangkan diharapkan peserta didik akan lebih tertarik dan dapat meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. CIRC merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran Kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah kemampuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. (Slavin, 2005:4). Selain itu CIRC sendiri merupakan program komperhensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah. Dalam CIRC, guru mengunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegiatan
4 yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan terhadap cerita dan melatih pengucapan, penerimaan dan kosa kata. (Slavin, 2009:16-17) 1.2. Identifikasi Masalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru harus mengunakan model yang tepat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kelas 4 SDN Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia, karena model pembelajaran kurang tepat. Model pembelajaran yang dilakukan selama ini masih bersifat teacher-centered, guru masih dominan menyampaikan materi dan siswa hanya pasif mendengarkan. Pembelajaran terkesan kurang menarik yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih ada yang di bawah KKM (<62). 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi sehingga yang diteliti menjadi jelas dan tidak menimbulkan persepsi yang salah. Maka peneliti membatasi objek-objek penelitian sebagai berikut: 1) Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC. 2) Peneliti hanya meneliti siswa kelas 4 SD Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester II tahun pelajaran 2013/2014. 3) Penelitian ini hanya menekankan pada upaya meningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan observasi kinerja guru dilaksanakan dalam rangka membuktikan keseriusan guru untuk meningkatkan hasil belajar. 4) Materi pembelajaran yang lebih ditekankan adalah materi tentang menemukan kalimat utama dalam paragraf.
5 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identitifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut, Apakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam materi menemukan kalimat utama dalam paragraf untuk siswa kelas 4 SD Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, Semester II Tahun Pelajaran 2012-2013?. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam materi menemukan kalimat utama dalam paragraf untuk siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2012-2013 dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.6.1. Manfaat Teoretis Memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam hal meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, semester II tahun pelajaran 2012 2013. 1.6.1 Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini ada tiga yaitu manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. a. Manfaat bagi Siswa Dapat melatih siswa lebih mandiri, dan aktif dalam membangun pengetahuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC.
6 b. Manfaat bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan informasi dan penerapan pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe CIRC yang meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. c. Manfaat bagi Sekolah Kepala Sekolah dapat memberikan himbauan kepada guru-guru yang lain agar dapat mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini dengan materi/pelajaran yang sesuai, sehingga hasil belajar dapat meningkat.