Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

dokumen-dokumen yang mirip
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur Tahun 2013 sebanyak 4,98 juta rumah tangga

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Drs. Morhan Tambunan, M.Si


Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Drs. H. Basiran Suwandi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TULUNGAGUNG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Soppeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Palopo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Transkripsi:

Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli 2014. Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Indonesia hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Surabaya, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur M. SAIRI HASBULLAH 3

Daftar Isi - Gambaran Umum - Subsektor Tanaman Pangan - Subsektor Hortikultura - Subsektor Perkebunan - Subsektor Peternakan - Subsektor Perikanan - Subsektor Kehutanan - Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian 2013 17 43 53 67 85 95 115 125 5

Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

Diseminasi Angka Tetap ST2013 Rangkaian Kegiatan ST2013 Pengolahan ST2013-L di Provinsi Diseminasi Angka Sementara ST2013 Pengolahan ST2013-P di Kabupaten/Kota Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Pemutakhiran ST2013-P Pencacahan ST2013-L Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL) 1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/Coding (Coaching) Pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Keterangan: ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS) Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013 Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga 7

Sejarah Sensus Pertanian Di Indonesia 1 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden. 2 1973 Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. 10 1983 Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. 3 Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian. 4 5 2003 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 6 2013 Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 11

Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun 1963. Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. 12 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/ hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya). 13

Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5. Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010 14

Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013. 15

Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Jawa Timur didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha pertanian yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur hasil ST2013 tercatat sebanyak 4,98 juta rumah tangga, menurun sebesar 21,16 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 6,31 juta rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 410 perusahaan turun 243 perusahaan dibandingkan dengan hasil Sensus Pertanian 2003 dan usaha pertanian lainnya sebanyak 1.051 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Malang tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 328,37 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Situbondo tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Mojokerto tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Jember, dengan penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 139,42 ribu atau sebesar 29,98 persen Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Jawa Timur, ST2003 dan ST2013 17

Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 18 No Provinsi ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Pacitan 138.014 132.114-5.900-4,27 2 1-1 -50,00 8 2 Ponorogo 202.676 178.958-23.718-11,70 3 8 5 166,67 11 3 Trenggalek 160.126 146.844-13.282-8,29 6 4-2 -33,33 7 4 Tulungagung 200.745 147.663-53.082-26,44 21 15-6 -28,57 15 5 Blitar 252.244 209.032-43.212-17,13 30 21-9 -30,00 6 6 Kediri 271.688 198.711-72.977-26,86 13 16 3 23,08 15 7 Malang 387.578 328.369-59.209-15,28 62 23-39 -62,90 7 8 Lumajang 200.148 168.729-31.419-15,70 26 8-18 -69,23 3 9 Jember 465.055 325.633-139.422-29,98 42 44 2 4,76 17 10 Banyuwangi 286.534 219.428-67.106-23,42 131 47-84 -64,12 31 11 Bondowoso 180.152 148.639-31.513-17,49 8 6-2 -25,00 29 12 Situbondo 160.449 130.287-30.162-18,80 92 63-29 -31,52 32 13 Probolinggo 239.186 189.834-49.352-20,63 69 23-46 -66,67 7 14 Pasuruan 236.009 183.162-52.847-22,39 25 18-7 -28,00 38 15 Sidoarjo 114.175 41.327-72.848-63,80 9 5-4 -44,44 37 16 Mojokerto 159.768 93.874-65.894-41,24 13 11-2 -15,38 183 17 Jombang 205.653 124.553-81.100-39,44 19 10-9 -47,37 52 18 Nganjuk 220.244 165.886-54.358-24,68 6 7 1 16,67 2 19 Madiun 147.153 111.347-35.806-24,33 3 7 4 133,33 60 20 Magetan 140.963 102.850-38.113-27,04 2 2 0 0,00 168 21 Ngawi 213.793 168.319-45.474-21,27 6 5-1 -16,67 75 22 Bojonegoro 274.831 239.734-35.097-12,77 3 5 2 66,67 12 23 Tuban 233.611 200.099-33.512-14,35 17 7-10 -58,82 36 24 Lamongan 235.095 189.343-45.752-19,46 6 9 3 50,00 106 25 Gresik 133.887 102.394-31.493-23,52 5 1-4 -80,00 3 26 Bangkalan 163.175 140.741-22.434-13,75-2 - - 16 27 Sampang 177.699 161.215-16.484-9,28 - - - - 8 28 Pamekasan 150.636 143.101-7.535-5,00 - - - - 11 29 Sumenep 261.268 227.700-33.568-12,85 1 - - - 18 30 Kota Kediri 8.448 4.488-3.960-46,88 3 2-1 -33,33 5 31 Kota Blitar 9.749 4.938-4.811-49,35 3 3 0 0,00 8 32 Kota Malang 16.997 6.059-10.938-64,35 4 2-2 -50,00 3 33 Kota Probolinggo 13.479 9.968-3.511-26,05 1 5 4 400,00 2 34 Kota Pasuruan 6.072 3.810-2.262-37,25 1 - - - 4 35 Kota Mojokerto 3.594 1.490-2.104-58,54 1 - - - 1 36 Kota Madiun 9.532 2.355-7.177-75,29 5 3-2 -40,00 1 37 Kota Surabaya 14.597 7.992-6.605-45,25 11 19 8 72,73 5 38 Kota Batu 19.347 17.372-1.975-10,21 4 8 4 100,00 9 Jawa Timur 6.314.370 4978358-1.336.012-21,16 653 410-243 -37,21 1.051

Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian 19

Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi rumahtangga usaha pertanian di Jawa Timur. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Jawa Timur adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 3,67 juta rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan adalah sebanyak 3,34 juta rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak 116,63 ribu rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak 76,65 ribu rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Hortikultura, yang mencapai 41,91 persen (1,60 juta rumah tangga). Pada periode yang sama, Subsektor Kehutanan juga mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian, yaitu tercatat sebesar 12,13 persen (200,57 ribu rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Jawa Timur Menurut Subsektor, ST2003 dan ST2013 7 000 Jumlah Rumah Tangga (ribu) 6 000 5 000 4 000 3 000 2 000 1 000 0 Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian 20 ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor

Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 141 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan adalah sebanyak 100 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Hortikultura. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat sebanyak 28 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Hortikultura tercatat sebanyak 36 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penurunan sebesar 37,21 persen. Hanya perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan yang mengalami pertumbuhan, sebesar 19,44 persen (7 perusahaan) sedangkan subsektor yang lainnya mengalami penurunan. Penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Perikanan, sebesar 55,75 persen (126 perusahaan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Jawa Timur Menurut Subsektor, ST2003 dan ST2013 700 600 Jumlah Perusahaan 500 400 300 200 100 0 Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan ST2003 ST2013 21

No. Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Absolut % Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) ST2003 ST2013 Perubahan Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) 6.314.370 4.978.358-1.336.012-21,16 653 410-243 -37,21 1.051 Subsektor 1. Tanaman Pangan 3.785.083 3.673.364-111.719-2,95 33 28-5 -15,15 67 Padi 2.665.898 2.898.256 232.358 8,72 29 28-1 -3,45 59 Palawija 2.979.381 2.529.602-449.779-15,10 4 0-4 -100,00 39 2. Hortikultura 3.826.739 2.222.937-1.603.802-41,91 56 36-20 -35,71 247 3. Perkebunan 2.103.921 1.575.382-528.539-25,12 197 141-56 -28,43 64 4. Peternakan 4.567.408 3.339.411-1.227.997-26,89 105 62-43 -40,95 460 5. Perikanan 284.335 189.777-94.558-33,26 226 100-126 -55,75 64 Budidaya Ikan 104.629 116.629 12.000 11,47 217 95-122 -56,22 64 Penangkapan Ikan 185.168 76.655-108.513-58,60 9 5-4 -44,44 1 6. Kehutanan 1.653.713 1.453.142-200.571-12,13 36 43 7 19,44 252 7 Jasa Pertanian 318.773 213.655-105.118-32,98 0 0 0 0 129 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Absolut % Dari hasil ST2013, Subsektor Tanaman Pangan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 460 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Kehutanan yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 252 unit usaha. Sedangkan Subsektor Perkebunan dan Perikanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (masing-masing 64 unit usaha). 22

Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar (5.000 m2) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Jawa Timur. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m2) sebanyak 1,13 juta rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 52,41 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 2,38 juta rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar (1.000 1.999 m2) pada ST2013 adalah sebanyak 940,83 ribu rumah tangga, meningkat sebesar 3,92 persen (35,48 ribu rumah tangga) bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 905,35 ribu rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar (2.000 4.999 m2) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 1,73 juta rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 993 rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 0,50 hektar (5.000 m2), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 sedikit menurun dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, ST2003 dan ST2013 Jumlah Rumah Tangga (ribu) 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 ST2003 ST2013 <1 000 1 000 1 999 2 000 4 999 5 000 9 999 10 000 19 99920 000 29 999 30 000 23

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, ST2003 dan ST2013 Perubahan No. Golongan Luas Lahan (m 2 ) ST2003 ST2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1 000 2.384.327 1.134.610-1.249.717-52,41 2 1 000 1 999 905.346 940.827 35.481 3,92 3 2 000 4 999 1.728.125 1.727.132-993 -0,06 4 5 000 9 999 893.082 802.704-90.378-10,12 5 10 000 19 999 311.870 282.774-29.096-9,33 6 20 000 29 999 56.016 52.212-3.804-6,79 7 30 000 35.604 38.099 2.495 7,01 JUMLAH 6.314.370 4.978.358-1.336.012-21,16 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak 1,73 juta rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas kurang dari 0,10 hektar, yaitu sebanyak 2,38 juta rumah tangga. 24 Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 1,30 juta rumah tangga. Angka ini mengalami penurunan (9,32 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 1,18 juta rumah tangga.

Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur. Dari sebanyak 4,98 juta rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur, sebesar 99,06 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (4,93 juta rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,04 persen, atau sebanyak 46,85 ribu rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 99,06 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 76,16 persennya (3,76 juta rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 23,84 persen (1,18 juta rumah tangga). 25

26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 No. Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Pacitan 137.825 132.020-5.805-4,21 79.179 86.748 7.569 9,56 2 Ponorogo 202.180 178.919-23.261-11,51 165.558 149.523-16.035-9,69 3 Trenggalek 158.554 146.472-12.082-7,62 124.993 122.215-2.778-2,22 4 Tulungagung 199.324 146.856-52.468-26,32 172.648 120.481-52.167-30,22 5 Blitar 250.904 208.639-42.265-16,85 197.736 164.755-32.981-16,68 6 Kediri 268.856 198.299-70.557-26,24 229.239 163.429-65.81-28,71 7 Malang 382.765 327.769-54.996-14,37 284.976 234.946-50.03-17,56 8 Lumajang 197.985 168.536-29.449-14,87 155.247 126.419-28.828-18,57 9 Jember 454.747 323.709-131.038-28,82 387.522 257.248-130.274-33,62 10 Banyuwangi 274.574 215.079-59.495-21,67 216.369 160.708-55.661-25,73 11 Bondowoso 178.543 148.479-30.064-16,84 143.665 116.509-27.156-18,90 12 Situbondo 153.190 128.580-24.610-16,07 124.073 100.589-23.484-18,93 13 Probolinggo 235.335 188.084-47.251-20,08 189.903 145.882-44.021-23,18 14 Pasuruan 228.055 178.611-49.444-21,68 182.951 141.029-41.922-22,91 15 Sidoarjo 111.687 40.382-71.305-63,84 99.006 30.980-68.026-68,71 16 Mojokerto 159.106 93.561-65.545-41,20 133.699 73.656-60.043-44,91 17 Jombang 204.003 124.298-79.705-39,07 174.164 96.743-77.421-44,45 18 Nganjuk 219.096 165.573-53.523-24,43 187.896 134.937-52.959-28,19 19 Madiun 146.326 111.207-35.119-24,00 125.209 87.104-38.105-30,43 20 Magetan 140.788 102.778-38.010-27,00 118.599 83.430-35.169-29,65 21 Ngawi 212.577 168.168-44.409-20,89 175.286 129.474-45.812-26,14 22 Bojonegoro 273.650 239.582-34.068-12,45 203.919 168.354-35.565-17,44 23 Tuban 224.436 196.956-27.480-12,24 147.024 115.043-31.981-21,75 24 Lamongan 222.476 186.624-35.852-16,11 153.218 116.568-36.65-23,92 25 Gresik 127.353 98.164-29.189-22,92 94.794 65.652-29.142-30,74 26 Bangkalan 160.256 138.473-21.783-13,59 122.857 114.750-8.107-6,60 27 Sampang 172.101 158.903-13.198-7,67 129.648 134.069 4.421 3,41 28 Pamekasan 146.850 141.602-5.248-3,57 105.046 108.186 3.14 2,99 29 Sumenep 248.910 219.699-29.211-11,74 180.754 160.362-20.392-11,28 30 Kota Kediri 8.406 4.418-3.988-47,44 7.647 3.594-4.053-53,00 31 Kota Blitar 9.656 4.917-4.739-49,08 9.056 4.329-4.727-52,20 32 Kota Malang 16.417 6.038-10.379-63,22 14.520 4.933-9.587-66,03 33 Kota Probolinggo 12.815 9.687-3.128-24,41 11.887 8.820-3.067-25,80 34 Kota Pasuruan 4.796 3.306-1.490-31,07 4.249 2.581-1.668-39,26 35 Kota Mojokerto 3.566 1.482-2.084-58,44 3.362 1.211-2.151-63,98 36 Kota Madiun 9.421 2.350-7.071-75,06 8.918 1.929-6,989-78,37 37 Kota Surabaya 12.973 5.949-7.024-54,14 12.184 4.177-8,007-65,72 38 Kota Batu 18.979 17.337-1.642-8,65 16.625 14.474-2,151-12,94 Jawa Timur 6.189.481 4.931.506-1.257.975-20,32 4.893.626 3.755.837-1.137.789-23,25

Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013 27

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 6,18 juta orang petani di Jawa Timur, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 4,62 juta orang (74,77 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 1,56 juta orang atau sebesar 25,23 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 95,43 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 74,71 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST2013 25,23% 74,77% Laki-Laki Perempuan 28

Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 No. Subsektor Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian *) 4.617.472 74,77 1.558.321 25,23 6.175.793 100,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan 3.371.831 77,38 985.465 22,62 4.357.296 100,00 2. Hortikultura 1.944.072 76,23 606.158 23,77 2.550.230 100,00 3. Perkebunan 1.442.564 81,89 319.066 18,11 1.761.630 100,00 4. Peternakan 2.924.049 74,71 990.014 25,29 3.914.063 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 113.263 86,93 17.028 13,07 130.291 100,00 Penangkapan Ikan 76.862 95,43 3.681 4,57 80.543 100,00 6. Kehutanan 1.322.791 84,20 248.174 15,80 1.570.965 100,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor. 29

Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama, ST2013 No. Kelompok Umur Petani Utama (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 553 83,66 108 16,34 661 100,00 2 15 24 15.006 88,41 1.968 11,59 16.974 100,00 3 25 34 347.517 93,81 22.931 6,19 370.448 100,00 4 35 44 1.068.824 92,55 86.015 7,45 1.154.839 100,00 5 45 54 1.352.132 89,49 158.828 10,51 1.510.960 100,00 6 55 64 987.748 84,77 177.442 15,23 1.165.190 100,00 7 65 583.251 76,82 176.035 23,18 759.286 100,00 JUMLAH 4.355.031 87,48 623.327 12,52 4.978.358 100,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada d rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 4,98 juta rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 4,36 juta rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki (87,48 persen), dan 623,33 ribu rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan (12,52 persen). Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 553 rumah tangga, lebih tinggi daripada petani utama perempuan yang tercatat sebesar 108 rumah tangga. 30 Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 4,25 juta rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15 64 tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 816 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 730,69 ribu rumah tangga.

Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 3 000 Jumlah Sapi/Kerbau (ribu) 2 500 2 000 1 500 1 000 500 Jantan Betina 0 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 3,84 juta ekor, terdiri dari 3,59 juta ekor sapi potong, 222,91 ribu ekor sapi perah, dan 28,07 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 2,69 juta ekor (70,22 persen) dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 1,14 juta ekor (29,78 persen). Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Sumenep, yaitu sebanyak 333,78 ribu ekor. Sedangkan Kota Mojokerto adalah kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (151 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Sumenep, yaitu sebanyak 328,76 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak berada di Kabupaten Pasuruan, dengan jumlah sapi perah sebanyak 76,56 ribu ekor. 31

Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin 32 No. Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Pacitan 18.947 51.976 70.923 34 85 119 45 62 107 71.149 2 Ponorogo 25.462 46.310 71.772 77 1.899 1.976 79 139 218 73.966 3 Trenggalek 7.494 20.157 27.651 134 4.086 4.220 79 149 228 32.099 4 Tulungagung 20.663 62.611 83.274 498 20.022 20.520 109 209 318 104.112 5 Blitar 33.694 89.222 122.916 1.178 11.549 12.727 844 1.462 2.306 137.949 6 Kediri 39.801 129.379 169.180 713 7.596 8.309 149 232 381 177.870 7 Malang 70.556 103.104 173.660 4.869 59.512 64.381 643 1.473 2.116 240.157 8 Lumajang 51.317 103.366 154.683 227 3.734 3.961 1.461 3.199 4.660 163.304 9 Jember 48.272 153.870 202.142 179 1.236 1.415 122 201 323 203.880 10 Banyuwangi 20.559 63.938 84.497 122 968 1.090 1.206 2.177 3.383 88.970 11 Bondowoso 30.961 119.119 150.080 9 35 44 9 10 19 150.143 12 Situbondo 25.314 122.662 147.976 17 51 68 58 214 272 148.316 13 Probolinggo 95.901 127.886 223.787 1.352 5.519 6.871 36 68 104 230.762 14 Pasuruan 27.032 61.044 88.076 10.422 66.136 76.558 116 268 384 165.018 15 Sidoarjo 5.271 2.606 7.877 491 1.961 2.452 197 374 571 10.900 16 Mojokerto 17.262 43.619 60.881 140 1.496 1.636 93 307 400 62.917 17 Jombang 11.952 47.147 59.099 136 3.137 3.273 72 206 278 62.650 18 Nganjuk 19.706 100.498 120.204 42 88 130 161 563 724 121.058 19 Madiun 13.584 29.226 42.810 48 215 263 151 230 381 43.454 20 Magetan 55.777 37.263 93.040 36 115 151 102 110 212 93.403 21 Ngawi 25.689 54.501 80.190 99 309 408 411 1.131 1.542 82.140 22 Bojonegoro 48.385 95.696 144.081 73 63 136 208 598 806 145.023 23 Tuban 69.230 182.036 251.266 512 1.792 2.304 414 1.246 1.660 255.230 24 Lamongan 36.461 47.648 84.109 10 21 31 104 209 313 84.453 25 Gresik 22.912 18.022 40.934 106 314 420 69 129 198 41.552 26 Bangkalan 71.801 110.605 182.406 9 30 39 114 791 905 183.350 27 Sampang 71.485 109.364 180.849 0 0 0 0 0 0 180.849 28 Pamekasan 41.710 74.197 115.907 8 14 22 0 0 0 115.929 29 Sumenep 68.712 260.046 328.758 0 0 0 2.052 2.967 5.019 333.777 30 Kota Kediri 892 2.419 3.311 30 90 120 22 49 71 3.502 31 Kota Blitar 852 1.477 2.329 64 238 302 0 0 0 2.631 32 Kota Malang 2.644 1.334 3.978 16 247 263 42 59 101 4.342 33 Kota Probolinggo 4.984 2.893 7.877 42 148 190 0 0 0 8.067 34 Kota Pasuruan 298 149 447 4 9 13 2 2 4 464 35 Kota Mojokerto 42 98 140 1 2 3 1 7 8 151 36 Kota Madiun 225 54 279 10 31 41 1 10 11 331 37 Kota Surabaya 895 210 1.105 119 498 617 11 22 33 1.755 38 Kota Batu 3.525 736 4.261 1.503 6.333 7.836 11 3 14 12.111 Jawa Timur 1.110.267 2.476.488 3.586.755 23.330 199.579 222.909 9.194 18.876 28.070 3.837.734

Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 33

Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 3,94 ribu m2, naik sebesar 80,87 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 2,18 ribu m2. Untuk klasifikasi kabupaten dan kota, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian di kabupaten sebesar 1,92 ribu m2, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan lahan bukan sawah yang sebesar 1,80 ribu m2. Hal yang sama untuk di kota, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian di kota sebesar 1,75 ribu m2, sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan penguasaan lahan bukan sawah yang tercatat sebesar 1,46 ribu m2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Wilayah dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 60 000 50 000 Rata-Rata Luas Lahan (m 2 ) 40 000 30 000 20 000 10 000 2003 2013 0 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Kabupaten Kota 34

Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan No. Kabupaten/Kota Lahan Bukan Lahan Pertanian Lahan Yang Dikuasai Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Pacitan 453,89 197,71 794,95 876,73 4.054,18 3.879,80 4.849,13 4.756,52 5.303,02 4.954,23 2 Ponorogo 411,23 308,98 1.046,30 1.425,90 1.216,73 1.385,97 2.263,02 2.811,87 2.674,25 3.120,85 3 Trenggalek 375,39 220,19 573,02 705,54 1.966,24 2.120,90 2.539,26 2.826,45 2.914,66 3.046,63 4 Tulungagung 380,11 413,98 651,49 1.205,65 933,56 1.720,35 1.585,05 2.925,99 1.965,16 3.339,98 5 Blitar 407,24 357,71 737,10 1.086,21 1.618,44 2.064,99 2.355,54 3.151,20 2.762,77 3.508,91 6 Kediri 509,45 471,81 878,83 1.664,57 672,51 1.344,80 1.551,33 3.009,37 2.060,78 3.481,17 7 Malang 253,43 217,76 534,14 898,43 1.689,32 3.348,47 2.223,46 4.246,90 2.476,89 4.464,66 8 Lumajang 345,99 232,89 956,35 1.429,56 1.390,14 2.460,23 2.346,48 3.889,79 2.692,47 4.122,68 9 Jember 253,65 255,52 1.024,42 2.073,27 569,95 1.236,65 1.594,38 3.309,92 1.848,02 3.565,44 10 Banyuwangi 272,27 290,08 996,10 2.337,97 815,61 1.452,10 1.811,71 3.790,07 2.083,98 4.080,16 11 Bondowoso 245,14 139,65 1.218,23 1.928,59 1.183,38 1.780,98 2.401,62 3.709,57 2.646,75 3.849,22 12 Situbondo 297,70 183,66 1.205,95 1.940,76 1.025,99 1.486,94 2.231,94 3.427,70 2.529,64 3.611,36 13 Probolinggo 240,25 162,80 1.142,98 1.711,04 1.266,28 1.969,37 2.409,26 3.680,41 2.649,51 3.843,21 14 Pasuruan 225,35 153,59 770,73 1.527,39 1.053,86 1.924,98 1.824,59 3.452,37 2.049,94 3.605,96 15 Sidoarjo 192,52 285,00 338,01 3.042,35 250,86 3.089,45 588,86 6.131,80 781,38 6.416,80 16 Mojokerto 285,93 274,01 1.073,27 2.573,32 476,26 1.226,76 1.549,52 3.800,09 1.835,46 4.074,10 17 Jombang 245,44 279,83 1.167,59 2.926,16 440,13 995,94 1.607,72 3.922,11 1.853,15 4.201,93 18 Nganjuk 306,74 337,68 1.361,40 2.288,66 454,84 693,98 1.816,25 2.982,65 2.122,99 3.320,33 19 Madiun 408,00 338,06 1.190,91 2.164,07 480,77 1.073,01 1.671,68 3.237,08 2.079,68 3.575,14 20 Magetan 383,04 361,00 1.129,87 1.781,88 835,13 1.219,83 1.964,99 3.001,72 2.348,04 3.362,71 21 Ngawi 368,14 334,38 1.520,11 2.428,20 708,84 1.111,91 2.228,96 3.540,11 2.597,10 3.874,50 22 Bojonegoro 453,88 317,58 2.127,86 2.980,39 730,31 1.022,14 2.858,17 4.002,53 3.312,04 4.320,11 23 Tuban 384,71 280,23 1.585,44 2.386,02 1.862,92 2.922,87 3.448,36 5.308,89 3.833,08 5.589,12 24 Lamongan 333,65 243,21 2.009,70 3.815,61 1.240,38 1.219,50 3.250,08 5.035,12 3.583,73 5.278,33 25 Gresik 261,60 229,59 943,82 2.758,08 1.165,78 2.477,66 2.109,60 5.235,75 2.371,20 5.465,34 26 Bangkalan 643,50 436,13 1.036,23 1.524,75 1.143,08 1.104,69 2.179,31 2.629,44 2.822,81 3.065,58 27 Sampang 388,13 289,10 1.064,08 1.415,06 1.838,14 1.564,17 2.902,22 2.979,23 3.290,35 3.268,33 28 Pamekasan 428,23 258,90 1.301,57 1.533,97 1.661,80 1.847,20 2.963,37 3.381,17 3.391,60 3.640,07 29 Sumenep 359,43 184,54 902,05 1.261,24 2.198,25 2.507,60 3.100,30 3.768,84 3.459,73 3.953,38 30 Kota Kediri 204,00 325,27 205,50 2.233,46 27,43 1.504,36 232,93 3.737,81 436,93 4.063,08 31 Kota Blitar 253,89 325,67 193,57 1.461,76 127,42 503,40 320,99 1.965,16 574,88 2.290,83 32 Kota Malang 115,55 213,66 49,72 1.475,04 69,12 2.449,00 118,85 3.924,04 234,40 4.137,70 33 Kota Probolinggo 177,78 154,84 286,74 1.268,95 45,47 466,92 332,21 1.735,87 509,99 1.890,71 34 Kota Pasuruan 124,17 128,24 182,15 2.231,00 97,47 1.147,93 279,62 3.378,93 403,79 3.507,16 35 Kota Mojokerto 162,19 202,40 101,51 2.625,26 13,20 1.210,99 114,71 3.836,26 276,89 4.038,65 36 Kota Madiun 201,23 254,83 163,72 2.274,57 34,86 387,44 198,57 2.662,00 399,80 2.916,83 37 Kota Surabaya 81,00 122,82 8,20 1.182,39 16,31 3.735,80 24,51 4.918,20 105,51 5.041,02 38 Kota Batu 185,10 146,49 347,95 991,82 590,21 1.742,47 938,16 2.734,29 1.123,26 2.880,79 Jawa Timur 301,16 273,96 907,77 1.858,60 971,08 1.810,50 1.878,85 3.669,10 2.180,01 3.943,06 35

Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 160000 140000 Jumlah Rumah Tangga 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 137,37 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 9,30 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 31,01 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 43,32 ribu, 14,40 ribu, dan 10,17 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (17,22 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Madiun merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (34 rumah tangga). 36

Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 No. Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pacitan 2.603 1.304 477 650 69 19 387 2 Ponorogo 8.055 6.185 605 1.181 174 46 402 3 Trenggalek 3.440 1.929 520 915 214 61 236 4 Tulungagung 4.745 3.056 607 826 572 50 236 5 Blitar 6.492 4.003 984 1.593 575 52 299 6 Kediri 6.379 4.410 1.426 1.270 81 73 325 7 Malang 8.228 3.997 1.535 3.099 13 29 563 8 Lumajang 5.972 2.847 1.320 1.107 1.179 552 691 9 Jember 16.197 9.181 2.904 4.406 2.051 640 766 10 Banyuwangi 12.632 7.366 1.601 3.491 1.050 329 306 11 Bondowoso 6.397 3.297 803 1.204 336 21 1.708 12 Situbondo 3.787 2.172 488 1.034 246 194 153 13 Probolinggo 3.421 2.068 716 873 200 62 246 14 Pasuruan 7.099 3.721 1.758 1.332 754 357 416 15 Sidoarjo 1.813 1.330 182 113 102 117 65 16 Mojokerto 4.315 3.162 351 321 361 231 101 17 Jombang 5.763 4.145 779 1.261 308 44 0 18 Nganjuk 8.088 6.163 1.819 749 509 48 157 19 Madiun 6.611 5.831 519 322 332 55 81 20 Magetan 4.530 3.754 343 493 169 58 135 21 Ngawi 13.119 10.641 1.155 1.767 797 378 678 22 Bojonegoro 17.221 13.557 2.023 2.523 375 82 1.052 23 Tuban 13.429 7.365 2.260 2.798 1.309 2.673 348 24 Lamongan 9.472 7.619 1.131 1.163 271 332 173 25 Gresik 4.770 3.543 583 287 419 485 82 26 Bangkalan 8.641 7.123 819 627 766 73 294 27 Sampang 5.760 2.401 1.045 2.850 136 30 37 28 Pamekasan 4.542 1.626 880 2.305 177 12 46 29 Sumenep 8.710 2.914 1.209 2.659 600 1.858 179 30 Kota Kediri 185 52 7 52 92 1 0 31 Kota Blitar 162 105 28 4 23 8 10 32 Kota Malang 112 69 16 8 19 8 1 33 Kota Probolinggo 307 182 20 17 35 66 0 34 Kota Pasuruan 122 71 10 8 20 20 0 35 Kota Mojokerto 37 30 0 2 3 3 0 36 Kota Madiun 34 30 1 0 2 1 0 37 Kota Surabaya 350 64 48 0 37 233 0 38 Kota Batu 115 58 39 8 21 0 0 Jawa Timur 213.655 137.371 31.011 43.318 14.397 9.301 10.173 37

38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Tangga 200 000 180 000 160 000 140 000 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 20 000 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 173,16 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Perikanan, yaitu sebanyak 4,87 ribu rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 133,61 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Kehutanan, Hortikultura, dan Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 74,57 ribu, 20,94 ribu, dan 20,43 ribu rumah tangga. 39

Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 40 Jumlah Rumah Tangga Usaha Subsektor No. Kabupaten/Kota Pertanian yang Melakukan Tanaman Hortikulturnan Perkebu- Pengolahan Hasil Pertanian Pangan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pacitan 28.327 14.519 920 9.338 369 54 6.379 2 Ponorogo 14.021 7.460 796 2.188 767 23 3.905 3 Trenggalek 29.531 23.189 773 3.499 589 43 3.705 4 Tulungagung 6.757 3.462 333 1.149 623 101 1.288 5 Blitar 10.742 4.026 695 3.556 591 100 2.284 6 Kediri 7.025 3.061 563 1.001 550 59 1.995 7 Malang 16.237 6.233 1.427 3.292 969 55 5.587 8 Lumajang 9.117 2.161 536 3.172 588 25 3.350 9 Jember 18.543 11.021 985 3.280 1.402 134 2.779 10 Banyuwangi 11.662 5.405 978 1.809 886 344 3.069 11 Bondowoso 16.605 4.989 309 8.067 508 11 4.438 12 Situbondo 8.680 1.470 374 5.258 415 111 1.592 13 Probolinggo 26.807 3.382 630 21.147 517 57 1.772 14 Pasuruan 6.835 3.892 813 639 751 448 1.221 15 Sidoarjo 709 320 62 8 187 86 57 16 Mojokerto 2.761 1.202 200 190 254 19 962 17 Jombang 9.327 3.712 344 3.631 328 40 1.955 18 Nganjuk 7.850 5.206 466 644 419 33 1.349 19 Madiun 3.696 1.038 300 200 535 21 1.723 20 Magetan 4.030 1.498 206 362 349 8 1.719 21 Ngawi 11.236 4.145 655 4.128 608 75 2.106 22 Bojonegoro 15.907 6.149 1.497 3.156 1.679 51 4.757 23 Tuban 9.057 3.847 934 584 1.310 287 2.956 24 Lamongan 18.108 3.315 841 11.853 702 412 1.931 25 Gresik 3.632 1.331 270 1.127 296 437 436 26 Bangkalan 9.769 5.070 1.053 185 1.309 277 2.640 27 Sampang 16.464 11.515 837 3.252 748 197 929 28 Pamekasan 40.326 16.302 1.156 24.071 974 160 1.564 29 Sumenep 33.509 13.922 1.861 12.789 1.045 1.052 6.053 30 Kota Kediri 28 7 3 4 6 0 8 31 Kota Blitar 89 35 17 13 13 3 9 32 Kota Malang 78 30 14 2 22 1 11 33 Kota Probolinggo 299 163 23 0 50 49 20 34 Kota Pasuruan 63 6 13 1 18 23 3 35 Kota Mojokerto 42 21 6 1 7 5 4 36 Kota Madiun 27 8 4 0 5 2 8 37 Kota Surabaya 114 11 17 0 20 66 2 38 Kota Batu 95 35 26 14 23 1 7 Jawa Timur 398.105 173.158 20.937 133.610 20.432 4.870 74.573

Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013 41

42

Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Jawa Timur didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 3,67 juta, 78,90 persen (2,90 juta) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 68,86 persen (2,53 juta) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat 47,76 persen (1,75 juta) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Indonesia yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 3.000.000 2.500.000 Rumah Tangga 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Padi Jenis Tanaman Palawija 43

Jenis tanaman padi di Indonesia terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 2,90 juta rumah tangga tanaman padi di Indonesia, sekitar 91,59 persen (2,65 juta) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 10,68 persen (309,56 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 1,63 juta hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 1,55 juta hektar dan padi ladang seluas 76,58 ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,58 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,25 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, jagung merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Indonesia diikuti oleh komoditas ubi kayu dan kacang tanah. Jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 75,99 persen (1,92 juta), 18,71 persen (473,30 ribu), dan 16,77 persen (424,33 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah gandum, garut, dan ganyong yang masing-masing hanya dikelola oleh 88 rumah tangga, 517 rumah tangga, dan 783 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 1,01 juta hektar luas tanam palawija, sekitar 67,78 persen (0,68 juta hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas gandum yang hanya seluas 27,96 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,40 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,36 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah garut yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,06 hektar per rumah tangga tanaman garut. 44

Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan* 3.673.364 26.361.354.939 7.176,35 Padi** 2.898.256 16.261.318.390 5.610,73 Padi Sawah 2.654.472 15.495.529.212 5.837,52 Padi Ladang 309.557 765.789.178 2.473,82 Palawija** 2.529.602 10.100.036.549 3.992,74 Jagung 1.922.318 6.845.639.523 3.561,14 Kedelai 296.154 843.115.781 2.846,88 Kacang Tanah 424.33 942.500.216 2.221,15 Kacang Hijau 205.845 445.596.684 2.164,72 Ubi Kayu 473.3 880.397.488 1.860,13 Ubi Jalar 49.533 94.779.781 1.913,47 Sorgum 1.291 4.516.697 3.498,60 Gandum 88 279.581 3.177,06 Talas 7.195 4.491.653 624,27 Ganyong 783 697.82 891,21 Garut 517 307.668 595,10 Lainnya 14.877 37.713.657 2.535,03 *) *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. 45

Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 2,65 juta rumah tangga usaha tanaman padi sawah, sekitar 63,89 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 13,22 persen (350,89 ribu rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 22,89 persen (607,57 ribu rumah tangga). Berbeda dengan rumah tangga usaha tanaman padi sawah, dari 309,56 ribu rumah tangga usaha tanaman padi ladang, mayoritas sebanyak 54,03 persen (167,26 ribu rumah tangga) dikonsumsi sendiri, sedangkan rumah tangga yang bertujuan menjual sebagian hasil panennya sebanyak 126,84 ribu rumah tangga (40,97 persen), dan yang dijual seluruhnya sebanyak 4,99 persen (15,46 ribu rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 46 Jenis Tanaman Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi Padi Sawah 350.892 1.696.006 607.574 2.654.472 Padi Ladang 15.462 126.836 167.259 309.557 Palawija Jagung 962.549 690.419 269.35 1.922.318 Kedelai 237.534 52.162 6.458 296.154 Kacang Tanah 198.849 193.839 31.642 424.33 Kacang Hijau 100.592 93.978 11.275 205.845 Ubi Kayu 151.804 215.001 106.495 473.3 Ubi Jalar 28.44 14.728 6.365 49.533 Sorgum 716 531 44 1.291 Gandum 62 17 9 88 Talas 2.711 3.213 1.271 7.195 Ganyong 365 191 227 783 Garut 272 152 93 517

Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija menjual seluruh hasil panennya. Rumah tangga tanaman jagung yang panennya dijual seluruhnya mencapai 50,07 persen (962,55 ribu rumah tangga), Kedelai 80,21 persen (237,53 ribu rumah tangga), Kacang Tanah 46,86 persen (198,85 ribu rumah tangga), Kacang Hijau 49,11 persen (100,59 ribu rumah tangga), Ubi Kayu 32,07 persen (151,80 ribu rumah tangga), Ubi Jalar 57,42 persen (28,44 ribu rumah tangga), Sorgum 55,46 persen (716 rumah tangga), Gandum 70,45 persen (62 rumah tangga), Talas 37,68 persen (2,71 ribu rumah tangga), Ganyong 46,62 persen (365 rumah tangga), dan Garut 52,61 persen (272 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga palawija yang sebagian besar menjual sebagian hasil panennya terdapat di rumah tangga ubi kayu mencapai 45,42 persen (215 ribu rumah tangga), dan rumah tangga talas mencapai 44,66 persen (3,21 ribu rumah tangga). Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Untuk rumah tangga tanaman padi sawah yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 91,62 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya (7,78 persen). Untuk rumah tangga tanaman padi ladang yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 98,73 persen, sedangkan beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya tapi secara persentase kecil sekali. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013, baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal) juga ditampilkan pada tabel 13. Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Tanaman Tidak/Belum Jumlah Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Padi Padi Sawah 2.431.913 206.457 2.676 13.426 2.654.472 Padi Ladang 305.627 2.690 423 817 309.557 47

Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Rumah tangga tanaman jagung yang panen sendiri mencapai 86,74 persen (1,67 juta rumah tangga), Kedelai 94,07 persen (278,61 ribu rumah tangga), Kacang Tanah 83,12 persen (352,69 ribu rumah tangga), Kacang Hijau 95,42 persen (196,42 ribu rumah tangga), Ubi Kayu 64,29 persen (304,30 ribu rumah tangga), Ubi Jalar 66,20 persen (32,79 ribu rumah tangga), Sorgum 98,22 persen (1,27 ribu rumah tangga), Gandum 85,23 persen (75 rumah tangga), Talas 86,03 persen (6,19 ribu rumah tangga), Ganyong 69,09 persen (541 rumah tangga), dan Garut 82,98 persen (429 rumah tangga). Rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen seperti halnya pada tanaman padi, termasuk yang baru tanam atau mengalami puso. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah tanaman ubi kayu, sebanyak 23,50 persen (111,20 ribu rumah tangga). Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Dipanen Dipanen Dipanen Tidak/Belum Jumlah Tanaman Ditebaskan Diijonkan Muda Bentuk Lain Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung 21.462 10.094 1.667.441 192.539 2.172 28.610 1.922.318 Kedelai 1.236-278.606 7.127 480 8.705 296.154 Kacang Tanah - 2.422 352.689 36.600 681 31.938 424.330 Kacang Hijau - - 196.424 2.285 262 6.874 205.845 Ubi Kayu - 1.944 304.296 55.360 496 111.204 473.300 Ubi Jalar - 376 32.791 12.082 106 4.178 49.533 Sorgum - 5 1.268 15 1 2 1.291 Gandum - - 75 7-6 88 Talas - 71 6.190 113 12 809 7.195 48 Ganyong - - 541 18 2 222 783 Garut - - 429 34-54 517

Lima kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai rumah tangga tanaman padi paling banyak berada di Kabupaten Bojonegoro 205,08 ribu rumah tangga (7,08 persen), disusul Kabupaten Jember 183,85 ribu rumah tangga (6,34 persen), Kabupaten Lamongan 160,31 ribu rumah tangga (5,53 persen), Kabupaten Ngawi 121,28 ribu rumah tangga (4,18 persen), dan Kabupaten Ponorogo 118,25 ribu rumah tangga (4,08 persen) dari total rumah tangga tanaman padi Jawa Timur sebanyak 2,90 juta rumah tangga padi. Sentra tanaman jagung di Provinsi Jawa Timur ada di Kabupaten Sumenep sebanyak 178,83 ribu rumah tangga (9,30 persen), disusul Kabupaten Tuban 121,34 ribu rumah tangga (6,31 persen), Kabupaten Pamekasan 100,82 ribu rumah tangga (5,24 persen), Kabupaten Sampang 97,37 ribu rumah tangga (5,06 persen), dan nomor lima terakhir terbesar berada di Kabupaten Blitar 92,34 ribu rumah tangga (4,80 persen) dari total rumah tangga tanaman jagung Jawa Timur sebanyak 1,92 juta rumah tangga jagung. Untuk sentra tanaman kedelai, berada di Kabupaten Ngawi 31,02 ribu rumah tangga (10,48 persen), disusul Kabupaten Banyuwangi 25,84 ribu rumah tangga (8,72 persen), Kabupaten Ponorogo 23,10 ribu rumah tangga (7,80 persen), Kabupaten Nganjuk 22,91 ribu rumah tangga (7,74 persen), dan nomor lima terakhir terbesar berada di Kabupaten Trenggalek 20,08 ribu rumah tangga (6,78 persen) dari total rumah tangga tanaman kedelai Jawa Timur sebanyak 296,15 ribu rumah tangga kedelai. 49

Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 50 No. Kabupaten/Kota Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pacitan 117.654 93.896 70.127 32.134 103.446 41.072 13.124 2 Ponorogo 151.973 118.250 114.863 4.494 126.178 83.897 23.098 3 Trenggalek 119.304 80.112 70.242 12.884 103.815 48.632 20.081 4 Tulungagung 107.394 88.409 78.110 13.043 83.887 67.048 11.009 5 Blitar 137.744 104.029 87.899 17.252 105.994 92.335 14.098 6 Kediri 106.897 85.179 81.585 4.219 90.952 82.150 822 7 Malang 182.145 109.149 101.534 8.294 118.955 88.426 730 8 Lumajang 85.141 70.892 61.304 9.845 46.138 39.450 815 9 Jember 200.699 183.853 178.249 6.390 105.512 87.456 13.267 10 Banyuwangi 132.996 109.941 106.225 4.426 66.790 34.716 25.835 11 Bondowoso 101.609 88.679 74.783 17.264 44.923 39.342 182 12 Situbondo 68.663 52.607 45.786 8.880 49.749 48.419 200 13 Probolinggo 129.608 100.943 82.007 22.675 94.199 87.332 613 14 Pasuruan 130.704 100.877 87.944 14.611 87.557 60.319 17.725 15 Sidoarjo 31.702 31.342 31.054 439 9.755 1.464 3.019 16 Mojokerto 71.864 64.658 62.988 2.189 52.660 36.510 5.129 17 Jombang 82.878 76.835 74.062 3.728 51.778 42.743 7.836 18 Nganjuk 122.404 113.541 109.319 5.751 97.156 75.168 22.909 19 Madiun 94.832 84.097 80.203 5.567 44.311 13.359 11.685 20 Magetan 81.724 72.321 70.589 2.356 54.756 30.379 5.951 21 Ngawi 136.044 121.280 118.211 4.552 58.518 28.787 15.981 22 Bojonegoro 214.989 205.078 198.576 11.733 121.250 85.044 31.023 23 Tuban 166.764 103.213 99.455 5.123 130.356 121.337 2.877 24 Lamongan 173.158 160.306 156.848 8.260 101.336 80.857 16.777 25 Gresik 83.572 77.612 76.522 1.460 46.785 39.716 1.662 26 Bangkalan 124.109 94.077 85.074 11.721 97.926 77.040 2.752 27 Sampang 152.889 109.647 95.278 19.451 122.662 97.370 14.826 28 Pamekasan 135.858 93.863 64.016 34.762 109.658 100.825 1.808 29 Sumenep 201.934 83.810 73.561 14.299 184.813 178.832 9.952 30 Kota Kediri 1.797 1.665 1.643 26 1.271 1.084 52 31 Kota Blitar 2.353 2.256 2.252 9 2.073 1.800 8 32 Kota Malang 3.569 2.062 2.047 16 1.720 535 2 33 Kota Probolinggo 4.890 4.295 3.021 1.309 4.621 4.587 3 34 Kota Pasuruan 1.664 1.651 1.651-60 44 12 35 Kota Mojokerto 823 770 762 9 289 61 142 36 Kota Madiun 1.146 1.119 1.119 3 290 9 123 37 Kota Surabaya 3.071 2.803 2.424 383 1.647 1.301 11 38 Kota Batu 6.799 3.139 3.139-5.816 2.872 15 Jawa Timur 3.673.364 2.898.256 2.654.472 309.557 2.529.602 1.922.318 296.154 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013 51

52

Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (355,12 ribu rumah tangga). Selain cabai rawit, cabai besar dan kunyit juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman melon dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan mawar dan melati tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit, sedangkan yang terkecil adalah tanaman temu giring. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Jawa Timur terletak pada jenis tanaman cabai rawit. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman kentang adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah kamboja jepang/adenium. 53

Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 54 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah 5.881 18.765.760 3.190 Melon 6.000 18.860.436 3.143 Mentimun Suri 1.279 1.791.002 1.400 Semangka 13.020 58.827.018 4.518 Bawang Daun/Prei 13.178 41.817.365 3.173 Bawang Merah 47.360 157.610.365 3.327 Bayam 10.107 9.893.596 978 Brokoli 2.360 5.164.794 2.188 Buncis 22.644 32.602.238 1.439 Cabai Besar 75.052 179.227.360 2.388 Cabai Rawit 355.117 669.234.695 1.884 Jamur 1.272 855.014 672 Kacang Merah 1.072 2.754.876 2.569 Kacang Kapri 1.199 2.674.169 2.230 Kacang Panjang 41.481 41.079.021 990 Kangkung 28.465 70.754.917 2.485 Kembang Kol 2.433 5.318.291 2.185 Kentang 14.170 111.085.003 7.839 Kubis 25.010 92.194.599 3.686 Labu Siam 4.670 3.192.785 683 Ketimun 16.037 21.456.124 1.337 Oyong/Gambas 2.732 3.530.721 1.292 Pak Choi 368 529.402 1.438 Paria/Pare 1.206 2.089.336 1.732 Petsai/Sawi Putih 1.219 3.144.854 2.579 Sawi 22.285 31.639.097 1.419 Seledri 2.999 2.973.676 991 Slada 1.758 2.786.382 1.584 Terung 24.278 27.481.310 1.131 Tomat 19.839 37.298.557 1.880 Wortel 14.180 51.439.197 3.627

Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Jahe 72.258 37.743.787 522 Kemangi 1.165 638.815 548 Kencur 14.682 4.045.650 275 Kunyit 101.369 53.548.491 528 Lempuyang 262 40.154 153 Lengkuas 15.432 3.053.886 197 Temu Giring 264 39.556 149 Temu Ireng (Temu Hitam) 978 119.746 122 Temu Kunci 7.038 2.228.315 316 Temulawak 17.402 12.210.066 701 Anggrek 521 104.636 200 Kamboja Jepang/Adenium 1.232 56.170 45 Krisan/Seruni 360 1.351.610 3.754 Mawar 2.606 2.008.151 770 Melati 1.029 515.666 501 Nanas-nanasan/Bromelia 363 164.233 452 Palm 467 173.005 370 Rumput Peking 384 247.149 643 Sedap Malam 626 1.381.934 2.207 Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (1,15 juta rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 717,3 ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman mangga. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman anthurium bunga merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (142 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon/ rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah nenas dan yang terkecil adalah euphorbia. 55

Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman nenas diikuti dengan tanaman jeruk siam dan pisang. Untuk tanaman sayuran tahunan, melinjo merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan phylodendron tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. 56 Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah kapulaga sedangkan yang terkecil adalah tanaman kaktus. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah nenas, sedangkan yang terkecil adalah tanaman jambu bol dan matoa buah. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat 93.431 pohon 909.387 488.500 9 Anggur 1.061 pohon 13.097 5.504 12 Apel 6.124 pohon 4.361.184 2.928.313 712 Belimbing 23.555 pohon 1.606.757 798.705 68 Buah Naga 7.950 pohon 1.548.552 866.812 194 Buah Nona/Srikaya 19.217 pohon 598.571 418.582 31 Duku/Langsat 26.204 pohon 165.050 96.835 6 Durian 129.130 pohon 1.304.734 555.660 10 Duwet/Juwet 1.912 pohon 12.805 5.260 6 Jambu Air 24.492 pohon 103.600 43.897 4 Jambu Biji 27.678 pohon 526.951 246.284 19 Jambu Bol 795 pohon 2.316 1.715 2 Jeruk Siam/Keprok 78.760 pohon 24.248.184 14.003.349 307 Jeruk Besar 12.743 pohon 276.978 195.468 21 Kedondong 16.614 pohon 45.215 29.279 2 Kesemek 1.147 pohon 90.768 53.496 79 Lengkeng 6.037 pohon 222.206 43.415 36 Mangga 717.322 pohon 5.595.529 3.689.231 7

Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Manggis 28.624 pohon 251.402 124.340 8 Markisa 513 pohon 22.776 14.476 44 Matoa Buah 1.075 pohon 5.506 2.406 5 Nangka 149.697 pohon 561.157 367.216 3 Nenas 5.699 rumpun 88.241.301 17.183.687 15.483 Pepaya 69.156 pohon 11.975.394 6.584.533 173 Pisang 1.154.203 rumpun 22.381.284 12.477.602 19 Rambutan 168.696 pohon 1.195.623 844.589 7 Salak 29.444 rumpun 7.418.474 5.538.150 251 Sawo 23.606 pohon 113.229 46.738 4 Sirsak 11.550 pohon 199.512 78.516 17 Sukun 11.266 pohon 45.319 19.318 4 Terong Brastagi 378 pohon 273.194 89.984 722 Blimbing Wuluh 1.524 pohon 8.000 3.527 5 Jengkol 6.141 pohon 34.391 24.585 5 Kluwih 5.701 pohon 16.823 12.666 2 Melinjo 58.383 pohon 382.441 264.878 6 Petai 60.245 pohon 263.761 169.585 4 Kapulaga 2.032 m2 1.563.468 1.306.988 769 Mengkudu/Pace 10.320 m2 191.033 134.214 18 Salam 521 m2 6.569 2.122 12 Sereh 1.569 m2 486.697 116.370 310 Sirih 770 m2 49.543 11.633 64 Anthurium Bunga 142 m2 51.962 26.711 365 Anthurium Daun 544 m2 54.775 9.056 100 Bambu Hias 294 m2 99.314 22.350 337 Bougenvillea Spp 446 m2 64.774 31.276 145 Euphorbia 488 m2 10.417 5.016 21 Kaktus 127 m2 3.596 324 28 Phylodendron 372 m2 288.257 145.299 774 Soka/Ixora 133 m2 76.556 11.675 575 Tabulampot 233 pohon 362.334 206.911 1.555 57

Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Timur adalah sebesar 2,22 juta rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Malang (140,9 ribu rumah tangga). Selain di kabupaten Malang, juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar di pulau Madura khususnya Kabupaten Sumenep. Ditinjau menurut kabupaten/kota, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak selain Kabupaten Malang adalah terdapat di kabupaten Sumenep dan Bojonegoro dengan persentase sebesar 6,26 persen dan 5,80 persen. Sedangkan yang terkecil berada di Kota Mojokerto dengan persentase sebesar 0,01 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 65,91 persen (1,8 juta rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias 0,45 persen (12,17 ribu rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 64,89 persen (1.77 juta rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buahbuahan tahunan terdapat di Kabupaten Sumenep. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 122,88 ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Pacitan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 39,64 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kota Batu (1,06 ribu rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Sumenep (5,39 ribu rumah tangga). 58 Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 2,22 juta rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 625,95 ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 27,61 ribu rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 155,74 ribu rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Jawa Timur dengan 8,76 ribu rumah tangga.

Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (5,12 ribu rumah tangga)). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Pamekasan (48,34 ribu rumah tangga). Kota Batu merupakan kota dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (1,48 ribu rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Pacitan (55,94 ribu rumah tangga). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013 1200 1000 Jumlah Rumah Tangga (ribu) 800 600 400 200 0 Pisang Mangga Durian Rambutan Nangka Cabai Rawit Cabai Besar Bawang Merah Kunyit Jahe Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura 59

Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 60 Kabupaten/kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan 109.110 95.519 93 39.636 18.163 489 55.936 9 53 Ponorogo 126.384 113.676 709 12.685 12.874 360 27.885 12 47 Trenggalek 68.012 60.714 174 6.541 7.720 382 17.519 20 60 Tulungagung 37.844 30.757 1.192 978 8.386 36 1.283 35 170 Blitar 102.103 81.972 845 5.727 30.069 130 1.507 53 158 Kediri 77.470 54.320 1167 4.281 29..47 122 2.550 246 499 Malang 140.907 102.046 128 6.896 48.112 344 7.898 110 799 Lumajang 72.588 59.817 444 4.278 16.583 1055 1.074 119 98 Jember 103.711 78.741 1.141 2.209 31.962 169 1.322 172 486 Banyuwangi 108.650 94.681 2.053 4.753 19.670 273 1.154 170 356 Bondowoso 50.869 31.843 100 2.020 21.367 75 2.166 159 295 Situbondo 57.110 50.555 446 1.708 8.723 125 2.703 50 129 Probolinggo 83.609 60.960 348 1.918 30.262 418 2.021 9 32 Pasuruan 67.710 57.314 179 5.653 11.929 317 3.539 581 1.387 Sidoarjo 6.368 3.007 300 28 3.311 49 113 39 79 Mojokerto 25.183 15.168 127 1.056 14.352 129 2.062 30 49 Jombang 45.641 38.528 2.569 1.897 7.821 209 676 63 114 Nganjuk 74.709 50.944 2.227 979 27.220 86 1.109 112 626 Madiun 41.786 40.134 227 3.001 1.896 112 3.394 5 68 Magetan 43.456 31.108 352 5.172 16.644 38 4.926 11 474 Ngawi 98.164 96.062 949 5.247 4.233 93 3.971 28 111 Bojonegoro 128.931 122.070 1.078 1.262 19.268 158 883 91 274 Tuban 93.405 72.911 2.145 1.269 39.620 86 648 19 86 Lamongan 64.103 42.189 5.106 209 23.231 34 132 78 243 Gresik 30.259 19.632 1.005 22 13.281 15 3.574 29 64 Bangkalan 65.381 62.774 228 974 6.767 107 862 17 240 Sampang 64.460 25.654 94 5 45.546 3.416 505 3 3 Pamekasan 74.774 45.838 422 288 48.340 1.115 1.391 3 43 Sumenep 139.054 122.883 1.367 146 47.357 5.387 1.710 24 105 Kota Kediri 908 678 69 55 192 3 25 4 13 Kota Blitar 2.036 1.705 12 96 406 13 28 6 26 Kota Malang 1.728 949 6 38 1.008 12 711 5 27 Kota Probolinggo 1.620 613 18 6 1.034 7 3 5 8 Kota Pasuruan 324 291 3 4 28 3 4 2 6 Kota Mojokerto 285 222 4 9 66 5 11 4 8 Kota Madiun 502 420 5 10 95 0 7 0 5 Kota Surabaya 1.900 804 75 13 1.239 21 74 20 42 Kota Batu 11.883 3.398 205 29 8.028 25 368 1.062 1.481 Jawa Timur 2.222.937 1.770.897 27.612 121.098 625.950 15.418 155.744 3.405 8.764

Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, mangga, dan cabai rawit merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 1,15 juta; 717,32 ribu; dan 355,12 juta rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten/kota di Jawa Timur, usaha tanaman pisang dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Bojonegoro (102,66 ribu juta rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Banyuwangi mencapai 23,42 ribu rumah tangga dan di Kabupaten Jember mencapai 11,89 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Ponorogo. Dari 717,32 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 10,39 persen berada di Kabupaten Ponorogo, 8,48 persen di Kabupaten Bojonegoro, dan sisanya menyebar di kabupatenkabupaten lainnya. Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten kecuali wilayah kota. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten Sampang, Pamekasan dan Tuban. Rumah tangga usaha tanaman bawang merah terbesar terdapat di kabupaten Nganjuk sebesar 18,5 ribu rumah tangga. Tanaman kentang paling banyak diusahakan di Kabupaten Probolinggo dimana iklimnya mendukung untuk pembudidayaan tanaman kentang. sedangkan rumah tangga usaha tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai di kabupaten Pacitan dan Kota Batu. 61

Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 62 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan 109.110 88.363 7.238 20.098 13.658 270 10 33.883 5 Ponorogo 126.384 75.695 4.878 74.523 8.863 642 6 23.846 - Trenggalek 68.012 40.647 642 8.958 5.155 17 13 11.705 12 Tulungagung 37.844 18.487 1.876 6.731 3.735 311 2 748 26 Blitar 102.103 50.896 1.137 8.577 24.827 35 25 628 12 Kediri 77.470 25.050 558 21.723 19.686 2.684 8 2.257 32 Malang 140.907 81.924 1.993 5.173 27.647 2.107 1.608 3.064 32 Lumajang 72.588 43.153 3.819 7.641 12.267 10 632 567 11 Jember 103.711 46.753 11.894 14.792 25.103 12 2 508 54 Banyuwangi 108.650 50.228 23.418 15.733 14.979 200 64 535 43 Bondowoso 50.869 17.004 582 14.983 17.756 77 44 1.191 24 Situbondo 57.110 26.726 1.503 32.504 7.564 199 1 630 12 Probolinggo 83.609 39.351 1.946 28.600 13.678 6.635 5.529 1.326 5 Pasuruan 67.710 26.011 954 30.968 3.370 40 4.501 2.959 14 Sidoarjo 6.368 1.300 134 1.961 569 16 3 18 9 Mojokerto 25.183 7.839 200 8.687 11.433 500 4 1.481 11 Jombang 45.641 23.954 788 18.884 4.182 162 2 455 14 Nganjuk 74.709 29.257 1.322 32.532 8.946 18.504 9 929 29 Madiun 41.786 23.473 1.221 26.114 855 194-2.844 4 Magetan 43.456 13.901 1.264 15.689 4.651 1.191 1.186 1.435 3 Ngawi 98.164 66.509 2.152 52.625 2.197 109 2 3.079 17 Bojonegoro 128.931 102.660 2.430 60.841 12.012 4.246-539 34 Tuban 93.405 50.097 1.901 37.824 37.249 186 57 439 2 Lamongan 64.103 25.084 379 24.551 11.103 115-92 10 Gresik 30.259 10.117 299 13.041 10.392 81 49 3.359 4 Bangkalan 65.381 27.650 680 45.403 4.958 4-674 8 Sampang 64.460 14.384 65 11.368 42.005 1.429-84 - Pamekasan 74.774 31.015 390 21.449 40.696 4.544-354 1 Sumenep 139.054 93.957 2.056 53.670 30.268 1.826-983 - Kota Kediri 908 259 16 426 101 1-6 - Kota Blitar 2.036 390 36 182 298 1-17 4 Kota Malang 1.728 260 76 19 834 7 3 677 13 Kota Probolinggo 1.620 347 18 275 329 561 5-2 Kota Pasuruan 324 210 7 80 16 5-2 2 Kota Mojokerto 285 169 10 66 12 2-4 2 Kota Madiun 502 288 11 180 15 2-3 2 Kota Surabaya 1.900 566 5 334 576 3-22 10 Kota Batu 11.883 229 862 117 873 432 405 26 58 Jawa Timur 2.222.937 1.154.203 78.760 717.322 422.858 47.360 14.170 101.369 521

Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, bawang merah, dan kentang merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 84,85 ribu hektar, 15,76 ribu hektar, dan 11,11 ribu hektar. Tanaman hortikultura di Jawa Timur berdasarkan hasil ST2013 hampir menyebar secara merata di semua kabupaten, tetapi usaha tanaman pisang dengan jumlah tanaman terbesar terdapat di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang masing-masing sebesar 4,52 juta tanaman dan 3,10 juta tanaman. Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Tulungagung. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Banyuwangi mencapai 7,91 juta tanaman dan di Kabupaten Tulungagung mencapai 6,36 juta tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Pasuruan. Dari 5,60 juta tanaman mangga, 10,57 persennya berada di Kabupaten Pasuruan, 8,62 persen di Kabupaten Situbondo, dan sisanya menyebar di kabupaten lainnya. Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kabupaten/kota sedangkan tanaman bawang merah terpusat di Kabupaten Nganjuk dan kabupaten Probolinggo. Hal ini mengingat tanaman cabai dan bawang merah sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai terdapat di Kabupaten Tuban. Tanaman kentang paling banyak ditemui di Kabupaten probolinggo dan Kabupaten Pasuruan, sedangkan tanaman kunyit di Kabupaten Pacitan dan anggrek paling banyak dijumpai masing-masing di Kabupaten Malang dan Kota Batu. 63

Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 64 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan 109.110 1.053.750 70.351 61.442 4.666.078 57.714 685 13.276.281 24 Ponorogo 126.384 616.382 535.283 383.809 7.350.986 813.350 2.890 10.501.401 - Trenggalek 68.012 461.816 7.304 33.787 2.151.397 4.953 40.130 1.372.983 24 Tulungagung 37.844 1.033.021 6.356.929 43.669 3.984.543 400.142 3.200 84.400 2.278 Blitar 102.103 524.977 484.030 24.514 65.588.904 58.195 42.821 108.656 343 Kediri 77.470 297.173 118.355 319.917 48.981.768 8.902.155 7.044 4.224.647 7.662 Malang 140.907 4.516.924 1.546.518 28.169 59.299.327 4.886.106 8.052.661 4.568.888 5.210 Lumajang 72.588 3.104.236 1.551.203 28.390 30.484.083 17.900 4.123.194 252.628 437 Jember 103.711 928.864 4.503.753 55.630 72.982.943 20.775 4.800 104.982 1.514 Banyuwangi 108.650 1.199.107 7.906.043 175.934 58.996.376 541.664 171.836 96.310 682 Bondowoso 50.869 468.424 6.649 352.550 54.431.021 336.900 771.002 2.187.714 542 Situbondo 57.110 309.065 14.718 482.276 27.281.902 1.157.221 500 322.436 69 Probolinggo 83.609 740.801 12.806 249.651 33.054.453 33.812.750 59.196.546 1.060.119 5.002 Pasuruan 67.710 644.743 158.484 591.492 3.925.136 184.060 33.362.885 3.192.163 18.087 Sidoarjo 6.368 222.860 8.284 14.296 397.942 104.450 710 2.402 2.252 Mojokerto 25.183 102.676 10.055 68.114 25.061.638 2.012.950 7.000 1.173.508 3.533 Jombang 45.641 241.568 41.614 78.021 8.795.148 400.422 2.010 111.333 2.442 Nganjuk 74.709 272.527 101.037 310.412 16.675.656 69.780.012 9.050 290.179 274 Madiun 41.786 271.185 57.785 240.299 516.358 335.309-869.888 20 Magetan 43.456 140.483 57.136 118.660 6.769.821 1.936.620 1.929.450 494.385 26 Ngawi 98.164 541.112 48.190 195.162 1.800.144 151.393 405 1.195.575 77 Bojonegoro 128.931 1.138.059 8.835 251.739 17.595.502 9.464.261-41.354 164 Tuban 93.405 582.023 72.468 253.717 100.694.049 150.879 34.226 114.621 100 Lamongan 64.103 287.450 2.658 206.879 21.114.540 153.956-36.831 73 Gresik 30.259 223.666 95.115 200.591 13.549.448 63.823 41.585 4.890.954 180 Bangkalan 65.381 216.232 5.307 286.525 3.427.789 5.312-1.136.549 26 Sampang 64.460 205.934 1.578 69.879 51.789.299 6.472.245-20.054 - Pamekasan 74.774 568.289 12.922 132.876 63.172.522 7.938.094-161.864 20 Sumenep 139.054 1.365.438 23.521 309.864 38.556.094 4.046.943-238.147 - Kota Kediri 908 3.545 654 8.337 133.563 2.240-1.050 - Kota Blitar 2.036 3.122 8.966 441 599.783 2.800-609 163 Kota Malang 1.728 10.618 91.334 1.768 1.406.325 22.625 37.200 1.363.275 28.864 Kota Probolinggo 1.620 8.844 90 925 718.136 2.471.730 176.500-72 Kota Pasuruan 324 5.971 687 4.887 12.847 39.150-2.505 104 Kota Mojokerto 285 4.148 456 299 6.830 850-131 100 Kota Madiun 502 7.958 177 2.539 7.556 1.415-38 200 Kota Surabaya 1.900 49.944 518 7.425 996.852 650-14.968 1.234 Kota Batu 11.883 8.349 326.371 644 1.485.296 858.351 3.066.673 34.663 22.838 Jawa Timur 2.222.937 22.381.284 24.248.184 5.595.529 848.462.055 157.610.365 111.085.003 53.548.491 104.636

Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013 65

66

Subsektor Perkebunan H asil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Jawa Timur sebanyak 1,58 juta rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 1,01 juta rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 698 ribu. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Jawa Timur berada di Kabupaten Malang, yaitu sebanyak 158,7 ribu rumah tangga. Daerah dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Sumenep (140 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Pacitan (114 ribu rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kabupaten Pacitan (113,4 ribu rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pamekasan (97 ribu rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 2 1,6 Jumlah Rumah Tangga (juta) 1,2 0,8 0,4 0 Perkebunan Tahunan Semusim Tahunan dan Jenis Tanaman Perkebunan Semusim 67

Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 68 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Pacitan 114.037 113.426 9.327 Ponorogo 50.949 47.560 7.864 Trenggalek 88.690 87.416 10.863 Tulungagung 41.876 24.022 21.002 Blitar 87.488 77.970 14.525 Kediri 41.983 17.074 27.556 Malang 158.660 110.168 71.380 Lumajang 61.471 49.820 16.816 Jember 104.293 65.441 45.914 Banyuwangi 78.762 77.217 1.810 Bondowoso 54.150 27.126 33.472 Situbondo 40.787 23.247 23.390 Probolinggo 66.981 32.541 35.650 Pasuruan 32.256 28.536 5.024 Sidoarjo 571 74 500 Mojokerto 11.536 3.589 7.999 Jombang 27.838 8.932 19.897 Nganjuk 16.710 13.040 3.957 Madiun 18.393 14.001 4.462 Magetan 19.428 8.554 12.696 Ngawi 22.886 12.090 10.945 Bojonegoro 58.901 5.078 55.104 Tuban 20.433 14.352 6.362 Lamongan 31.307 2.011 29.972 Gresik 5.134 3.923 1.216 Bangkalan 7.301 7.243 88 Sampang 63.902 10.818 54.095 Pamekasan 104.123 19.627 97.118 Sumenep 140.100 107.098 66.229 Kota Kediri 1.135 78 1.096 Kota Blitar 634 567 73 Kota Malang 1.417 565 974 Kota Probolinggo 36 9 27 Kota Pasuruan 17 7 10 Kota Mojokerto 60 8 52 Kota Madiun 60 18 42 Kota Surabaya 35 10 26 Kota Batu 1.042 697 407 Jawa Timur 1.575.382 1.013.953 697.940

Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Jawa Timur berturut-turut adalah kelapa (672,4 ribu rumah tangga), kopi (291,6 ribu rumah tangga), cengkeh (242,3 ribu rumah tangga), kakao (96,7 ribu rumah tangga), kelapa sawit (1.411 rumah tangga) dan karet (606 rumah tangga). Daerah dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Kabupaten Pacitan (98 ribu rumah tangga), diikuti Kab Malang (69,7 ribu rumah tangga). Kopi banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Malang (69 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Pacitan (36,2 ribu rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pacitan (60,4 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Trenggalek (51,9 ribu rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Trenggalek (28,2 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Pacitan (14,7 ribu rumah tangga). Kelapa sawit hanya diusahakan di 7 daerah, diantaranya adalah Kabupaten Ponorogo, Blitar, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kota Malang dan Kota Batu. Daerah yang mengusahakan kelapa sawit paling banyak di Kabupaten Blitar yaitu sebanyak 1.266 rumah tangga. Karet paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Tulungagung (208 rumah tangga). 69

Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 70 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pacitan 113.426 60.380 14.741 140 98.002 36.190 - Ponorogo 47.560 28.636 8.408-29.042 12.299 129 Trenggalek 87.416 51.948 28.223-63.493 19.258 - Tulungagung 24.022 6.837 3.132 208 19.650 3.737 - Blitar 77.970 8.109 10.061 8 68.409 20.807 1.266 Kediri 17.074 5.805 925 17 10.890 3.853 - Malang 110.168 26.397 8.216-69.696 69.049 - Lumajang 49.820 6.866 852 11 38.231 19.376 - Jember 65.441 50 73 138 38.540 30.223 - Banyuwangi 77.217 4.374 2.006 14 67.949 20.447 - Bondowoso 27.126 89 23-18.806 8.059 - Situbondo 23.247 83 9 9 17.467 3.635 - Probolinggo 32.541 3.256 11 10 15.425 16.397 - Pasuruan 28.536 4.242 176-2.497 11.222 - Sidoarjo 74 5-3 16 3 1 Mojokerto 3.589 314 85 1 109 666 4 Jombang 8.932 4.970 1.684-2.422 5.033 - Nganjuk 13.040 10.967 738-3.640 1.483 - Madiun 14.001 9.096 10.945-3.003 1.995 - Magetan 8.554 3.457 1.351 42 3.078 3.350 - Ngawi 12.090 5.621 4.977-4.014 3.399 - Bojonegoro 5.078 79 11 4 3.359 66 - Tuban 14.352 - - - 7.306 126 - Lamongan 2.011 - - - 260 - - Gresik 3.923 317 1-3.022 40 4 Bangkalan 7.243 - - - 3.571 - - Sampang 10.818 - - - 513 - - Pamekasan 19.627 7 3-13.007 101 - Sumenep 107.098 346 - - 65.841 - - Kota Kediri 78 1 16-53 7 - Kota Blitar 567 6 24-518 77 - Kota Malang 565 10 4 1 523 41 5 Kota Probolinggo 9 - - - 3 - - Kota Pasuruan 7 1 - - 2 1 - Kota Mojokerto 8 3 - - 2 1 - Kota Madiun 18 10 4 - - 4 - Kota Surabaya 10 - - - 7 - - Kota Batu 697 17 1-60 626 2 Jawa Timur 1.013.953 242.299 96.700 606 672.426 291.571 1.411

Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Jawa Timur berturut-turut adalah tembakau (473,9 ribu rumah tangga), tebu (182,8 ribu rumah tangga), nilam (13,3 ribu rumah tangga), dan sereh wangi (442 rumah tangga). Daerah dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tembakau adalah Kabupaten Pamekasan (97,1 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Sumenep (66,1 ribu rumah tangga). Tebu paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri masing-masing sebanyak 67,8 ribu rumah tangga dan 25,5 ribu rumah tangga. Nilam sebagian besar diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Trenggalek (8.350 rumah tangga). Sereh wangi banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Bojonegoro (57 rumah tangga). 71

Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 72 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan 9.327 1.079 42 43 555 Ponorogo 7.864 1.962 2 1.308 2.042 Trenggalek 10.863 8.350 9 560 277 Tulungagung 21.002 123 2 9.917 5.807 Blitar 14.525 34 5 12.410 1.153 Kediri 27.556 50 16 25.510 107 Malang 71.380 1.424 5 67.825 888 Lumajang 16.816 95 5 14.970 1.765 Jember 45.914 3 5 1.752 44.167 Banyuwangi 1.810 1 14 68 1.711 Bondowoso 33.472 1 2 1.592 32.043 Situbondo 23.390-1 5.060 17.991 Probolinggo 35.650-54 2.145 33.123 Pasuruan 5.024 3 43 2.220 288 Sidoarjo 500-4 481 13 Mojokerto 7.999 6 56 6.295 1.674 Jombang 19.897 1 26 4.735 15.052 Nganjuk 3.957 212 8 1.591 1.882 Madiun 4.462 - - 3.929 534 Magetan 12.696 1-8.009 3.776 Ngawi 10.945-31 4.427 6.484 Bojonegoro 55.104 1 57 416 54.678 Tuban 6.362-17 782 5.250 Lamongan 29.972-13 2.997 25.858 Gresik 1.216-2 1.160 45 Bangkalan 88-1 63 14 Sampang 54.095-1 163 53.512 Pamekasan 97.118-8 - 97.072 Sumenep 66.229-10 134 66.054 Kota Kediri 1.096 - - 1.064 1 Kota Blitar 73 - - 6 27 Kota Malang 974 2 2 964 - Kota Probolinggo 27 - - 8 18 Kota Pasuruan 10 - - 9 - Kota Mojokerto 52 - - 52 - Kota Madiun 42 - - 42 - Kota Surabaya 26-1 4 5 Kota Batu 407 - - 56 1 Jawa Timur 697.940 13.348 442 182.767 473.867

Dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah kopi, yakni sebanyak 106,02 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Populasi terbesar kedua adalah kelapa, yaitu sebanyak 11,15 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Banyuwangi. Tanaman cengkeh menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 6,57 juta pohon dan paling banyak berada di Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Trenggalek. Selain tanaman kopi, kelapa dan cengkeh, komoditas yang juga merupakan potensi subsektor perkebunan di Jawa Timur adalah kakao (4,02 juta pohon), kelapa sawit (272,87 ribu pohon), dan karet (249,51 ribu pohon). Daerah yang paling banyak mengusahakan kakao adalah Kabupaten Malang (839,72 ribu pohon), diikuti Kabupaten Trenggalek (545,4 ribu pohon). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ponorogo dan Blitar dengan jumlah tanaman masing-masing 121,57 ribu pohon dan 104,07 ribu pohon. Karet banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Jember (105,91 ribu pohon) dan Kabupaten Tulungagung (37,97 ribu pohon). 73

Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 74 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan 1.305.536 388.167 25.991 1.451.103 912.670 - Ponorogo 637.473 201.083-197.978 630.738 121.574 Trenggalek 1.258.074 545.396-706.072 398.529 - Tulungagung 137.212 123.626 37.970 527.657 137.689 - Blitar 324.326 511.025 345 951.788 1.896.541 104.074 Kediri 237.479 152.362 15.545 118.223 510.645 - Malang 920.621 839.719-1.432.171 30.441.805 - Lumajang 231.195 139.868 8.446 738.977 8.554.457 - Jember 34.013 24.067 105.911 561.147 26.567.519 - Banyuwangi 85.566 218.918 33.325 1.614.379 10.264.141 - Bondowoso 4.966 54.016-207.620 11.668.525 - Situbondo 22.909 38 2.312 272.142 2.930.544 - Probolinggo 67.233 87 567 178.489 5.444.358 - Pasuruan 204.408 12.437-48.931 3.681.121 - Sidoarjo 2.776-10.150 1.909 3.301 2.640 Mojokerto 30.176 7.495 4 431 64.315 3.764 Jombang 211.754 87.318-12.196 666.446 - Nganjuk 391.837 14.493-42.985 186.381 - Madiun 258.050 525.298-17.637 118.454 - Magetan 57.715 52.250 7.686 17.357 300.832 - Ngawi 83.897 115.458-21.891 354.486 - Bojonegoro 5.313 206 503 69.092 26.285 - Tuban - - - 52.069 681 - Lamongan - - - 25.264 - - Gresik 11.629 50-74.103 2.417 23 Bangkalan - - - 24.793 - - Sampang - - - 4.518 - - Pamekasan 3.017 13-117.773 2.514 - Sumenep 20.297 - - 1.634.556 - - Kota Kediri 70 944-473 64 - Kota Blitar 893 1.016-9.450 1.866 - Kota Malang 11.909 2.816 750 4.092 18.594 40.790 Kota Probolinggo - - - 10 - - Kota Pasuruan 75 - - 4 25 - Kota Mojokerto 52 - - 2 30 - Kota Madiun 1.309 575 - - 635 - Kota Surabaya - - - 10.105 - - Kota Batu 8.374 150-1.779 236.909 8 Jawa Timur 6.570.154 4.018.891 249.505 11.149.166 106.023.517 272.873

Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (4) (8) (10) (13) (20) (12) Pacitan 238.725 124.186 18.402 249.409 129.685 - Ponorogo 166.144 64.285-36.484 94.621 7.369 Trenggalek 321.794 104.804-128.876 63.502 - Tulungagung 62.306 44.951 28.546 130.918 22.289 - Blitar 125.304 88.670 168 129.316 199.649 48.076 Kediri 89.092 47.501 9.516 18.418 53.016 - Malang 239.891 104.685-224.062 2.938.392 - Lumajang 51.148 36.594 1.643 104.030 947.536 - Jember 3.738 14.241 46.365 68.129 4.836.845 - Banyuwangi 13.505 39.907 11.457 153.400 874.251 - Bondowoso 483 11.858-29.668 1.807.680 - Situbondo 14 10 280 23.041 571.933 - Probolinggo 16.543 43 533 34.201 642.707 - Pasuruan 62.980 2.554-8.464 627.417 - Sidoarjo 115-7.750 1.779 150 640 Mojokerto 3.306 2.707-175 28.592 1.042 Jombang 62.025 11.442-2.291 61.198 - Nganjuk 173.712 2.939-23.651 5.087 - Madiun 110.485 112.845-3.121 16.918 - Magetan 17.025 20.150 5.317 2.864 36.484 - Ngawi 30.179 41.133-4.151 55.410 - Bojonegoro 211 81 2 7.152 12.566 - Tuban - - - 13.655 118 - Lamongan - - - 620 - - Gresik 3.918 - - 13.212 116 5 Bangkalan - - - 7.535 - - Sampang - - - 913 - - Pamekasan 3.003 1-23.484 696 - Sumenep 3.544 - - 209.277 - - Kota Kediri 20 834-327 18 - Kota Blitar 475 235-895 534 - Kota Malang 11.300 11 250 728 5.732 32.890 Kota Probolinggo - - - 6 - - Kota Pasuruan - - - - - - Kota Mojokerto 25 - - - - - Kota Madiun 790 1 - - 22 - Kota Surabaya - - - - - - Kota Batu 8.174 50-853 84.817 - Jawa Timur 1.819.974 876.718 130.229 1.655.105 14.117.981 90.022 75

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi, sedangkan tanaman yang belum berproduksi paling banyak adalah pohon karet yaitu sebesar 52 persen dari total pohon karet yang diusahakan/dikelola di Jawa Timur dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Jember (46.365 pohon). Dilihat dari proporsi tanaman yang belum berproduksi, kelapa sawit memiliki persentase yang cukup besar yaitu hampir mencapai 33 persen, kemudian pohon cengkeh sebesar 27,7 persen. Jumlah pohon kopi yang belum berproduksi di Jawa Timur sebanyak 14,12 juta pohon atau sebesar 13,32 persen dan paling banyak ditemui di Kabupaten Jember sebanyak 4,84 juta pohon. Jumlah pohon cengkeh yang belum berproduksi sebanyak 1,82 juta pohon dengan jumlah tanaman belum produksi terbanyak di Kabupaten Trenggalek (321,8 ribu pohon). Pohon kelapa yang belum berproduksi sebanyak 1,66 juta pohon, paling banyak ditemukan di Kabupaten Pacitan dan Malang masing-masing sebanyak 249,41 ribu pohon dan 224,06 ribu pohon. Jumlah pohon kakao yang belum berproduksi sebanyak 876,72 ribu pohon. Dilihat dari jumlah tanaman tahunan usaha perkebunan yang sudah berproduksi, jumlah pohon kopi merupakan yang paling banyak yaitu 76,70 juta pohon, pohon kelapa (7,18 juta pohon), pohon cengkeh (3,39 juta pohon), dan pohon kakao (2,36 juta pohon). Sedangkan pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi berjumlah 146,46 ribu pohon dan pohon karet berjumlah 71,01 ribu pohon. Sama halnya dengan proporsi tanaman yang sudah berproduksi jika dibandingkan dengan tanaman yang sama maka persentase pohon karet merupakan yang paling rendah yaitu hanya sebesar 28,46 pesen. Sedangkan persentase kelima komoditi yang lain bisa mencapai lebih dari 50 persen. Pohon kopi yang sudah berproduksi paling banyak di Kabupaten Malang (22,52 juta pohon). Jumlah pohon kelapa dan cengkeh yang sudah berproduksi terbanyak masing-masing di Kabupaten Banyuwangi (1,13 juta pohon) dan Pacitan (785,04 ribu pohon). 76

Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan 785.044 184.245 1.323 899.189 693.170 - Ponorogo 353.525 110.794-141.782 471.684 105.358 Trenggalek 697.580 376.415-439.517 276.177 - Tulungagung 52.569 59.319 5.578 298.759 103.006 - Blitar 109.664 298.362 167 697.707 1.367.601 28.454 Kediri 125.057 60.354 3.428 88.589 398.696 - Malang 496.891 569.821-865.724 22.521.640 - Lumajang 139.985 67.238 5.798 515.638 6.567.695 - Jember 25.263 8.310 29.454 374.643 18.333.585 - Banyuwangi 54.917 151.826 19.871 1.129.744 8.086.258 - Bondowoso 4.332 14.507-145.925 8.247.433 - Situbondo 2.977 28 3 120.404 1.971.312 - Probolinggo 28.660 14 19 99.206 3.927.557 - Pasuruan 57.024 9.127-19.353 2.406.334 - Sidoarjo 10-2.000 130 3.150 2.000 Mojokerto 21.570 3.227 4 202 23.417 2.722 Jombang 92.609 61.781-7.086 502.710 - Nganjuk 144.696 10.064-14.548 151.996 - Madiun 113.378 292.783-10.849 91.371 - Magetan 18.299 22.397 2.365 11.049 178.569 - Ngawi 38.699 51.702-13.409 233.708 - Bojonegoro 3.583 4 500 2.816 13.707 - Tuban - - - 29.559 327 - Lamongan - - - 24.003 - - Gresik 4.512 50-45.618 436 18 Bangkalan - - - 11.988 - - Sampang - - - 1.983 - - Pamekasan 3 11-75.615 1.395 - Sumenep 16.701 - - 1.072.436 - - Kota Kediri 50 10-111 41 - Kota Blitar 383 702-8.332 1.284 - Kota Malang 609 2.805 500 3.247 12.761 7.900 Kota Probolinggo - - - 2 - - Kota Pasuruan 75 - - 4 25 - Kota Mojokerto 27 - - 1 30 - Kota Madiun 509 115 - - 613 - Kota Surabaya - - - 10.015 - - Kota Batu 191 100-922 111.258 8 Jawa Timur 3.389.392 2.356.111 71.010 7.180.105 76.698.946 146.460 77

Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Jawa Timur (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanam tanaman kopi yaitu 76,90 ribu hektar, diikuti luas tanam tanaman cengkeh dan kelapa yang hampir mencapai 20 ribu hektar. Luas kopi terbesar berada di Kabupaten Malang (24,9 ribu hektar), kemudian Jember (18,91 ribu hektar) dan Banyuwangi (8,85 ribu hektar). Dilihat dari rata-rata luas tanaman per rumah tangga, luas tanaman kopi yang dimiliki per rumah tangga seluas 0,26 hektar. Luas tanaman semusim paling besar adalah luas tembakau dan luas tebu, masing-masing sebesar 168,21 ribu hektar dan 113,73 ribu hektar. Luas tembakau yang paling besar di Jawa Timur berada di Kabupaten Pamekasan (36,55 ribu hektar) dan Kabupaten Sumenep (25 ribu hektar). Rata-rata luas tanaman per rumah tangga di Jawa Timur paling besar yaitu luas tebu yang mencapai 0,62 hektar per rumah tangga, walaupun dari segi luas tanamnya lebih besar luas tembakau. Hal ini disebabkan lebih tingginya jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tembakau. 78

Tabel 23.a Luas Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Provinsi dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Cengkeh Kakao Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan 17.075.939 1.769.335 120.441 8.426.929 3.517.775 - Ponorogo 7.828.279 602.051-1.194.578 1.257.764 822.597 Trenggalek 46.492.042 4.378.168-11.192.577 2.161.266 - Tulungagung 2.795.649 1.121.761 395.799 11.039.234 798.766 - Blitar 2.385.875 4.347.879 3.141 13.221.977 11.023.589 1.789.341 Kediri 8.026.747 1.276.318 102.555 1.608.957 6.149.772 - Malang 47.436.120 8.154.067-32.442.693 248.930.300 - Lumajang 14.966.859 1.640.407 37.000 8.985.504 65.458.374 - Jember 54.954 75.195 700.877 9.434.630 189.051.579 - Banyuwangi 3.213.071 1.227.892 232.000 44.209.814 88.514.733 - Bondowoso 68.788 75.350-1.296.362 60.888.769 - Situbondo 21.575 100 1.201 2.660.865 10.754.124 - Probolinggo 1.037.819 3.201 2 410.097 39.294.882 - Pasuruan 2.322.226 160.000-848.787 23.579.535 - Sidoarjo 11.240-50.000 120.296 26.000 20.000 Mojokerto 776.871 100.241 10 6.610 544.740 137.000 Jombang 11.261.588 2.367.479-526.619 10.648.918 - Nganjuk 11.740.213 586.686-984.298 1.354.620 - Madiun 11.263.118 7.380.535-1.048.257 1.695.972 - Magetan 407.889 280.680 37.170 67.666 699.294 - Ngawi 2.261.006 622.293-405.880 1.050.721 - Bojonegoro 54.323 100-251.580 235.764 - Tuban - - - 723.625 2.405 - Lamongan - - - 58.714 - - Gresik 547.679 500-3.512.670 30.836 - Bangkalan - - - 155.639 - - Sampang - - - 22.262 - - Pamekasan - 1-171.865 10.162 - Sumenep 1.072.500 - - 36.679.823 - - Kota Kediri 2.520 5.650-4.600 123 - Kota Blitar 24.621 16.682-113.106 29.558 - Kota Malang 23.500 52.668 30.000 179.720 144.895 716.250 Kota Probolinggo - - - 62 - - Kota Pasuruan 2.000 - - 5 1.000 - Kota Mojokerto 5.240 - - 2 5.000 - Kota Madiun 52.909 7.170 - - 25.100 - Kota Surabaya - - - 28.866 - - Kota Batu 17.133 1.500-18.632 1.099.644 - Jawa Timur 193.250.293 36.253.909 1.710.196 192.053.801 768.985.980 3.485.188 79

Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakao 80 (1) (2) (3) (4) (5) Pacitan 98.626 22.116 37.037 505.719 Ponorogo 444.534 55 4.195.330 4.167.812 Trenggalek 4.259.420 1.688 2.625.384 491.367 Tulungagung 161.295 1.050 34.102.991 10.273.962 Blitar 49.050 1.036 59.807.326 3.887.400 Kediri 39.950 6.708 142.783.605 346.649 Malang 5.090.608 13.055 367.781.162 3.265.149 Lumajang 142.550 1.357 95.211.373 6.981.739 Jember 19.000 267 20.485.875 179.567.732 Banyuwangi 1.775 1.509 690.197 9.681.025 Bondowoso 500 16 23.979.884 116.145.423 Situbondo - 20 50.133.867 71.792.855 Probolinggo - 111.527 11.969.025 134.008.830 Pasuruan 8.700 11.547 15.552.415 871.113 Sidoarjo - 3.500 8.104.901 1.411.730 Mojokerto 13.500 21.692 70.929.878 4.437.926 Jombang 2.400 4.236 63.796.046 42.970.979 Nganjuk 257.701 4.545 15.292.551 4.765.584 Madiun - - 12.431.420 1.631.669 Magetan 900-36.716.799 7.650.350 Ngawi - 1.041 27.246.351 14.956.014 Bojonegoro 1.500 566 3.703.688 162.368.585 Tuban - 6.744 8.852.610 23.419.091 Lamongan - 1.017 27.772.019 90.139.588 Gresik - 220 14.808.818 147.345 Bangkalan - 10 935.268 17.866 Sampang - 50 1.350.073 170.352.218 Pamekasan - 4.190-365.549.583 Sumenep - 1.265 312.202 249.993.986 Kota Kediri - - 7.772.345 10.000 Kota Blitar - - 25.190 143.592 Kota Malang 23.500 546 5.681.322 - Kota Probolinggo - - 147.125 83.142 Kota Pasuruan - - 71.905 - Kota Mojokerto - - 1.403.694 - Kota Madiun - - 226.267 - Kota Surabaya - 1 57.000 54.030 Kota Batu - - 307.470 1.000 Jawa Timur 10.615.509 221.574 1.137.300.413 1.682.091.053

Jenis Tanaman Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Jawa Timur, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Yang Diusahakan/ Dikelola Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Berproduksi Yang Sudah Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau 4.723 114.675 20.458 77.571 Asam Jawa 17.442 54.574 6.919 31.944 Cengkeh 242.299 6.570.154 1.819.974 3.389.392 Gambir 34 260 32 202 Jambu Mete 22.737 269.718 30.326 182.128 Jarak Pagar 270 152.428 89.294 48.072 Kakao 96.700 4.018.891 876.718 2.356.111 Kapok 39.947 687.780 65.684 486.884 Karet 606 249.505 130.229 71.010 Kayu Manis 385 4.690 1.272 2.785 Kelapa Sawit 1.411 272.873 90.022 146.460 Kelapa 672.426 11.149.166 1.655.105 7.180.105 Kemenyan 7 255 1 249 Kemiri 1.355 16.998 2.982 3.395 Kemiri Sunan 44 97 5 90 Kenanga 5.104 45.610 4.487 24.666 Kina 16 441 6 428 Klerek 40 269 54 112 Kopi 291.571 106.023.517 14.117.981 76.698.946 Lada 1.289 104.316 9.600 87.160 Lontar 34.194 537.901 89.135 351.603 Murbai 91 2.043 141 1.877 Panili/Vanili 89 11.224 3.377 7.161 Pala 404 7.253 4.077 2.076 Pandan Anyaman 4.766 184.725 18.843 122.201 Pinang/Jambe 7.326 200.165 29.954 143.679 Sagu 59 2.310 108 304 Soga 111 2.443 104 882 Teh 32 8.135-3.121 81

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Jawa Timur, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau 4.723 1.178.599 249.54 Asam Jawa 17.442 315.332 18.08 Cengkeh 242.299 193.250.293 797.57 Gambir 34 446 13.12 Jambu Mete 22.737 3.034.159 133.45 Jarak Pagar 270 187.511 694.49 Kakao 96.700 36.253.909 374.91 Kapok 39.947 12.079.231 302.38 Karet 606 1.710.196 2.822.11 Kayu Manis 385 34.323 89.15 Kelapa Sawit 1.411 3.485.188 2.470.01 Kelapa 672.426 192.053.801 285.61 Kemenyan 7 3.125 446.43 Kemiri 1.355 146.549 108.15 Kemiri Sunan 44 61.878 1.406.32 Kenanga 5.104 735.044 144.01 Kina 16 1.253 78.31 Klerek 40 6.852 171.30 Kopi 291.571 768.985.980 2.637.39 Lada 1.289 342.689 265.86 Lontar 34.194 2.027.246 59.29 Murbai 91 10.520 115.60 Panili/Vanili 89 40.506 455.12 Pala 404 335.601 830.70 Pandan Anyaman 4.766 257.253 53.98 Pinang/Jambe 7.326 571.957 78.07 Sagu 59 12.834 217.53 Soga 111 8.997 81.05 Teh 32 18.700 584.38 Abaca/Manila 35 74.572 2.130.63 Akar Wangi 18 38.122 2.117.89 Jute 12 11.045 920.42 Kapas 728 736.656 1.011.89 Kenaf 1.025 5.881.872 5.738.41 Nilam 13.348 10.615.509 795.29 Rami/Haramay 34 95.270 2.802.06 Rosela 1.320 2.064.091 1.563.71 Sereh Wangi 442 221.574 501.30 Tebu 182.767 1.137.300.413 6.222.68 Tembakau 473.867 1.682.091.053 3.549.71

Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013 83

84

Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan di Jawa Timur memiliki jumlah rumah tangga usaha sebanyak 3.339.411. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 Rumah Tangga (ribu) 3 500 3 000 2 500 2 000 1 500 1 000 500 0 Jenis Ternak 85

Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Provinsi Dan Jenis Ternak, ST2013 86 Kabupaten/Kota Jumlah rumah Tangga Usaha Peternakan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pacitan 116.888 43.871 29 18 3 76.616 2.238 Ponorogo 151.011 42.256 600 85 28 90.620 1.804 Trenggalek 105.515 17.312 1.637 81 13 73.457 506 Tulungagung 95.607 43.418 6.100 97 11 40.825 121 Blitar 140.500 63.525 2.280 918 21 53.030 204 Kediri 131.407 83.484 2.210 152 41 31.903 439 Malang 194.197 91.430 18.508 810 109 62.264 486 Lumajang 114.294 80.742 1.249 1.821 62 24.638 1.584 Jember 191.980 134.673 269 93 53 25.672 1.984 Banyuwangi 121.825 43.775 153 1.412 101 27.698 6.085 Bondowoso 109.147 95.215 4-374 5.044 458 Situbondo 105.837 81.943 26 84 112 5.338 5.457 Probolinggo 136.288 116.251 2.837 35 161 11.902 5.600 Pasuruan 99.237 43.265 29.913 133 82 15.044 815 Sidoarjo 11.994 2.715 122 189 11 3.450 414 Mojokerto 53.310 30.065 365 146 47 9.805 332 Jombang 83.308 31.798 973 91 11 14.064 704 Nganjuk 113.619 70.394 61 133 18 28.694 932 Madiun 65.557 25.555 65 158 12 23.854 225 Magetan 71.932 50.457 38 95 28 19.582 1.404 Ngawi 116.735 42.662 166 324 26 39.177 1.373 Bojonegoro 173.409 83.829 77 162 65 33.338 5.208 Tuban 149.861 105.828 230 284 37 30.397 2.299 Lamongan 104.080 45.117 12 67 22 20.328 1.923 Gresik 41.509 20.052 39 82 10 9.587 790 Bangkalan 115.247 85.606 1 392 79 21.295 34 Sampang 112.995 98.120 - - 32 8.722 963 Pamekasan 104.556 76.366 4-24 8.885 1.219 Sumenep 179.083 147.079-1.876 389 23.857 2.912 Kota Kediri 2.792 1.583 12 20 2 715 22 Kota Blitar 3.242 988 21-1 708 2 Kota Malang 2.829 1.896 35 33 7 304 4 Kota Probolinggo 7.098 4.439 39-1 827 1.607 Kota Pasuruan 1.762 199 5 1 6 330 1 Kota Mojokerto 656 52 1 4-124 - Kota Madiun 1.394 130 4 3-452 4 Kota Surabaya 1.498 155 35 12 2 428 7 Kota Batu 7.212 1.792 2.181 6 15 1.898 833 Jawa Timur 3.339.411 1.908.037 70.301 9.817 2.016 844.872 50.993

Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Provinsi Dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Pacitan - 90.786 16 106 2.645 842 961 Ponorogo 8 118.034 341 196 4.099 868 1.552 Trenggalek 1 65.705 83 193 2.845 565 1.030 Tulungagung 30 33.247 1.308 328 3.195 1.017 955 Blitar 87 54.969 4.321 1.085 4.594 1.797 2.352 Kediri 86 43.686 1.071 844 2.965 673 1.314 Malang 429 60.872 1.310 1.043 6.163 2.454 1.614 Lumajang 152 32.368 174 270 1.996 128 932 Jember 34 60.448 395 336 4.459 546 1.360 Banyuwangi 91 62.579 160 322 6.635 1.937 1.519 Bondowoso - 32.878 110 61 1.566 127 585 Situbondo 3 46.797 67 83 1.597 262 575 Probolinggo 25 30.759 160 157 1.596 346 902 Pasuruan 435 30.946 117 252 2.144 138 408 Sidoarjo 1 5.543 59 53 1.277 51 215 Mojokerto - 24.816 86 289 2.339 549 441 Jombang 2 54.454 233 390 4.621 1.295 1.303 Nganjuk 2 55.611 235 167 2.138 604 913 Madiun 1 33.410 88 171 1.840 944 834 Magetan 6 23.282 994 642 903 382 851 Ngawi 9 83.780 77 175 4.571 771 1.559 Bojonegoro 4 129.995 41 274 8.469 1.233 1.478 Tuban - 79.789 87 509 4.489 688 1.149 Lamongan - 66.461 198 545 3.990 570 807 Gresik 3 20.472 114 403 1.888 74 337 Bangkalan - 73.182 83 107 14.651 2.278 1.508 Sampang - 35.907 94 91 1.871 340 290 Pamekasan - 54.817 566 294 2.325 259 537 Sumenep - 108.306 613 652 2.149 130 1.131 Kota Kediri 1 1.089 10 13 96 19 59 Kota Blitar 14 2.032 49 19 97 148 138 Kota Malang 3 677 39 59 121 56 67 Kota Probolinggo - 2.030 21 9 96 52 90 Kota Pasuruan - 1.335 3 6 119 40 51 Kota Mojokerto - 486 7 1 48 39 36 Kota Madiun - 957 6 4 80 132 82 Kota Surabaya 1 923 11 7 224 12 94 Kota Batu 1 1.003 67 74 149 214 397 Jawa Timur 1.429 1.624.431 13.414 10.230 105.050 22.580 30.426 87

Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 88 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Usaha Peternakan 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan 39.095 55.321 21.495 903 74 Ponorogo 61.807 69.698 18.709 752 45 Trenggalek 55.376 42.720 6.981 414 24 Tulungagung 65.498 25.561 4.158 359 31 Blitar 98.625 35.562 5.733 520 60 Kediri 97.949 29.673 3.503 253 29 Malang 148.211 39.332 5.987 592 75 Lumajang 85.281 26.361 2.474 160 18 Jember 156.409 32.915 2.464 171 21 Banyuwangi 94.541 24.033 3.010 221 20 Bondowoso 83.489 24.118 1.441 93 6 Situbondo 72.177 30.838 2.692 118 12 Probolinggo 106.365 25.762 3.799 334 28 Pasuruan 77.297 19.527 2.289 118 6 Sidoarjo 10.131 1.630 198 29 6 Mojokerto 39.363 12.063 1.719 154 11 Jombang 59.520 21.078 2.468 208 34 Nganjuk 73.407 34.474 5.384 324 30 Madiun 46.494 16.672 2.207 168 16 Magetan 48.939 19.521 3.208 232 32 Ngawi 67.075 41.815 7.358 462 25 Bojonegoro 97.231 62.446 12.853 813 66 Tuban 86.358 51.823 10.930 689 61 Lamongan 72.240 27.954 3.600 268 18 Gresik 30.707 9.366 1.316 115 5 Bangkalan 50.843 47.176 14.963 2.062 203 Sampang 82.193 28.276 2.425 93 8 Pamekasan 67.119 34.303 2.933 183 18 Sumenep 84.678 79.195 14.731 439 40 Kota Kediri 2.037 660 82 11 2 Kota Blitar 2.367 763 95 15 2 Kota Malang 2.412 357 51 8 1 Kota Probolinggo 5.226 1.612 235 23 2 Kota Pasuruan 1.439 276 37 9 1 Kota Mojokerto 520 115 15 2 4 Kota Madiun 997 313 68 12 4 Kota Surabaya 1.141 295 51 10 1 Kota Batu 6.012 1.011 157 29 3 Jawa Timur 2.180.569 974.615 171.819 11.366 1.042

Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan 70.860 83 12 296.487 8.565 - Ponorogo 73.654 211 42 377.505 8.837 211 Trenggalek 31.813 224 17 324.414 2.338 4 Tulungagung 103.377 316 20 192.842 711 5.846 Blitar 134.438 2.145 45 268.800 1.423 1.297 Kediri 176.805 368 246 140.641 4.532 1.812 Malang 228.729 2.036 185 397.333 2.882 7.245 Lumajang 158.031 4.636 128 162.687 8.732 3.281 Jember 202.866 276 106 167.077 11.090 445 Banyuwangi 83.518 3.338 164 173.966 47.289 995 Bondowoso 149.951-463 51.295 3.183 - Situbondo 146.689 261 149 24.207 24.425 12 Probolinggo 223.532 86 268 52.553 25.311 73 Pasuruan 162.043 367 267 82.235 5.119 617 Sidoarjo 9.971 557 37 35.460 4.644 52 Mojokerto 60.132 396 96 50.776 4.418 - Jombang 62.261 276 17 79.604 4.890 15 Nganjuk 120.005 722 35 116.528 4.404 103 Madiun 42.755 367 14 158.008 4.185 40 Magetan 89.966 207 42 76.564 7.250 10.159 Ngawi 74.161 1.222 28 166.519 6.843 125 Bojonegoro 142.438 799 95 145.717 65.090 27 Tuban 247.499 1.638 54 114.794 9.847 - Lamongan 83.945 295 48 109.142 11.643 - Gresik 41.098 198 27 53.472 4.271 16 Bangkalan 181.662 894 109 76.298 143 - Sampang 179.626-59 32.116 5.138 - Pamekasan 115.560-33 34.245 4.515 - Sumenep 328.304 4.979 601 151.100 10.950 - Kota Kediri 3.382 67 6 3.757 273 12 Kota Blitar 2.592-2 3.173 11 206 Kota Malang 4.085 97 33 2.055 75 820 Kota Probolinggo 8.052-1 3.503 7.057 - Kota Pasuruan 454 4 24 2.353 10 - Kota Mojokerto 135 8-995 - - Kota Madiun 303 11-2.290 41 - Kota Surabaya 1.180 33 6 4.892 140 100 Kota Batu 11.815 11 59 15.994 6.547 1 Jawa Timur 3.757.687 27.128 3.538 4.151.397 316.822 33.514 89

Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 90 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila (1) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan 918.954 8.156 614.215 19.842 7.082 Ponorogo 1.477.227 323.645 3.487.456 115.696 8.262 Trenggalek 658.348 128.619 1.310.627 154.875 5.588 Tulungagung 569.371 4.092.392 2.184.905 568.900 41.113 Blitar 772.937 13.512.976 20.512.655 925.825 43.166 Kediri 574.370 3.555.562 16.168.099 394.465 25.961 Malang 790.716 4.262.063 20.229.314 468.646 38.785 Lumajang 413.119 302.814 8.113.484 305.201 6.216 Jember 753.421 975.310 11.566.819 594.237 9.909 Banyuwangi 718.006 371.788 5.828.079 477.395 22.830 Bondowoso 269.242 121.540 813.566 50.208 1.245 Situbondo 381.894 35.984 595.732 81.166 9.630 Probolinggo 334.135 70.713 896.921 133.643 4.597 Pasuruan 336.823 137.069 10.879.610 147.664 2.345 Sidoarjo 111.848 60.581 344.531 340.823 3.050 Mojokerto 304.982 121.604 11.476.465 268.639 6.941 Jombang 634.026 598.260 14.011.256 339.588 34.340 Nganjuk 653.106 412.174 4.244.465 106.376 5.290 Madiun 422.308 169.010 2.709.095 77.942 13.686 Magetan 334.995 2.468.933 10.397.859 70.237 5.016 Ngawi 991.248 121.428 1.756.033 113.575 7.613 Bojonegoro 1.510.258 44.174 5.916.182 101.055 11.156 Tuban 936.809 231.537 11.379.168 94.627 10.269 Lamongan 763.053 258.843 21.821.772 93.708 6.694 Gresik 257.804 209.280 8.360.033 30.946 3.884 Bangkalan 814.322 45.012 401.321 144.412 19.322 Sampang 447.667 71.028 541.918 35.963 13.409 Pamekasan 570.072 639.353 1.360.178 52.185 2.280 Sumenep 1.044.962 542.770 2.792.407 79.054 1.148 Kota Kediri 18.514 54.610 208.900 14.303 298 Kota Blitar 73.413 627.167 1.179.250 7.420 1.852 Kota Malang 23.483 72.125 4.896.610 20.736 774 Kota Probolinggo 26.196 6.186 246.951 7.696 687 Kota Pasuruan 15.268 3.068 33.248 10.044 309 Kota Mojokerto 8.787 7.269 180.000 5.790 362 Kota Madiun 14.381 28.535 26.920 6.177 1.393 Kota Surabaya 17.303 6.309 33.495 14.572 337 Kota Batu 14.328 85.699 1.179.770 13.851 3.708 Jawa Timur 18.977.696 34.783.586 208.699.309 6.487.482 380.547

Dari hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga usaha peternakan di Jawa Timur tertinggi adalah sapi potong, tercatat sebanyak 3,54 juta sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah kambing, yaitu sebanyak 4,15 juta ekor. Populasi unggas tertinggi yang dipelihara rumah tangga usaha peternakan adalah Ayam ras Pedaging sebanyak 208,6 juta ekor, kemudian disusul ayam ras petelur sebanyak 34,78 juta. Sedangkan Ayam lokal menempati urutan ketiga dengan jumlah populasi sebanyak 18,97 juta ekor. Populasi itik yang dipelihara oleh rumah tangga usaha peternakan sebanyak 6,48 juta ekor, namun untuk jenis itik manila hanya sebanyak 380,547 ekor yang dipelihara oleh rumah tangga usaha peternakan di Jawa Timur. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 250 000 Populasi Ternak (ribu ekor) 200 000 150 000 100 000 50 000 0 Jenis Ternak 91

92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

93

94

Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 189.777 rumah tangga di Jjawa Timur yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 116.629 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 76.655 rumah tangga. Sebanyak 3.507 rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan sekaligus Penangkapan Ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Rumput Laut terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan Rumput Laut sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 3.061 rumah tangga. Selain Rumput Laut, Ikan Bandeng merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 9.832 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Lele merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 31.951 rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Koi, Mas Koki, Cupang dan Moli. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Koi sebanyak 1.520 rumah tangga, ikan Mas Koki sebanyak 759 rumah tangga, Ikan Cupang sebanyak 279 rumah tangga dan ikan moli sebanyak 119 rumah tangga. 95

Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama Yang Diusahakan, ST2013 Jenis Ikan Utama Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Rumput Laut 3.061 Bandeng 9.832 Lele 31.951 Koi 1.520 Jumlah Rumah Tangga Tiram 235 Udang Vaname 3.271 Gurami 18.413 Mas Koki 759 Kerapu Karang Udang Ratu/ Raja 98 Udang Windu 1.965 Bandeng Air Tawar 13.432 Cupang/Betta Hias 83 Nila 312 Nila 6.015 Moli 119 279 Kerapu Sunu 69 Mujair 292 Udang tawar 3.571 Manvis 105 Udang Windu Jumbo 41 Udang Putih 227 Mujair 2.492 Cupang/Betta Laga 42 Kerapu Bebek 21 Rumput Laut 152 Patin 608 Oskar 39 Udang Putih/ Jerbung Kerapu Lumpur 15 Kerapu Lumpur 108 Mas 292 Gapi 35 14 Kepiting 106 Tawes 271 Lemon Chichlid 20 Teri 13 Belanak 31 Bawal Air Tawar 227 Louhan 19 96

Apabila ditinjau menurut Kabupaten/Kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (26.835 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Tulungagung yang tercatat memiliki sebanyak 13.344 rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Mojokerto, yaitu sebanyak 136 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Jawa Timur, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di Sawah. Tercatat sebanyak 64.259 rumah tangga di Jawa Timur mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 28.069 rumah tangga di Indonesia mengusahakan Budidaya Ikan di Sawah. Kabupaten Tulungagung merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 12.013 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Lamongan paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di sawah, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 23.161 rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa di Propinsi Jawa Timur terdapat sebanyak 3.587 rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Propinsi Jawa Timur paling banyak diusahakan di Kabupaten Tulungagung, yaitu sebanyak 1.520 rumah tangga (42,38 persen). Selain Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 886 rumah tangga (24,70 persen). Namun ada juga kabupaten/kota yang tercatat tidak memiliki rumah tangga usaha budidaya ikan hias yaitu Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kota Mojokerto dan Kota Madiun. 97

Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 98 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum IkanHias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pacitan 1.541 2 27 1.500 13 1 5 Ponorogo 1.950 - - 1.926 4 25 - Trenggalek 1.337-9 1.312 8 4 19 Tulungagung 13.344 4 4 12.013 27 7 1.520 Blitar 8.272-1 7.328 249 70 886 Kediri 5.763 - - 5.021 227 27 602 Malang 2.959 1 33 2.141 79 717 34 Lumajang 1.056 1 27 888 19 111 17 Jember 3.685-132 3.462 50 34 41 Banyuwangi 3.055 85 243 2.588 38 75 92 Bondowoso 714-6 671 11 17 22 Situbondo 669 56 238 367 1 3 10 Probolinggo 798 2 393 397 3 3 9 Pasuruan 2.390-1.427 887 25 53 19 Sidoarjo 3.445-2.049 1.268 157 33 7 Mojokerto 1.210 1 10 1.143 11 44 10 Jombang 2.310-6 2.266 34 18 10 Nganjuk 1.559 1 3 1.521 16 17 19 Madiun 1.651 - - 1.640 4 9 3 Magetan 967 - - 967 - - - Ngawi 3.012 - - 2.980 9 22 14 Bojonegoro 1.611-12 1.531 23 50 7 Tuban 2.397 17 469 1.287 632 28 12 Lamongan 26.835-394 3.336 23.161 42 - Gresik 12.985 11 6.482 3.368 3.200 9 11 Bangkalan 1.351 339 880 125 6 4 5 Sampang 1.391 4 1.321 63-2 1 Pamekasan 258 31 98 125-1 3 Sumenep 4.126 3.181 839 98 1 2 9 Kota Kediri 372-2 271 7 6 112 Kota Blitar 363-1 325 10-41 Kota Malang 181 1 13 155 3 11 3 Kota Probolinggo 181 1 53 121 - - 13 Kota Pasuruan 369-333 35 - - 3 Kota Mojokerto 136-1 135 - - - Kota Madiun 178 - - 178 1 - - Kota Surabaya 1.975 39 1.106 612 36 228 7 Kota Batu 233 - - 208 4 9 21 Jawa Timur 116.629 3.777 16.612 64.259 28.069 1.682 3.587

Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 1400 1200 Jumlah Rumah Tangga (ribu) 1000 800 600 400 200 0 Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan 99

100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Tambak/ Di Kolam/ Di Perairan Ikan Hias Di Laut Di Sawah Air Payau Air Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pacitan 52,00 98,48 35,79 145,62 78,00 3,60 Ponorogo - - 90,51 44,00 212,88 - Trenggalek - 724,67 140,13 44,50 126,25 40,00 Tulungagung 23,25 595,50 379,25 392,15 332,86 271,02 Blitar - 150,00 200,18 1.059,14 311,69 1.526,68 Kediri - - 236,40 2.079,07 281,37 1.314,04 Malang 6,00 7.595,88 173,89 1.505,84 1.501,29 93,03 Lumajang 10,00 523,26 213,25 1.066,05 333,12 27,94 Jember - 6.865,86 319,08 1.378,94 317,26 56,27 Banyuwangi 1.430,61 6.738,48 185,03 1.422,66 33,29 220,57 Bondowoso - 478,17 106,88 986,27 60,71 91,00 Situbondo 915,52 6.429,95 200,56 600,00 104,33 41,80 Probolinggo 7.500,00 16.485,94 281,03 708,00 46,33 23,44 Pasuruan - 26.691,01 510,22 646,20 244,85 38,37 Sidoarjo - 54.691,28 3.754,03 7.238,41 151,76 45,14 Mojokerto 340,00 21.871,50 152,52 267,00 183,95 33,30 Jombang - 22.000,00 262,99 1.675,26 1.194,11 565,30 Nganjuk 50,00 98,00 189,95 271,56 15.304,53 496,05 Madiun - - 157,48 90,25 499,67 9,00 Magetan - - 130,43 - - - Ngawi - - 81,57 80,78 118,45 93,50 Bojonegoro - 2.350,17 466,83 2.091,83 410,26 76,86 Tuban 1.959,41 6.558,02 6.476,96 13.460,78 2.594,93 79,25 Lamongan - 16.319,78 5.277,73 7.914,15 3.470,00 - Gresik 26.410,45 21.493,31 8.866,65 7.382,98 5.833,78 20,55 Bangkalan 402,25 7.227,73 1.134,98 5.287,50 94,00 111,40 Sampang 108,00 16.897,30 364,79-1.050,00 2,00 Pamekasan 489,71 12.529,08 1.907,44-60,00 5,33 Sumenep 861,58 16.142,04 432,13 25,00 80,00 46,44 Kota Kediri - 1.430,00 179,46 438,29 360,83 236,46 Kota Blitar - 5,00 153,90 273,60-955,49 Kota Malang 10.000,00 30.850,08 1.161,19 6.033,33 240,55 14,00 Kota Probolinggo 15.000,00 13.180,26 448,64 - - 44,31 Kota Pasuruan - 11.140,29 121,40 - - 1.084,67 Kota Mojokerto - 5.000,00 113,43 - - - Kota Madiun - - 65,68 22,00 - - Kota Surabaya 11.224,36 23.669,05 2.224,50 6.736,11 24,87 97,29 Kota Batu - - 71,40 427,50 60,11 44,62 Jawa Timur 1.024,01 23.154,07 1.176,94 7.767,38 1.061,72 746,29

Luas baku budidaya ikan di Provinsi Jawa Timur menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 23,15 ribu m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di laut, dengan rata-rata luas baku sebesar 1,06 ribu m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 746 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Provinsi Jawa Timur mempunyai jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Lele, kemudian diikuti oleh Ikan Bandeng, Ikan Gurami dan Ikan Nila. Sedangkan Ikan Kakap, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele sebanyak 31.951, rumah tangga usaha Budidaya Ikan Bandeng sebanyak 23.236 rumah tangga, rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurami sebanyak 18.413 rumah tangga dan rumah tangga usaha Budidaya ikan Nila sebanyak 6.322 rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Lele yang merupakan komoditas unggulan Provinsi Jawa Timur (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Blitar tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele terbanyak, yaitu sebanyak 3.746 rumah tangga. Komoditas Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak 8.219 rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurami paling banyak ditemui di kabupaten Tulungagung yaitu sebanyak 10.411 rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila paling banyak ditemui di Kabupaten Blitar dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.119 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Udang Vaname paling banyak diusahakan di Kabupaten Gresik. Rumah tangga usaha Budidaya rumput laut paling banyak ditemukan di Kabupaten Sumenep, sedangkan Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha budidaya udang windu terbanyak di Jawa Timur. 101

102 Kabupaten/Kota Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Nila Lele Mas Gurame Jenis Ikan Utama Patin Kakap Kerapu Bandeng UdangWindu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Pacitan 413 1.058 3 24 1 6 - - 1-1 Ponorogo 335 1.345 2 243 3 7 - - - - - Trenggalek 78 899 1 313-2 - - - - - Tulungagung 155 1.211 14 10.411 1 145 - - - - - Blitar 1.119 3.746 9 2.411-49 - - - - - Kediri 193 3.536 38 1.125 2 14 - - - - - Malang 537 1.692 7 52 9 9-1 1-1 Lumajang 198 355 6 265 2 3 - - - - - Jember 295 1.672 29 1.350 12 3 - - 1 3 - Banyuwangi 565 1.589 54 154 28 3 1 7 26 63 66 Bondowoso 189 395 13 20-1 - 1 - - - Situbondo 36 292 2 21 91 - - 41 21 14 24 Probolinggo 32 349 2 9 354 1 - - 1 7 - Pasuruan 216 476 18 139 760 6-1 445 164 - Sidoarjo 306 870 3 117 881 56-1 622 314 55 Mojokerto 137 855 2 109 4 29 - - 1 1 - Jombang 59 1.631 5 409 5 64 - - 2 - - Nganjuk 141 1.034 6 300-14 - 1 - - - Madiun 249 980 1 387-12 - - - - - Magetan 130 718 2 92-13 - - - - - Ngawi 125 2.579 6 175 2 87 - - - - - Bojonegoro 161 1.257 6 25 25 13 - - - - - Tuban 68 605 5 8 1.117 5-3 18 219 - Lamongan 70 795 24 17 8.219 10-98 1 125 - Gresik 105 274 6 6 7.900 18 1 18 469 2.173 1 Bangkalan 10 99 1 3 738 1 - - 61 - - Sampang - 56-5 1.218 - - - 79 - - Pamekasan 1 115-1 86 1-1 - 12 22 Sumenep 8 78-2 592-2 184 49 21 3.041 Kota Kediri 48 180 1 49 1 - - - - - - Kota Blitar 74 152-90 1 7 - - - - - Kota Malang 26 120 4 1 8 1 - - 2 - - Kota Probolinggo 11 85-18 48 - - - 1 4 - Kota Pasuruan 11 18-6 326 - - - 3 3 - Kota Mojokerto 13 95-16 - 3 - - - - - Kota Madiun 21 132-22 - 3 - - - - - Kota Surabaya 77 544 2 16 802 22 1-161 148 2 Kota Batu 110 64 20 2 - - - - - - - Jawa Timur 6.322 31.951 292 18.413 23.236 608 5 357 1.965 3.271 3.213 Udang Vaname Rumput Laut

Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan koi, mas koki, cupang dan arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Timur jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan koi, yaitu sebanyak 1.520 rumah tangga. Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Blitar, yaitu sebanyak 818 rumah tangga. Selain ikan koi, ikan Mas Koki merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 759 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis Mas Koki sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masing-masing Kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Tulungagung merupakan kabupaten yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan mas koki. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis mas koki paling banyak diusahakan di Kabupaten Tulungagung yang mencapai 91,96 persen (698 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan Cupang dan ikan Arowana, yaitu sebanyak 328 rumah tangga mengusahakan ikan Cupang, dan sebanyak 27 rumah tangga mengusahakan ikan Arowana. Kabupaten Kediri merupakan kabupaten yang paling banyak rumah tangga budidaya ikan hias jenis cupang yaitu 122 rumah tangga, sedangkan untuk budidaya ikan hias arowana terbesar di Kabupaten Jember yaitu sebanyak 5 rumah tangga. 103

Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 104 Provinsi Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Pacitan 2 2 - - Ponorogo - - - - Trenggalek 2 8 2 1 Tulungagung 3 217 698 79 Blitar 1 818 4 17 Kediri 4 213 17 122 Malang 1 20 3 2 Lumajang 1 6 3 1 Jember 5 20 4 4 Banyuwangi - 59 5 4 Bondowoso 1 14 1 1 Situbondo - 7-1 Probolinggo - 3 2 - Pasuruan 1 8 3 1 Sidoarjo - 2 1 1 Mojokerto - 6-1 Jombang - 4 4 - Nganjuk 1 10-4 Madiun - 2-1 Magetan - - - - Ngawi - 4 2 2 Bojonegoro - 2 1 1 Tuban 1 1 1 - Lamongan - - - - Gresik 3 3 1 - Bangkalan - - - - Sampang - - - - Pamekasan - - - - Sumenep - 2 4 1 Kota Kediri - 19 1 77 Kota Blitar 1 37 - - Kota Malang - 2-1 Kota Probolinggo - 8 2 2 Kota Pasuruan - 2 - - Kota Mojokerto - - - - Kota Madiun - - - - Kota Surabaya - - - 4 Kota Batu - 21 - - Jawa Timur 27 1.520 759 328

Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013 105

Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 76.655 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Provinsi Jawa Timur, terdapat sebanyak 67.524 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 9.203 rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 72 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau untuk masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 19.706 rumah tangga. Sedangkan Kota Batu merupakan kota dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 1 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 19.207 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 28,44 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut Jawa Timur. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 1.063 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 11,55 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Jawa Timur. 106

Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Jenis Penangkapan Ikan Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Pacitan 1.748 1.638 115 Ponorogo 102-102 Trenggalek 1.387 1.328 60 Tulungagung 569 438 131 Blitar 598 281 318 Kediri 61-61 Malang 1.224 649 576 Lumajang 554 227 345 Jember 2.343 2.119 225 Banyuwangi 5.036 4.883 158 Bondowoso 155 3 153 Situbondo 3.279 3.185 94 Probolinggo 2.751 2.664 88 Pasuruan 5.887 5.533 358 Sidoarjo 1.002 663 342 Mojokerto 114 1 113 Jombang 223-223 Nganjuk 264 2 262 Madiun 170-170 Magetan 56-56 Ngawi 363-363 Bojonegoro 658 2 656 Tuban 4.365 3.477 891 Lamongan 3.810 2.751 1.063 Gresik 6.723 5.846 881 Bangkalan 4.296 4.209 97 Sampang 3.739 3.448 292 Pamekasan 2.584 2.371 213 Sumenep 19.706 19.207 506 Kota Kediri 5-5 Kota Blitar 2-2 Kota Malang 9 1 8 Kota Probolinggo 410 407 3 Kota Pasuruan 563 529 34 Kota Mojokerto 13-13 Kota Madiun 6-6 Kota Surabaya 1.879 1.662 219 Kota Batu 1-1 Jawa Timur 76.655 67.524 9.203 107

Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 Rumah Tangga (ribu) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan 108

Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 41.079 unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak 7.683 unit usaha. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 9.549 unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan tanpa perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 5.817 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan tanpa perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak 581 unit usaha, dimana Kabupaten Lamongan adalah kabupaten yang unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan kapal paling banyak yaitu 581 unit usaha. Sedangkan Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu motor tempel, yaitu sebanyak 297 unit usaha. 109

110 Provinsi Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Kapal Motor Perahu Motor Tempel Di Laut Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Di Perairan Umum Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Pacitan 68 1.069 66 483 10 3 5 101 Ponorogo - - - - 9 5 2 86 Trenggalek 456 626 207 60 5 1 1 53 Tulungagung 134 212 54 47 10 3 8 115 Blitar 16 138 59 84 32 8 25 262 Kediri - - - - 9 1-53 Malang 153 236 205 72 36 17 459 87 Lumajang 15 147 33 38 18 9 40 286 Jember 360 1.748 109 22 28 7 4 194 Banyuwangi 314 3.382 449 811 15 10 5 130 Bondowoso 1 1 1-23 4 5 123 Situbondo 497 1.720 702 341 6 4-85 Probolinggo 254 1.750 94 599 8-4 78 Pasuruan 603 4.416 64 781 11 101 51 200 Sidoarjo 64 595 8 18 31 33 26 262 Mojokerto - - - 1 7 2 1 107 Jombang - - - - 9 13 32 173 Nganjuk - - - 2 27 8 5 231 Madiun - - - - 9 5 83 78 Magetan - - - - - - - 56 Ngawi - - - - 21 6 44 298 Bojonegoro - 1-1 38 134 121 380 Tuban 1.442 2.117 14 77 51 72 271 516 Lamongan 907 1.855 29 46 66 80 548 388 Gresik 1.850 2.870 651 714 40 297 107 453 Bangkalan 285 2.773 318 993 15 11 6 73 Sampang 785 2.363 167 188 11 61 78 160 Pamekasan 350 1.809 32 208-14 3 205 Sumenep 4.028 9.549 4.353 1.618 24 54 67 366 Kota Kediri - - - - - - - 5 Kota Blitar - - - - 2 - - 1 Kota Malang - - - 1 - - - 10 Kota Probolinggo 92 58 9 320 - - - 3 Kota Pasuruan 146 360 4 43 - - - 35 Kota Mojokerto - - - - - - 2 11 Kota Madiun - - - - - - - 7 Kota Surabaya 44 1.284 55 463 10 42 28 145 Kota Batu - - - - - - - 1 Jawa Timur 12.864 41.079 7.683 8.031 581 1.005 2.031 5.817

Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Jawa Timur adalah jenis jaring. Sebanyak 29.424 unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak 5.195 unit usaha. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 5.790 unit usaha. Berbeda dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum Provinsi Jawa Timur adalah jenis lainnya. Sebanyak 4083 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan alat tangkap lainnya sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing paling sedikit ditemui di Provinsi Jawa Timur, yaitu hanya sebanyak 786 unit usaha. Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 112 unit usaha. 111

Tabel 35 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Alat Tangkap Utama Yang Digunakan, ST2013 112 Provinsi Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan 28 1.154 138 173 193 3 7 8 36 65 Ponorogo - - - - - - 19 4 3 76 Trenggalek 51 637 620 28 13 4 28 8 6 14 Tulungagung 58 314 62 10 3 8 57 16 16 39 Blitar 1 150 123 17 6 16 80 56 16 159 Kediri - - - - - 5 8 3 8 39 Malang 40 156 444 6 20 24 379 17 28 151 Lumajang 10 176 37 3 7 10 82 19 47 195 Jember 172 1.496 525 29 17 18 40 32 21 122 Banyuwangi 300 2.116 1.896 151 493 2 24 17 19 98 Bondowoso 1-1 1-8 20 5 23 99 Situbondo 296 1.229 1.461 46 228 5 5 7 6 72 Probolinggo 129 1.253 470 383 462 2 5 3 8 72 Pasuruan 930 3.242 141 506 1.045 10 58 47 94 154 Sidoarjo 30 406 12 27 210 15 48 34 122 133 Mojokerto - - - - 1 4 13 7 4 89 Jombang - - - - - 1 57 19 14 136 Nganjuk - 1 - - 1 14 28 11 32 186 Madiun - - - - - 4 48 53 19 51 Magetan - - - - - - - - 2 54 Ngawi - - - - - 10 107 60 23 169 Bojonegoro - 1 - - 1 17 136 65 62 393 Tuban 1.981 1.081 175 290 123 15 245 19 134 497 Lamongan 1.220 793 340 444 40 54 461 57 150 360 Gresik 852 2.603 1.692 289 649 39 330 112 157 259 Bangkalan 153 2.532 496 406 782 9 27 8 11 50 Sampang 715 1.767 311 657 53 4 172 16 10 108 Pamekasan 839 887 374 153 146 1 43 35 135 8 Sumenep 1.522 5.790 8.832 1.418 1.986 26 118 10 243 114 Kota Kediri - - - - - - 1 1-3 Kota Blitar - - - - - - 1 1-1 Kota Malang - 1 - - - - 1 4-5 Kota Probolinggo 9 177 44 17 232-1 - - 2 Kota Pasuruan 40 407 1 2 103 - - - 1 34 Kota Mojokerto - - - - - - 2 - - 11 Kota Madiun - - - - - - 4 2-1 Kota Surabaya 16 1.055 18 139 618 10 108 30 13 64 Kota Batu - - - - - - 1 - - - Jawa Timur 9.393 29.424 18.213 5.195 7.432 338 2.764 786 1.463 4.083

Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013 113

114

Subsektor Kehutanan Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 1,45 juta rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan di Jawa Timur. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 1,43 juta rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Kegiatan, ST2013 1.600 1.400 1.200 Rumah tangga (000) 1.000 800 600 400 200 0 Sektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan 115

116 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Jumlah Rumah Jenis Kegiatan Kabupaten/Kota Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pacitan 116.117 116.006 59 93 2.385 Ponorogo 84.390 83.795 46 68 3.675 Trenggalek 78.096 77.852 28 51 1.002 Tulungagung 29.063 28.466 48 80 1.186 Blitar 72.190 71.369 77 134 1.212 Kediri 35.243 34.624 62 49 979 Malang 121.912 121.427 170 124 610 Lumajang 61.460 61.150 83 65 544 Jember 65.667 64.882 127 155 794 Banyuwangi 44.159 41.717 349 132 2.752 Bondowoso 36.197 35.687 48 129 656 Situbondo 28.529 27.659 35 112 1.224 Probolinggo 55.887 55.671 25 90 389 Pasuruan 36.569 36.331 27 58 354 Sidoarjo 638 532 17 78 60 Mojokerto 16.920 16.587 38 51 394 Jombang 30.109 29.267 51 71 1.347 Nganjuk 31.774 28.571 29 156 3.698 Madiun 28.167 25.910 40 49 3.265 Magetan 25.582 25.425 13 3 334 Ngawi 63.938 62.289 42 162 3.167 Bojonegoro 79.239 72.146 34 192 11.074 Tuban 58.220 56.539 15 113 2.739 Lamongan 33.370 32.801 27 74 815 Gresik 14.305 14.077 18 141 222 Bangkalan 40.795 40.548 3 21 1.367 Sampang 22.684 22.641 5 21 376 Pamekasan 36.013 35.983 5 33 106 Sumenep 101.734 101.548 10 56 633 Kota Kediri 334 332-2 - Kota Blitar 681 675 1 6 - Kota Malang 1.137 1.134 1 2 3 Kota Probolinggo 243 239 4 - - Kota Pasuruan 123 116 3 2 2 Kota Mojokerto 64 61-4 - Kota Madiun 245 243-1 1 Kota Surabaya 26 19 3 1 3 Kota Batu 1.322 1.272 5 3 47 Jawa Timur 1.453.142 1.425.591 1.548 2.582 47.415

Jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013, paling banyak ditemui di Kabupaten Malang, yaitu sebanyak 121,91 ribu rumah tangga, kemudian Kabupaten Pacitan (116,11 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sumenep (101,73 ribu rumah tangga). Sedangkan jumlah rumah tangga usaha kehutanan di wilayah kota tergolong sedikit yaitu rata-rata 464 rumah tangga dan yang paling sedikit adalah Kota Surabaya yang hanya terdapat 26 rumah tangga usaha kehutanan. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak. Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di jawa Timur. Sebanyak 47.415 rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sekitar 11 ribu rumah tangga. Daerah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan berada di Kota Madiun yaitu hanya 1 rumah tangga. Walaupun di daerah perkotaan seperti Kota Kediri, Blitar, Probolinggo dan Mojokerto terdapat rumah tangga usaha kehutanan, namun tidak ada yang mengusahakan pemungutan hasil hutan. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 di Jawa Timur. Tercatat sebanyak 2.582 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar. Sama halnya dengan usaha pemungutan hasil hutan, di Kabupaten Bojonegoro juga terdapat rumah tangga penangkapan satwa liar yang paling banyak yaitu 192 rumah tangga. Sedangkan di Kota Probolinggo tidak ada yang mengusahakan penangkapan satwa liar. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan yang diusahakan di Jawa Timur adalah kegiatan menangkar satwa/ tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 1.548 rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Timur mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Banyuwangi tercatat sebagai daerah yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 349 rumah tangga. 117

118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Budidaya Tanaman Kehutanan Komoditas Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeujing/Albazia 471.058 60.333.707 128 Jati 705.592 38.503.165 54 Mahoni 355.321 7.215.418 20 Akasia 201.969 6.489.557 32 Bambu 491.162 4.388.874 8 Jati putih/gmelina 51.710 4.150.278 80 Jabon 17.474 3.489.862 199 Kaliandra 1.779 1.540.689 866 Pinus 28.477 1.331.899 46 Waru 54.557 860.479 15 Lamtoro 18.208 705.104 38 Jaranan 24.391 583.459 23 Mindi 19.043 373.315 19 Suren 5.086 187.716 36 Trembesi 15.103 163.223 10 Itaran 15.515 117.730 7 Cemara kayu 894 98.264 128 Turi 2.723 65.811 24 Pilang 6.415 62.480 9 Sonokeling 5.178 61.560 11 Johar 7.013 58.193 8 Damar 893 51.862 58 Dadap 1.369 42.919 31 Bayur 4.879 35.185 7 Cempaka 2.772 25.139 9 Tekik 1.276 11.640 9 Nyatoh 2.573 11.065 4 Angsana 768 10.460 13 Klampis 1.133 6.563 5 Mentaos 1.447 5.440 3 Lainnya 5.435 351.564 65

Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Pembibitan Tanaman Kehutanan Komoditas Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeujing/Albazia 58.887 17.266.757 293 Jati 88.099 7.932.171 90 Mahoni 36.139 2.187.763 60 Jabon 1.847 1.378.310 746 Mentaos 96 311 3 Akasia 17.123 730.757 42 Jati putih/gmelina 3.847 663.383 172 Pinus 1.381 190.728 138 Trembesi 1.801 161.125 89 Waru 5.323 138.463 26 Kaliandra 165 109.512 663 Mindi 1.781 72.556 40 Jaranan 2.741 45.403 16 Suren 488 37.907 77 Damar 187 34.416 184 Lamtoro 1.332 33.461 25 Dadap 244 18.991 77 Eucaliptus 131 15.828 120 Turi 269 8.499 31 Itaran 1.274 6.819 5 Bayur 707 5.913 8 Sonokeling 380 5.320 14 Johar 749 4.502 6 Klampis 147 2.852 19 Cempaka 171 1.797 10 Eboni 104 1.788 17 Nyatoh 236 879 3 Asam Londo 82 466 5 Tekik 118 455 3 Gaharu 75 14.104 188 Lainnya 464 182.569 393 119

Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan Yang Diusahakan Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Tanaman, ST2013 120 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pacitan 3.201.059 264.501 3.235.036 1.151.270 2.967.410 89.125 17.088 167.875 213 Ponorogo 97.435 154.038 1.513.967 217.423 509.254 118.043 5.698 60.603 20 Trenggalek 257.678 133.908 458.743 419.545 1.186.308 85.889 27.962 12.482 1 Tulungagung 228.945 94.441 847.794 221.796 668.935 167.195 15.763 895 2.961 Blitar 271.686 132.364 2.393.360 352.451 2.031.238 148.700 127.323 1.578 21.262 Kediri 53.423 110.765 685.414 139.337 797.702 76.887 113.806 3.229 34 Malang 299.746 493.775 1.470.788 969.130 11.626.875 385.169 298.980 50.330 68.385 Lumajang 7.362 100.919 94.616 106.700 10.335.223 218.192 18.471 3.671 167 Jember 7.394 503.758 915.571 565.622 10.575.520 182.183 8.767 14.799 36 Banyuwangi 1.619 97.211 942.994 564.754 2.042.737 343.578 139.708 88.782 88 Bondowoso 44.634 185.931 1.382.503 166.064 3.982.699 600.330 698 849.896 6.646 Situbondo 6.193 32.850 1.132.809 32.704 523.143 70.334 210 1.285.572 2.941 Probolinggo 54.864 121.652 697.556 240.404 6.034.697 284.573 5.758 907.009 8.491 Pasuruan 55.921 140.403 579.696 355.781 3.933.086 101.584 10.438 418.059 50.370 Sidoarjo 3 7.181 18.058 341 34.679 3.435-598 - Mojokerto 23.386 45.289 555.796 71.679 525.328 103.652 265 23.370 16.857 Jombang 2.352 94.874 1.182.763 118.888 468.254 111.621 38.446 18.256 3.274 Nganjuk 161.681 96.697 1.017.250 174.345 280.304 50.638 643 7.569 - Madiun 34.402 41.499 1.229.329 47.911 110.471 132.592 1.404 21.584 - Magetan 11.302 79.234 1.882.729 63.292 159.171 57.558 47 3.617 6 Ngawi 23.486 236.971 2.365.683 306.393 228.314 6.060 14.766 6.849 3.488 Bojonegoro 4.187 294.269 3.479.033 121.994 37.408 44.823 808 6.178 - Tuban 15.546 158.363 3.019.418 51.066 112.827 9.003 2.813 113.296 12 Lamongan 11.994 113.757 2.335.053 27.999 30.549 11.393 104 26.764 - Gresik 34.306 70.094 647.326 43.500 149.020 1.136 40 8.636 - Bangkalan 441.323 169.045 437.409 74.765 32.620 10.218 286 3.093 - Sampang 383.855 80.553 467.414 99.144 67.370 3.740 76 6.417 - Pamekasan 213.619 82.548 605.977 333.255 135.452 3.529 9 3.950 - Sumenep 522.117 187.280 2.774.553 156.112 118.722 394 5.179 26.482 145 Kota Kediri 5.000 2.540 30.171 1.014 26.085 8.750 78 8 - Kota Blitar 27 1.340 7.060 4.410 17.487 1.272 908 - - Kota Malang 1.855 4.719 21.201 2.103 323.710 12.299 2.458 - - Kota Probolinggo - 176 5.227 1.440 52.237 320-4.423 - Kota Pasuruan - 338 17.497 150 26.554 180-4.178 50 Kota Mojokerto - 26 5.283 270 6.655 1.710 6 210 - Kota Madiun 20 331 22.509 27 7.004 1.471-10 - Kota Surabaya - 66 8.150 400 4.900 - - - - Kota Batu 11.137 56.004 17.429 11.939 163.759 42.286 1.473 10 2.269 Jawa Timur 6.489.557 4.389.710 38.503.165 7.215.418 60.333.707 3.489.862 860.479 4.150.278 187.716

Jumlah tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Timur adalah tanaman sengon. Tanaman sengon sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Walaupun dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman sengon (471,06 ribu rumah tangga) lebih rendah daripada rumah tangga yang mengusahakan tanaman jati yang mencapai lebih dari 700 ribu rumah tangga. Jumlah tanaman sengon yang diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Jawa Timur sebanyak 60,33 juta. Rata-rata tanaman sengon yang diusahakan per rumah tangga sebayak 128 tanaman. Daerah yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon adalah Kabupaten Malang yaitu sebanyak 11,63 juta tanaman sengon atau sekitar 19,27 persen dari seluruh tanaman sengon di Jawa Timur. Daerah lainnya yang mengusahakan tanaman sengon lebih dari 10 juta tanaman adalah Kabupaten Jember dan Lumajang masing-masing sebanyak 10,58 juta tanaman dan 10,34 juta tanaman. Sedangkan daerah yang paling sedikit mengusahakan tanaman sengon berada di Kota Surabaya (4.900 tanaman). Tanaman jati merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furniture dan dari segi jumlah populasi merupakan jenis tanaman terbanyak kedua setelah tanaman sengon. Tanaman jati tercatat diusahakan di Jawa Timur sebanyak 38,50 juta tanaman dengan daerah yang paling banyak mengusahakannya berada di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 3,48 juta tanaman. Rata-rata jumlah tanaman jati yang diusahakan per rumah tangga sebanyak 54 tanaman. Mengingat jumlah tanamannya lebih sedikit daripada sengon, namun jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman jati hampir 1,5 kali lipat jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman sengon, sehingga dari segi rata-rata jumlah tanaman yang diusahakan per rumah tangga untuk tanaman jati jauh lebih rendah daripada tanaman sengon. Sedangkan persentase jumlah terkecil tanaman jati di Jawa Timur adalah Kota Probolinggo yang hanya mencapai 0,01 persen atau sebanyak 5.227 tanaman. 121

Walaupun berbeda jauh dengan jumlah tanaman sengon yang diusahakan di Jawa timur, namun jumlah tanaman mahoni berhasil memempati urutan ketiga setelah tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Jawa Timur sebanyak 7,22 juta tanaman dan paling banyak diusahakan di Kabupaten Pacitan yaitu sekitar 1,15 juta tanaman. Kabupaten Malang juga tergolong daerah yang banyak mengusahakan tanaman ini, yaitu sebanyak 969 ribu tanaman mahoni berada di daerah tersebut. Kota Madiun tercatat sebagai daerah yang memiliki paling sedikit tanaman mahoni yang diusahakan yaitu hanya berjumlah 27 tanaman. Rata-rata tiap rumah tangga di Jawa timur mengusahakan tanaman mahoni sebanyak 20 tanaman. Selain tanaman sengon, jati dan mahoni, tanaman budidaya kehutanan lain yang memiliki jumlah lebih dari 1 juta tanaman di Jawa Timur adalah tanaman akasia (6,49 juta tanaman), bambu (4,39 juta tanaman), jati putih (4,15 juta tanaman), jabon (3,49 juta tanaman), kaliandra (1,54 juta tanaman) dan pinus ( 1,33 juta tanaman). 122

Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013 123

124

Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Provinsi dan Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (66,23 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 10,80 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha peternakan. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman perkebunan dan hortikultura masing-masing sebanyak 10,25 persen dan 7,73 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, penangkapan ikan, dan usaha di subsektor kehutanan sebagai sumber pendapatan utama sebesar 2,88 persen dan 1,59 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Provinsi dan Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija 1.917.572 66,23 Tanaman Hortikultura 223.823 7,73 Tanaman Perkebunan 296.669 10,25 Peternakan 312.821 10,8 Budidaya ikan di laut 3.156 0,11 Budidaya ikan di tambak/air payau 9.757 0,34 Budidaya ikan di kolam air tawar 8.035 0,28 Budidaya ikan di sawah 8.224 0,28 Budidaya ikan di perairan umum 335 0,01 Budidaya ikan hias 703 0,02 Penangkapan ikan di laut 49.378 1,71 Penangkapan ikan di perairan umum 3.897 0,13 Tanaman Kehutanan 35.279 1,22 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 119 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penang-kapan satwa liar 10.601 0,37 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman 15.009 0,52 Jumlah 2.895.378 100,00 125

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara provinsi, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 24,12 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,01 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian, kecuali Kota Mojokerto. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 10,51 juta per rumah tangga per tahun (43,56 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 3,32 juta per rumah tangga per tahun (13,75 persen). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 10.507,50 43,56 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 3.316,28 13,75 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 3.606,51 14,95 4 Buruh Pertanian 1.931,95 8,01 5 Buruh di Luar Pertanian 4.757,45 19,72 Jumlah 24.119,69 100,00 126 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/ penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 1,93 juta per rumah tangga per tahun (8,01 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/ penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 4,76 juta per rumah tangga per tahun (19,72 persen).

Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 3,61 juta per rumah tangga per tahun (14,95 persen). gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 60.000,00 50.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 10.000,00 0,00 1. Tanaman Padi dan Palawija 2. Tanaman Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan 4. Peternakan 5. Budidaya Ikan di Laut 6. Budidaya Ikan di Tambak/Air 7. Budidaya Ikan/Biota Lain di 8. Budidaya Ikan di Sawah 9. Budidaya Ikan di Perairan Umum 10. Budidaya Ikan Hias 11. Penangkapan Ikan di Laut 12. Penangkapan Ikan di Perairan 13. Tanaman Kehutanan 14. Penangkaran 15. Pemungutan Hasil 16. Jasa Pertanian 17. Industri Pengolahan Hasil 18. Industri Pengolahan Bukan 19. Pertambangan dan Penggalian 20. Listrik, Gas, Uap/Air Panas, 21. Air, Daur Ulang, 22. Konstruksi 23. Perdagangan, Akomodasi, 24. Transportasi, Pergudangan, 25. Keuangan, Persewaan, dan 26. Lainnya 27. Pensiun, sewa lahan, bunga, 127

Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang terbesar berasal dari kegiatan usaha budidaya ikan di perairan umum, sebesar Rp 60,03 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di sawah sebesar Rp 45,92 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin (di luar sektor pertanian) sebesar Rp 44,76 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha penangkaran satwa/tumbuhan liar yakni sebesar Rp 10,17 juta per rumah tangga per tahun. tumbuhan liar yakni sebesar Rp 14,98 juta per rumah tangga per tahun. Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Jawa Timur sebesar 10,51 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman padi, yaitu sebesar 3,43 juta rupiah setahun atau sekitar 32,66 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Peternakan sebesar 1,90 juta rupiah (18,10 persen), Perkebunan sebesar 1,42 juta rupiah (13,53 persen), Hortikultura sebesar 1,36 juta rupiah (12,92 persen), Tanaman Palawija sebesar 1,25 juta rupiah (11,91 persen), Tanaman Kehutanan sebesar 482,77 ribu rupiah (4,59 persen), dan Penangkapan ikan di laut sebesar 237,95 ribu rupiah (2,26 persen). 128

Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 3.431,24 32,66 2 Tanaman Palawija 1.251,36 11,91 3 Tanaman Hortikultura 1.357,33 12,92 4 Tanaman Perkebunan 1.421,17 13,53 5 Ternak/ Unggas 1.901,44 18,10 6 Budidaya ikan di laut 13,96 0,13 7 Budidaya ikan di tambak/ air 57,71 0,55 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 65,41 0,62 9 Budidaya ikan di sawah 75,31 0,72 10 Budidaya ikan di perairan umum 3,73 0,04 11 Budidaya ikan hias 4,17 0,04 12 Penangkapan ikan di laut 237,95 2,26 13 Penangkapan ikan di perairan 12,45 0,12 14 Tanaman Kehutanan 482,77 4,59 15 Penangkaran Tumbuhan Liar - - 16 Penangkaran Satwa Liar 0,15-17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 46,74 0,44 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 144,61 1,38 Jumlah 12.413,92 100,00 Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Budidaya Ikan di Laut, di Tambak/Air Payau, di Kolam Air Tawar, di Sawah, di Perairan Umum, Budidaya Ikan Hias, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Penangkaran Tumbuhan Liar, Penangkaran Satwa Liar, dan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan hortikultura nampaknya merupakan sub sektor andalan di Provinsi Jawa Timur, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. 129

130

Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Kepala BPS Republik Indonesia Gubernur Jawa Timur Wakil Gubernur Jawa Timur Para Bupati/Wali Kota di Provinsi Jawa Timur Kepala BPS Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Para Camat/Lurah/Kepala Desa di Provinsi Jawa Timur Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Masyarakat Jawa Timur yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Jl. Raya Kendangsari Industri No. 43-44, Surabaya - Jawa Timur, Indonesia, 60292, Telp : (031) 8439343 Fax : (031) 8494007 Homepage : http://www.jatim. bps.go.id E-mail : perpustakaan3500@bps.go.id