BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 188/ / /KPTS/2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 74

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Perda No. 27 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Perhubungan dan UPT Dinas Perhubungan

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 39 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANO

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 65 TAHUN 2016

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 86 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI, TUGAS

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Transkripsi:

SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, perlu ditetapkan kedudukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar dalam Peraturan Bupati; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,

-2- Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494.); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

-3- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5121); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blitar ( Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 10/D, Tambahan Lembaran

-4- Daerah Kabupaten Blitar Nomor 17). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Blitar. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. 3. Bupati adalah Bupati Blitar. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar. 5. Dinas Perhubungan yang selanjutnya disebut Dishub adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas. 8. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan serta tugas pembantuan. (2) Dinas Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan terdiri atas:

-5- a. Kepala Dinas b. Sekretariat, membawahi : 1. Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Manajemen Lalu Lintas, membawahi: 1. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas; 2. Seksi Perparkiran; 3. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. d. Bidang Teknik, Sarana dan Pengembangan Transportasi, membawahi: 1. Seksi Teknik dan Pengujian Kendaraan Bermotor; 2. Seksi Perlengkapan Jalan; 3. Seksi Pengembangan Sistem dan Teknologi Transportasi. e. Bidang Angkutan, membawahi: 1. Seksi Angkutan Barang dan Orang; 2. Seksi Terminal; 3. Seksi Bimbingan dan Keselamatan. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Masing-masing bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Masing-masing sub bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (5) Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 4 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 5

-6- (1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati memimpin dan melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang perhubungan serta tugas pembantuan. (2) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. memvalidasi rencana dan program kerja di bidang perhubungan; b. menetapkan kebijakan teknis di bidang perhubungan; c. memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan; d. mengkoordinasi pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan; e. mengkoordinasi pelaksanaan urusan tata usaha dinas; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Sekretaris Pasal 6 (1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program, monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan, menyelenggarakan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan urusan umum serta memberikan pelayanan administrasi kepada semua unit kerja di lingkungan Dinas. Sekretaris mempunyai fungsi: a. mengkoordinasikan penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas; b. mengkoordinasikan pemantauan dan evaluasi hasil program kerja Dinas; c. mengkoordinasikan penyusunan laporan hasil pemantauan program kerja Dinas; d. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang-bidang pada Dinas; e. mengkoordinasikan pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan;

-7- f. mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi tata usaha keuangan pada Dinas; g. mengkoordinasikan pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai; h. mengkoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai; i. mengkoordinasikan pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor, pemanfaatan dan perawatan inventaris kantor; j. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi di lingkungan Dinas; k. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 1 Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan Pasal 7 (1) Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan, mempunyai tugas: a. menyusun dan mengolah data rencana program dinas, monitoring, evaluasi, pelaporan serta penyusunan laporan; b. merencanakan anggaran pembiayaan, pengelolaan dan mengkoordinir penyusunan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan dinas. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan mempunyai fungsi: a. merencanakan pengumpulan bahan dan menganalisa data guna menyusun rencana kegiatan dan program kerja dinas; b. melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta penganalisaan hasil program kerja dinas; c. menyusun penghimpunan dan penganalisaan data guna penyajian informasi tentang dinas; d. menyusun bahan koordinasi dan menyusun laporan hasil program kerja dinas; e. menyusun penghimpunan data dan penyiapan bahan kebutuhan dalam rangka penyusunan anggaran keuangan Dinas;

-8- f. menyusun pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Dinas; g. melaksanakan penyusunan, penatausahaan, verifikasi, dan pelaporan keuangan, serta pengujian pembayaran; h. melaksanakan penatausahaan kas dan urusan belanja anggaran kegiatan kebutuhan dinas; i. melaksanakan penyusunan kebutuhan operasional, verifikasi data dan dokumen keuangan, serta pelaporan keuangan; j. melaksanakan pengujian terhadap data dan dokumen permintaan pembayaran keuangan, serta dokumen pendukung; k. melaksanakan penatausahaan data dan implementasi sistem informasi, pelaporan data dan perkembangan realisasi permintaan pembayaran keuangan dan perkembangan realisasi pencairan anggaran; l. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 8 (1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga, memelihara barang barang inventaris, serta laporan berkala. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi: a. merencanakan penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian lingkungan dinas; b. merencanakan penyelenggaraan urusan rumah tangga, rapat rapat, tamu tamu dinas dan pelaksanaan kehumasan; c. merencanakan penyelenggaran urusan ketatausahaan, surat menyurat dan kearsipan; d. menyusun rencana kebutuhan barang, kebutuhan operasional kantor, termasuk inventarisasi barang, pengadaan, perawatan dan pemeliharaan barang perlengkapan dinas; e. melaksanakan penertiban, pengamanan dan pemeliharaan kebersihan kantor dan lingkungan sekitarnya;

-9- f. menyusun laporan tahunan tentang barang inventarisasi kantor; g. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Ketiga Bidang Manajemen Lalu Lintas Pasal 9 (1) Kepala Bidang Manajemen Lalu Lintas mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, kebijakan teknis di bidang pengendalian, pengawasan dan melakukan manajemen dan pengawasan perparkiran untuk umum, serta melaksanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Kepala Bidang Manajemen Lalu Lintas mempunyai fungsi: a. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja di bidang pengendalian dan pengawasan, manajemen dan rekayasa serta perparkiran untuk umum; b. merumuskan kebijakan teknis di bidang pengendalian, pengawasan, perparkiran, manajemen dan rekayasa lalu lintas; c. melaksanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas; d. melaksanakan pengendalian dan pengawasan lalu lintas; e. melaksanakan pengendalian dan pengawasan manajemen parkir untuk umum; f. memverifikasi dokumen analisis dampak lalu lintas; g. menetapkan jaringan jalan kabupaten; h. menginventarisasi daerah rawan kecelakaan; dan i. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 1 Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas Pasal 10 (1) Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas mempunyai tugas penyusunan rencana dan program kerja, melaksanakan pengawasan pengendalian dan pengaturan lalu lintas serta melakukan inventarisasi daerah rawan kecelakaan lalu lintas.

-10- Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, penyusunan rencana dan program kerja di bidang pengendalian dan pengawasan lalu lintas; b. menyusun bahan Perumusan Kebijakan Teknis Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas di wilayah Kabupaten; c. merencanakan dan mengkoordinasikan penegakkan hukum di bidang lalu lintas dan angkutan orang dan barang; d. melaksanakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas darat serta melakukan koordinasi penyelenggaraan lalu lintas darat yang berada di wilayah Kabupaten; e. melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap kelebihan muatan; f. melaksanakan pengawasan, inventarisasi dan pendataan daerah rawan kecelakaan; g. menyelenggarakan pemberian izin dispensasi kelas jalan untuk angkutan barang pada jalan kabupaten; h. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Paragraf 2 Seksi Perparkiran Pasal 11 (1) Kepala Seksi Perparkiran mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program kerja, manajemen dan pengawasan, menetapkan lokasi serta pemberian rekomendasi fasilitas parkir untuk umum. Kepala Seksi Perparkiran mempunyai fungsi: a. mengumpulkan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang perparkiran; b. merumuskan Kebijakan Teknis perparkiran di wilayah Kabupaten; c. melaksanakan perencanaan dan penetapan lokasi parkir untuk umum; d. melaksanakan penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;

-11- e. memberikan rekomendasi ijin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum; f. menghimpun dan menganalisa data guna pengelolaan dan manajemen parkir untuk umum; g. mengadakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan perparkiran baik yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten maupun pihak ketiga; h. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Paragraf 3 Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Pasal 12 (1) Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas melakukan penyusunan perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta menetapkan jaringan transportasi jalan. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, penyusunan rencana dan program kerja di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas; b. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis manajemen dan rekayasa wilayah Kabupaten; c. melaksanakan manajemen lalu lintas jalan Kabupaten; d. menyusun bahan dan data dalam rangka rekayasa lalu lintas; e. melaksanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk jaringan jalan Kabupaten; f. memberikan persetujuan untuk hasil Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALIN); g. menyusun dan menetapkan rencana kelas jalan di jalan Kabupaten; h. menyusun dan menetapkan rencana jaringan transportasi jalan tingkat kabupaten; i. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya.

-12- Bagian Keempat Bidang Teknik, Sarana dan Pengembangan Transportasi Pasal 13 (1) Kepala Bidang Teknik, Sarana dan Pengembangan Transportasi mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, kebijakan teknis di bidang teknik pengujian kendaraan bermotor dan perlengkapan jalan di wilayah kabupaten, menetapkan rencana induk transportasi kabupaten serta menyusun kebijakan pengembangan sistem dan teknologi transportasi. Kepala Bidang Teknik, Sarana dan Pengembangan Transportasi mempunyai fungsi: a. memverifikasi rencana dan program kerja di bidang teknik dan pengujian kendaraan bermotor, fasilitas jalan serta pengembangan sistem dan teknologi transportasi; b. merumuskan kebijakan teknis pengujian kendaraan bermotor, fasilitas jalan serta pengembangan sistem dan teknologi transportasi; c. mengkoordinasikan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor; d. menetapkan, pengadaan, pemasangan serta pemeliharaan fasilitas Jalan; e. merencanakan dan menetapkan jaringan kereta api lokal kabupaten; f. memverifikasi rencana induk LLAJ kabupaten; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 1 Seksi Teknik dan Pengujian Kendaraan Bermotor Pasal 14

-13- (1) Kepala Seksi Teknik dan Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan melaksanakan koordinasi pengujian kendaraan bermotor, penetapan daya angkut serta pembinaan bengkel umum dan karoseri kendaraan bermotor. Kepala Seksi Teknik dan Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang pengujian kendaraan bermotor; b. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengujian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten; c. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pengujian berkala kendaraan bermotor; d. memberikan petunjuk petunjuk teknis tentang ketentuan persyaratan kendaraan wajib uji dan penetapan daya angkut kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku; e. menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan teknis kepada perusahaan karoseri dan perbengkelan kendaraan bermotor; f. melaksanakan pemeriksaan dan penilaian terhadap kendaraan dinas milik pemerintah yang akan dihapuskan dari inventaris; g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Paragraf 2 Seksi Perlengkapan Jalan Pasal 15 (1) Kepala Seksi Perlengkapan Jalan mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, kebijakan teknis, penetapan, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan jalan di wilayah Kabupaten. Kepala Seksi Perlengkapan Jalan mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang perlengkapan jalan;

-14- b. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis perlengkapan jalan di wilayah Kabupaten; c. menyusun dan menentukan rencana lokasi serta pengadaan dan pemasangan kebutuhan perlengkapan lalu lintas (rambu jalan, marka jalan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendalian pengaman pemakai jalan) serta fasilitas pendukung di jalan kabupaten; d. melaksanakan perawatan perlengkapan jalan; e. menyusun penghimpunan data, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan jalan dalam wilayah Kabupaten; f. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Pasal 16 (1) Kepala Seksi Pengembangan Sistem dan Teknologi Transportasi mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, kebijakan teknis, penataan dan pengembangan sistem dan teknologi transportasi darat, laut serta udara di wilayah Kabupaten. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Kepala Seksi Pengembangan Sistem dan Teknologi Transportasi mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang pengembangan sistem dan teknologi transportasi; b. menyusun bahan perumusan Kebijakan Teknis Pengembangan Sistem dan Teknologi Transportasi di wilayah kabupaten; c. menyusun bahan rencana induk LLAJ Kabupaten; d. menyusun bahan rencana penataan sistem transportasi wilayah; e. menyusun bahan rencana pengembangan sarana dan prasarana transportasi; f. menyusun bahan rencana pengembangan transportasi berkelanjutan; g. menyusun jaringan kereta api lokal kabupaten; h. menyusun bahan pengembangan studi dan penelitian masalahmasalah transportasi; i. menyusun bahan kegiatan pengembangan dan penerapan sistem informasi dan teknologi di bidang transportasi; j. merencanakan pembinaan dan pengawasan perlintasan untuk keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan serta

-15- pemakaian jalan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai ijin dan tidak ada penanggungjawabnya, dilakukan oleh pemilik dan atau pemerintah daerah; k. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Bagian Keempat Bidang Angkutan Pasal 17 (1) Kepala Bidang Angkutan mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, kebijakan teknis di bidang angkutan darat, sungai, danau dan penyeberangan, terminal transportasi serta memberikan bimbingan keselamatan lalu lintas. Kepala Bidang Angkutan mempunyai fungsi: a. mengkoordinasikan pengumpulan data penyusunan rencana dan program kerja di bidang angkutan darat, sungai, danau dan penyeberangan, terminal transportasi, serta bimbingan keselamatan; b. merumuskan kebijakan teknis di bidang angkutan darat, sungai danau dan penyeberangan, terminal transportasi, serta keselamatan lalu lintas; c. mengkoordinasikan bimbingan teknis usaha angkutan darat, sungai, danau dan penyeberangan; d. mengkoordinasikan manajemen dan penyelenggaraan terminal penumpang tipe C, terminal barang serta halte untuk angkutan orang dan barang; e. mengkoordinasikan penyusunan jaringan trayek angkutan pedesaan dan angkutan perkotaan di dalam wilayah Kabupaten; f. memverifikasi pemberian ijin lokasi lapangan terbang khusus pendaratan helikopter (helipad); g. memberikan bimbingan keselamatan transportasi. Pasal 18 (1) Kepala Seksi Angkutan Barang dan Orang mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, kebijakan teknis, angkutan

-16- orang, barang, sungai, danau dan penyeberangan, penetapan jaringan trayek angkutan, penetapan tarif kelas ekonomi. Kepala Seksi Angkutan Barang dan Orang mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang angkutan barang dan orang; b. menyusun bahan perumusan Kebijakan Teknis Angkutan orang dan barang di wilayah Kabupaten; c. menyusun perencanaan, pengembangan evaluasi jaringan trayek dan penetapan kebutuhan angkutan; d. merencanakan penyediaan angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang dalam daerah Kabupaten; e. menyusun bahan penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek perdesaan dan perkotaan dalam wilayah Kabupaten; f. menyusun bahan penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang melayani trayek antarkota dalam wilayah Kabupaten serta angkutan perkotaan dan pedesaan yang wilayah pelayanannya dalam wilayah Kabupaten; g. menyiapkan pemberian bimbingan teknis perijinan angkutan orang dan barang tertentu yang bersifat khusus serta pengawasan penyelenggaraannya; h. menyusun bahan penerbitan izin usaha penyelenggaraan angkutan sungai danau dan penyeberangan sesuai dengan domisili orang perseorangan warga Negara Indonesia atau badan usaha; i. menyusun bahan penerbitan izin trayek penyelenggaraan angkutan sungai danau dan penyeberangan untuk kapal yang melayani trayek dalam daerah Kabupaten; j. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Pasal 19 (1) Kepala Seksi Terminal mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja, perumusan kebijakan teknis, penetapan lokasi, manajemen dan penyelenggaraan terminal tipe C, terminal barang dan halte untuk angkutan orang dan barang. Kepala Seksi Terminal mempunyai fungsi:

-17- a. menyusun pengumpulan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang terminal; b. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan terminal tipe C di wilayah Kabupaten; c. merancang manajemen dan penyelenggaraan terminal tipe C; d. menyusun perencanaan, penetapan, peninjauan lokasi, pembangunan dan pengembangan terminal dan halte untuk angkutan orang dan barang; e. merencanakan pengelolaan dan pemeliharaan fisik serta pengendalian ketertiban terminal dan halte untuk angkutan orang dan barang; f. menyusun bahan penetapan lokasi terminal barang; g. menyusun bahan pemberian ijin lapangan terbang khusus pendaratan helicopter (helipad); h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. Pasal 20 (1) Kepala Seksi Bimbingan dan Keselamatan mempunyai tugas menyusun rencana, program kerja dan kebijakan teknis di bidang bimbingan dan keselamatan pengguna dan penyedia jasa angkutan darat, sungai dan penyeberangan serta memberikan bimbingan dan pengenalan lalu lintas terhadap pelajar. Kepala Seksi Bimbingan dan Keselamatan mempunyai fungsi: a. menyusun pengumpulan data, menyusun rencana dan program kerja di bidang bimbingan dan keselamatan; b. menyusun bahan perumusan Kebijakan Teknis bimbingan keselamatan di wilayah Kabupaten; c. menyusun penghimpunan data sebagai bahan pemberian pembinaan, arahan dan bimbingan kepada pengguna dan penyedia lalu lintas, darat, sungai dan penyeberangan di wilayah Kabupaten; d. menyusun bahan dalam rangka melaksanakan pelatihan dan bantuan teknis keselamatan kepada pengguna dan penyedia lalu lintas darat, sungai dan penyeberangan di wilayah Kabupaten Blitar;

-18- e. merencanakan bimbingan teknis dan rekomendasi perijinan terhadap sekolah mengemudi; f. merencanakan pemberian bimbingan, pengenalan keselamatan lalu lintas terhadap pelajar; g. merencanakan audit dan inspeksi keselamatan LLAJ di jalan Kabupaten; h. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugasnya. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 21 (1) UPT merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas. (2) UPT dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Pasal 22 Jumlah, Nomenklatur, Susunan Organisasi dan Uraian Tugas dan Fungsi UPT Dinas ditetapkan dalam Peraturan Bupati tersendiri. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 23 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Bupati.

-19- (3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Untuk Jabatan Fungsional Penguji melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berjenjang kepada Kepala Dinas. BAB VI TATA KERJA Pasal 24 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. (2) Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan. (3) Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Setiap pemimpin sebuah organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat waktu. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. (6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VII

-20- KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Blitar Nomor 39 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 26 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar. Ditetapkan di Blitar pada tanggal 8 Nopember 2016 BUPATI BLITAR, Ttd. RIJANTO Diundangkan di Blitar pada tanggal 8 Nopember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR, Ttd. PALAL ALI SANTOSO BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 NOMOR 53/D Salinan sesuai dengan aslinya An. SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA U.b. KEPALA BAGIAN HUKUM HARIS SUSIANTO, SH., M.Si Pembina NIP. 19670531 199003 1 002

-21-