LAPORAN MENONTON VIDEO BIOGRAFI A.A. NAVIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah N. Yuli Mutiara, 2013

BAB I PENGANTAR. yang karyanya diapresiasi secara luas, serta dalam rentang waktu yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, dengan kata-kata agar tertangkap oleh pembaca (Noor, 2005:31). Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kumpulan cerpen Bertanya Kerbau pada Pedati merupakan salah satu karya sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode; logike, logis. Suatu disiplin

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ratih Nurhasanah, 2014

Reinterpretasi Karya Sastra Sebagai Upaya Peningkatan Pembelajaran Sastra di Sekolah. Zulfadhli FBS Universitas Negeri Padang.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL TAMU KARYA WISRAN HADI ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

Sastra Lama dan Sastra Modern. Oleh: Valentina Galuh X-9/21

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil dari kebudayaan. Kelahiran sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

I. PENDAHULUAN. baik itu masalah pribadi maupun masalah umum. Masalah pribadi adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN TEKNIK TRANSFORMASI CERPEN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL PERSIDEN KARYA WISRAN HADI PERSPEKTIF ANTROPOLOGI SASTRA SKRIPSI

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PERSIDEN KARYA WISRAN HADI ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN METODE AKROSTIK SISWA KELAS VI SD KARTIKA KOTA MAKASSAR. Syahrun. Kepala SD Kartika XX-1

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

J. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

Transkripsi:

LAPORAN MENONTON VIDEO BIOGRAFI A.A. NAVIS Video biograf

a.a. navis oleh Yayasan Lontar sutradara Enison Sinaro Pembuat Konsep Abrar Yusra Pewawancara Mualim M. Sukethi Enison Sinaro Eddy Utama A. A. Navis Hal-hal yang menarik dari A.A. Navis A.A. Navis

Hal-hal yang bisa diteladani dari A.A. Navis Sejak kecil A.A. Navis adalah pribadi yang tidak suka direndahkan dan merendahkan orang lain, dan terbiasa untuk mandiri. Riwayat pendidikan A.A. Navis Pendidikan formal A.A. Navis berakhir di INS Kayutanam. Karya-karya A.A. Navis Robohnya Surau Kami (cerpen). Datangnya dan Perginya (cerpen). Kumpulan Cerita Rakyat dari Sumatera Barat. Kemarau. Dali nan Navis. Surat dan Kenangan Haji. Dialektika Minangkabau. Alam Berkembang Menjadi Guru. Bianglala. Hujan Panas dan Kabut Musim. Pasang Surut Pengusaha Pejuang. Otobiografi A.A. Navis; Satiris dan Suara Kritis dari Daerah oleh Abrar Yusra. dan lain-lain. Penghargaan yang pernah diraih A.A. Navis

A.A. Navis pernah menerima penghargaan di bidang sastra dari UNESCO. Hadiah Kincir Emas dari radio Netherland. Hadian seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Award dari pemerintah Thailand. dan lain-lain. Biografi singkat A.A. Navis A. A. Navis dilahirkan pada tanggal 17 November 1924 di Padang Panjang Sumatera Barat. Ia mengakhiri pendidikan formalnya di INS Kayutanam. A.A. Navis sejak kecil dididik orang tuanya untuk tidak merendahkan dan direndahkan orang lain, ia terbentuk sebagai pribadi mandiri yang teguh pada pendiriannya, ia juga seorang yang menjunjung tinggi adatnya, adat Minagkabau. Cara berpikir A.A. Navis yang matematis dan logis disebabkan oleh penguasaannya di mata pelajaran matematika. A.A. Navis tidak suka berkhayal dan membenci pandangan masyarakat bahwa orang yang berpangkat tinggi derajatnya. Keinginan A.A. Navis untuk menjadi pengarang terbentuk setelah ia sering membaca novel-novel. A.A. Navis sangat terkenal di lingkungan sastrawan, kritikus sastra, sejarawan, dan dramawan seperti Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, H.B. Jassin, Wisran Hadi, Harris Effendi Thahar, serta Taufik Abdullah. Dalam pandangan teman-temannya, A.A. Navis merupakan pribadi yang mempunyai pola pikir sinis, kritis, serta memiliki rasa humor yang tinggi. A.A Navis dikenal sangat respek dan sangat mendukung yunioryuniornya dalam bidang sastra. Sastrawan Sapardi Djoko Damono mengungkapkan bahwa karakter serta kritik-kritik yang dituangkan oleh A.A. Navis dalam cerita-ceritanya terdapat di diri A.A. Navis sendiri, Sapardi sangat mengagumi cara A.A. Navis yang merefleksikan dirinya sendiri dengan baik. A.A. Navis selalu mengangkat tema persoalan manusia dalam cerita-ceritanya. Untuk itu ia mempelajari berbagai ilmu yang mengupas tentang manusia seperti ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, dan favoritnya, falsafah-falsafah kehidupan. Ia menulis cerita-ceritanya dengan sangat berhati-hati dan sangat kompleks. Dalam menulis A.A. Navis selalu mempertanyakan dalam dirinya sendiri untuk siapa ia menulis, apakah untuk orang bodoh, untuk sekedar pelipur lara, atau untuk orang yang sepadan dengannya. A.A.

Navis memilih untuk menulis cerita untuk orang-orang yang sepadan dengannya dan jangan sampai tulisannya membuat orang yang membacanya merasa dibodohi. A.A. Navis dikenal sebagai seorang muslim yang memimpikan sosok muslim ideal, dalam kacamatanya, umat muslim zaman sekarang cenderung bodoh dan angkuh. A.A. Navis sebagai seorang penjunjung adatnya, adat Minangkabau, menyukai dua falsafah Minangkabau yaitu egaligaritu, dan semangat kompetisi yang tinggi, ia menilai falsafah-falsafah yang lain lebih baik dihilangkan. A.A. Navis berpendapat bahwa dominasi etnis Jawa di Indonesia menyerupai penjajahan, menurutnya penyebabnya adalah antara etnis-etnis tidak saling mengenal dengan baik. Dalam rangka mengatasi dominasi itu, A.A. Navis memperkenalkan daerahnya dengan menelurkan buku-buku berciri khas Minangkabau.Hingga saat ini A.A. Navis diakui sebagai senior di bidang sastra yang sulit ditandingi. Kekritisannya yang dapat dilihat di karya-karyanya seperti Robohnya Surau Kami, Datangnya dan Perginya, Kumpulan Cerita Rakyat dari Sumatera Barat, Kemarau, Dali nan Navis, Surat dan Kenangan Haji, Dialektika Minangkabau, Alam Berkembang Menjadi Guru, Bianglala, Hujan Panas dan Kabut Musim, Pasang Surut Pengusaha Pejuang, dan lain-lain sangat khas dan menohok para pembacanya sebagai manusia yang selalu menginginkan keadilan namun sebenarnya menyimpan kemunafikan. A.A. Navis pernah menjadi kepala bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan