LAPORAN MENONTON VIDEO BIOGRAFI A.A. NAVIS Video biograf
a.a. navis oleh Yayasan Lontar sutradara Enison Sinaro Pembuat Konsep Abrar Yusra Pewawancara Mualim M. Sukethi Enison Sinaro Eddy Utama A. A. Navis Hal-hal yang menarik dari A.A. Navis A.A. Navis
Hal-hal yang bisa diteladani dari A.A. Navis Sejak kecil A.A. Navis adalah pribadi yang tidak suka direndahkan dan merendahkan orang lain, dan terbiasa untuk mandiri. Riwayat pendidikan A.A. Navis Pendidikan formal A.A. Navis berakhir di INS Kayutanam. Karya-karya A.A. Navis Robohnya Surau Kami (cerpen). Datangnya dan Perginya (cerpen). Kumpulan Cerita Rakyat dari Sumatera Barat. Kemarau. Dali nan Navis. Surat dan Kenangan Haji. Dialektika Minangkabau. Alam Berkembang Menjadi Guru. Bianglala. Hujan Panas dan Kabut Musim. Pasang Surut Pengusaha Pejuang. Otobiografi A.A. Navis; Satiris dan Suara Kritis dari Daerah oleh Abrar Yusra. dan lain-lain. Penghargaan yang pernah diraih A.A. Navis
A.A. Navis pernah menerima penghargaan di bidang sastra dari UNESCO. Hadiah Kincir Emas dari radio Netherland. Hadian seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Award dari pemerintah Thailand. dan lain-lain. Biografi singkat A.A. Navis A. A. Navis dilahirkan pada tanggal 17 November 1924 di Padang Panjang Sumatera Barat. Ia mengakhiri pendidikan formalnya di INS Kayutanam. A.A. Navis sejak kecil dididik orang tuanya untuk tidak merendahkan dan direndahkan orang lain, ia terbentuk sebagai pribadi mandiri yang teguh pada pendiriannya, ia juga seorang yang menjunjung tinggi adatnya, adat Minagkabau. Cara berpikir A.A. Navis yang matematis dan logis disebabkan oleh penguasaannya di mata pelajaran matematika. A.A. Navis tidak suka berkhayal dan membenci pandangan masyarakat bahwa orang yang berpangkat tinggi derajatnya. Keinginan A.A. Navis untuk menjadi pengarang terbentuk setelah ia sering membaca novel-novel. A.A. Navis sangat terkenal di lingkungan sastrawan, kritikus sastra, sejarawan, dan dramawan seperti Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, H.B. Jassin, Wisran Hadi, Harris Effendi Thahar, serta Taufik Abdullah. Dalam pandangan teman-temannya, A.A. Navis merupakan pribadi yang mempunyai pola pikir sinis, kritis, serta memiliki rasa humor yang tinggi. A.A Navis dikenal sangat respek dan sangat mendukung yunioryuniornya dalam bidang sastra. Sastrawan Sapardi Djoko Damono mengungkapkan bahwa karakter serta kritik-kritik yang dituangkan oleh A.A. Navis dalam cerita-ceritanya terdapat di diri A.A. Navis sendiri, Sapardi sangat mengagumi cara A.A. Navis yang merefleksikan dirinya sendiri dengan baik. A.A. Navis selalu mengangkat tema persoalan manusia dalam cerita-ceritanya. Untuk itu ia mempelajari berbagai ilmu yang mengupas tentang manusia seperti ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, dan favoritnya, falsafah-falsafah kehidupan. Ia menulis cerita-ceritanya dengan sangat berhati-hati dan sangat kompleks. Dalam menulis A.A. Navis selalu mempertanyakan dalam dirinya sendiri untuk siapa ia menulis, apakah untuk orang bodoh, untuk sekedar pelipur lara, atau untuk orang yang sepadan dengannya. A.A.
Navis memilih untuk menulis cerita untuk orang-orang yang sepadan dengannya dan jangan sampai tulisannya membuat orang yang membacanya merasa dibodohi. A.A. Navis dikenal sebagai seorang muslim yang memimpikan sosok muslim ideal, dalam kacamatanya, umat muslim zaman sekarang cenderung bodoh dan angkuh. A.A. Navis sebagai seorang penjunjung adatnya, adat Minangkabau, menyukai dua falsafah Minangkabau yaitu egaligaritu, dan semangat kompetisi yang tinggi, ia menilai falsafah-falsafah yang lain lebih baik dihilangkan. A.A. Navis berpendapat bahwa dominasi etnis Jawa di Indonesia menyerupai penjajahan, menurutnya penyebabnya adalah antara etnis-etnis tidak saling mengenal dengan baik. Dalam rangka mengatasi dominasi itu, A.A. Navis memperkenalkan daerahnya dengan menelurkan buku-buku berciri khas Minangkabau.Hingga saat ini A.A. Navis diakui sebagai senior di bidang sastra yang sulit ditandingi. Kekritisannya yang dapat dilihat di karya-karyanya seperti Robohnya Surau Kami, Datangnya dan Perginya, Kumpulan Cerita Rakyat dari Sumatera Barat, Kemarau, Dali nan Navis, Surat dan Kenangan Haji, Dialektika Minangkabau, Alam Berkembang Menjadi Guru, Bianglala, Hujan Panas dan Kabut Musim, Pasang Surut Pengusaha Pejuang, dan lain-lain sangat khas dan menohok para pembacanya sebagai manusia yang selalu menginginkan keadilan namun sebenarnya menyimpan kemunafikan. A.A. Navis pernah menjadi kepala bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan