BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab rekomendasi aparat pengawas intern pemerintah (APIP) yang belum optimal ditindaklanjuti oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu dan menganalisis langkah untuk mempercepat dan meningkatkan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Provinsi Bengkulu oleh SKPD yang menjadi objek pemeriksaan. Berdasarkan analisis dan diskusi pada Bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor penyebab rekomendasi APIP yang belum optimal ditindaklanjuti oleh SKPD pada lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu, antara lain: a. Masih kurangnya jumlah sumber daya manusia selaku pejabat fungsional pemeriksa yang ada di Inspektorat Provinsi Bengkulu. b. Kurang pahamnya pejabat fungsional terhadap tugas pokok dan fungsi sebagai APIP, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 54 ayat 1, bahwa setelah melaksanakan tugas pengawasan, APIP wajib membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada pimpinan instansi pemerintah yang diawasi. Selain itu, APIP wajib menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan 61
62 Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentang petunjuk pelaksanaan penyusunan ikhtisar laporan hasil pengawasan APIP di mana dalam ikhtisar laporan hasil pengawasan tersebut berisi tentang hasil analisis dan rekomendasi berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh APIP selama satu semester (semester I dan semester II) termasuk hasil pemantauan tindak lanjut dan penanganan pengaduan masyarakat. Untuk semester II merupakan akumulasi dari semester I atau sama dengan laporan tahunan. c. Format laporan hasil pemeriksaan yang terdapat perbedaan terutama pada bagian rekomendasi yang diberikan, mengakibatkan kebingungan pimpinan atau pegawai dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah. d. Belum baiknya koordinasi antara APIP, sub bagian lain yang ada di inspektorat serta antar inspektorat dengan dinas atau instansi lain sebagai pihak ketiga dalam memenuhi rekomendasi yang diberikan oleh APIP inspektorat. e. Tidak adanya ekspos lintas irban, terhadap hasil temuan yang terdapat pada laporan hasil pemeriksaan. f. Belum adanya sosialisasi secara menyeluruh seperti hal, alur distribusi penyampaian tindak lanjut dari objek pemeriksaan kepada Inspektorat Provinsi Bengkulu. g. Belum adanya sanksi tegas terhadap pimpinan atau pegawai pada instansi pemerintah yang tidak melaksanakan kewajiban
63 menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan yang diberikan oleh APIP, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional. 2. Langkah untuk mempercepat dan meningkatkan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Provinsi Bengkulu oleh SKPD yang menjadi objek pemeriksaan, yakni: a. Penambahan pejabat fungsional di Inspektorat Provinsi Bengkulu. b. Penambahan pelatihan, pendidikan dan ilmu pengetahuan yang bersifat teknis terutama personil yang mengikuti pelatihan, pendidikan dan ilmu pengetahuan yang bersifat teknis. c. Penambahan waktu pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan dalam hal ini berupa surat perintah tugas. d. Adanya klarifikasi terlebih dahulu terhadap temuan pemeriksaan oleh aparat pengawas intern pemerintah kepada pimpinan atau pegawai yang menjadi objek pemeriksaan. e. Ada teguran tertulis yang diterima oleh objek pemeriksaan, apabila telat dalam menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh APIP Inspektorat Provinsi Bengkulu. f. Ada gelar pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Bengkulu, yang mana berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09 Tahun 2009 bahwa pemantauan TLHP oleh APlP dapat dilaksanakan dengan cara mengadakan rapat pemutakhiran data TLHP secara berkala dengan
64 pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan tindak lanjut, klarifikasi data TLHP dapat dilakukan secara berkala melalui forum rapat pemutakhiran data TLHP. 5.2 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti memberikan rekomendasi kepada Inspektorat Provinsi Bengkulu dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, yakni: 1. Mengoptimalkan sumber daya manusia berupa aparat pengawas intern pemerintah yang ada di Inspektorat Provinsi Bengkulu agar dapat meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pembinaan. 2. Meningkatkan koordinasi antara pejabat fungsional, sub bagian lain yang ada di inspektorat serta antar inspektorat dengan dinas atau instansi lain sebagai pihak ketiga dalam memenuhi rekomendasi yang diberikan oleh APIP inspektorat. 3. Di lakukan ekspos hasil temuan antar lintas irban, guna menyamakan persepsi seperti terhadap peraturan yang digunakan pada saat melakukan pemeriksaan dan dalam memberikan rekomendasi. 4. Format laporan hasil pemeriksaan dan rekomendasi yang diberikan sebaiknya dibuat sama dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 5. Perlunya di buat dan di tempel bagan alur yang jelas mengenai cara penyampaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. 6. Ada sanksi yang tegas terhadap pejabat atau pegawai yang menjadi objek pemeriksaan, apabila tidak atau telat dalam menindaklanjuti hasil temuan APIP Inspektorat Provinsi Bengkulu
65 5.3 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini ialah: 1. Penelitian ini hanya menganalisis tindak lanjut hasil pemeriksaan, tidak atas keseluruhan pemeriksaan yang dilakukan aparat pengawas intern pemerintah Pemerintah Provinsi Bengkulu. 2. Analisis yang dilakukan hanya pada sub bagian monitoring dan evaluasi, pejabat fungsional auditor dan P2UPD, bukan pada seluruh bagian maupun seluruh pejabat fungsional di Inspektorat Provinsi Bengkulu, dan hanya melakukan analisis terhadap beberapa satuan kerja perangkat daerah yang menjadi objek pemeriksaan sekaligus yang menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan APIP, bukan terhadap seluruh satuan kerja perangkat daerah.