BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang masih berada di dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. bulutangkis yang dilakukan. Olahraga bulu tangkis dapat dimainkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang

BAB I PENDAHULUAN. ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BADMINTON LIKE GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN POLA GERAK DOMINAN MEMUKUL SHUTTLECOCK DALAM AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

MENINGKATKAN POLA GERAK DASAR DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI LEMPAR BOLA PADA SISWA KELAS V MI. ROUDLOTUT THOLABAH KRANDING MOJO KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan seorang di lingkungan sekolah, disatu sisi tampaknya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

I. PENDAHULUAN. sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan. menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi.

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan teknik dasar awalnya. Karena itu penguasan teknik dasar dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah masih kurang memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan bakat

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL TERHADAP KETEPATAN SERVIS PANJANG CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 1 BATUDAA. Oleh: DONA MOKODOMPIT

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

dasar dalam permainan bola voli terdiri atas service, passing atas, passing

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang handal. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan watak. Banyak dijumpai penyelenggaraan pendidikan jasmani di

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

I. PENDAHULUAN. lapangan bulu tangkis, banyaknya lapangan bulu tangkis ini. menggambarkan betapa populernya cabang olahraga ini di Negara kita.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai bentuk permainan dalam keolahragaan memberikan kesenangan tersendiri bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang masih berada di dunia pendidikan. Olahraga menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan karena memberikan pengaruh yang baik untuk kesehatan. Maka pendidikan jasmani menjadi salah satu pelajaran yang wajib di dalam dunia pendidikan. Dengan adanya pendidikan jasmani diharapkan dapat melahirkan generasi yang sehat. Hal tersebut diatur dalam undang undang No.12/1959 yang sebagian isinya berbunyi Bangsa Indonesia kuat dan sehat lahir batin, oleh karena itu, pendidikan jasmani berkewajiban juga memajukan dan memelihara kesehatan badan terutama dalam arti preventif dan juga secara correctief. Maka pendidikan jasmani menjadi hal yang sangat penting dalam membantu siswa menjaga kesehatan tubuh dan melatih mengasah kemampuan berpikir selain pelajaran sosial maupun ilmu alam. Menurut Websters New Collegiate Dictionary ( 1980 ), pendidikan jasmani adalah pengajaran yang memberikan perhatian pada pengembangan fisik dari mulai latihan kalistenik, latihan untuk kesehatan, senam serta performan dan olahraga pertandingan. Ensiklopedia Indonesia menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah olahraga yang dilakukan di sekolah sekolah, terdiri dari latihan latihan tanpa alat dan dengan alat, dilakukan didalam ruangan dan dilapangan terbuka. Demikian pula menurut Menpora ( 1984 ), pendidikan jasmani adalah suatu 1

2 proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak ( Mardiana Ade : 2008 : 4 ). Dengan adanya pendidikan jasmani, siswa dapat menemukan dunianya secara nyata. Siswa menemukan kualitas dunianya dengan menggerakkan dirinya dengan kemampuannya sendiri. Maka tugas guru pendidikan jasmani untuk mengasah kemampuan siswanya. Guru pendidikan jasmani merealisasikan tujuannya dengan mengajarkan dan meningkatkan aktivitas jasmani, dengan bimbingan tujuan pendidikan, hal ini berarti bahwa murid murid harus belajar sesuatu dari gurunya. Siswa harus memperoleh kemajuan dalam kemampuan aktivitas fisiknya dengan nyata. Salah satu pendidikan jasmani yang banyak diminati oleh masyarakat dan juga para pelajar yakni olahraga bulu tangkis. Bulutangkis bukanlah merupakan olahraga yang baru dikenal dalam dunia pendidikan maupun kehidupan sehari hari. Permainan bulutangkis menjadi salah satu olahraga yang banyak diminati dari berbagai kalangan bahkan dari berbagai usia. Walaupun dalam kehidupan sehari hari, permainan bulu tangkis biasanya hanya untuk kesenangan dan melepas kepenatan setelah beraktivitas. Namun lain hal nya bagi mereka yang berprofesi sebagai pemain bulutangkis. Permainan bulutangkis menjadi harga mati untuk nama harum bangsa Indonesia. Nama Indonesia sangat disegani dalam cabang bulutangkis. Satu kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa Indonesia merupakan negara raksasa bulutangkis terkait dengan keberhasilannya menorehkan prestasi pada berbagai

3 kejuaran tingkat dunia. Keseriusan Indonesia pada permainan ini dibuktikan dengan badan tingkat nasional yang didirikan sebagai wadah untuk mengurusi segala hal yang terkait dengan bulutangkis. Badan tersebut disebut dengan PBSI yang mengirimkan beberapa pemain yang berprestasi untuk bertanding ke kejuaran level internasional juga bertanggung jawab untuk melakukan berbagai pembinaan prestasi serta menyelenggarakan berbagai kejuaran tingkat nasional baik untuk kategori pemain senior maupun yunior ( Setiawan Salim : 2009 : 6 ). Permainan yang sudah booming sejak dahulu menjadi event yang sangat bergengsi di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Indonesia telah mendapat berbagai penghargaan untuk permainan ini. Bulutangkis atau dalam istilah internasional disebut dengan badminton yang diambil dari nama badminton House, satu tempat milik bangsawan beaufort yang menempati rumah di Glouceserthire, Inggris. Tujuan awal adalah menjaga shuttlecock tetap di udara dalam waktu selama mungkin. Namun dalam perkembangan selanjutnya tujuan sederhana dari aksi memukul bola berubah. Tujuan tidak lagi untuk kesenangan, namun tujuan mulai berubah yakni pukulan terhadap shuttelecock itu yang dilakukan dengan tujuan membuat sulit lawan main yang berada di sisi lain lapangan untuk bisa mengembalikannya. Permainan tidak lagi sederhana dan berubah menjadi cepat serta sulit. Dari sinilah muncul cikal bakal permaianan modern bulu tangkis ( Setiawan Salim : 2009 : 1 2 ). Kesulitan dalam permainan bulutangkis tersebut membuat siswa harus mengetahui teknik teknik dasar dalam memainkannya. Seperti yang terjadi di

4 SMA Parulian 2 Medan yang mengalami kesulitan dalam mempraktekkan permainan bulutangkis khususnya teknik dasar dalam melakukan smash. Kendala yang sering dihadapi siswa di SMA parulian 2 Medan tersebut ketika melakukan smash ada kejanggalan gerakan mulai dari sikap awal hingga melakukan pukulan smash. Bukan hanya itu, berdasarkan observasi, hasil belajar juga sangat kurang memuasakan, baik dari nilai, penguasaan teknik, cara pemegangan raket, ayunan pukulan, sehingga sangat berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal.proses pembelajaran yang di lakukan guru dan siswa sebenarnya kurang baik, karena sangat membosankan siswa dengan minimnya fasilitas pembelajaran,seperti,raket,memang fasilitas seperti lapangan,cock,dan raket,tidak memadai jika di bandingkan dengan jumlah siswa.sehingga banyak siswa yang fasif dan harus menunggu giliran saat terjadi proses pembelajaran materi Bulu tangkis. Dari 32 siswa hanya 7 orang siswa yang mendapat nilai yang standar dan mampu melakukan teknik yang seharusnya. Jumlah yang sangat sedikit dari jumlah kelulusan siswa yang diharapkan. Berdasarkan hasil tersebut, maka ada pengajaran yang dilakukan guru yang masih kurang maksimal sehingga pemahaman siswa pun kurang. Proses pembelajaran yang dilakukan gurunya sangat monoton. Kemudian fasilitas kurang, baik shuttlecock dan raket, sehingga banyak siswa yang fasif, lebih banyak diam dan menunggu giliran untuk bisa melakukan. Oleh karena itu siswa harus belajar mengetahui teknik teknik dasar tersebut dengan bentuk gaya latihan dalam permainanan bulutangkis. Karena melalui bentuk gaya latihan guru memiliki kelebihan dalam mengajar, yaitu guru dapat memberikan umpan balik

5 secara individual dan secara langsung. Bukan hanya itu, siswa dibebankan rasa tanggung jawab, dan memungkinkan penggunaan alat lebih baik. Karena jelas kita ketahui siswa kelas X itu masa transisi dari SMP, sehingga dengan penggunaan gaya mengajar latihan itu akan lebih efektif dan efisien. Maka dalam hal ini peran guru dalam memberikan teori dan praktek haruslah sangat aktif. Sebab guru yang menjadi panduan seorang siswa dalam melakukannya. Jika guru tidak memberikan pemahaman yang benar tentang teori yang disampaikan, mustahil seorang siswa dapat mempraktekkan dengan baik. Mungkin hal ini lah yang menjadi masalah yang dialami siswa SMA Parulian 2 Medan ketika memainkan bulutangkis. Dalam memainkan bulutangkis, siswa seharusnya mengetahui teknik dasar dengan baik, salah satunya dalam melakukan Smash. Dimana teknik ini menjadi salah satu hal yang mendukung siswa untuk mampu menguasai permainan namun ketika siswa tidak mampu melakukan smash dengan baik maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi permainan. Demikian juga yang terjadi di SMA Parulian 2 Medan ini berdasarkan pengamatan peneliti. Sebagai sebuah sekolah yang sudah pada tahap jenjang atas, seharusnya siswa sudah lebih mampu dalam menguasai lapangan dalam memainkan permainan bulutangkis. Sebaliknya yang terjadi siswa di SMA tersebut, siswa masih dalam tahap dasar dalam permainan bulutangkis. Dalam tahap dasar pun, siswa SMA ini masih dapat dikatakan amatir. Dari keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa kesungguhan siswa dalam memainkan permainan bulutangkis sangat kurang. Dalam hal ini peran guru pendidikan

6 jasmani sangat dibutuhkan dalam mengetahui kemampuan siswanya. Siswa yang kurang maksimal dalam permainan ini sangat dipengaruhi oleh pengajaran yang diberikan gurunya. Jika hal ini terjadi, seorang guru dianggap belum maksimal mengajarkan pendidikan jasmani khususnya bulutangkis. Memang hal tersebut sangat disayangkan mengingat perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan siswa/i untuk belajar. Melalui berbagai media, siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja untuk belajar tekhnik dalam permainan bulutangkis. Dengan sering melihat dan memperagakan permainan tersebut, maka siswa akan dapat mempelajari dan menguasai permainan dengan baik. Tetapi permasalahannya adalah, ketika siswa dapat belajar melalui berbagai media, namun mereka belum sepenuhnya memahami panduan tekhnik permainan bulu tangkis dalam media tersebut. Seharusnya disinilah yang menjadi keaktifan seorang guru pendidikan jasmani untuk mengarahkan dan memberikan pemahaman dari setiap panduan teknik dalam media. Permainan bulutangkis yang merupakan olahraga yang memiliki beragam tekhnik dalam memainkannya sudah seharusnya dilakukan dengan tekhnik dasar yang baik, salah satunya cara melakukan smash. Sangat disayangkan, jika sebagai bangsa yang terkenal dengan bulutangkis yang ditakuti di dunia, namun dalam dunia pendidikan masih belum dimaksimalkan. Padahal melalui dunia pendidikan akan mempermudah para pelatih untuk mendapatkan para olahragawan yang berbakat dalam bidang bulutangkis. Pemaksimalan dalam menjadikan bulutangkis yang awalnya hanyalah hobi menjadi bakat yang dapat membanggakan negeri ini. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

7 tentang Upaya perbaikan proses belajar smash dalam bulutangkis dengan menerapkan gaya mengajar latihan pada siswa kelas X SMA Parulian 2 Medan B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Kemampuan Smash siswa masih rendah. 2. Kurangnya minat belajar siswa pada materi Smash dalam bulu tangkis 3. Kurang variasi pembelajaran guru terhadap materi Smash dalam Bulu tangkis 4. Fasilitas yang terdapat sekolah kurang mendukung proses pembelajaran. 5. Pembelajaran masih berpusat kepada guru. C. Pembatasan Masalah Untuk lebih mempertegas sasaran masalah dan mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Upaya perbaikan proses belajar smash dalam bulutangkis dengan menerapkan gaya mengajar latihan pada siswa kelas X SMA Parulian 2 Medan.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan di teliti adalah Bagaimana upaya perbaikan smash yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan permainan bulutangkis di SMA Parulian 2 Medan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik dasar dalam melakukan smash melalui gaya mengajar latihan dalam meningkatkan permainan bulutangkis di SMA Parulian 2 Medan. F. Manfaat Peneltian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi guru maupun bagi masyarakat umum. Adapun manfaatnya antara lain adalah : 1. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan keterampilan penulis tentang tekhnik gaya latihan dalam upaya meningkatkan hasil pukulan smash dalam permainan bulutangkis pada siswa. 2. Untuk guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini kiranya bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pengajaran khususnya tentang tekhnik gaya latihan yang tepat dalam melakukan smash pada permainan bulutangkis.

9 3. Sebagai masukan kepada sekolah khususnya guru bidang study yang bersangkutan bahwasanya dalam meningkatkan hasil permainan bulu tangkis maka harus diperbaiki tekhnik gaya latihan yang tepat. 4. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil permainan bulutangkis dengan mengetahui tekhnik gaya latihan yang tepat sehingga siswa dapat memainkan dalam ruang lingkup yang lebih luas. 5. Sebagai referensi dan masukan bagi Akademis Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED dan pihak lain dalam melaksanakan penelitian yang sejenis.