BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan. dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha sadar untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta komunikasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berhenti. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah/madrasah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pada pengalaman langsung dan nyata bagi para peserta didik dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu begitu pesat, sehingga berdampak kepada jalannya proses penerapan pendidikan. Pendidikan yang dilaksanakan harus mampu mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi tersebut. Proses menerapkan ilmu pengetahuan serta teknologi kepada peserta didik dalam pelaksanaannya diperlukan adanya suatu strategi, penggunaan pendekatan yang tepat, lingkungan belajar yang nyaman, serta penggunaan pendekatan yang relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik. Dalam proses pendidikan selalu terjadi perubahan tingkah laku, bukan saja perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu perubahan yang diharapkan meliputi prubahan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Seorang guru mengajarkan IPA bukan hanya mentransferkan materi yang termuat dalam teks IPA yang merupakan dimensi produk saja, tetapi ada yang teramat penting yaitu dimensi proses yang harus dilaksanakan melalui penelitian dan percobaan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai bagian dari pendidikan umumnya, memiliki peran penting dalam menghasilkan manusia yang berkualitas, mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini pada alam. 1

2 Salah satu usaha yang dilakukan dalam pembelajran IPA adalah melakukan pendekatan keterampilan proses untuk membuktikan sesuatu hal yang kurang dimengerti, dipahami, dan masih menimbulkan rasa kurang percaya. Dengan pendekatan keterampilan proses peserta didik dapat mengembangkan ide dan konsep yang belum diketahui secara bersama-sama. Pada umumnya pembelajaran IPA khususnya di SDN Jenet disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dengan keterlibatan siswa secara minim dan kurang menarik minat siswa. Upaya melibatkan siswa melakukan percobaan masih kurang, mengembangkan diskusi kelompok maupun diskusi kelas juga masih kurang, sehingga pemahaman siswa terhadap suatu konsep masih rendah. Penggunaan strategi pembelajaran yang konvensional dimana guru berperan sebagai pusat ilmu pengetahuan proses pembelajaran hanya sebatas transfer of knowlegde. Rendahnya hasil pembelajaran siswa pada materi pembelajaran pesawat sederhana dimungkinkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Penggunaan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru. 2. Keterlibatan siswa selama pembelajaran kurang aktif. 3. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar kurang Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Jenet dengan jumlah murid 37 orang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 18 orang perempuan diperoleh data tentang hasil belajar siswa (tes formatif) pada pembelajaran IPA tentang kemampuan siswa pada materi pesawat sederhana pada tahun ajaran 2012/2013 menunjukan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik kurang memuaskan. Ini ditunjukan oleh perolehan nilai rata-rata 59

3 dari Kriteria Ketuntasan Minimal 65 yang mencapai KKM 10 orang. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar dan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep belajar siswa. Mereka menggangap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih pada tingkat konkret, maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu diceritakan, karena merka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda. Berdasarkan pengamatan awal peneliti di SDN Jenet, dalam proses pembelajaran IPA kurang adanya pendekatan, media, dan metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan. Usman (2000:4) menyatakan bahwa proses belajar dan mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk tujuan tertentu. Senadan dengan Usman, Suryosubroto (1997:19) mengatakan bahwa proses belajar dan mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan

4 kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam suatu edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yakni pengajaran. Mengacu dari kedua pendapat tersebut, maka proses belajar mengajar yang aktif ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara komperhensif, baik fisik, mental, maupun emosionalnya. Pelajaran IPA misalnya diperlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar dan mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal, yang pada akhirnya berdampak perolehan hasil belajar. Hal tersebut, sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak akan pernah lepas dengan dunia IPA, yang dekat dengan aktifitas kehidupan mereka. Salah satau hasil penelitian yang dilakukan oleh Senior Secondary Education Project 2006 memperlihatkan bahwa dalam proses belajar dan mengajar, guru berperan dominan dan informasi hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa, sehingga siswa sangat pasif. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang sesuai dengan tingak perkembangan siswa. Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Sebagaimana pendapat Sudjana (1987:76), bahwa peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara

5 atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran IPA yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Siswa akan lebig bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa. Dalam kegiatan belajar siswa, guru berperan sebagi penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau dibimbing (Bobby dan Herrnacki, 2001:14). Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru. Sehubungan dengan hal tersebut dalam kesempatan ini akan dicobakan Metode Eksperimen untuk pembelajaran IPA kelas V di SDN Jenet Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pesawat sederhana? Sedangkan pertanyaan penilitiannya adalah sebagai berikut ini:

6 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA menggunakan penerapan Metode Eksperimen pada materi Pesawat Sederhana di kelas V SDN Jenet? 2. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen tentang materi Pesawat sederhana di kelas V SDN Jenet? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas di kelas V setelah mengikuti pembelajaran IPA materi Pesawat Sederhana melalui penerapan metode eksperimen? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, yaitu ; 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA menggunakan penerapan Metode Eksperimen pada materi Pesawat Sederhana di kekas V SDN Jenet? 2. Mendeskripsikan pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan menggunakan penerapan metode eksperimen tentang materi Pesawat sederhana di kelas V SDN Jenet? 3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas di kelas V setelah mengikuti pembelajaran IPA materi Pesawat Sederhana melalui penerapan metode eksperimen? D. Manfaat Hasil Penelitian

7 Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan pembelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya dan pada pembelajran pesawat sederhana khususnya. Manfaat penelitian ini diantaranya adalah: 1. Manfaat penelitian bagi Siswa : a. Menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar. b. Mendorong aktivitas siswa untuk terlibat secara fisik, mental dan emosional dalam pembelajaran. c. Menumbuhkan keberanian bertanya dan mengeluarkan pendapat. 2. Manfaat penelitian bagi Guru : a. Sebagai wahana bagi guru untuk meningkatkan kesadaran dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. b. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengaktifkan siswa. c. Meningkatkan kualitas profesionalisme guru dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 3. Manfaat penelitian bagi Sekolah : a. Dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis sesuai konteks dalam penelitian ini. b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah. 4. Manfaat penelitian bagi Peneliti : a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas. b. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisa permasalahan yang timbul dalam kelas yang dibimbingnya.

8 c. Mengakomodasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kelas yang dibimbingnya sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. E. Hipotesis Tindakan Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode eksperimen dapat memudahkan hasil belajar siswa pada Pembelajaran IPA pada materi Pesawat Sederhana. F. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap definisi yang disajikan dalam judul penelitian, maka penulis perlu mengklarifikasikan konsep dari variabel- variabel yang ada sebagai berikut : 1. Metode Eksperimen adalah metode belajar mengajar yang sesuai untuk pembelajaran sains dimana siswa diberi kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal. Hal itu terjadi karena siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya dan menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. 2. IPA artinya adalah pengetahuan tentang alam semasta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya IPS

9 adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisa masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. 3. Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. 4. Pesawat sederhana adalah alat yang dapat membantu dan meringankan pekerjaan manusia. Pesawat sederhana meliputi tuas/ pengungkit, bidang miring, katrol, roda berporos.