PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 NGAWONGGOO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: WAHYU BUDI SETYAWAN A510110188 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN J1. A. Yani Tromol Pos l-pabelan, Kartasura Telp. (0271) 71'/411 fax:115448 Surakarta 57102 Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama NIP : Drs. Rubino Rubiyanto,M.Pd. :130893727 Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : Nama NIM Program Studi Judul Skripsi Wahyu Budi Setyawan A5101 10188 PGSD PET\TII\TGKATAN KETERAMPILAN MENALIS PERMALAAN MELALUI PENERAPAI\T METODE STRT]KTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA SISWA KELAS I,SD NEGERI 2 NGAWONGGO KLATEN TAHUN AJARAN 2015/ 2016 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. S P urakarta, 20 Me i201s / embimbing I _t it,t. I
ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 NGAWONGGO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 Oleh : Wahyu Budi Setiyawan A510110188, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan keterampilan menulis permulaan pada siswa kelas 1 SDN 2 Ngawonggo Klaten, (2) Menerapkan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis permulaan pada siswa kelas I SDN 2 Ngawonggo Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 2 Ngawonggo Klaten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari 3 tahap yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Pelaksanaan metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik) hanya dilakukan pada siklus I pertemuan II, siklus II pertemuan I dan II. Pada siklus I pertemuan I hanya dilakukan pengenalan metode SAS dan observasi mengenai keterampilan menulis permulaan anak. Kemudian dilanjutkan pada pertemuan II dengan mulai menerapkan metode SAS, belum mencapai indikator maka dari itu dilanjutkan pada Siklus II pertemuan I dengan metode SAS dan memperbaiki segala kekurangan yang ada di siklus sebelumnya, pelaksanaan metode SAS berjalan dengan sangat baik dan mampu meningkatkan antusias dan keterampilan menulis anak meskipun belum mencapai indikator pencapaian yang ditargetkan maka dari itu dilanjutkan pada siklus II pertemuan II, metode SAS dilaksanakan dengan sangat baik dan sudah mencapai indikator pencapaian yang telah ditargetkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik) mampu meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SDN 2 Ngawonggo Klaten. Kata kunci : Keterampilan menulis permulaan, Metode SAS
A. PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD merupakan pembelajaran yang paling utama terutama di SD kelas rendah. Dikatakan demikian karena tidak bisa dipungkiri dengan berbahasalah siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang diberikan oleh pendidik. Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (kelas I) diawali dengan pembelajaran reseptif, dengan demikian keterampilan produktif bisa ditingkatkan. Hartati (2006: 186) mengatakan bahwa keterampilan berbahasa memiliki empat unsur pendukungnya yakni (a) keterampilan menyimak, (b) keterampilan berbicara, (c) keterampilan menulis, dan (d) keterampilan menulis. Setiap unsur ini sangat erat hubungannya dalam proses yang mendasari bahasa. Keterampilan berbahasa bisa dikuasai jika seseorang rajin berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih kecakapan berfikir. Keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Artinya keterampilan yang satu tergantung kepada ketiga keterampilan yang lain. Oleh karena itu siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap. Siswa tidak bisa dikatakan terampil berbahasa yang lengkap jika mereka hanya terampil menyimak, berbicara, dan menulis, tetapi tidak terampil menulis. Jadi jelaslah bahwa keterampilan menulis harus benar-benar diperhatikan karena menulis merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang merupakan sarana pembelajaran. Keterampilan menulis mempunyai peranan yang sangat penting dalam komunikasi tertulis. Berpijak pada asumsi diatas maka pengajaran menulis permulaan harus diupayakan lebih intensif bagi siswa terutama siswa kelas I. Pembelajaran menulis di sekolah hendaknya lebih berdaya guna sehingga tidak hanya memenuhi sasaran pembelajaran bahasa Indonesia saja akan tetapi juga berimbas baik pada mutu mata pelajaran yang lain serta mampu maningkatkan perilaku berbahasa lisan dalam kehidupan sehari-hari. Berhasil tidaknya proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kreatifitas dan inovatif guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan strategi yang tepat, media yang menarik juga mampu meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran termasuk dalam memberikan pelajaran dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa secara maksimal.
Morsey (dalam Hartati, 2006: 188) Menulis atau mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks, untuk itu perlu diajarkan secara teratur dan cermat sejak kelas awal SD. Bagi guru kelas I sekolah dasar mengajar keterampilan menulis merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Faktanya mengajarkan sesuatu hal yang belum diketahui oleh siswa tentu memerlukan ketekunan, kesabaran, dan selain itu memerlukan teknik atau metode yang tepat untuk mempermudah dalam membelajarkannya. Sebagian guru sekarang ini cenderung melaksanakan pembelajaran dengan metode, strategi yang sama dengan materi bahkan mata pelajaran yang berbeda. Cara mengajar yang konvensional seperti ceramah menjadi salah satu faktor penghambat anak khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis permulaan. Siswa akan cenderung bosan dan kurang antusias dalam belajar menulis karena cara guru dalam mengajar yang tidak bisa menarik siswa. Agar dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan anak pada siswa kelas I pada jenjang pendidikan dasar, maka diperlukan metode pembelajaran bahasa secara khusus. Salah satu metode pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan menulis pada anak sekolah dasar adalah metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Berpijak pada uraian di atas, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 NGAWONGGO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ngawonggo Klaten. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan Februari 2014 sampai bulan Juni 2015. Iskandar Agung, (2012: 226) penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga dirancang dalam bentuk siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didisain dalam faktor-faktor yang diteliti. Adapun subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SD Negeri Ngawonggo 2 Klaten dengan jumlah siswa 15 anak 8 putra dan 7 putri.. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/ 2015 yang meliputi persiapan dan penyusunan laporan, tahap perijinan, tahap pelaksanaan, tahap
pengelolaan dan analisis data, tahap pelaporan dan penulisan akhir. Tehnik pengumpulan data yang digunakanadalah observasi, Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2013: 310), Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini metode observasi partisipasi digunakan untuk memperoleh gambaran obyek penelitian melalui pengamatan dan pengindraan terhadap keterampilan menulis permulaan siswa. Observasi partisipasi telah dilakukan semenjak penyusunan proposal penelitian. Selanjutnya adalah wawancara Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2006: 186) mengatakan bahwa Maksud mengadakan wawancara antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Orang yang bisa dijadikan narasumber adalah orang yang ahli di bidang yang berkaitan dengan informasi yang kita cari. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancer (Sugiyono, 2013: 319). Kemudian tes, Peneliti akan melaksanakan tindakan kelas berupa pemberian tes menulis kepada subyek yang diteliti setelah lebih dahulu memberikan pembelajaran menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis guna mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan siswa khususnya dalam ketrampilan menulis permulaannya. Dan dokumentasi, Menurut Sugiyono, (2005: 112), Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh sunjek sendiri atau oleh orang lain tentang objek. Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, dan data-data yang relevan bagi penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan Sanjaya, (2011: 112) Analisis data dalam penelitian adalah kegiatan menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk memberikan bahan jawaban terhadap permasalahan penelitian. Teknik analisis data ini menggunakan analisis deskriptif interaktif. Komponen dari analisis tersebut adalah reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi. C. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian sebanyak dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan dan siklus dua juga dua pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran, yaitu setiap jam pelajaran terdiri 4 x 35 menit. Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan terdiri 4 x 35 menit. Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015 dan 8 April 2015. Dalam tahap tindakan siklus I terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tabel 4.4 Data Nilai Tes Keterampilan Menulis Permulaan Siklus I Pertemuan II Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngawonggo Klaten No Nilai Frekuensi Prosentase 1 40-49 1 6,7% 2 50-59 3 20% 3 60-69 1 6,7 % 4 70-79 4 26,7% 5 80-89 4 26,7% 6 90-99 2 13,3% Jumlah 15 100%
Data nilai tes keterampilan kemampuan menulis permulaan tersebutbila didiagramkan sebagai berikut : Siklus I Pertemuan II Diagram 4.2.. Nilai keterampilan kemampuan menulis permulaan siklus I pertemuan II. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus I pertemuan II, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 40-49 sebanyak 1 siswa atau 6,7%,, nilai 50-59 sebanyak 3 siswa atau 20%, nilai 60-69 sebanyak 1 siswa atau 6,7%,, nilai 70-79 sebanyak 4 siswa atau 26,7%, nilai 80-89 sebanyak 4 siswa atau 26,7% dan nilai 90-999 sebanyak 2 siswa atau 13,3%. Pada pertemuan II setelah menggunakan metode SAS keterampilan menulis permulaan ada 10 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (70,0) atau 66,7% dari 15 siswa. Dengan demikian target pada indikator kinerja belum tercapai, sehingga pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakann metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) akan dilanjutkan siklus II. 2. Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masing-masin ng pertemuan terdiri 4 x 35 menit. Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 9
April 2015 dan 10 April 2015. Dalam tahap tindakan siklus II terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tabel 4.5 Data Nilai Tes Keterampilan Menulis Permulaan Siklus II Pertemuan I Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngawonggo, Klaten No Nilai Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 5 6 Jumlah 40-49 0 50-59 1 60-69 3 70-79 5 80-89 4 90-999 2 15 0% 6,7% 20% 33,3% 26,7% 13,3% 100% Siklus II Pertemuan I Diagram 4.3. Nilai tes keterampilan menulis permulan siklus II pertemuan I
(1) Peningkatan keterampilan menulis permulaan berdasarkan indikator ( Pertemuan II ) Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran siklus II pertemuan II, nilai yang diperoleh siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus II pertemuan III ada 13 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (nilai 70,0) atau 86,7% dari 15 siswa. Data nilai keterampilan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngawonggo, Klaten siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.6 Data Nilai Tes Keterampilan Menulis permulaan Siklus II Pertemuan II Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ngawonggo, Klaten No Nilai Frekuensi Prosentase 1 40-49 2 50-59 3 60-69 4 70-79 5 80-89 6 90-99 Jumlah 0 0 2 4 3 6 15 0% 0% 13, 3 % 26, 7% 20% 40% 100% Siklus II Pertemuan II
2. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelum menggunakan strategi apapun pada siklus I pertemuan I diperoleh fakta bahwa siswa memiliki kemampuan yang kurang dalam menulis permulaan, siswa kurang tertarik dan antusias dalam mengikut pembelajaran bahasa indonesia khususnya menulis karena guru cenderung menggunakan strategi dan metode yang konvensional seperti ceramah. Hal ini menjadi salah satu faktor utama masih rendahnya keterampilan menulis permulaan kelas I di SD Negeri 2 Ngawonggo, Klaten. Selanjutnya penelitian yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan II peneliti mulai mengenalkan metode menulis permulaan pada siswa dan guru dengan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Hartati, (2006:138-143) mengungkapkan bahwa SAS merupakan suatu metode yang penerapannya mengurai dan merangkaikan yang dimulai dari kalimat sederhana kemudian diuraikan menjadi kata, suku kata, kemudian huruf.kemudian dirangkai kembali menjadi kalimat. Dalam penelitian ini pelaksanaan Metode SAS sesuai dengan pendapat Hartati, yaitu ketika melaksanakan Metode SAS guru sudah menguraikan dari kalimat menjadi kata dan dari kata dijabarkan lagi menjadi suku kata sampai ke huruf, kemudian selanjutnya menyatukan lagi sampai menjadi kalimat sederhana yang semula. Metode ini dipilih karena mengajarkan menulis mulai dari satu kalimat sederhana kemudian diuraikan menjadi kata, lalu suku kata menjadi huruf kemudian kembali lagi ke suku kata, diuraikan kembali menjadi kata sampai pada kalimat sederhana lagi. Sesuai dengan pendapat Hartati, (2006: 142) Metode ini sangat membantu siswa dalam menulis permulaan karena mudah dipahami dan melatih keterampilan menulis siswa secara tahap demi tahap. Dan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ngawonggo, Klaten ditunjukan dengan perkembangan hasil belajar kognitif siswa yang mengalami peningkatan yaitu dari test awal sebelum dilakukan penelitian dan sebelum menggunakan metode SAS siswa yang tuntas KKM (70,0) hanya 8 siswa atau 53,3% dari jumlah 15 siswa. Sedangkan pada siklus I pertemuan II siswa yang tuntas KKM (70,0) menjadi 10 siswa atau 66,7%. Nilai rata-rata kelas yang keadaan awal sebelum penelitian dan sebeluum menggunakan metode SAS sebesar 61,7 naik pada tes siklus I pertemuan II menjadi 71,3. Selanjutnya peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II dengan penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam materi menulis permulaan yang lebih menarik dan bervariasi. Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus II pertemuan I siswa yang tuntas KKM (70,0) ada 11 siswa atau 73,3%, selanjutnya pada siklus II pertemuan II siswa yang tuntas KKM (70,0) ada 13 siswa atau 86,7%. Nilai rata-rata kelas yang pada test awal sebelum penelitian sebesar 61,7 naik pada tes siklus I menjadi 71,3 selanjutnya pada siklus II naik menjadi 80,3. D. SIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut : 2. Pelaksanaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ngawonggo Klaten. Pelaksanaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dilakukan dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari duapertemuan. Pada siklus I pertemuan I hanya dilakukan pengenalan metode SAS dan observasi mengenai keterampilan menulis permulaan anak. Kemudian dilanjutkan pada pertemuan II dengan mulai menerapkan metode SAS, sudah terjadi peningkatan dalam keterampilan menulis
anak namun belum mencapai indicator maka dari itu dilanjutkan pada Siklus II pertemuan I dengan metode SAS dan memperbaiki segala kekurangan yang ada di siklus sebelumnya, ketrampilan menulis anak berjalan baik meskipun belum mencapai indicator pencapaian, maka dari itu dilanjut kanpadasiklus II pertemuan II, metode SAS dilaksanakan dengan sangat baik dan mampu mencapai indikator yang sudah ditargetkan. DAFTAR PUSTAKA Achmadi Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Agung Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta Timur: Bestari Buana Murni. Arikunto Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rubiyanto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS.. Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.