BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Resty Rachmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Khaerunnisa,2015

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENGGUNAAN TEKNIK BERNYANYI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA-KATA BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan TK dianggap penting karena usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan hanya datang sekali. Masa peka adalah suatu masa yang menuntut pengembangan anak secara optimal. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa 80% perkembangan mental dan kecerdasan anak berlangsung pada usia ini. Pada hakikatnya pendidikan TK adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak agar mereka siap menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. Hal ini selaras dengan Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (14) yang menyatakan bahwa pendidikan anak TK/ Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu Lusia Hasti Sarahaswati, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1

2 pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Karakteristik tujuan pembelajaran di TK memiliki tujuh bidang pengembangan yaitu: pengembangan kognitif, pengembangan bahasa, pengembangan motorik, pengembangan sikap dan nilai, dan pengembangan kreativitas. Penelitian pada tesis ini dititikberatkan pada peningkatan kemampuan bahasa anak TK, karena anak memerlukan kemampuan bahasa untuk mengembangkan kemampuan bergaul dengan orang lain (social skill). Hal ini selaras dengan pernyataan Hurlock (1978:), bahwa anak umur 2 sampai 6 tahun mulai belajar melakukan hubungan sosial serta bergaul dengan orang lain, terutama dengan anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar bekerja sama dan menyesuaikan diri dalam kegiatan bermain. Melalui bergaul, anak akan memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan akademik maupun keterampilan hidup untuk bekal kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pada usia TK kemampuan anak masih terbatas dalam memahami bahasa dari pandangan orang lain. Menurut Hetherington (Moeslichatoen, 1999), akselerasi perkembangan bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi simbolis. Jika fungsi simbolis telah berkembang, maka anak dapat memperluas kemampuan bahasanya. Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekpresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pengembangan berbahasa pada anak TK menekankan pada kemampuan menyimak dan berbicara

3 serta kemampuan awal membaca. Penelitian pada tesis ini dikhususkan pada kemampuan menyimak dan berbicara. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lain (Tarigan, 1994). Kemampuan menyimak erat kaitannya dengan kemampuan berbicara. Semakin sering anak menyimak kosakata, pola kalimat, dan intonasi, semakin berkembang kemampuannya mengolah semua input itu sehingga menjadi motivasi untuk tahu lebih banyak hal, dan ini memancing anak untuk bertanya. Bertanya merupakan bentuk kemampuan berbicara yang akan menggiring anak untuk tertarik membaca. Setelah mahir membaca, anak akan terpicu untuk mencoba menuliskan apa yang ia tahu atau yang ingin ia ketahui tentang semua hal. Maka tidaklah mengherankan apabila Tarigan mengungkapkan bahwa menyimak merupakan dasar dari pada keterampilan bahasa lainnya (1987). Oleh karena itu, kegiatan menyimak perlu dipusatkan dan dikembangkan sedini mungkin. Pembelajaran di TK merupakan langkah awal yang tepat bagi anak untuk belajar bahasa secara baik dan benar, karena anak usia TK sangat mudah menyerap semua hal yang terjadi di sekeliling mereka, termasuk meniru kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan lingkungan mereka.

4 Guru merupakan salah satu pembimbing selain orang tua dan lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Guru TK harus dapat mengupayakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak dan berbicara anak. Strategi pembelajaran akan semakin berhasil jika didukung media pembelajaran yang tepat. Media papan flanel merupakan salah satu media visual yang mudah diperoleh. Kesederhanaannya, membuat papan flannel dapat dibuat sendiri oleh guru dengan biaya yang tidak mahal. Media ini dinilai efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik, karena guru menjelaskan sambil menunjukkan angka, huruf, atau bentuk sesuatu yang sedang dijelaskan secara lebih konkrit. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit daripada yang abstrak. Anak akan lebih mengetahui bentuk bunga anggrek dari gambar yang guru tunjukkan ketimbang guru menjelaskan secara verbal bagian-bagian dari bunga anggrek. Papan flannel sebagai media visual diharapkan mampu memberikan penjelasan lebih baik kepada anak, karena seseorang memperoleh 75% rata-rata jumlah informasi melalui indera penglihatan (penelitian British Audio-Visual Association). Lebih lanjut penelitian ini juga mengemukakan bahwa media visual memberikan penjelasan secara lebih baik daripada media non-visual. Kegunaan media dapat menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan anak (Yusuf Hadi, 1984). Gambargambar menarik dengan warna cerah yang ditempelkan pada papan flannel dapat menarik perhatian anak TK sehingga mereka berminat mengikuti pelajaran bahasa

5 yang diberikan. Gambar yang kelihatan diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imajinasi (Tarigan, 1992). Anak juga dapat berinteraksi menyusun dan menempelkan sendiri gambar yang dipilihnya pada papan flannel sehingga ia senang dan bangga pada kemampuannya sendiri. Hal ini akan menumbuhkan motivasi dan kesenangan anak pada pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menyimak dan berbicara. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini difokuskan pada kajian Pengaruh Penggunaan Media Papan Flannel terhadap Kemampuan Menyimak dan Berbicara pada Anak Taman Kanak-Kanak. B. Rumusan Masalah Masalah pada penelitian ini ialah kemampuan menyimak dan berbicara anak TK untuk digunakan dalam komunikasi sehari-hari kepada teman sebaya dan orang dewasa. Melalui penelitian ini, penulis ingin merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media papan flannel dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara di TK Juwita Bandung? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menyimak antara anak yang mendapat perlakuan dengan media papan flanel (kelompok eksperimen) dengan anak yang tidak memperoleh perlakuan media papan flanel?

6 3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berbicara antara anak yang mendapat perlakuan dengan media papan flanel (kelompok eksperimen) dengan anak yang tidak memperoleh perlakuan media papan flanel? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa dengan menggunakan media papan flannel dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara di TK Juwita Bandung. 2. Untuk mengetahui kemampuan menyimak anak TK Juwita Bandung setelah menggunakan media papan flannel. 3. Untuk mengetahui kemampuan berbicara anak TK Juwita Bandung setelah menggunakan media papan flannel. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perbaikan pembelajaran bahasa terutama: a. Memberikan solusi terhadap permasalahan pembelajaran bahasa yang dihadapi di TK.

7 b. Memberi masukan mengenai penggunaan media papan flannel sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa di TK. c. Memberi masukan kepada guru, mengenai bagaimana peran guru dalam pembelajaran bahasa dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara anak TK. 2. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut mengenai kemampuan menyimak dan berbicara anak usia dini di lembaga atau institusi pendidikan lainnya. E. Asumsi Asumsi atau anggapan dasar yang penulis rumuskan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan menyimak dan berbicara anak Taman Kanak-kanak merupakan aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi anak untuk dapat bersosialisasi dan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. 2. Media pembelajaran dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran terutama bagi anak Taman Kanak-kanak yang memiliki karakteristik senang bermain dan sulit konsentrasi. Anak Taman Kanak-kanak memerlukan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian mereka dan membuat mereka senang belajar.

8 3. Media papan flanel sebagai media visual dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran bahasa untuk menyampaikan pelajaran menyimak dan berbicara secara menarik bagi anak Taman Kanak-kanak agar mereka senang dan berhasil menguasai keterampilan menyimak dan berbicara yang diajarkan. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan hal ini maka hipotesis yang diusulkan adalah: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menyimak antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media papan flannel dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional di kelas A Taman Kanak-Kanak Juwita Bandung. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan berbicara antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media papan flannel dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional di kelas A Taman Kanak-Kanak Juwita Bandung. G. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), suatu produk atau instrumen penelitian. Dengan kontak tatap muka, peneliti dapat menanyakan

9 secara rinci mengenai respon yang telah diberikan (Metode Penelitian Pengembangan, 2008). Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian pre-test dan posttest Control Group Design. Rancangan eksperimen dilakukan dengan cara mengintervensi sebagian kelompok yaitu setengah kelompok di intervensi dan setengah kelompok yang lainnya tidak di intervensi, kemudian dibandingkan dengan pengukuran (Hidayat. A, 2003). Data penelitian diperoleh dari hasil pre-test dan post test anak kelas eksperimen dan anak kelas kontrol, serta observasi anak selama pembelajaran berlangsung. H. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di TK Juwita Kecamatan Cibiru Kota Bandung sebanyak 30 orang anak. Satu kelompok eksperimen sebanyak 15 anak dan satu kelompok kontrol sebanyak 15 anak, yang menjadi alasan dilaksanakan penelitian di sekolah ini adalah belum diterapkan penggunaan media papan flannel dalam pembelajaran.