GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI RADIOMETRIK CITRA

dokumen-dokumen yang mirip
GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA

PENGEMBANGAN METODA KOREKSI RADIOMETRIK CITRA SPOT 4 MULTI-SPEKTRAL DAN MULTI-TEMPORAL UNTUK MOSAIK CITRA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH TERAPAN KALIBRASI RADIOMETRIK PADA CITRA LANDSAT 8 DENGAN MENGGUNAKAN ENVI 5.1

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra Khursanul Munibah Asisten : Ninda Fitri Yulianti

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

PENGOLAHAN CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI TUTUPAN LAHAN VEGETASI MENGGUNAKAN ER MAPPER 7.0 (Laporan Peongolahan Citra Satelit)

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

1.2 Tujuan. 1.3 Metodologi

PENERAPAN METODE CONTRAST STRETCHING UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA BIDANG BIOMEDIS

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

Dewa Putu Adikarma Mandala G Tutorial ERMapper

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

Petunjuk teknis penggunaan software pengolahan citra Landsat-8

PEDOMAN PEMANTAUAN PERUBAHAN LUAS PERMUKAAN AIR DANAU MENGGUNAKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Farid Ibrahim, Fiqih Astriani, Th. Retno Wulan, Mega Dharma Putra, Edwin Maulana; Perbandingan Ekstraksi

SAMPLING DAN KUANTISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

Minggu 9: Pra Proses (Pre Processing)

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

ISTILAH DI NEGARA LAIN

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU AJAR. : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik. Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. 23 LAMPIRAN

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

JENIS CITRA

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 2 A. PENGINDERAAN JAUH NONFOTOGRAFIK. a. Sistem Termal

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI. Oleh:

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN ASISTENSI MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH. Dosen : Lalu Muhammad Jaelani ST., MSc., PhD. Cherie Bhekti Pribadi ST., MT

TINJAUAN PUSTAKA. lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

PEMROSESAN CITRA DIGITAL

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

memberikan informasi tentang beberapa daftar penelitian LAI dengan pendekatan optik dan hukum Beer-Lambert.

Gambar 1. Satelit Landsat

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

Gambar 1. Peta Kota Dumai

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

One picture is worth more than ten thousand words

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN LAUT JAWA PADA MUSIM TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN DATA DIGITAL SATELIT NOAA 16 -AVHRR

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM II GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI RADIOMETRIK CITRA Tanggal Penyerahan : 2 November 2016 Disusun Oleh : Kelompok : 7 (Tujuh) Achmad Faisal Marasabessy / 23-2013-052 Kelas : B Nama Asisten : 1. Panji Pradhikta Wahyudi 2. Anjar Hermawan 23-2013-152 23-2013-118 LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SPASIAL JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum...1 1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum...1 BAB II DASAR TEORI...2 2.1 Koreksi Radiometrik Citra...2 2.1.1 Sumber Kesalahan Radiometrik Citra...2 2.1.2 Metode Koreksi Kesalahan Radiometrik Citra...3 2.2 Peregangan (Stretching) Digital Number (DN) Citra...4 2.3 Penajaman Tampilan Citra...4 BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM...5 3.1 Langkah Peregangan Digital Number (DN) Citra...5 3.2 Langkah Penajaman Kontras Citra...7 BAB IV HASIL DAN ANALISIS...10 4.1 Hasil Peregangan Citra...10 4.2 Hasil Penajaman Citra...11 BAB V KESIMPULAN...14 DAFTAR PUSTAKA...15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum Praktikum ini dimaksudkan sebagai pengaplikasian dari teori-teori yang sudah didapat pada saat mengikuti mata kuliah Pengolahan Citra Digital seperti melakukan koreksi radiometrik dengan melakukan peregangan digital number serta penajaman citra satelit dengan menggunakan software pengolahan citra. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat : Melakukan peregangan (stretching) digital number (DN) citra Melakukan penajaman kontras (contrast) citra. 1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2016 Pukul : 15.00 WIB - Selesai Tempat: Laboratorium Sistem Informasi Spasial ITENAS

BAB II DASAR TEORI 2.1 Koreksi Radiometrik Citra Koreksi radiometrik dijabarkan sebagai pengukuran nilai radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu dari sinar ultraviolet, sinar tampak, inframerah hingga radiasi gelombang mikro yang digunakan untuk mendeteksi objek dari pantulan refleksi irradiant sinar matahari disetiap kanal spectral (Schott, 2007). Manfaat dari koreksi radiometrik adalah memperbaiki kualitas citra akibat dari kesalahan pantulan permukaan atau kelengkungan bumi dan faktor lain, seperti arah sinar matahari, kondisi cuaca, kondisi atmosfer dan faktor lainnya, sehingga informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat, seperti dapat memperkirakan perbedaan parameter biofisik tanaman (biophysical vegetation), diantaranya tingkat konsentrasi klorofil daun (Main et al., 2011). Selain itu, koreksi radiometrik sangat bermanfaat untuk menganalisis data mutitemporal dan multi sensor yang digunakan untuk interpretasi dan mendeteksi perubahan secara kontinu. Koreksi radiometrik bertujuan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan radiometrik. Ketika energi dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan ditangkap oleh sensor pada pesawat udara dan pesawat ruang angkasa, energi yang ditangkap tersebut tidak sama persis dengan energi yang berasal dari objek tersebut. Hal inilah yang menyebabkan kesalahan-kesalahan radiometrik sehingga membutuhkan proses koreksi. 2.1.1 Sumber Kesalahan Radiometrik Citra Proses koreksi radiometrik dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu: a. Koreksi radiometrik akibat pengaruh kesalahan faktor internal sensor (koreksi radiometri sistematik) b. Koreksi radiometrik akibat pengaruh kesalahan faktor eksternal (reflectance) c. Koreksi atmosfer Koreksi radiometrik akibat pengaruh kesalahan faktor internal sensor sering disebut sebagai koreksi radiometrik sistematik. Pada umumnya produk standar data

citra optik resolusi menengah sudah dilakukan koreksi radiometrik sistematik. Namun informasi dari hasil koreksi sistematik belum sesuai dengan kondisi objek sesungguhnya dikarenakan pada saat radiasi elektromagnetik direkam oleh sensor satelit, radiasi elektromagnetik telah melewati atas atmosfer dan atmofer bumi sebanyak dua kali, yaitu pada saat sinar matahari mengenai objek dan pada saat objek merefleksikannya ke sensor. Pada proses ini telah terjadi absorpsi dan penghamburan radiasi yang arahnya dapat berubah. Oleh karena dampak dari proses ini adalah adanya effect haziness yang mengurangi kontras citra dan effect adjacency yang mana nilai radian direkam berdasarkan dari penggabungan dari nilai hamburan piksel yang terdekat. Untuk mengurangi efek tersebut, maka perlu untuk dilakukan koreksi akibat kesalahan faktor eksternal dan koreksi atmosfer. Koreksi rediometri akibat pengaruh kesalahan faktor eksternal adalah koreksi radiometri yang disebabkan oleh perbedaan posisi matahari, sudut perekaman, dan topografi wilayah. Sedangkan proses koreksi radiometri karena faktor eksternal atmosfer meliputi koreksi atmosfer atas (Top of Atmosphere), BRDF (Bidirectional Reflectance Difference Function), dan Slope Correction. Hasil dari koreksi radiometri karena faktor eksternal biasanya berupa nilai reflectance objek yang merupakan rasio dari radian terhadap irradian. 2.1.2 Metode Koreksi Kesalahan Radiometrik Citra Pencarian nilai bias dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan penyesuaian histogram (histogram adjustment), penyesuaian regresi, kalibrasi bayangan (shadow calibration), dan metode pencar (metode bronsveld). Selain metode DOS masih banyak metode lain yang dapat digunakan untuk melakukan koreksi radiometrik. Berikut pendeskripsian mengenai metode- metode tersebut, yaitu koreksi relatif, koreksi absolut dan koreksi atmosfer: a. Koreksi Relatif Koreksi relatif merupakan proses koreksi radiometrik yang dilakukan pada citra dengan sensor yang sama akan tetapi direkam pada waktu yang berbeda. Proses koreksi dilakukan dengan membangun korelasi berdasarkan nilai spektral pada lokasi- lokasi yang tidak mengalami perubahan di kedua citra tersebut. Koreksi ini biasanya dilakukan untuk dalam proses pemetaan tutupan lahan multiwaktu (time series). b. Koreksi Absolut

Koreksi absolut merupakan koreksi radiometrik yang mengubah kembali nilai digital menjadi nilai pantulan sinar matahari yang sebenarnya. Faktor- faktor yang dipertimbangkan dalam koreksi ini adalah mencakup sudut elevasi matahari, jarak bumi- matahari dan sebagainya. c. Koreksi Atmosfer Koreksi atmosfer merupakan salah satu algoritma koreksi radiometrik yang relatif baru. Koreksi ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai parameter atau indikator atmosfer dalam proses koreksi termasuk faktor musim dan kondisi iklim di lokasi perekaman citra (misalnya tropis, sub-tropis dan lain- lain). Secara umum dapat dikatakan bahwa koreksi atmosfer merupakan pengembangan dari koreksi absolut. Kelebihannya adalah pada kemampuannya untuk memperbaiki gangguan atmosfer seperti kabut tipis, asap, dan lain- lain. 2.2 Peregangan (Stretching) Digital Number (DN) Citra Kontras menyatakan sebaran terang (lightness) dan gelap (darkness) di dalam sebuah gambar. Citra dikelompokkan ke dalam tiga kategori kontras : citra kontrasrendah (low contrast), citra kontras-bagus (good contrast atau normal contrast), dan kontras-tinggi (high contrast). Ketiga kategori ini umumnya dibedakan secara intuitif. Citra dengan kontras rendah ditandai dengan sebagian besar komposisi citranya terang atau sebagian besar gelap. Histogramnya memperlihatkan sebagian derajat keabuannya berkelompok bersama. Jika pengelompokkan pixelnya dibagian kiri, maka citranya cenderung gelap. Begitu juga sebaliknya jika pengelolmpokkan pixelnya dibagian kanan, maka citra akan cenderung terang.citra yang memiliki kontras rendah dapat terjadi karena kurangnya pencahayaan, kurangnya bidang dinamika dari sensor citra, atau kesalahan setting pembuka lensa pada saat pengambilan citra. Citra dengan kualitas rendah dapat diperbaiki kualitasnya dengan operasi contrast stretching (Murinto,2004). 2.3 Penajaman Tampilan Citra Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan citra yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa nilai citra dengan nilai kecerahan maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai

maksimum awal, dan nilai minimum baru yang (pada umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal.

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1 Langkah Peregangan Digital Number (DN) Citra No. Gambar Keterangan 1. Buka ERMapper 2. Pada menu File pilih Open 3. Pilih RGB_UND.ers lalu klik OK

4. Klik kanan pada citra lalu pilih Algorithm 5. Pilih Edit Transform Limit (lingkaran merah) lalu akan muncul tampilan Transform kemudian ubah Limit menjadi Set Output Limits to Input Limit. Selanjutnya klik ikon. Lakukan pada layer R, G, B dengan langkah yang sama. 6. Jika langkah sebelumnya telah dilakukan, kemudian klik kanan pada citra lalu pilih File Save As

7. Tentukan lokasi penyimpanan dan tentukan nama file, misalnya Citra_Hasil_Penajama n.alg (tipe file ER Mapper Algoritm (.alg) lalu klik OK. 3.2 Langkah Penajaman Kontras Citra No. Gambar 1. Keterangan Buka ENVI 4.5 lalu klik File Open, kali ini pilih file RGB.ers lalu klik OK.

2. Klik kanan pada citra lalu pilih Algorthm. 3. Pilih Edit Transform Limits (lingkaran merah) 4. Pada tampilan di samping, pilih Histogram Equalize, lakukan pada R, G, B.

5. Jika telah melakukan langkah sebelumnya, selanjutnya klik ikon Refresh Image. 6. Klik kanan pada citra lalu pilih File Save As 7. Tentukan lokasi penyimpanan lalu berikan nama (misal) Citra_Hasil_Penajama n_kontras.alg (tipe file ER Mapper Algorithm (.alg), lalu klik OK.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Hasil Peregangan Citra A. Tampilan Citra Setelah Stretching Gambar 1. Citra Hasil Peregangan (Stretching) B. Tampilan Histogram Sebelum dan Sesudah Stretching

Gambar 2. Histogram Sebelum Peregangan (Stretching)

Gambar 3. Histogram Sesudah Peregangan (Stretching) 4.2 Hasil Penajaman Citra A. Create Level-Slice Transform Gambar 4. Citra Hasil Penajaman dengan proses

Create Level-Slice Transform B. Histogram Equalize Gambar 5. Citra Hasil Penajaman dengan proses Histogram Equalize C. Gaussian Equalize Gambar 6. Citra Hasil Penajaman dengan proses

Gaussian Equalize D. Create Default Logarithmic Transform Gambar 7. Citra Hasil Penajaman dengan proses Create Default Logarithmic Transform E. Create Default Exponential Transform

Gambar 8. Citra Hasil Penajaman dengan proses Create Default Exponential Transform

BAB V KESIMPULAN Proses Koreksi Radiometrik merupakan proses yang perlu dilakukan, karena Koreksi Radiometrik merupakan proses perbaikan visual citra. Apabila suatu citra memiliki visual yang kurang baik maka citra tersebut kurang layak untuk digunakan, atau perlu dilakukan proses koreksi radiometrik terlebih dahulu. Untuk melakukan proses koreksi radiometrik cukup mudah karena sudah tersedia dalam program ER mapper. Yang paling penting dari praktikum ini adalah kemampuan kita untuk menganalisis citra dan fungsi dari setiap metode yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA Falevi R. (2015), Klasifikasi Citra dan Koreksi Citra. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2016 di: http://falevireza.blogspot.co.id/2015/06/klasifikasi-citra-klasifikasi- citra.html Fatmawati D. (2010), Implementasi Metode Peregangan Kontras (Contrast Stretching) Untuk Memperbaiki Kualitas Citra. Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia. Kustiyo, dkk. (2014), Pengembangan Metoda Koreksi Radiometrik Citra SPOT 4 Multi-Spektral dan Multi-Temporal Untuk Mosaik Citra. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN, Indonesia. Muhammad Harrys R. (2015), Koreksi Geometrik dan Koreksi Radiometrik. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia. Tim Asdos (2016), Modul PCD Koreksi Radiometrik CitraI. Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional, Bandung, Indonesia.