BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar. Salah satu penyebab tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas X SMK Medikacom Kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek untuk mencerdaskan dan mendapatkan ilmu lebih, serta pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah dan tempat bilingual kita mendapatkan ilmu. Salah satu penyebab tidak adanya kemajuan dalam pendidikan yaitu pelaksanaan belajar mengajar yang tidak terarah. Di mana seorang pendidik tidak memperhatikan tujuan beserta aspek di dalamnya. Pada intinya, belajar mengajar merupakan inti dari suatu pendidikan. Menurut Tirtharahardja dan Sulo (2005:40) proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menetukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Di Indonesia ada beberapa jenjang pendidikan yang wajib dilaksanakan dalam menempuh tingkat pendidikan, dari mulai sekolah dasar, sekolah menegah pertama serta sekolah menengah atas. Sekarang pemerintah menjalankan program wajib belajar 9 tahun. Supaya membentuk pola pikir bangsa dan menggulangi kemiskinan. Pendidikan di Indonesia kerapkali diwarnai dengan pergantian kurikulum yang terkesan tidak ajeg dan kualitasnya masih diragukan. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai perogram pendidikan yang dikehendaki. Selain sarana, kurikulum juga membutuhkan prasarana yang menunjang agar tercipta keefektifan 1

2 belajar dan pembelajaran. Dalam perjalanan sejarah, sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1974, 1952, 1964, 1968, 1994, 2004, 2006 atau KTSP dan kurikulum 2013, meskipun awalnya kurtilas (kurukulum 2013) dianggap setengah matang dan berbalik lagi memakai KTSP tapi sekarang kurtilas sudah ditetapkan semua sekolah namun masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan KTSP. Saat ini, kurikulum yang berlaku adalah kurikulum 2013 di mana kompetensinya berbasiskan teks. Kurikulum 2013 memiliki empat kompetensi yaitu religi, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Penulis di sini melibatkan aspek membaca karena membandingkan sama halnya dengan membaca. Tarigan (1987:7) mengatakan, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulisan. Berarti setiap siswa memiliki kemampuan membaca untuk dapat meningkatkan minat membaca sebagai suatu kegiatan yang menarik. Membaca merupakan bentuk kegiatan yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Seseorang dapat mengetahui maksud seorang penulis dengan melakukan proses membaca. Sekarang ini, kegiatan membaca sudah jarang dilakukan oleh orang-orang. Melihat kenyataan, sebagian besar golongan masyarakat kurang berantusias dalam membaca. Sehubungan dengan itu, Slamet dan Vismaia (2004:5) menyatakan bahwa membaca merupakan suatu produk. Kalau kegiatan membaca tidak memberikan

3 suatu produk, maka kegiatan itu tidak lebih dari melihat-lihat huruf yang tidak bermakna. Artinya, dalam kegiatan membaca haruslah menghasilkan sebuah produk agar yang dibaca menghasilkan kebermaknaan pada si pembaca. Sehubungan dengan aspek kebahasaan membaca merupakan hal yang penting untuk mentukan maksud atau produk. Supaya lebih paham akan sesuatu bidangnya, sebagaimana membaca merupakan hal yang paling membosankan bagi beberapa kalangan siswa, untuk itu guru harus bisa mengarahkan siswa atau meggunakan langkah yang tepat untuk membuat siswa membaca bisa melalui dengan model pembelajaran yang dipakai atau metode yang diterapkan, dalam penelitian ini membandingkan suatu teks merupakan aspek dari membaca. Sedangkan Fungsi membaca ialah untuk menambah pengetahuan dari pembaca, maka dari itu peran peserta didik diwajibkan membaca terlebih dahulu apapun suatu yang berkenaan degan materi, seperti yang dibahas diawal membaca merupakan kegiatan untuk mendapat produk serta dari fungsinya menambah pengetahuan, menambah wawasan siswa dalam salah satu keilmuannya supaya mendapat hasil yang baik. Pembelajaran Bahasa Indonesia harusnya lebih mengutamakan semua kemampuan berbahasa siswa, di mana yang terdiri dari mendengarkan, membaca, menulis, serta berbicara secara keseluruhan, sehingga kemampuan guru dalam memilih model dan pendekatan pembelajaran merupakan sebuah hal yang sangat penting. Salah satu metode pembelajaran yang baik untuk meningkatkan keterempalin siswa yaitu metode kooperatif, yang membentuk siswa untuk bekerja sama

4 dalam melaksanakan tugasnya serta saling membantu hal yang tidak diketahui oleh rekannya, metode ini dianggap paling efektif dalam pembelajaran, karena menekankan para siswa untuk saling menolong temannya supaya kelompok tersebut berhasil melaksanakan tugasnya. Dalam pembelajaran ini membaca merupakan aspek yang dipakai dan metode kooperatif merupak metode yang paling tepat untuk digunakan, sehingga siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan bekerjasama dengan temannya, untuk mencapai pembelajaran dengan optimal siswa akan membaca dengan temannya lalu berkelompok dalam memecahkan masalahnya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang judul Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Prosedur Kompleks menggunakan metode Pair Checks pada siswa kelas X SMK Puragabaya Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian pembelajaran membandingkan teks laporan observasi dengan teks prosedur kompleks sebagai berikut. a. Kurangnya minat membaca dikalangan siswa. b. Kurangnya pemahaman siswa dalam membandingkan antar dua teks yang berbeda. c. Metode atau teknik kurang efektif sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik.

5 1.3 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.3.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. a. Mampukah penulis melaksanakan pembelajaran membandingkan teks laporan observasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan metode Pair Checks pada siswa kelas X SMK Puragabaya? b. Mampukah siswa SMK Puragbaya membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks dengan tepat? c. Efektifkah metode Pair Checks diterapkan dalam pembelajaran membandingkan teks laporan observasi dengan teks prosedur kompleks? 1.3.2 Pembatasan Masalah Dalam penelitian dibutuhkan pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang. Untuk itu penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut. a. Kemampuan peneliti dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan metode Pair checks pada siswa kelas X SMK Puragabaya Bandung. b. Kemampuan siswa kelas X Akuntansi-A SMK Puragabaya yang diukur dalam pembe-lajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks dengan tepat khususnya dari segi struktur teksnya. c. Model pembelajaran yang digunakan adalah metode Pair Checks pada siswa

6 kelas X SMK Puragabaya Bandung yang diukur berdasarkan pretes dan postes. 1.4 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut. a. Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks dengan menggunakan model Pair Checks pada siswa kelas X SMK Puragabaya Bandung. b. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK dalam pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks dengan benar. c. Untuk mengetahui ketepatan penggunaan metode dengan menggunakan model Pair Checks dalam pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks. 1.5 Manfaat Penelitian Melihat tujuan penelitian di atas, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut. a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman berharga dan saran upaya meningkatkan kemampuan penulis dalam melaksanakan praktik penelitian di lapangan mengenai laporan pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan model Pair Checks.

7 b. Bagi guru Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa, selain itu hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ke arah yang lebih baik. c. Bagi peneliti lanjutan Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti lanjutan adalah sebagai dasar pemikiran bagi pengembangan model pembelajaran untuk melanjutkan penelitian dalam meningkatkan pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan model Pair Checks. 1.6 Kerangka Pemikiran Sekaran dalam Sugiyono, (2012:12) mengatakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting. Dalam hal ini permasalahan yang dihadapi yaitu menumbuhkan minat serta mengetahui cara membandingkan antar teks berbeda dan keterampilan membaca. Di samping itu adanya permasalahan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti guru masih menggunakan tradisi lama dalam mengajar, model yang digunakan kurang bervariasi dan inovatif, dan media yang digunakan kurang kreatif dan menarik bagi siswa. Hasil identifikasi masalah tersebut, penulis beranggapan dasar bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus aktif dan inovatf, guru harus mempunyai keterampilan mengajar yang baik, pembelajaran yang mestinya diberikan

8 harus menarik, metode yang diberikan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini, semoga kondisi pembelajaran bahasa indonesia dapat meningkatkan semangat para siswa dan guru dalam melaksanakan kegi-atan belajar mengajar, sehingga menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Hasil pembelajaran yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. 1.7 Asumsi dan Hipotesis 1.7.1. Asumsi Asumsi dalam penelitian ini merupakan suatu kebenaran, teori atau pendapat yang disajikan dalam hujum penelitian. Dalam penelitian diatas penulis merumuskan anggapan dasar sebagai berikut. a. Penulis dianggap telah mampu mengajarkan Bahasa dan Sastra Indonesia telah mengikuti perkuliahan Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di antaranya: Pendidikan Pancasila, Peng Ling Sos Bud Tek, Intermediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewargane-garaan; Mata Kuliah Keahlian (MKK) di antaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Komunikasi Lisan; Mata Kuliah Berkarya (MKB) di antaranya: Analisis Kesulitan Membaca, SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) di antaranya: Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran; Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di antaranya: PPL I (Microteaching), dan KPB.

9 b. Membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks, Kosasih (2014:43) teks laporan hasil observasi yaitu teks yang mengemu-kakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Dengan teks tersebut, pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil imajinasi. Dan teks prosedur kompleks Menurut Kosasih (2014:67) yaitu teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tenta-ng cara melakukan sesuatu. c. Model Pair Checks menuntut peserta didik untuk berkolaboari atau belajar bersama teman supaya belajar lebih mudah dan efektif. 1.7.2. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan model Pair Checks pada siswa kelas X SMK Puragabaya Bandung. b. Siswa kelas X SMK Puragabaya Bandung mampu membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks. c. Model Pair Checks tepat digunakan dalam pembelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMK Puragabaya Bandung.

10 1.8 Definisi Operasional Di dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Pembelajaran merupakan keterimaan ilmu dari pengajar ke orang yang belajar supaya mendapatkan ilmu dan perubahan pola pikir serta tingkah laku. b. Membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks. Membandingkan yaitu menelaah atau mencermati dua hal yang berbeda di-lihat dari isi masing-masing dua benda tersebut. Dalam membandingkan ini dua teks yang berbeda yaitu teks laporan hasil observasi merupakan teks yang menyajika informasi yang faktual adanya, dan prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah cara melakukan sesuatu dengan benar dan terperinci. Dalam pembelajaran tersebut dua teks tersebut tentulah berbe-da untuk itu pembelajaran membandingkan ini untuk menentukan persamaan dan perbedaan teks laporan hasil observasi dan prosedur kompleks. c. Pair Checks merupak metode pembelajaran yang menekankan siswa bekerja sama dengan teman sebangku. Model ini termasuk kedalam pembelajaran kooperatif, siswa saling bekerja sama dalam menyelsaikan tugasnya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan model Pair Checks adalah suatu proses pembelajaran yang berusaha mengarahkan siswa untuk mampu membandingkan teks yang berbeda berdasarkan pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan siwa teman sebangku untuk saling berbagi tugas dan peran berbeda supaya pembelajaran lebih aktif.

11 1.9 Struktur Organisasi Skripsi a. Bab I pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan peneliti, manfaat peneliti, dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II kajian teoritis Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan membandingkan, teks laporan hasil observasi dengan teks prosedur kompleks, model pair checks c. Bab III metode penelitian Bab III berisi tentang deskripsi mengenai lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, variabel dan definisi oprasio-nal variabel. Instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. d. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya. e. Bab V simpulan dan saran Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.