BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini akibat dari suatu perilaku seksual / hubungan seksual baik yang disengaja atau tidak disengaja (Widyastuti, 2009). Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis (heteroseksual) maupun dengan sesama jenis (homoseksual) dimana objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri (Sarwono, 2005). Perilaku seksual banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu pengaruh lingkungan pergaulan, akibat perubahan hormonal, dorongan seksual, kurangnya informasi tentang seks, kecenderungan orang tua yang tertutup, lemahnya pengawasan orang tua, situasi yang mendukung (Surbakhti, 2008). Menurut Dian (2007) lokasi rumah yang berjauhan dari tempat perkuliahan menjadi salah satu factor mahasiswa memilih rumah kontrakkan atau rumah kost sebagai tempat tinggal. Rumah kontrakkan atau rumah kost tanpa induk semang lebih banyak dipilih karena mereka lebih nyaman dan bebas melakukan aktivitas sesuai dengan yang diinginkan. 1
2 Menurut Mochtar (2009) banyak mahasiswa yang menjadikan tempat kost sebagai tempat melakukan hubungan seksual pranikah karena ada kecenderungan pola hubungan sosial sangat renggang antara pemilik kost dengan penghuni kost yang bersifat hubungan transaksional. Ini juga yang menyebabkan tempat kost bebas tanpa ada yang mengawasi. Dilihat dari tingginya angka aborsi yang semakin meningkat dari tahun 2009-2011. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Dampak yang paling signifikan terjadi bagi kalangan remaja dan para mahasiswa (Kompasiana.com). Hasil studi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mengenai perilaku seks remaja di Indonesia menyatakan bahwa remaja merupakan kelompok risiko tinggi terhadap KTD serta berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pada tahun 2000-2003, sekitar 30% dari 37.000 kasus perempuan yang mengalami KTD adalah remaja. Remaja berusia antara 15 24 tahun sangat rentan terhadap KTD karena mereka cenderung selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Dari hasil penelitian Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.si, Imam Setyawan, S.Psi. tentang perilaku seksual pranikah dan sikap terhadap aborsi tahun 2005 bahwa ada korelasi positif terhadap perilaku seksual pranikah dengan sikap terhadap aborsi, tetapi tidak ada perbedaan sikap terhadap aborsi antara pria dan wanita.
3 Survei yang dilakukan tahun 2006 di Jakarta, Semarang, dan Surabaya itu mengelompokkan perilaku seksual menjadi empat kategori, yaitu berciuman, berpelukan, bercumbu (petting), dan berhubungan badan. Sebagian besar perilaku seksual tersebut justru dilakukan di rumah (162 responden), rumah kos (121 responden), lingkungan kampus (42 responden), dan tempat lainnya (366 responden). Dari penelitian Hutri Agustino, Serli Megi, dan Setyo Rini tahun 2007 tentang perilaku seks bebas dan aborsi pada 19 mahasiswa yang tersebar pada 10 kampus terbesar di Malang tercatat 79% melakukan seks dengan alasan saling mencintai atau sebagai bukti kesetiaan terhadap pasangan, 5% just for fun, 16% bersifat materiil. Berdasarkan hasil penelitian dari Koordinator Kesehatan Reproduksi Jaringan Epidomologi Nasional (JEN) tahun 2007, 15% dari 2.224 mahasiswa di 15 Universitas negeri dan swasta telah biasa melakukan hubungan seks diluar nikah (Agustiar, 2007). Hasil survey yang dilakukan Bali Post tahun 2007 di 12 kota di Indonesia yaitu terdapat penerimaan angka kasar sebesar 11% remaja di bawah usia 19 tahun pernah melakukan hubungan seksual dan berpotensi melakukan aborsi, sedangkan 59,6% remaja di atas 19 tahun juga pernah melakukan hubungan seksual dan berpeluang lebih besar untuk melakukan aborsi (Balipost, 2007). Menurut survei Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak di 33 Provinsi pada Januari Juni 2008 menjelaskan 21,2 % remaja pernah
4 melakukan aborsi. Sekitar 30% aborsi dilakukan wanita usia 15 24 tahun dari kalangan SMA, mahasiswa, hingga korban perkosaan. Data PILAR PKBI Jateng pada tahun 2009 menunjukan terdapat 166 remaja datang berkonsultasi dalam keadaan hamil dan memutuskan untuk melakukan aborsi. Pada tahun 2010 yang tercatat di PILAR PKBI Jateng turun menjadi 78 remaja, namun pada tahun 2011 PILAR PKBI Jateng menemukan sekitar 142 remaja datang berkonsultasi dengan kehamilan diluar nikah dan memutuskan untuk melakukan aborsi. Di Semarang PILAR PKBI Jateng mencatat terjadi 24 kasus kehamilan tidak diinginkan pada tahun 2010, namun pada tahun 2011 meningkat menjadi 42 kasus kehamilan tidak diinginkan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang perilaku aborsi di luar nikah di Kota Semarang. B. Perumusan masalah Masalah pada proposal karya tulis ini adalah bagaimanakah perilaku aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengidentifikasi perilaku aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang.
5 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang b. Mengidentifikasi latar belakang terjadinya aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang c. Mengidentifikasi faktor penguat dalam terjadinya aborsi pada kehamilan di luar nikah di kota Semarang D. Manfaat penelitian 1. Manfaat praktis a. Bagi subyek, untuk memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan aborsi. b. Bagi peneliti lain yang terarah dengan masalah yang sama, dapat digunakan sebagai perbandingan atau referensi melakukan analisa dalam penelitian yang akan datang agar menambah wawasan yang sudah ada sebelumnya. 2. Manfaat teoritis Bagi pihak institusi pendidikan, sebagai referensi mengenai gambaran perilaku aborsi di luar nikah di Kota Semarang.
6 E. Keaslian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul, Nama, No. Tahun 1. Perilaku seks bebas dan aborsi Mahasiswa di Malang 2007 Hutri Agustino, Serli Megi, Setyo Rini. 2. Perilaku seksual pranikah dan sikap terhadap aborsi 2005 Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.si, Imam Setyawan, S.Psi. Sasaran 19 Mahasiswa yang tersebar pada 10 kampus terbesar di Malang Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang Variabel yang diteliti Perilaku seks bebas dan aborsi yang terjadi di kalangan mahasiswa Ada hubungan positif terhadap perilaku seksual pranikah dengan sikap terhadap aborsi, dan ada perbedaan sikap aborsi antara remaja pria dan wanita Metode Teknik pengumpulan data (fact finding) berupa wawancara (interview) Pengumpulan data dengan skala psikologi sikap terhadap aborsi dan kuesioner perilaku seksual pranikah Hasil Dari penelitian ini 79% melakukan seks dengan alasan saling mencintai atau sebagai bukti kesetiaan terhadap pasangan, 5% just for fun, 16% bersifat materiil. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif terhadap perilaku seksual pranikah dengan sikap terhadap aborsi, tetapi tidak ada perbedaan sikap terhadap aborsi antara pria dan wanita 3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negeri Di Kota Padang Tahun 2007 Dien G. A. Nursal Remaja SMA Negeri di Padang Perilaku seksual mahasiswa di SMA Negeri di Padang dan faktor-faktor yang terkait cross sectional dengan 350 responden yang diambil oleh multistage random sampling sistematis dan dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat Hasilnya menunjukkan bahwa 16,6% responden memiliki berat berisiko perilaku seksual. Sebagian besar responden adalah perempuan, pubertas pada usia normal, memiliki sikap negatif, tidak memiliki aktif komunikasi dengan orang tua (64,9%) dan teman (52,6%), memiliki kedua orang tua (91,1%), gaya pengasuhan demokrasi (49,9%) dan memiliki akses ke media elektronik dan media cetak
7 Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian saya ini adalah pada sudut pandang yang akan diteliti dan metode penelitian. Penelitian yang akan saya lakukan ini menggunakan metode kualitatif berbeda dengan menelitian sebelumnya yang menggunakan metode kuantitatif. Sudut pandang yang diteliti juga berbeda karena penelitian sebelumnya mengangkat variabel tentang perilaku seks dan aborsi. Sedangkan yang akan saya teliti adalah perilaku aborsi pada kehamilan di luar nikah.