BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh suatu entitas atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan selama

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori berisikan pengertian mengenai masing-masing variabel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan untuk. mengevaluasi bukti secara objektif atas pernyataan-pernyataan dari

BAB I PENDAHULUAN. usahanya di tengah ketatnya persaingan di dunia usaha. Laba yang besar yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

ABSTRAK. Kata kunci : tekanan ketaatan, independensi, pengalaman kerja, locus of control, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja suatu perusahaan dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan setiap tahunnya adalah alat bagi perusahaan tersebut untuk menunjukkan konsistensi dari kinerja perusahaan tersebut. Penilaian pihak independen sangatlah penting untuk mengurangi risiko adanya kesalahan yang dapat terjadi dalam laporan keuangan. Seorang auditor merupakan seseorang yang ditunjuk sebagai pihak independen memegang peranan penting dalam menilai laporan keuangan yang dikeluarkan suatu perusahaan. Dalam proses auditnya seorang auditor mengeluarkan opini atas hasil laporan keuangan yang diperiksanya berupa audit judgement. Audit judgement merupakan suatu pertimbangan atas persepsi dalam menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan faktor-faktor dari dalam diri seorang auditor, sehingga menghasilkan suatu dasar penilaian dari auditor. Paragraf 16 SA200 menyebutkan pada saat merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit atas laporan keuangan, auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya (Tantra, 2013) dalam (Drupadi dan Sudana, 2015). Sebagai seorang profesional, auditor akan dituntut untuk berpegang pada tanggung jawab profesinya. 1

2 Tanggung jawab profesi tidak hanya menyampaikan laporan kepada klien, tetapi dia akan mempertanggungjawabkan isi pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati sekali dalam melaksanakan tugas audit serta menetapkan judgement yang akan diberikannya (Sofiani dan Tjondro, 2014). Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam pembuatan audit judgement, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Secara teknis, faktor pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgement auditor. Sedangkan faktor nonteknis yang mempengaruhi auditor dalam membuat judgement adalah perbedaan gender auditor (Praditaningrum dan Januarti, 2012). Gender merupakan salah satu faktor yang dinilai dapat mempengaruhi audit judgement. Gender dapat diartikan sebagai pembedaan peran antara laki-laki dan wanita yang tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis atau seksualnya, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya. Dalam mengambil suatu judgement, auditor memerlukan informasi yang relevan dan memadai. Berdasarkan teori kognitif yang menekankan bagaimana proses atau upaya mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam melakukan pengambilan keputusan dan persepsi mengenai suatu situasi (Winarto, 2011) dalam (Nugraha dan Januarti, 2015). Pengambilan judgement seorang auditor pastinya berbeda antara pria dan wanita mengingat adanya perbedaan secara

3 psikologis. Kaum pria pada umumnya tidak menggunakan seluruh informasi yang tersedia dalam mengolah suatu informasi, sehingga keputusan yang diambil menjadi kurang komprehensif. Sedangkan kaum wanita dalam mengolah suatu informasi cenderung lebih teliti dan menggunakan informasi yang lebih lengkap. Mereka memiliki daya ingat yang tajam terhadap suatu informasi yang baru serta memiliki pertimbangan moral yang lebih tinggi dari pada pria. Independensi merupakan faktor selanjutnya yang dianggap penting bagi auditor untuk menghasilkan judgment. Independensi adalah sikap yang bebas dari pengaruh pihak lain (tidak dikendalikan dan tidak bergantung pada pihak lain), secara intelektual bersikap jujur, dan objektif (tidak memihak) dalam mempertimbangkan fakta dan menyatakan opininya (Mulyadi, 2008:26). Menurut De Angelo (1981) dalam Drupadi dan Sudana (2015) menyatakan selain kemampuan auditor, independensi adalah hal yang sangat penting artinya auditor harus memiliki pengetahuan dan didukung dengan sikap independensi dalam menjaring informasi yang dibutuhkan pada setiap proses audit saat pengambilan keputusan. Semakin tinggi tingkat independensi seorang auditor maka judgement yang diambil semakin akurat. Dalam pembuatan audit judgement, auditor bebas dari pengaruh pihak lain dalam melakukan suatu pertimbangan yang objektif untuk merumuskan dan menyatakan pendapatnya setelah menimbang apakah semua informasi yang di dapat material atau tidak. Menurut Sofiani dan Tjondro (2012) tekanan ketaatan dihasilkan oleh individu yang memiliki kekuasaan dimana dalam hal ini, tekanan tersebut

4 diartikan sebagai tekanan yang diterima KAP dari entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan profesionalisme dianggap dapat mempengaruhi audit judgement. Tekanan ketaatan semakin rumit ketika auditor dihadapkan pada konflik karena auditor harus bersikap independen dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan, akan tetapi di sisi lain auditor juga harus dapat memenuhi tuntutan entitas yang diperiksa agar entitas tersebut puas dengan pekerjaannya. Tekanan ketaatan dapat menghasilkan variasi pada keputusan auditor dan memperbesar kemungkinan pelanggaran standar etika dan profesional (Jamilah et.al, 2007) dalam (Sofiani dan Tjondro, 2012). Pengalaman auditor adalah pengalaman yang dimiliki seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan dari banyaknya penugasan berbeda yang pernah dilakukan dan juga lamanya auditor menjalankan profesinya serta dapat menambah pengetahuannya mengenai pendeteksian kekeliruan (Sofiani dan Tjondro, 2012). Pengalaman membentuk seorang auditor menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik (Kusharyanti, 2003) dalam (Nugraha dan Januarti, 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Drupadi dan Sudana (2015) serta Praditaningrum dan Januarti (2012) bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap audit judgement. Faktor keahlian auditor, menurut Artha (2014) dalam Drupadi dan Sudana (2015) keahlian auditor sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas, pendidikan serta keterampilan yang tinggi serta

5 ditambah dengan pengalaman audit yang dimilikinya. Keahlian seorang auditor dalam mengaudit mencerminkan tingkat pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan yang dimiliki auditor. Semakin tinggi keahlian seorang auditor, maka judgment yang dihasilkan oleh auditor akan semakin akurat. Seorang auditor yang memiliki keahlian tinggi akan mampu menghadapi tugas audit, mengolah informasi yang relevan dan menganalisis bukti-bukti audit sehingga dapat menunjang pemberian judgement yang akurat untuk menentukan kualitas dari hasil audit dan juga opini yang akan dinyatakan oleh auditor. Hal senada diperoleh dari hasil penelitian Tantra (2013) dan Praditaningrum (2011) apabila keahlian audit semakin meningkat maka judgment yang dihasilkan oleh auditor akan semakin akurat. Pemahaman yang baik dari auditor mengenai kode etik profesi dapat membantu auditor dalam menghasilkan audit judgement yang tepat. Adanya pemahaman kode etik yang tepat, maka kepercayaan dan keyakinan akan suatu yang etis tidak etis dalam bidang auditing akan sangat dijaga oleh auditor. Manakala auditor mendapatkan bahwa mereka dihadapkan pada beberapa pilihan dalam penyelesaian audit maka pilihan yang dipilih oleh auditor dengan persepsi etis yang tinggi adalah pilihan yang tidak melanggar Kode Etik Akuntan dan Kode Etik APFP (Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah) sehingga kualitas audit akan tetap terjaga. Hal ini akan menyebabkan keputusan yang diambil oleh auditor akan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (Fitriani dan Daljono, 2012).

6 Dari uraian di atas, maka telah jelas bahwa faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi audit judgement yang diungkapkan oleh seorang auditor. Terjadinya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian sebelumnya merupakan konsep dasar penelitian ini dilakukan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu Praditaningrum dan Januarti (2012) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Judgement. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yaitu Kantor Akuntan Publik di daerah Surakarta dan Yogyakarta serta penambahan variabel independen yaitu independensi dan persepsi etis. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengambil judul PENGARUH GENDER, INDEPENDENSI, TEKANAN KETAATAN, PENGALAMAN, KEAHLIAN AUDITOR DAN PERSEPSI ETIS TERHADAP AUDIT JUDGEMENT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh gender terhadap audit judgement? 2. Apakah terdapat pengaruh independensi terhadap audit judgement? 3. Apakah terdapat pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgement? 4. Apakah terdapat pengaruh pengalaman auditor terhadap audit judgement?

7 5. Apakah terdapat pengaruh keahlian auditor terhadap audit judgement? 6. Apakah terdapat pengaruh persepsi etis terhadap audit judgement? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti sehubungan dengan permasalahan adalah sebagai berikut 1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh gender terhadap audit judgement. 2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh independensi 3. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh tekanan ketaatan 4. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh pengalaman auditor 5. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh keahlian auditor 6. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh persepsi etis D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk Kantor Akuntan Publik agar menjadi lebih baik lagi dalam

8 mengambil pertimbangan audit dan tidak bertetangan dengan standar professional. 2. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan referensi, masukan-masukan bagi pihak lain serta mebantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik dalam melakukan tugas audit. 3. Bagi Kalangan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah pengetahuan dibidang akuntansi keperilakuan dan auditing, untuk menjadi acuan dalam penelian selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh gender, independensi, tekanan ketaatan, pengalaman auditor, keahlian auditor dan persepsi etis E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi pembaca dalam memahami penulisan penelitian ini. Dari masing-masing bab secara garis besar diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas secara garis besar mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendeskripsikan teoritis variabel penelitian yang meliputi Audit Judgement, Gender, Independensi, Tekanan Ketaatan, Pengalaman Auditor, Keahlian dan Persepsi Etis, kerangka pemikiran, penelitian terdahulu serta perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang populasi dan sampel penelitian, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mebahas mengenai data yang digunakan, pengolahan data tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan pembahasan atas hasil analisis data. BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran-saran bagi peneliti berikutnya.