BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT AGRONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

2. Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2012

NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH PADA PT. JAMKRIDA NTB BERSAING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

RARANCANGAN) (Disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI NGANJUK NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

WALIKOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR : 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 2 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT, NOMOR: (8 - TAHUN TENTANG PENETAPAN 3TANDAR PENYERTAAN MODAL ICEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

BUPATI SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 1 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PENYERTAAN MODAL DAERAH BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU. Salinan NO : 2/LD/2011

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN PERUSAHAAN LAINNYA DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PENYERTAAN MODAL DAERAH

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

daerah, maka Pemerintah Daerah mengadakan penyertaan modal pada

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMASNOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN

Transkripsi:

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan dan mengembangkan perekonomian daerah serta sebagai upaya pemerintah daerah dalam menggali sumber pendapatan asli daerah dan meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah, pemerintah daerah melakukan penyertaan modal pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lombok Utara; b. bahwa untuk memberikan landasan hukum terhadap penyertaan modal daerah sesuai ketentuan Pasal 41 ayat (5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menyatakan bahwa penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lombok Utara pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lombok Utara. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lombok Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 Nomor 2); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA dan BUPATI LOMBOK UTARA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK UTARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 2. Bupati adalah Bupati Lombok Utara. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Utara. 4. Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian atau keseluruhan merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. 5. Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lombok Utara. 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Utara.

7. Barang Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 8. Penyertaan Modal Daerah adalah pengalihan kepemilikan barang dan/atau uang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada badan usaha milik daerah. 9. Kas Umum Daerah adalah tempat menyimpan uang daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untk membayar seluruh pengeluaran daerah. 10. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat DPPKAD adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupten Lombok Utara; 11. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Penyertaan modal pemerintah daerah dimaksudkan untuk : a. memperbaiki struktur permodalan PDAM; b. meningkatkan kapasitas usaha PDAM; c. meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah; dan/atau d. memperoleh manfaat ekonomi dan sosial lainnya. Pasal 3 Penyertaan modal Pemerintah Daerah bertujuan untuk : a. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah; b. meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat c. memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat; d. meningkatkan produktivitas, efesiensi dan efektivitas pemanfaatan kekayaan daerah. BAB III BENTUK DAN BESARNYA PENYERTAAN MODAL Pasal 4 (1) Penyertaan modal pemerintah daerah dilakukan pada PDAM Kabupaten Lombok Utara. (2) Penyertaan modal pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang. (3) Penyertaan modal pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah merupakan kekayan daerah yang dipisahkan. Pasal 5 (1) Besarnya penyertaan modal pada PDAM Kabupaten Lombok Utara ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Bupati dengan DPRD. (2) Besarnya penyertaan modal pemerintah daerah dalam bentuk uang pada PDAM adalah sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah). (3) Sampai dengan Desember 2014, Pemerintah Daerah telah melakukan Penyertaan Modal kepada PDAM secara kumulatif sebesar

Rp. 6.000.000.000,00 (Enam Milyar Rupiah) dengan rincian sebagai berikut : a. Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah); b. Penambahan Penyertaan Modal pada Perubahan Anggaran Tahun 2013 sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah); dan c. Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah) (4) Jumlah Penyertaan modal daerah kepada PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tambahan penyertaan modal untuk pelaksanaan program percepatan capaian cakupan pelayanan 80% (delapan puluh persen) masyarakat Kabupaten Lombok Utara menikmati pelayanan air bersih. Pasal 6 (1) Dalam hal cakupan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) telah tercapai, maka Penyertaan modal daerah yang telah disetor pada PDAM dilaksanakan dengan mendapatkan hak kepemilikan berupa saham. (2) Perhitungan dan penerbitan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA CARA PENYERTAAN MODAL DAERAH Pasal 7 (1) Rencana usulan penyertaan modal daerah merupakan bagian dari rencana usaha PDAM dalam jangka panjang, menengah dan tahunan. (2) Dalam mengusulkan penyertaan modal daerah direksi PDAM wajib menyusun rencana usaha guna menjamin adanya kepastian pelaksanaan usaha dalam bentuk proposal. (3) Dokumen rencana usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurangkurangnya memuat ringkasan rencana usaha, uraian produk yang dihasilkan, analisis persaingan, analisis pasar, strategi usaha, analisis keuangan (financial) serta dilampiri dengan dokumen pendukung seperti profil perusahaan dan manajemen, laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, laporan laba/rugi, laporan kinerja dan kredibilitas. (4) Direksi PDAM menyampaikan usulan penyertaan modal kepada Bupati dan DPRD dengan melampirkan saran dan pertimbangan dari Dewan Pengawas BUMD. Pasal 8 (1) Bupati meneliti dan mengkaji usul Penyertaan Modal Pemerintah Daerah yang diajukan oleh PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) berdasarkan pertimbangan bahwa Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dilakukan dalam rangka memperbaiki struktur permodalan dan/atau meningkatkan kapasitas usaha PDAM. (2) Apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, Bupati dapat menyetujui dan/atau menetapkan jumlah akan disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah;

Pasal 9 (1) Jumlah penyertaan modal dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015. (2) Pengelolaan anggaran penyertaan modal dilaksanakan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD). (3) Bendahara Umum Daerah (BUD) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan penyetoran Penyertaan Modal Daerah kepada PDAM Kabupaten Lombok Utara sesuai dengan jumlah penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati BAB V PERJANJIAN PENYERTAAN MODAL Pasal 10 (1) Setelah penyertaan modal pada PDAM ditetapkan dalam bentuk Peraturan Daerah, Bupati melakukan Perjanjian Penyertaan Modal Daerah. (2) Bupati dapat menunjuk pejabat yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (4) Perjanjian penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya mencantumkan : a. identitas masing-masing pihak; b. jenis dan nilai penyertaan modal daerah; c. perbandingan saham masing-masing pihak; d. bidang usaha yang dijalankan; e. hak dan kewajiban masing-masing pihak; f. pembagian keuntungan masing-masing pihak; g. sanksi; dan h. lain-lain hal yang dianggap perlu. BAB VI PENAMBAHAN, PENGURANGAN DAN PENARIKAN PENYERTAAN MODAL Pasal 11 (1) Pemerintah Daerah dapat menambah dan mengurangi besarnya penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. (2) Pengurangan besarnya penyertaan modal dapat dilakukan dengan dijual, dihibahkan, atau dialihkan kepada BUMD lainnya. (3) Penarikan seluruh modal penyertaan disebabkan karena Perseroan tersebut sudah tidak layak untuk beroperasi. (4) Penambahan, pengurangan dan Penarikan modal penyertaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VII PEMBAGIAN KEUNTUNGAN Pasal 12 (1) Pembagian keuntungan dalam bentuk deviden dari penyertaan modal daerah dihitung berdasarkan jumlah modal yang disertakan pada PDAM. (2) Besarnya laba ditetapkan oleh direksi setelah dikurangi dengan pajak. (3) Pembagian keuntungan dari hasil usaha yang menjadi hak pemerintah daerah yang diperoleh selama 1 (satu) tahun buku disetorkan ke Kas Daerah serta dialokasikan dalam APBD untuk selajutnya menjadi tambahan penyertaan modal kepada PDAM Kabupaten Lombok Utara. BAB VIII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 13 (1) PDAM wajib melaporkan Neraca Keuangan serta perhitungan laba/rugi tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik kepada Bupati. (2) Bupati melaporkan Neraca Keuangan serta perhitungan laba/rugi tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada DPRD bersamaan dengan Pertanggungjawaban APBD. Pasal 14 (1) Dalam upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDAM wajib: a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik meliputi prinsip : 1. transparansi; 2. keadilan; 3. akuntabilitas; dan 4. responsibilitas. b. meningkatkan kemampuan, kompetensi dan komitmen sumber daya manusia; c. meningkatkan kemampuan untuk melakukan strategi bisnis dalam rangka melakukan persaingan usaha yang sehat; dan d. melakukan kerjasama yang strategis untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas usaha. (2) Bupati wajib melakukan penilaian terhadap kewajiban PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 (1) Bupati melakukan pembinaan umum dan pengawasan umum kepada PDAM Kabupaten Lombok Utara yang menerima penyertaan modal daerah. (2) Pelaksanaan pembinaan umum oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Sekretaris Daerah. (3) Pelaksanaan pengawasan umum oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas dan wewenang dibidang pengawasan fungsional.

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara. Ditetapkan di Tanjung pada tanggal 4 November 2015. BUPATI LOMBOK UTARA, Diundangkan di Tanjung pada tanggal 4 Noember 2015 H. ASHARI SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA H. SUARDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2015 NOMOR 11 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 90 TAHUN 2015

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK UTARA I. UMUM Penyertaan modal adalah salah satu upaya untuk meningkatkan permodalan badan usaha sebagai investasi Pemerintah Daerah dalam rangka memacu daya saing yang tinggi dan mampu mengantisipasi perkembangan ekonomi nasional maupun regional. Selain itu penyertaan modal dimaksudkan juga untuk meningkatkan kemampuan perusahaan sehingga dapat memberikan peningkatan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lombok Utara. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, maka Pemerintah daerah berkewajiban untuk mendorong perkembangan perekonomian di daerah antara lain dengan cara menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Kewajiban tersebut dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah Daerah, baik melalui instansi yang dimiliki maupun badan usaha yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah, dan dapat pula dilakukan oleh masyarakat. Untuk mewujudkan kesejahteraan umum melalui badan usaha, maka Pemerintah Daerah melakukan penyertaan modal daerah untuk mendirikan Perusahaan Daerah. Selanjutnya untuk meningkatkan serta memperluas investasi dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah, Pemerintah Daerah dapat pula melakukan Penyertaan Modal ke dalam perusahaan daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9

Pasal 10 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Perjanjian dalam penyertaan modal harus juga memperhatikan peraturan tentang kerja sama daerah. Pasal 11 Pasal 10 Pasal 12 Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Ayat (1) Huruf a Angka 1 Yang dimaksud dengan transparansi adalah merupakan pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting mengenai kinerja perusahaan kepemilikan serta para pemegang kepentingan yang diwujdkan antara lain dengan mengembangkan sistim akutansi yang berbasiskan stándar akutansi yang menjamin adanya laboran keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan informasi teknologi dan sistem manajemen informasi untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, mengembangkan manajemen resiko perusahaan (enterprise risk manajemen) yang memastikan bahwa semua resiko yang signifikan telah diidentifikasi, diukur dan dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas, mengumumkan neraca laba/rugi tahunan serta mengumumkan jabatan kosong secara terbuka. Angka 2 Yang dimaksud dengan keadilan adalah diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan koorporasi yang melindungi kepentingan pemegang saham, membuat pedoman prilaku perusahaan (corporate conduct) dan kebijakan-kebijakan yang melindungi koorporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, termasuk sistem renumerasi serta mengedepankan desempatan yang sama dalam pengembangan karier (equal job oportunity). Angka 3 Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan dari tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif didasarkan atas keseimbangan kekuasaan (balance of power) antara direksi, pemegang saham dan komisaris. Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan antara lain dengan

menyiapkan laporan keuangan (financial statement) pada waktu dan cara yang tepat, mengembangkan komite audit. Dan resiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris, mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal auditor sebagai pendukung pelaksanaan tugas eksternal auditor. Angka 4 Yang dimaksud dengan responsibilitas adalah merupakan tanggung jawab koorporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk kepada hukum dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang, menjadi profesional dan menjunjung etika serta memelihara lingkugan bisnis yang sehat. Huruf b Cukup Jelas Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 15 Pasal 16 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 52