BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan angka kematian ibu per kelahiran hidup masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. atau komplikasi tumor (Samsuhidayat, 1999). atau yang paling sederhana memiliki struktur dinding yang tipis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 adalah meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan di mana pompa darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

PENDAHULUAN. kematian ibu pada tahun 2007 sebesar 248/ kelahiran hidup (Azhari,

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembagunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kehamilan adalah bertemunya sel sperma dan ovum matang di tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, 2002). Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alami tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban bagi seorang wanita. Dalam kehamilan dan persalinan tiap ibu hamil akan menghadapi resiko terjadinya penyakit atau komplikasi baik ringan maupun berat yang dapat memberikan bahaya kematian, kesakitan, ketidaknyamanan ataupun ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000). Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahwa pada tahun 2003 terdapat 1 dari 250 (0,04%) kelahiran di dunia menderita kehamilan ektopik, dengan jenis kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba falopii, yang sebagian besar (80 %) dialami oleh wanita pada usia 35 tahun ke atas serta dilaporkan bahwa 60 % dialami oleh wanita dengan paritas pertama dan kedua. Kehamilan ektopik terganggu menyebabkan keadaaan gawat pada reproduksi yang sangat berbahaya. Berdasarkan data dari The Centers of Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa kehamilan ektopik diamerika Serikat meningkat drastis pada 15 tahun terakhir. Menurut Data 1

Statistik pada tahun 1989, terdapat 16 kasus kehamilan ektopik terganggu dalam 1000 persalinan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Cuningham pada tahun 1992 dilaporkan kehamilan ektopik terganggu ditemukan 19,7 dalam 100 persalinan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di Negara ASEAN. Pada tahun 2008 menunjukan AKI 307/100.000 kelahiran hidup atau 20.000 per hari, berarti 50,5 perhari atau 2,1 % per jam. Yang antara lain disebabkan oleh perdarahan (53,23 %), infeksi (11,29 %), eklamsia 27,42 % lain-lain (8,06%) (Depkes RI, 2008). Di Indonesia, berdasarkan laporan dari Biro Pusat Statistik Kesehatan diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan menderita kehamilan ektopik atau 0,02%.s (BPS Kesehatan, 2007). Salah satu tolak ukur penting dalam menciptakan Indonesia sehat 2020 adalah menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu terbesar ( 58,1 %) adalah karena perdarahan dan eklamsi. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan yang memadai. Tingginya angka kematian maternal yang berhubungan dengan kehamilan

dipengaruhi faktor didalam dan faktor diluar kesehatan. Beberapa faktor kesehatan antara lain : tindakan aborsi yang tidak aman, perdarahan ante, intra, dan postpartum infeksi, persalinan macet, penyakit hipertensi, anemia dan kehamilan ektopik. Gejala yang timbul berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik tersebut telah mengalami ruptur. Menurut Pisarska dkk. (1998), wanita beresiko tinggi harus menjalani penapisan sedini mungkin sebelum mereka menjadi simtomatik. Untuk yang lainnya, gejala kehamilan ektopik yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan abdomen(95%) dan amenore disertai spotting atau pendarahan pervaginam dalam derajat tertentu (60 80%). Dengan semakin berlanjutnya kehamilan, Dorfman dkk. (1984) melaporkan bahwa gejala gastrointestinal (80%) dan pusing atau perasaan mau pingsan (58%) sering terjadi. Pada ruptur, nyeri dapat terjadi didaerah abdomen manapun. Nyeri dada pleuretik dapat terjadi akibat iritasi diafragmatik yang disebabkan oleh pendarahan. Dampak kehamilan ektopik apabila tidak segera ditangani yaitu berpotensi menimbulkan ruptur organ, terjadi pendarahan massif, infertilitas, dan kematian. Untuk mencegah agar tidak terjadi dampak yang lebih parah maka ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan terapi operatif yaitu dengan Salpingektomi. Salpingektomi adalah salah satu jenis operasi ginekologi yang paling sering dilakukan, dengan cara bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting dan kemudian sisanya (stump) diikat

dengan jahitan ligasi. Arteri tuboovarika diligasi, sedangkan arteri uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisah dari mesosalping. Meskipun klien telah mengalami tindakan pembedahan bukan berarti masalah sudah teratasi, tetapi akan timbul dampak-dampak akibat pembedahan antara lain adalah perubahan siklus hormon dan adanya nyeri. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat untuk mengurangi rasa sakit pada klien, mencegah komplikasi sebelum maupun sesudah tindakan operasi dan menolong penyembuhan dalam fungsi fungsi yang normal. Keluhan yang dialami pasien pasca operasi salpingektomi mengalami nyeri disekitar insisi. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien (Bobak, 2005). Kolaborasi medis dengan pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk mengurangi nyeri. Teknik relaksasi merupakan salah satu metode manajemen nyeri non farmakologi dalam strategi penanggulangan nyeri, disamping metode TENS ( Transcutaneons Elektrik Nerve Stimulation ), biofeedback dan distraksi ( Saifudin, 2002). Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (NANDA, 2009).

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah salah satu Rumah Sakit Rujukan di daerah Purbalingga. Berdasarkan data survey awal yang didapatkan dari laporan data pasien dengan kasus gangguan reproduksi di ruang bersalin RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga jumlah pasien keseluruhan pada bulan Januari Mei 2013 didapatkan kasus kehamilan ektopik hanya terdapat 2 kasus kehamilan ektopik terganggu (Laporan kasus Ruang bersalin RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus kehamilan ektopik dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada NY. D Dengan Masalah Utama Post Salpingektomi Ovarium Dekstra Hari Ke-1 Atas Indikasi Kehamilan Ektopik Diruang Bougenvile RSUD. dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Memperoleh gambaran tentang aplikasi konsep Asuhan Keperawatan Pada NY. D Dengan Masalah Utama Post Salpingektomi Ovarium Dekstra Hari Ke-1 Atas Indikasi Kehamilan Ektopik Diruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Tujuan khusus a. Memberikan informasi melalui pengkajian secara komprehensif pada Ny. D dengan Asuhan Keperawatan Pada NY. D Dengan

Masalah Utama Post Salpingektomi Ovarium Dekstra Hari Ke-1 Atas Indikasi Kehamilan Ektopik Diruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. b. Melakukan pengkajian pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. c. Membuat analisa data hasil pengkajian pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. d. Menetapkan rencan tindakan keperawatn pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. e. Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. f. Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

g. Melaksanakan pendokumentasian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. h. Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi nyata kasus kehamilan ektopik yang dilaporkan. C. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk penyusunan karya ilmiah (laporan kasus/ case report), penulis menggunakan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi Partisipasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap pasien dan dengan melakukan asuhan keperawatan dimana terdapat interaksi antara pasien dengan perawat. 2. Wawancara Pengumpuan data dilakukan dengan cara tanya jawab/ anamnesis kepada pasien, serta tenaga kesehatan lainnya dengan menggunakan komunikasi terapeutik guna mencapai hubungan saling percaya antara pasien dengan tenaga kesehatan. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui jurnal atau buku-buku dengan maksimal terbitan

10 tahun terakhir, kemudian melalui browsing di internet yang berkaitan dengan asuhan keperawatan kepada pasien. 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan tentang kasus pasien yang terdapat pada format-format dokumentasi yang terangkum di ruangan. D. Tempat Dan Waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dari tanggal 13-14 Juni 2013. E. Manfaat Penulisan 1. Manfaat teoritis a. Bagi mahasiswa keperawatan Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman perawatan dengan kasus kehamilan ektopik. b. Bagi rumah sakit Sebagai masukan dan bahan informasi untuk meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik sehingga dapat mengurangi AKI.

2. Manfaat praktis a. Bagi profesi Sebagai panduan perawat dalam pengelolaan melaksanakan asuhan keperawatan pasien dengan post Salpingektomi Ovarium Dekstra. b. Bagi pasien Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang perawatan pasien selama di RS atau di rumah. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan akan memaparkan tentang : Latar belakang, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Akan membahas tentang tinjauan kasus yang berisi : konsep kehamilan ektopik, klasifikasi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathways keperawatan, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, diagnosa pasien post salpingektomi ovarium dekstra, nyeri, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, faktorfaktor yang mempengaruhi, pathways nyeri, penatalaksanaan, diagnosa nyeri yang muncul.

BAB III LAPORAN KASUS Akan membahas tentang laporan kasus yang berisi pengkajian, analisa data, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. BAB IV PEMBAHASAN Menguraikan tentang pembahasan kasus. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kasus yang diambil. Berisi kesimpulan dan saran yang diberikan terkait dengan DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN