BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan sebuah

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB II GAMBARAN UMUM. terluas. Tercatat dalam sejarah, Dumai adalah sebuah dusun kecil timur di

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

RAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Bangko Pusako terletak antara : Bujur Timur dan

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol Pp)

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Berdirinya Kelurahan Labuh Baru Timur

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN DESA TANJUNG LEBAN KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA BANDUNG. utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KINERJA. VISI DAN MISI SKPD

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

A. Gambaran Umum Daerah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah. Era Otonomi Daerah ditafsirkan sebagai penambahan. pelayanan prima kepada masyarakat.

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN PEKAITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR,

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Siak, adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

I. PENDAHULUAN. Dengan telah diundangkannya UU. 22 tahun 1999 dan disempurnakan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT/DAERAH PENELITIAN. antara , ,6 Lintang Utara dan , ,2 Bujur Timur.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

I. PENDAHULUAN. ibukota yaitu Dumai. Kota Dumai berada di pesisir pantai pulau Sumatera

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU IV.1 Sejarah Pekanbaru. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pemekaran Kota Dumai Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai Kota pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999 dimana status Dumai sebelumnya adalah Kota Administratif. Pada awal pembentukan wilayah administrasi pemerintahan, Kota Dumai memiliki 3 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa tingkat. Dumai mengalami beberapa kali peningkatan status. Semasa bergabung dengan Kabupaten Bengkalis, semula Dumai berstatus sebagai Kota Administratif, yang kemudian ditingkatkan menjadi Kota Madya. Setelah diberlakukannya Otonomi Daerah, Dumai dimekarkan menjadi sebuah kota yang berdiri sendiri, berpisah dari Kabupaten Bengkalis, pada 27 April 1999 berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1999. Kota Dumai memiliki luas wilayah 1.727.385 Km2 dan merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Saat ini Dumai dicanangkan sebagai kota yang masuk dalam zona Pasar Bebas Internasional. Pada era tahun 1930-an, Dumai merupakan suatu dusun nelayan kecil yang terdiri atas beberapa rumah nelayan. Penduduknya bertambah ketika Jepang mendatangkan kaum romusha (pekerja paksa jaman penjajahan Jepang) dari Jawa. Seiring perubahan waktu, terjadi perubahan status Dumai sebagai berikut a. Tahun 1945-1959, status Dumai tercatat sebagai desa. b. Tahun 1959-1963, Dumai masuk dalam wilayah Kecamatan Rupat. 25

c. Tahun 1963-1964, Dumai berpisah dari Kecamatan Rupat dan berubah status menjadi kawedanan d. Berdasar PP No.8 Tahun 1979 tertanggal 11 April 1979, Dumai berubah status menjadi Kota Administratif (merupakan kota administratif pertama di Sumatera dan ke-11 di Indonesia) di bawah Kabupaten Daerah Tingkat (Dati) II Bengkalis. e. Berdasar UU No.16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 50, tambahan Lembaran Negara Nomor 3829), Dumai berubah status menjadi Kotamadya sehingga menjadi Kotamadya Dati. II Dumai. Seiring perkembangan politik di Indonesia, berdasar UU No. 22 Tahun 1999 maka Kotamadya Dumai berubah menjadi Kota Dumai. Masa jabatan Walikota Dumai pertama dari tanggal 27 April 1999 sehingga tanggal 27 April dijadikan hari ulang tahun Kota Dumai. Terdapat beberapa filosofis yang cukup mendasar atas peningkatan status Kota Dumai dalam tatanan pengelolaan wilayah administrasi pemerintahan, diantaranya adalah untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan, mempercepat tingkat pelayanan serta memperbesar peran dari masyarakat dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan proses pembangunan dan upaya pemberdayaan masyarakat, disamping itu juga untuk menangkap berbagai peluang dan pengembangan ekonomi. Di dalam sejarah kota Dumai pernah menjadi kota paling luas nomor dua di Indonesia setelah Kota Manokwari, di Papua. Akan tetapi, semenjak Kota Manokwari tersebut pecah dan kemudian terbentuk kabupaten Wasior, maka Kota Dumai pun menjadi kota terluas di Indonesia. Dalam catatan sejarah, Dumai merupakan sebuah dusun kecil di daerah pesisir timur Provinsi Riau. Dan kini kota ini terus menggeliat, menjadi mutiara di pantai timur Pulau Sumatera. Kota Dumai juga merupakan hasil pemekaran dari Daerah Kabupaten Bengkalis. Kota Dumai dijuluki dengan Kota Pengantin Berseri, PENGANTIN BERSERI adalah singkatan dari Kota PENGANTIN (Pelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri) 26

BERSERI (Bersih, Semarak, Rukun dan Indah) SEHAT (Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib). B. Visi dan Misi Kota Dumai Visi Kota Dumai adalah dalam membangun Kota Dumai, pemerintah kota telah menetapkan Visi pembangunannya, yaitu terwujudnya Kota Dumai Sebagai Pusat Pelayanan Pengantin (Pelabuhan, Perdagangan,Tourism dan Industri) yang Berseri (Bersih, Semarak, Rukun dan Indah) di Kawasan Pantai Timur Sumatera Sebagai Penggerak Kemajuan Ekonomi dan Budaya Melayu yang Agamis menuju Dumai Kota Sehat (Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib Misi Kota Dumai 1. Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi serta memperkuat struktur perekonomian yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan untuk peningkatan daya beli masyarakat melalui pengembangan sektor unggulan yaitu sektor PENGANTIN (Pelabuhan, Perdagangan, Tourism, dan Industri). 2. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang tangguh dan profesional yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kemampuan dalam penguasaan teknologi dan keahlian spesifikasi yang dapat diandalkan. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur baik yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat guna mendorong perkembangan Kota Dumai menjadi kota yang BERSERI (Bersih, semarak, rukun dan indah). 4. Mengembangkan kemampuan aparatur pemerintah agar dapat tercipta pemerintah yang baik dan pemerintah yang bersih dari KKN serta berwibawa dan mampu memberikan pelayanan yang efisien dan efektif yang dapat memuaskan masyarakat pada umumya serta investor pada khususnya. 27

5. Mengembangkan budaya melayu sebagai jati diri Kota Dumai dan budaya tempatan guna memotivasi peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan dan menyaring masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kaidah dan nilai budaya melayu dan budaya tempat C. Keadaan Geografis Kota Dumai Secara geografis, Kota Dumai terletak di 1023 1024 23 Bujur Timur dan 101023 37 101028 13 Lintang Utara dengan batas wilayah sebelah Utara, Dumai berbatasan dengan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Timur, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Selatan, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dan Sebelah Barat, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-33C dengan kondisi tanah rawa bergambut. Iklim di Dumai adalah iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemaraua. Suhu udaranya rata-rata antara 21-35 0 C dan rerata curah hujan antara 100-300 mm. Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan di sebelah selatan sebagian adalah dataran tinggi. Kondisi tanahnya mayoritas berupa tanah rawa yang bergambut dengan kedalaman antara 0-0,5 m. Struktur tanah umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan, alluvial dan tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Terdapat 15 sungai di wilayah Dumai. Sungai-sungai tersebut dapat dilayari kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh ke hulu sungai. Sungai-sungai tersebut adalah sungai : Buluala (40Km), Geniut (12Km), Kepala Beruang (5Km), Kemeh (10Km), Mampu 28

(13Km), Merambung (7Km), Mesjid (29Km), Nerbit (12Km), Pelintung (8,5 Km.), Santaulu (22Km), Selinsing (4Km), Senepis (35Km), Tanjung Leban (3Km), Teluk Dalam (10Km), Teras (10Km Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/ kota di Propinsi Riau ditinjau dari letak geografis, berikut ini luas perkecamatan Tabel 1.3 Luas Wilayah Kota Dumai No Kecamatan Luas ( Km 2 ) 1 Bukit Kapur 250,00 2 Medang Kampai 373,00 3 Sungai Sembilan 970,38 4 Dumai Barat 120,00 5 Dumai Timur 59,00 Total 1.772,38 Sumber : Badan Statistik Kota Dumai D. Jumlah Penduduk Kota Dumai Penduduk merupakan sumber daya manusia yang terdapat dalam suatu wilayah dan sangat menentukan kelancaran suatu wilayah dan keberhasilan suatu pembangunan. Penduduk Kota Dumai selalu mengalami perkembangan yang pesat setiap tahun nya, seiriang dengan meningkatnya taraf ekonomi masyrakat yang memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan penduduk Jumlah Penduduk Kota Dumai Tahun 2008-2013 Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Kota Dumai 2008-2013 No Tahun Populasi 1 2008 236.778 jiwa 2 2009 254.337 jiwa 3 2010 253.803 jiwa 4 2011 262.976 jiwa 5 2012 271.522 jiwa 5 2013 273.365 jiwa Jumlah 1552.718 Jiwa Sumber : Situs Resmi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dumai Kota 29

Tingginya pertumbuhan dikota Dumai tidak terlepas dari ramainya pencari kerja yang datang dari daerah lain terutama Sumatra Utara ( bekerja pada Industri HTI dan perkebunan ) E. Visi Dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai adalah handal dalam pengendalian dampak lingkungan mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai adalah Guna mewujudkan dan merealisasikan Visi Bapedal Kota Dumai, maka ditetapkan visi sebagai berikut: a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian dampak lingkungan hidup. b. Koordinasi dan kerja sama antar daerah dalam pengendalian dampak lingkungan hidup. c. Pengkajian dampak lingkungan, evaluasi dan pelaporan kualitas lingkungan. d. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. e. Penegakan hukum dan peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup f. Visi dan Misi Dinas Kehutanan Kota Dumai Visi Dinas Kehutanan adalah terwujudnya sumber daya hutan ( SDH ) yang lestari dan dapat mensejahterakan masyarakat serta terwujudnya masyarakat perkebunan melalui pengembangan sistem usaha agrobisnis yang berkeadilan. Misi Dinas Kehutanan adalah a. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional. 30

b. Mengoptimalisasikan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari. c. Mendorong peran serta masyarakat. d. Mendorong terwujudnya peningkatan pelayanan dalam pembangunan perkebunan. e. Mendorong terwujudnya petani dan pengusaha yang profesional dan mandiri. f. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya. g. Mendorong terwujudnya lingkungan yang lestari. h. Mengoptimalkan upaya peremajaan, intensifikasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi tanaman. i. Meningkatkan peran kelembagaan perkebunan dan strategi pengembangan perkebunan. G. Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai tersebut mempunyai makna yaitu : Satuan Polisi Pamong Praja dapat mewujudkan kondisi aman, tentram tertib dan tegaknya Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah di Kota Dumai Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai adalah untuk dapat mewujutkan visi yang telah disepakati, maka ditetapkan pernyataan Misi merupakan sesuatu yang dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan. Dengan adanya Misi diharapkan seluruh aparat dan masyarakat yang berkepentingan dapat mengenal instansi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dan ikut berperan dalam programprogramnya. Sejalan dengan Visi yang telah ditetapkan, maka Misi yang diemban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai adalah sebagai berikut : 31

a. Terwujutnya Polisi Pamong Praja yang handal, tangguh dan profesional b. Tersedianya sarana-prasarana yang memadai dalam menunjang kelancaran tugas c. Mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui pelaksanaan Penegakan Perda dan Keputusan Kepala Daerah d. Mendorong terciptanya kesejahteraan rakyat e. Meningkatkan dan memberdayakan Satuan Polisi Pamong Praja Pengamanan dan Penertiban Internal f. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak terkait dalam mewujudkan dan memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah dan peraturan pelaksanaannya 32