BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN BAWAH T E S I S REINHARD JOHN DEVISON /IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia.

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental)

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, serta terdiri atas ratusan otot, tendon, dan ligamen. Kaki manusia dapat

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

KORELASI PANJANG RADIUS DENGAN TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2010

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Struktur anatomis telapak tangan terdiri dari dua bagian utama yaitu : a. Bagian tulang : Carpal, metacarpal, dan phalangs

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL / IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PANJANG ULNA DENGAN JENIS KELAMIN DAN TINGGI BADAN

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB - 3 T O R S I. Gambar 3.2

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

ANATOMICAL LANMARK Merupakan titik skeletal yang mudah teridentifikasi, berguna saat menetapkan lokasi pengukuran ukuran2 tubuh atau penentuan tempat

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

Pengukuran Tubuh. Aris Fajar Pambudi FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Antropometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Susunan gigi dan penampilan wajah memainkan peranan yang penting dalam

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi

BAB III METODE PENELITIAN

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012).

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.1

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta pada tanggal April 2015 jam WIB selesai.

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

METODOLOGI PENELITIAN

Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa. Correlation Between Long Bone Radius With In Male Adult Height

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

I. Panduan Pengukuran Antropometri

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

A. TEMPAT, WAKTU, PERALATAN DAN OBYEK PENELITIAN

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

MEMPELAJARI POTENSI KELUHAN DAN POTENSI PENYAKIT YANG TIMBUL PADA RANGKA DAN OTOT OPERATOR JAHIT DI PT MIDO INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

II. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun satu spesies, tetap bervariasi. Kenyataan ini mendorong orang untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Transkripsi:

4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkiraan Tinggi Badan. Secara sederhana Topmaid dan Rollet membuat Formula perkiraan tinggi badan yang kemudian di populerkan oleh Hewing pada tahun 1923. Formula tersebut hanya memperkirakan apakah seseorang tersebut tinggi,sedang atau pendek dan tidak memberi ukuran ketinggian yang begitu tepat. Dalam formula ini di sebutkan bahwa panjang tulang humerus,femur,tibia dan tulang belakang masing-masing adalah 20%,22%,27% dan 35% dari pada ketinggian individu si empunya tulang tersebut. 1 Bertillon menyebutkan bahwa teori perhitungan tentang pengukuran tubuh manusia sebaiknya di lakukan pada usia 21 tahun. 15 Tinggi badan merupakan ukuran bagi seseorang pada saat masih hidup, sedangkan panjang badan merupakan ukuran seseorang pada saat setelah meninggal dunia. Panjang badan atau tinggi badan sangatlah penting untuk penentuan identifikasi seseorang. Sehingga dalam proses identifikasi tersebut, memperkirakan tinggi badan atau panjang badan seseorang merupakan suatu keharusan sebagai syarat mutlak dalam suatu identifikasi. Mengukur tinggi badan pada korban hidup adalah lebih mudah dilakukan jika dibandingkan mengukur panjang badan pada korban (jenazah), dan semakin sulit bila korban (jenazah) dalam keadaan sudah tidak utuh lagi atau mengalami kerusakan yang sangat hebat. 4 Pengukuran tinggi badan manusia umumnya di ukur dalam satuan centimeter,(cm) ini juga di dasari atas formula tentang perkiraan tinggi badan 4

5 yang sudah ada. 9 Pada sikap anatomi bahwa orang berdiri secara tegak lurus dengan ekstremitas atas disamping tubuh,telapak tangan dan wajah menghadap kedepan. 5 Tinggi badan diukur pada saat berdiri secara tegak lurus dalam sikap anatomi. Kepala berada dalam posisi sejajar dengan dataran Frankfurt. Tinggi badan adalah hasil pengukuran maksimum panjang tulang-tulang secara paralel yang membentuk poros tubuh (The Body Axis), yaitu diukur dari titik tertinggi di kepala (cranium) yang disebut Vertex, ke titik terendah dari tulang kalkaneus (the calcanear tuberosity) yang disebut heel. (Gambar 2.1). 6 Gambar 2.1 Pengukuran Tinggi Badan berdasarkan Bentuk Poros Tubuh (dikutip dari buku Glinka J,Artaria M.D,Koesbardiati T). 2.2 Titik Anatomis Panjang Tungkai Atas Secara teori disebutkan bahwa umumnya pria dewasa cenderung lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa dan juga mempunyai tungkai yang lebih panjang, tulangnya yang lebih besar dan lebih berat serta massa otot yang lebih besar dan padat. Pria mempunyai lemak subkutan yang lebih sedikit, sehingga membuat bentuknya lebih angular. Sedangkan wanita dewasa cenderung lebih pendek

6 dibandingkan pria dewasa dan mempunyai tulang yang lebih kecil dan lebih sedikit massa otot. Wanita lebih banyak mempunyai lemak sub kutan. Wanita mempunyai bentuk paha yang lebih luas, dengan akibat deviasi lateral tungkai bawah terhadap tungkai atas yang lebih besar. 6 tidak adanya standarisasi, terutama bidang osteometri (pengukuran tulang tulang). Tidak adanya standarisasi ini membuat para ahli ini tidak bisa membandingkan hasil penelitiannya karena standar pengukuran,titik pengukuran serta indeks yang berbeda. Misalnya symbol v ialah vertex,sty stylion yang merupakan titik paling distal pada ujung processus styloideus. 9 Hal inilah yang menjadi dasar peneliti menetapkan titik anatomis Tungkai atas yaitu dari puncak paling atas tungkai atas,yaitu dari lig inguinale(arcus inguinale)sampai ke condylus lateralis. 7 Gambar 2.2 Anatomi Tubuh

7 2.3 Antropometri Dalam pengamatan sehari-hari akan membawa kita kepada pengalaman bahwa manusia, walaupun satu species, bervariasi juga. Kenyataan ini mendorong orang untuk melihat perbedaan-perbedaan ini makin teliti dan metode yang paling tepat adalah ukuran, dimana disamping ketepatan memungkinkan juga objektivitas. Dengan demikian lahirlah bidang ilmu yang disebut antropometri. Antropometri berasal dari kata Anthropos yang berarti man (orang) dan Metron yang berarti measure (ukuran). Jadi antropometri merupakan pengukuran terhadap manusia (mengukur manusia). 8 Johan Sigismund Elsholtz adalah orang pertama yang menggunakan istilah antropometri dalam pengertian sesungguhnya tahun 1654. Ia adalah seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman. Pada saat itu ia menciptakan alat ukur yang disebut anthropometron, namun pada akhirnya Elsholtz menyempurnakan alat ukurnya dan inilah cikal bakal instrumen atau alat ukur yang sekarang kita kenal sebagai antropometer. (Gambar 2.3 ) 9. Gambar 2.3(A). Papan Osteometri (B). Antropometer menurut Martin (dikutip dari buku Glinka J,Artaria M.D,Koesbardiati T.)

8 Pada abad 19, penelitian di bidang antropometri mulai berkembang dari perhitungan sederhana menjadi lebih rumit, yaitu dengan menghitung indeks. Indeks adalah cara perhitungan yang dikembangkan untuk mendeskripsikan bentuk (shape) melalui keterkaitan antar titik pengukuran. Perhitungan indeks, titik pengukuran dan cara pengukuran berkembang pesat yang berdampak pada banyaknya variasi cara klasifikasi. 9 Alat ukur yang digunakan umumnya adalah antropometer ataupun alat ukur lainnya. seperti alat antropometer panjang 2 meter dilengkapi 2 pengaris terbuat dari stenless (Gambar 2.4). Gambar 2.4.Antropometer (dikutip dari buku Glinka J,Artaria M.D,Koesbardiati T.) Dengan demikian, akhirnya kita mengenal beberapa kategori manusia berdasarkan tingginya, ada yang sangat tinggi, tetapi ada juga yang sangat pendek. (Tabel 2.1)

9 Tabel 2.1.Klasifikasi tinggi badan menurut Martin Knussmann. (dikutip dari buku Glinka J,Artaria M.D,Koesbardiati. T) Laki-laki (dalam cm) Wanita (dalam cm) Kerdil. x-129,9. x-120,9. Sangat pendek. 130,0-149,9. 121,0-139,9. Pendek. 150,0-159,9. 140,0-148,9. Di bawah sedang. 160,0-163,9. 149,0-152,9. Sedang. 164,0-166,9. 153,0-155,9. Di atas sedang. 167,0-169,9. 156,0-158,9. Tinggi. 170,0-179,9. 159,0-167,9. Sangat tinggi. 180,0-199,9. 168,0-186,9. Raksasa. 200,0-x. 187,0-x. 2.4 Menentukan tinggi badan yang tidak utuh Pada keadaan tubuh yang tidak lagi utuh, dapat diperkirakan tinggi badan seseorang secara kasar, yaitu dengan : 4 1. Mengukur jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan pada saat direntangkan secara maksimum, akan sama dengan ukuran tinggi badan 2. Mengukur panjang dari puncak kepala (Vertex) sampai symphisis pubis dikali 3. Mengukur panjang dari lekuk diatas sternum (sterna notch) sampai simphisis pubis lalu dikali 3,3. 4. Mengukur panjang ujung jari tengah sampai ujung olecranon pada satu sisi yang sama, lalu dikali 3,7. 5. Panjang femur dikali 4. 6. Panjang humerus dikali 6. Bila pengukuran dilakukan pada tulang-tulang saja, maka dilakukan penambahan 2,5 sampai 4 cm untuk mengganti jarak sambungan dari sendi-sendi. Ketika sendi-sendi tidak lagi didapat, maka perhitungan tinggi badan dapat dilakukan dengan mengukur tulang-tulang panjang dengan menggunakan beberapa formula yang ada. 10

10 2.5 Beberapa Ahli yang menggunakan Formula Tulang-tulang Panjang A. Formula Karl Pearson Formula ini telah dipakai luas diseluruh dunia sejak lama (tahun 1899). Formula ini membedakan formula untuk laki-laki dan perempuan untuk subjek penelitian kelompok orang-orang eropah (European) dengan melakukan pengukuran pada tulang-tulang panjang yang kering. (Tabel 2.2). 7 Tabel 2.2. Formula Karl Pearson Untuk laki-laki dan Perempuan : Laki laki : 1. Tinggi badan = 81.306 + 1.88 x F1. 2. Tinggi badan = 70.641 + 2.894 x HI 3. Tinggi badan = 78.664 + 2.376 x TI. 4. Tinggi badan = 85.925 + 3.271 x RI. 5. Tinggi badan = 71.272 + 1.159 x (F1+ T1). 6. Tinggi badan = 71.443 + 1.22 x (F1 + 1.08 x TI). 7. Tinggi badan = 66.855 + 1.73 x (H1 + R1). 8. Tinggi badan = 69.788 + 2.769 x (H1 + 0.195 x R1). 9. Tinggi badan = 68.397 + 1.03 x F1 + 1.557 x HI. 10. Tinggi badan = 67.049 + 0.913 x F1 + 0.6 x T1 + 1.225 x HI 0.187 x RI. Perempuan : 1. Tinggi badan = 72.844 + 1.945 x F1. 2. Tinggi badan = 71.475 + 2.754 x H1. 3. Tinggi badan = 74.774 + 2.352 x TI. 4. Tinggi badan = 81.224 + 3.343 x R1. 5. Tinggi badan = 69.154 + 1.126 x (F1+T1). 6. Tinggi badan = 69.154 + 1.126 x (F1 + 1.125 x T1). 7. Tinggi badan = 69.911 + 1.628 x (H1+R1). 8. Tinggi badan = 70.542 + 2.582 x (H1 + 0.281 x RI). 9. Tinggi badan = 67.435 + 1.339 x F1 + 1.027 x H1. 10. Tinggi badan = 67.469 + 0.782 x F1 + 1.12 x T1 + 1.059 x H1 0.711 x R1.

11 Catatan : F1 - panjang maksimal tulang paha (femur). H1 - panjang maksimal tulang lengan atas (humerus). R1 - panjang maksimal tulang pengumpil (radius). T1 - panjang maksimal tulang kering (tibia) B. Formula Trotter-Glesser (1958). Formula yang di populerkan dalam buku Martin-Knussmann (1988) ini memakai subjek penelitian kelompok laki-laki ras monggoloid. (Tabel 1.3.). Tabel 2.3 Formula Trotter Glesser.(1958) Tinggi badan = 2,68 x (H1)+83.2 lebih kurang 4.3. Tinggi badan = 3.54 x (R1)+82.0 lebih kurang 4.6. Tinggi badan = 3.48 x (U1)+77.5 lebih kurang 4.8. Tinggi badan = 2.15 x (F1)+72.6 lebih kurang 3.9 Tinggi badan = 2.39 x (T1)+ 81.5 lebih kurang 3.3 Tinggi badan = 2.40 x (Fi1)+80.6 lebih kurang 3.2. Tinggi badan = 1.67 x (H1+R1)+74.8 lebih kurang 4.2. Tinggi badan = 1.68 x (H1+U1)+71.2 lebih kurang 4.1. Tinggi badan = 1.22 x (F1+T1)+70.4 lebih kurang 3.2. Tinggi badan = 1.22 x (F1+Fi1)+70.2 kurang lebih 3.2. Angka dengan tanda lebih kurang adalah nilai standard error,yang dapat dikurangi atau ditambah pada nilai yang diterima dari kalkulasi.makin kecil SE,makin tepat taksiran menurut rumus regresi. 14 C Formula Parikh. 15 Formula ini di dasarkan atas pemeriksaan terhadap tulang-tulang kering. 1 Tabel 2.4. Formula Parikh

12 Laki-laki TB(CM)= Humerus x 5.31 TB(CM)= Radius x 6.78 TB(CM)= Ulna x 6.00 TB(CM)= Femur x 3.82 TB(CM)= Tibia x 4.49 TB(CM)= Fibula x 4.46 Perempuan TB(CM)= Humerus x 5.31 TB(CM)= Radius x 6.70 TB(CM)= Ulna x 6.00 TB(CM)= Femur x 3.80 TB(CM)= Tibia x 4.46 TB(CM)= Fibula x 4.43 D Formula Amri Amir. Rumus regresi hubungan tinggi badan dengan tulang panjang pada laki-laki dengan nilai R2 untuk masing-masing tulang : tahun 1989 ini dibuat berdasarkan pemeriksaan terhadap orang hidup pada laki-laki dan perempuan dewasa muda. 1 Tabel 2.4 Formula Amri Amir. No T u l a n g Rumus Regresi r 2 1 Humerus 1.34 x H + 123.43 0.22 2 Radius 3.13 x Ra + 87.91 0.45 3 Ulna 2.88 x U + 91.27 0.43 4 Femur 1.42 x Fe + 109.28 0.30 5 Tibia 1.12 x T + 124.88 0.23 6 Fibula 1.35 x Fi + 117.20 9.29 Rumus regresi hubungan tinggi badan dengan tulang panjang pada wanita dengan nilai R2 untuk masing-masing tulang.

13 Tabel 2.5 Formula Amri Amir. No T u l a n g Rumus Regresi r 2 1 Humerus 1.46 X H + 111.33 0.32 2 Radius 1.50 X Ra + 119.58 0.30 3 Ulna 2.85 X U + 86.75 0.46 4 Femur 0.79 X Fe + 124.67 0.17 5 Tibia 1.33 X T + 110.70 0.26 6 Fibula 1.71 X Fi + 99.20 0.36 E. Formula Mistar Ritonga (1992) Melakukan penelitian untuk menentukan tinggi badan pada laki-laki dan perempuan dengan pengukuran tinggi hidung. 13 Laki laki TB = 144,98 + 4,09 X Wanita TB = 144,98 + 4,09 X Keterangan: TB=Tinggi Badan. Th= Tinggi Hidung.

14 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian. Panjang tungkai atas Tinggi Badan 3.2. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Defenisi Tinggi Badan adalah mengukur tinggi badan mulai dari puncak kepala sampai ke tumit Cara penilaian Badan berdiri tegak lurus sempurna,kepa la berada dalam posisi dataran Frankfurt Alat ukur Menggunakan Alat Antropometri berupa tiang besi panjang 2 meter dan 2 mistar/ stainless stell. Skala penilaian Numerik ratio. Satuan Ukur Cm (centimeter) Panjang tungkai atas adalah ukuran panjang dari puncak tertinggi paha sampai lipat lutut hingga bagian bawah lipatan lutut.. Tungkai atas kanan dan kiri disamping tubuh. Menggunakan Alat Antropometri berupa tiang besi panjang 2 meter dan 2 mistar/ stainless stell. Numerik ratio. Cm (centimeter) 14