I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 60 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

BAB I PENDAHULUAN. telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari Industrial Diesel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BATAKO TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

` METODE PENELITIAN. Adapun bahan penelitian sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari daerah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memproduksi minyak sekitar barel per hari.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

2012, No BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran. rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Abu Batubara BAB I PENDAHULUAN

ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

Djati Hery Setyawan D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

PENELITIAN ANGKA HAMBAT PANAS KOMPOSIT SERAT SEKAM PADI POLYESTER DENGAN LUBANG SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut adanya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik. Ada tiga type pembakaran batubara pada industri listrik yaitu dry bottom boilers, wet-bottom boilers dan cyclon furnace. Apabila batubara dibakar dengan type dry bottom boiler, maka lebih kurang 80% dari abu meninggalkan pembakaran sebagai fly ash dan masuk dalam corong gas. Apabila batubara dibakar dengan wet-bottom boiler sebanyak 50% dari abu tertinggal di pembakaran dan 50% lainnya masuk dalam corong gas. Pada cyclon furnace, di mana potongan batubara digunakan sebagai bahan bakar, 70-80 % dari abu tertahan sebagai boiler slag dan hanya 20-30% meninggalkan pembakaran sebagai dry ash pada corong gas. Type yang paling umum untuk pembakaran batubara adalah pembakaran dry bottom. Pada masa lampau, fly ash diperoleh dari produksi pembakaran batubara secara sederhana, dengan corong gas dan menyebar ke atmosfer. Hal ini yang menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan, karena fly ash hasil dari tempat pembakaran batubara dibuang sebagai timbunan. Fly ash dan bottom

2 ash ini terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sehingga memerlukan pengelolaan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, seperti pencemaran udara, atau perairan, dan penurunan kualitas ekosistem. (Sri Prabandiyani Retno Wardani, 2008) PLTU merupakan penyumbang terbanyak untuk produksi limbah fly ash maupun bottom ash karena penggunaan batu-bara sebagai bahan bakar utamanya. Bahkan seperti PLTU Tarahan yang terdapat di provinsi Lampung pun demikian. Walaupun bisa dikatakan sebagai pembangkit yang ramah lingkungan, karena seluruh hasil sisa pembakaran berupa abu terbang dapat ditangkap sehingga tidak terjadi pencemaran udara. Namun abu terbang yang tertangkap tetap menjadi limbah yang dapat membahayakan mahluk hidup disekitarnya karena dengan terus berlangsungnya kegiatan produksi maka abu terbang yang tertangkap akan terus bertambah bila tidak dilakukan pemanfaatan limbah abu terbang tersebut maka jumlah yang menumpuk akan bertambah banyak sehingga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Dengan cadangan batubara yang masih cukup banyak diperkirakan penggunaanya untuk PLTU akan terus berlangsung bahkan kemungkinan adanya penambahan PLTU dengan menggunakan energi batu bara. Hal ini tentunya akan meningkatkan jumlah abu hasil pembakaran batu bara atau fly ash. Apabila limbah ini tidak dimanfaatkan tentunya akan sangat banyak merugikan bagi lingkungan kita dan manusia pada khususnya.

3 Dengan berkembangnya teknologi terutama di bidang ilmu material, saat ini fly ash mulai mendapat perhatian lebih dari kalangan peneliti. Sebagai contoh, saat ini material fly ash mulai digunakan sebagai campuran komposisi semen, bangunan rumah, bahkan digunakan dalam pembuatan aspal jalan. Namun penggunaannya belum maksimal, untuk PLTU Tarahan sendiri saja fly ash yang dimanfaatkan hanya 1/3 dari total produksi fly ash perbulan. Oleh karena itu perlu dicoba untuk mengangkat masalah fly ash ini sehingga sifat-sifat fisik dan mekanik yang ada pada fly ash dapat dimanfaatkan untuk keperluan dunia industri. Walaupun fly ash adalah material limbah, namun bahan ini masih mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan bagi kehidupan, yaitu dengan menggunakannya sebagai campuran atau bahan penguat komposit. Komposit adalah material yang dibuat dengan penggabungan dua atau lebih bahan penyusun yang berbeda dalam bentuk dan komposisi bahannya, masing-masing dari bahan tidak larut satu sama lain. Tujuan dari penggabungan ini adalah untuk memperbaiki sifat-sifat dasar dari bahan penyusunnya. Ukuran bahan penguat SiC pada komposit Al-4Mg+50 Vol% SiC memiliki pengaruh yang kuat terhadap sifat mekaniknya. Kekuatan dan keuletan menurun dengan meningkatnya ukuran partikel. Pada ukuran partikel kecil (<6.5 µm), perpatahanya disebabkan oleh kegagalan logam sedangkan untuk ukuran partikel besar (>23 µm), perpatahan disebabkan oleh pecahnya partikel

4 penguat. Untuk bahan penguat Al 2 O 3 juga memiliki kecenderungan yang sama.( Anon, 2001) Penelitian tentang pemanfaatan fly ash sudah banyak dilakukan. Manoj Singla and Vikas Chawla (2010) adalah beberapa peneliti yang pernah melakukan pengujian untuk mengetahui sifat mekanik dari komposit bermatriks epoxy dengan penguat fly ash. Pada penelitiannya dilakukan beberapa pencampuran yaitu dengan penambahan fly ash sebanyak 30, 38, 46 dan 54% tanpa perlakuan apapun. Dengan pengadukan manual, yaitu dengan mengaduk menggunakan kayu kemudian diputar dengan tangan. Dari hasil pengujian impak yang telah dilakukannya, didapatkan hasil tertinggi adalah pada pencampuran 30% fly ash dan 70% epoxy dengan nilai 0.92 joules. Gurnawan Dwi Hariyadi (2007) meneliti tentang komposit aluminium fly ash. Penelitian yang dilakukan adalah penambahan fly ash sebanyak 35 % terhadap aluminium dan mendapatkan nilai uji impak rata-rata sebesar 0,12 J/mm 2. Selain itu Agus Suprihanto dan Budi Setyana (2006) juga melakukan penelitian tentang metal matrix composit dengan penambahan fly ash. Pada penelitiannya dilakukan pencampuran aluminium dengan fly ash dengan perbandingan antara aluminium dan fly ash adalah 95% : 5%, 90% : 10% dan 85% : 15%. Setelah dilakukan pengujian impak, didapatkan adanya kenaikan nilai energi impak sebesar 12.33%, 64.12% dan 67.26% dari nilai energi impak alumunium tanpa fly ash sebesar ± 0.14 J/mm 2.

5 Laboratorium material teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah menghasilkan beberapa produk berbasis komposit yang digunakan untuk komponen kereta api. Laboratorium yang sudah meriset tentang komposit sejak 2002 ini telah menghasilkan prototipe produk meja kereta eksekutif dan ekonomi dengan memanfaatkan serat aren, serat kenaf, serat buah sawit, kayu sengon laut, dan kayu sawit. Ada pula prototipe panel gerbong kereta api yang tahan api, dibuat dari pengembangan komposit geopolimer serat gelas polyester limbah fly ash. Dari bahan yang sama juga bisa dibuat komponen dashboard kereta diesel, panel interior, dan pintu kereta api. B. Batasan Masalah Adapun beberapa batasan masalah yang diberikan agar penelitian lebih terarah, yaitu: 1. Pembuatan spesimen dilakukan dengan pencampuran fly ash dengan ukuran 40, 80, dan 120 mesh dan resin epoxy serta hardnernya. 2. Pengujian mekanik yang dilakukan adalah uji impak. 3. Fly ash yang digunakan berasal dari PLTU Tarahan Unit 3 & 4 Lampung Selatan. 4. Orientasi penyusun partikel dalam matrik adalah secara acak 5. Komposisi perbandingan pencampuran fly ash dan resin adalah 40 % : 60%.

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tentang pemanfaatan fly ash adalah untuk mengetahui kekuatan impak komposit yang diperkuat fly ash (limbah batubara) melalui uji impak dan menganalisa penyebab kegagalan pada komposit melalui foto SEM. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan hasil penelitian adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang dan beberapa hal yang mendasari pembuatan laporan penelitian ini. Bab II Tinjauan Pustaka, berisikan teori dasar yang mendukung penelitian ini seperti teori tentang fly ash, komposit dan impact diuraikan secara singkat serta parameter-parameter yang berhubungan dengan penelitian ini. Bab III Metode Penelitian, berisikan tentang cara cara pembuatan komposit hingga proses pengujiannya. Bab IV Hasil dan Pembahasan, berisikan data-data yang didapat dari hasil pengujian serta pembahasannya. Bab V Simpulan dan Saran, berisikan tentang simpulan yang dapat ditarik serta saran-saran yang ingin disampaikan dari penelitian ini.