BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

SKRIPSI SULASTRI J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. dari 12% pasien yang ada di rumah sakit akan terpasang kateter (Rahmawati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

FIRMAN FARADISI J

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. terapi dan perawatan untuk dapat sembuh, dimana sebagian besar pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB II TINJAUAN TEORI

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik sesuai dengan ukurannya ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2008). Selain untuk dekompresi kandung kemih, kateter juga digunakan untuk mengevaluasi jumlah urin yang keluar dan pada pasien inkontinensia urin. Mengingat fungsi tersebut, 15% - 25% pasien di rumah sakit memakai kateter. Pemasangan kateter dilakukan lebih dari lima ribu pasien setiap tahunnya di Amerika, dimana sebanyak 4 % penggunaan kateter dilakukan pada perawatan rumah dan sebanyak 25 % pada perawatan akut. Sebanyak 15-25% pasien di rumah sakit menggunakan kateter menetap untuk mengukur haluaran urin dan untuk membantu pengosongan kandung kemih (Smith, 2009). Menurut Purnomo (2008) Tindakan pemasangan kateter merupakan tindakan invasif yang dapat menimbulkan rasa nyeri, sehingga jika dikerjakan dengan cara yang keliru akan dapat menimbulkan kerusakan uretra yang permanent. Nyeri merupakaan keluhan utama yang sering dialami oleh pasien dengan kateterisasi urin karena tindakan memasukkan selaang kateter ini ke dalam kaandung kemih mempunyai resiko terjadinya infeksi atau trauma pada uretra. Resiko trauma berupa iritasi pada dinding uretra lebih sering terjadi pada 1

2 pria karena keadaan uretranya berliku-liku dari pada wanita serta membran mukosa yang melapisi dinding uretra sangat mudah rusak oleh pergesekan akibat dimasukkannya kateter (Kozier & Erb, 2010). Salah satu komponen dalam comfort care yaitu berfokus pada kenyamanan pasien. Mengurangi atau menghilangkan ketidaknyamanan pada pengalaman manusia secara fisik (physical comfort) merupakan upaya pemenuhan kebutuhan akan rasa nyaman, dan salah satu kebutuhan rasa nyaman secara fisik yaitu penurunan mekanisme fisiologis yang terganggu atau berisiko karena penyakit atau prosedur invasif (Peterson & Bredow, 2009). Kini telah banyak dikembangkan terapi keperawatan untuk mengatasi kecemasan dan nyeri. Penanganan nyeri bisa di lakukan secara farmakologis yakni dengan pemberian obat-obatan analgesic dan penenang. Sedangkan secara non farmakologis melalui relaksasi, aromaterapi, stimulasi kulit kompres hangat atau dingin, latihan nafas dalam, musik, imajinasi terbimbing, hypnosis, dan distraksi. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorfin dan enkafelin sehingga terbentuk system penekan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan penurunan intensitas nyeri 15 menit setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam(price & Wilson, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2015) tentang Efek Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Persepsi Nyeri Pada Pasien Saat Pemasangan Katerisasi Urin Di Rumah sakit Ken Saras Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh data rata-rata persepsi nyeri kelompok intervensi setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada saat pemasangan kateterisasi urin adalah 4,57, dengan skor terrendah adalah 2 dan skor tertinggi adalah 6. Rata-rata persepsi nyeri kelompok kontrol setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada saat pemasangan kateterisasi urin adalah 6,67, dengan skor terrendah adalah 4 dan skor tertinggi adalah 9. Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa terdapat

3 perbedaan yang signifikan terhadap persepsi nyeri setelah di lakukan teknik relaksasi nafas dalam. Selain menggunakan teknik relaksasi nafas dalam juga dapat menggunakan Aromaterapi untuk mengurangi nyeri. Aromaterapi Lavender mempunyai efek menenangkan, memberikan ketenangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. Aromaterapi Lavender juga dapat mengurangi rasa sakit, rasa tertekan, setress, histeria, emosi yang tidak seimbang, rasa frustasi, dan kepanikan. Aromaterapi Lavender bermanfaat untuk mengurangi tasa nyeri,dan memberikan relaksasi (Wijayanti, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Bangun (2013) tentang Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Hasil sebelum pemberian aromaterapi lavender adalah 4,80 dengan standar devisasi 2,530. Intensitas nyeri sesudah pemberian aromaterapi lavender adalah 4,10 dengan standar deviasi 2,807. Data di atas dapat di simpulkan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri sebesar 0,700. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pasien yang terdaftar dibuku register pada bulan Januari s/d Maret 2016 terdapat jumlah pasien terpasang kateter 376 pasien. Rata-rata jumlah pasien yang terpasang kateter dalam satu bulan yaitu 125 pasien. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan mengambil 10 pasien yang akan dipasang kaketerisasi urin menunjukan bahwa 3 pasien menyatakan nyeri berat, kemudian 6 pasien menyatakan nyeri sedang, dan 1 pasien menyatakan nyeri ringan.. Penanganan nyeri pada pemasangan katetriasai urin di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto belum maksimal.penanganan yang dilakukan yaitu berupa sebatas komunikasi dengan memberikan intruksi agar pasien melakukan intruksi nafas dalam.

4 Dari kesimpulan di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul "Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Saat Pemasangan Kateterisasi Urin Di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto". B. Rumusan Masalah Pemasangan kateterisasi urin merupakan tindakan keperawatan pada pasien dalam membantu memenuhi kebutuhan eliminasi. Pemasangan kateterisasi urin pada pasien menimbulkan rasa nyeri. Pasien yang dipasang kateter urin akan merasakan nyeri dengan skala tertentu. Cara agar rasa nyeri berkurang saat pemasangan kaketrisasi urin dapat dilakukan dengan cara tekhnik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender (Wijayanti, 2009). Teknik relaksasi nafas dalam metode yang efektif pada pasien yang mengalami nyeri akut maupun kronis.teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan ketegangan otot sehingga dapat menurunkan rasa nyeri akibat pemasangan kateterisasi urin. Sedangkan aromaterapi lavender mempunyai efek menenangkan, bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan relaksasi saat pemasangan kaketerisasi urin. Masalah nyeri akibat pemasangan kateterisasi urin di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yaitu ketidaknyamanan pasien saat pemasangan kaketerisasi urin. Berdasarkan latar belakang diatas muncul pertanyaan penelitian adakah pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender terhadap tingkat nyeri pada pasien saat pemasangan kateterisasi urin di ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto?".

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender terhadap tingkat nyeri pada pasien kateterisasi urin di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien kateterisasi urin IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. b. Mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap tingkat nyeri pada pasien saat pemasangan kateterisasi urin di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. c. Mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender dalam terhadap respon nyeri pada pasien saat pemasangan kateterisasi urin di Ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Institusi Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi pustaka dan sebagai salah satu literatur bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian di kemudian hari. 3. Bagi Peneliti Lainnya

6 Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender terhadap respon nyeri pada pasien saat pemasangan kateterisasi urin. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian Erni Triyono Andriyani dengan judul Efek Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Persepsi Nyeri Pada Pasien Saat Pemasangan Kateterisasi Urin Di Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten Semarang. Metode penelitian ini adalah rancangan eksperimen semu dengan pendekatan post test only design. Populasi sebanyak 21 responden tiap-tiap kelompok. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji independent t test. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh data rata-rata persepsi nyeri kelompok intervensi setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada saat pemasangan kateterisasi urin adalah 4,57, dengan skor terrendah adalah 2 dan skor tertinggi adalah 6. Rata-rata persepsi nyeri kelompok kontrol setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada saat pemasangan kateterisasi urin adalah 6,67, dengan skor terrendah adalah 4 dan skor tertinggi adalah 9. 2. Penelitian Yuli Widyastuti dengan judul Efektifitas Aromaterapi Lavender Dalam Mnurunkan Nyeri Dan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Femur Di RS Ortopedi Prof.Dr.R Soeharso Surakarta. Penelitian menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan pendekatan pretest dan post-test only within control Group. Pengambilan sampel dengan accidental sampling. Variabel independen: aromaterapi lavender, variabel dependen: rasa sakit dan kecemasan. Uji t berpasangan dengan nilai 0,000 nyeri (p <0,05), dipasangkan uji kecemasan t dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p <0,05), nilai nyeri uji t tidak berpasangan dengan 0.000

7 signifikansi (p> 0,05). Berpasangan uji t kecemasan 0,021 (p <0,05). Kesimpulan tingkat nyeri ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah aromaterapi lavener, ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah aromaterapi lavender, ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat intervensi nyeri dan kelompok kontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat kecemasan antara intervensi dan kelompok kontrol. 3. Penelitian Rini Fitriani tentang Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Laten Di RSKDIA Siti Fatimah Makassar. Jenisnya penelitian ini adalah praeksperimental dengan menggunakan tipe one group pre -post test design dan cara pengambilan sampelnya secara accidental sampling. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 239 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 71 orang. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa dari 71 pasien inpartu kala I fase laten sebelum teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 0 responden (0 %), responden dengan nyeri sedang sebanyak 37 responden (52.1 %), responden dengan nyeri berat sebanyak 34 responden (47.8 %), responden dengan nyeri hebat sebanyak 0 responden (0 %). Sedangkan responden dengan nyeri ringan setelah teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 7 responden (9.8 %), responden dengan nyeri sedang sebanyak 58 responden (81.6 %), responden dengan nyeri berat sebanyak 6 responden (8.4 %), responden dengan nyeri hebat sebanyak 0 responden (0 %).Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara tingkat nyeri dan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I fase laten sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam.