BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kebutuhan manusia yang semakin meningkat,sehingga. Nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh perbankan dari masyarakat berupa Giro, Tabungan dan Deposito. Dana yang. kredit, surat berharga lainnya dan aktiva tetap.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 11 Agustus 2009 pukul WIB.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang disertai oleh kebutuhan manusia yang semakin meningkat,sehingga mengakibatkan ekonomi global yang memaksa manusia agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara ekonomi maupun sosial. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan Nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Dalam rangka dan meneruskan pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat, baik perseorangan maupun badan hukum memerlukan dana besar. Seiring dengan meningkatnya pembangunan, meningkat pula kebutuhan terhadap pendanaan, yang sebagian besar dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui pinjammeminjam. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat dengan tidak diimbangi dengan pendapatan yang melebihi dari kebutuhan, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak jarang mereka melakukan utang piutang agar kebutuhannya dapat

2 terpenuhi. selain masyarakat, para pelaku usaha juga memerlukan lembaga pembiayaan sebagai media untuk mengembangkan usahanya. Dasar hukum adanya lembaga pembiayaan terdapat pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Di dalam pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009, definisi lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh modal usaha atau memperlancar kegiatan produksi yang diantaranya melalui pemberian kredit di Bank. Karena Bank merupakan lembaga keuangan yang diperlukan untuk dapat memberikan dana berupa pinjaman kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya. Dalam hal ini sebagai contohnya adalah perbankan Syariah,yang juga menyediakan pinjaman sesuai ketentuan syariah islam. Prinsip syariah menurut Pasal 1 angka 13 adalah aturan perjajian berdasarkan hukum islam antara Bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan syariah,antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan

3 adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa igtina) 1 Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Upaya pengembangan perbankan syariah merupakan solusi terbaik bagi lembaga perbankan. Hal ini berarti bahwa dalam kegiatan sehari-hari Bank pada umumnya menghimpun dana sebanyak-banyaknya dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit. Terutama di Bank Syariah BDS Yogyakarta juga menyediakan berbagai macam produk pembiayaan yang dapat membantu masyarakat yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Produk produk pembiayaan Bank Syariah BDS Yogyakarta antara lain yaitu piutang murabahah, piutang Salam, Piutang Istishna, Penyakuran dana Mudharabah, penyaluran dana Musyarakah, Piutang AL-Ijarah,Pinjaman ( AL-Qard). 1 Th.Anita Christiani,S.H.,M.Hum. Hukum Perbankan,universita atmajaya Yogyakarta,2010,hlm 53

4 Selain menyediakan produk-produk pembiayaan Bank Syariah BDS Yogyakarta juga menyediakan berbagai produk Penghimpunan Dana yaitu berupa Tabungan Investasi Terencana (Tiara) BDS, Tabungan ib Titipan BDS, Tabungan ib Investasi BDS, Tabungan ib Haji BDS, Tabungan ib Sekolah BDS, Tanbungan ib Qurma ( Qurban,walimah,dan aqiqah) BDS, Deposito ib BDS yang berdasarkan prinsip Syariah. Berbagai macam keuntungan ditawarkan di Bank Syariah BDS Yogyakarta, antara lain yaitu : 1. Amanah dan dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS) sampai dengan 2 miliar rupiah. 2. Rasa tentram karena sesuai prinsip syariah. 3. Nisbah bagi hasil yang sangat menarik dan kompeitif. 4. Layanan jemput-bola setoran tabungan/deposito 5. Jangka waktu sesuai kebutuhan 6. Membantu perencanaan keuangan anda. 7. Membantu pengembangan ekonomi daerah dan nasional. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sebagai lembaga yang menyediakan pembiayaan seringkali terjadi masalah yang tidak diinginkan, misalkan terjadinya kredit macet yang dapat mengganggu kelancaran perbankan di Bank Syariah BDS Yogyakarta. Hal ini lah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai fenomena yang sedang terjadi tersebut melalui penelitian ilmiah

5 yang berjudul Upaya Hukum dalam Penyelesaian Perjanjian Kredit Macet dengan Jaminan Fidusia di Bank Syariah BDS Yogyakarta B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penulis hukum/skripsi ini adalah : Bagaimana Upaya Hukum dalam Penyelesaian Perjanjian Kredit Macet dengan Jaminan Fidusia di Bank Syariah BDS Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya hukum dalam penyelesaian perjanjian kredit macet dengan jaminan fidusia di Bank Syariah BDS Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat yaitu : 1. Manfaat obyektif Secara obyektif hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, dan khususnya dibidang perbankan mengenai perjanjian kredit antara nasabah dengan kreditur agar tidak ada lagi masalah kredit macet.

6 2. Manfaat subyektif a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat agar mengetahui prosedur dan akibat hukumnya dalam melakukan perjanjian kredit. b. Memberi manfaat bagi pihak Bank agar dapat berhati-hati dalam memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat ataupun perusahaan,agar tidak terjadi masalah kredit macet yang dapat merugikan pihak Bank. c. Memberikan pengertian bagi perusahaan yang bersangkutan agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai debitur agar tidak terjadi wanprestasi. d. Bagi penulis untuk mendapatkan gelar sarjana hukum. E. Keaslian Peneliti Sepengetahuan penulis Rumusan masalah yang diteliti merupakan penelitian yang pertama kali. Apabila kemudian hari ada peneliti yang rumusan masalahnya sama dari yang diteliti maka peneliti ini merupakan pelengkap dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini sudah ada orang yang meneliti dengan variable atau konsep yang sama yaitu mengenai kredit macet seperti sebagai berikut : 1. Ponri Matondang ( 0305 08291 ) dari Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan judul penelitian Upaya Hukum kreditur dengan Jaminan Fidusia atas Kendaraan Sepeda Motor yang dialihkan

7 Kepada Pihak Ketiga. dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran dan melakukan analisis tentang upaya hukum pihak Bank Perkreditan Rakyat Sindu Adi terhadap debitur wanprestasi dengan jaminan kendaraan sepeda motor yang telah dialihkan pada pihak ketiga. Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa fokus penelitian ini pada upaya hukum yang dilakukan oleh pihak bank terhadap debitur yang wanprestasi dengan jaminan sepeda motor dan hubungannya terhadap pihak ketiga. 2. Particia Maenita ( 0405 08912 ) dari Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan judul penelitian Wanprestasi dalam Perjanjian Pinjam Meminjam pada Lembaga Keuangan Mikro Karya Mandiri Kuningan Jawa Barat. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui upaya yang dilakukan LKM Karya Mandiri terhadap debitur yang wanprestasi yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dan hambatan-hambatannya. Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa fokus penelitian ini pada upaya LKM dalam mengatasi debitur yang wanprestasi khususnya pada lembaga keuangan mikro dan mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi pihak kreditur dalam menangani debitur yang wanprestasi.

8 F. Batasan konsep 1. Upaya hukum merupakan upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang atau badan hukum untuk hal tertentu untuk melawan putusan hakim sebagai tempat bagi pihak-pihak yang tidak puas dengan putusan hakim yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, tidak memenuhi rasa keadilan, karena hakim juga seorang manusia yang dapat juga melakukan kesalahan atau kekhilafan sehingga salah memutuskan atau memihak salah satu pihak. 2 2. Kredit macet adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya tidak dapat dilunasi selama lebih dari 2 ( dua ) bulan masa angsuran. Penyelesaian kredit macet kemudian diserahkan kepada pengadilan/kp2ln ( Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara ) atau diajukan tuntutan kepada Perusahaan Asuransi Kredit. 3 3. Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan 2 http://zizenangzenyum.blogspot.com yang diakses tanggal 23 september 2012 3 http://raypratama.blogspot.com pada tanggal 24 september 2012

9 kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya. 4. Bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian hukum empiris adalah penelitian yang titik fokusnya pada perilaku masyarakat hukum yang hasilnya berupa fakta sosial. Penelitian hukum empiris dalam penalarannya menggunakan penalaran induksi yaitu metode penalaran yang ditarik dari peraturan hukum yang khusus kedalam kesimpulan hukum yang lebih umum. Penelitian hukum empiris menggunakan data primer yang digunakan sebagai data utama dan data sekunder yang berupa bahan hukum digunakan sebagai pendukung. Data primer diperoleh dari wawancara dengan responden sebagai sumber utama. 2. Sumber Data Data penelitian hukum empiris ini, data yang diperlukan adalah data primer sebagai sumber data utama disamping data sekunder yang berupa bahan hukum sebagai sumber data pendukung.

10 a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden tentang obyek yang sedang diteliti. Data ini dapat diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada responden. b. Data sekunder adalah merupakan data yang diperoleh dari bahan hukum primer yang meliputi peraturan perundang-undangan, pendapat ahli hukum, buku-buku, hasil penelitian dan sebagainya. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer; oleh karena itu kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian kita. Sebagai contoh Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, arsip atau data pendukung dari perusahaan tempat kita melakukan penelitian. 3. Metode pengumpulan data a. Penelitian lapangan ( field research ) Adalah penelitian untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan cara wawancara secara terbuka menggunakan pedoman yang telah disediakan sebelumnya mengenai permasalahan yang diteliti,ditujukan kepada narasumber untuk memperoleh keterangan lebih lanjut,sehingga dapat diperoleh jawaban yang lengkap dan mendalam berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara wawancara. Dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan

11 berita,data, atau fakta dilapangan. Prosesnya biasa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung ( face to face ) dengan narasumber. Namun, bias juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat ( wawancara tertulis ). b. Penelitian kepustakaan ( library research ) Adalah penelitian untuk memperoleh data sekunder, dilakukan melalui studi dokumen yang berupa peraturan perundang-undangan, buku literature, makalah, hasil penelitian, artikel dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. 4. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah bertempat di Bank Syariah BDS yang beralamat di jalan Sisingamangaraja No. 71 Yogyakarta. 5. Narasumber dan Responden Adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang berupa pendapat hukum berkaitan dengan upaya dalam penyelesaian perjanjian kredit macet dengan jaminan fidusia. Narasumber tersebut adalah Direktur Bank Syariah BDS Yogyakarta dan kepala bagian perkreditan Bank Syariah BDS Yogyakarta. Responden adalah subyek yang memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti dalam wawancara ataupun kuisioner yang terkait langsung dengan permasalahan hukum yang diteliti. Responden tersebut adalah Kepala Bagian Perkreditan Bank Syariah BDS Yogyakarta.

12 6. Metode analisis Berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian,dilakukan analisis secara kualitatif yaitu metode analisis yang tidak disusun pada pada angka-angka tapi dilakukan dengan memahami dan merangkai data yang telah dikumpulkan secara sistematis, sehingga diperoleh gambaran mengenai masalah yang akan diteliti. Adapun metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir induktif, yaitu metode berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulaan yang bersifat umum. H. Sistematika Penulisan Sistematika skripsi merupakan rencana isi skripsi : 1. BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, Metode penelitian, dan sistematika skripsi. 2. BAB II : Pembahasan Bab ini berisi konsep/variable pertama, konsep/variable kedua, dan hasil penelitian ( harus konsisten dan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ). Bab pembahasan yang disampaikan adalah mengenai tinjauan umumnya,tijauan tentang kredit macetnya, tinjauan tentang jaminan fidusia. Selain itu

13 diuraikan juga secara jelas mengenai upaya hukumnya dalam penyelesaian kredit macet pada Bank Syariah BDS Yogyakarta. 3. BAB III :Simpulan dan saran Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari penulis yang berdasarkan data yang dikumpulkan serta analisis berdasarkan data yang dikumpulkan serta analisis berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-undangan dan hasil penelitian di Bank Syariah BDS Yogyakarta, khususnya hukum perbankan syariah dan teori yang berlaku. Dalam bagian ini juga akan diambil kesimpulan atas apa yang telah diuraikan dalam Bab I dan Bab II, serta disampaikan saran dan pendapat yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.