BAB I PENDAHULUAN. unik, suatu sekolah di pimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia di dunia. Tak ada satu hal pun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan dengan pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, meningkatkan mutu pendidikan berarti meningkatkan kesejahteraan dan tingkat hidup masyarakat secara tidak langsung memajukan bangsa dan Negara. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yaitu lingkungan tempat terjadinya berbagai aktivitas pendidikan, baik proses pembelajaran maupun evalusi pendidikan. Sekolah merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik, suatu sekolah di pimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan memiliki peran yang sangat penting dan menjadi kunci atas keberhasilan terhadap sekolah yang di pimpinnya. 1 Permasalahan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan formal, menyangkut pencapaian tujuan pendidikan yang tergolong lamban saat ini tidak terlepas dari bagaimana peran seorang pemimpin atau manajer dalam sebuah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas terlaksana atau tidaknya tujuan pendidikan yang ingin di capai. Menjadi kepala sekolah merupakan peran yang penting dan memiliki tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi leader atau 1 Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013) h. 246 1

2 pemimpin sekolah dituntut dapat membawa sekolah untuk berkembang semakin baik dan lebih baik lagi. Kemajuan dan kemunduran sebuah sekolah juga dapat ditentukan oleh bagaimana kinerja dan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah sebagai sebuah organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepala sekolah adalah ujung tombak keberhasilan sebuah sekolah. 2 Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 30 sebagai berikut: Ayat tersebut mengisyaratkan bahwasanya seorang kepala sekolah merupakan amanah, yang harus dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT dan kepada manusia (warga sekolah) atas rakyat yang memberi amanah. Suatu ungkapan mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan suatu ungkapan yang menggambarkan betapa pentingnya kedudukan sang pemimpin dalam suatu organisasi, bahkan ada yang melukiskan bahwa pemimpin ibarat seorang pengembala maka setiap pengembala akan diminta pertanggung jawaban atas perilaku pengembalanya. Adanya kepemimpinan sangat diperlukan, sebab dengan 2 Joko Wahyono, Sekolah Kaya Sekolah Miskin Guru Kaya Guru Miskin, (Jakarta:Elex Media Komputindo, 2010), h. 52

3 adanya kepemimpinan maka kegiatan kelompok menjadi terarah dan pencapaian tujuan menjadi lebih efektif. 3 Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk membimbing tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan kinerja. Kepala sekolah juga harus berupaya meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang dipimpinnya termasuk didalamnya meliputi mutu pembelajaran serta sarana dan prasarana sehingga diharapkan lembaga pendidikan tersebut dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkualitas baik. Di tangan pemimpin, aktifitas perencanaan program, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan sebagainya dapat berjalan dengan baik. Kepemimpinan sekolah adalah suatu kegiatan mengarahkan, mempengaruhi dan mengendalikan seluruh potensi sekolah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah secara sistematis dan terprogram dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Terkait dengan peran kepemimpinan dan tugas kepala sekolah yang cukup banyak antara lain sebagai manajer. 4 Sebagai manajer pendidikan kepala sekolah di tuntut untuk memiliki keterampilan dasar yang nantinya dapat membantunya dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin sekolah. Keterampilan dasar tersebut adalah keterampilan manajerial kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin dan mengelola sumberdaya organisasi yang di tetapkan dalam rangka h. 27-28. 3 Umar Nimran, perilaku organisasi, (Surabaya: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 15 4 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),

4 mencapai tujuan yang telah di tentukan. 5 Karena itulah kepala sekolah dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan yang nantinya dapat membantunya dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin sekolah. Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan. Menurut Ndraha keterampilan merupakan kemampuan melaksanakan tugas. Sehingga dapat disimpulkan keterampilan adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi pekerjaan dan hasilnya dapat diamati. Selain itu setiap kepala sekolah juga dituntut untuk memiliki keterampilan manajerial. Keterampilan manajerial adalah kemampuan seseorang dalam mengelola sumber daya organisasi berdasarkan kompetensi yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keterampilan manajerial ini diperlukan unuk melaksanakan tugas manajerial secara efektif. Terdapat tiga macam keterampilan manajerial yang harus dimiliki seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam mengelola sumber daya organisasi, yaitu (1). Keterampilan teknis (tecnikal skills), yaitu kemampuan menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, tekhnik untuk melaksanakan kegiatan khusus, dan kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang di perlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut. (2). Keterampilan berhubungan dengan orang lain (human skills), yaitu kemampuan untuk memahami manusia dan proses kerja sama, kemampuan untuk memahami isi hati, sikap, dan motif orang lain, kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif, kemampuan menciptakan kerjasama yang yang efektif, dan kemampuan 43 5 Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar & Praktiknya (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.

5 berperilaku yang dapat diterima (3). Keterampilan konseptual (conseptual skills), yaitu kemampuan analisis, kemampuan berpikir rasional, ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi, kemampuan menganalisis berbagai kejadian, kemampuan mengantisipasikan perintah dan kemampuan mengenali macammacam kesempatan dan problem sosial. 6 Dengan memiliki keterampilan dasar tersebut, kepala sekolah diharapkan mampu dalam hal menentukan tujuan sekolah, mengorganisasikan atau mengatur sekolah, menanamkan pengaruh atau kewibawaan kepemimpinannya, memperbaiki pengambilan keputusan dan melaksanakan perubahan (perbaikan) pendidikan. Kepala sekolah dikatakan berhasil apabila ia memahami keberadaan sekolahnya sebagai suatu organisasi dan mampu melaksanakan peranan sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal yang memberikan pendidikan melalui pembelajaran yang berfungsi menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal yang terikat pada tata aturan formal berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas serta memiliki struktur kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. 7 Program sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, tidak sekedar bermaksud mengembangkan aspek intelektualitas siswa. Sekolah di dirikan untuk membantu keluarga dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan siswa, agar mencapai kedewasaan masing-masing. Sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia (human resources), pada dasarnya pendidikan disekolah maupun 6 Wahjosumidjo, kepemimpinan Kepala Sekolah tinjauan Teoritik dan Permasalahan nya, (Jakarta: PT. RajaGrafindi Persada, 2003), cet. 4, h. 349 7 Afifuddin, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), H. 43

6 madrasah bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan peserta didik secara utuh, yang meliputi aspek kedalaman spiritual, aspek perilaku, aspek ilmu pengetahuan dan intelektual, dan aspek keterampilan. Sejalan dengan semakin pesatnya tingkat pekembangan saat ini, maka tuntutan akan ketersediaan sumber daya manusia semakin tinggi. Dengan semikian, kualitas yang memadai dan output merupakan sesuatu yang harus di hasilkan oleh sekolah atau madrasah sebagai satuan pendidikan yang tujuan dasarnya adalah menyiapkan manusia-manusia berkualitas baik secara intelektual, integritas maupun perannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam dunia pendidikan di kenal ada dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Yang pertama, kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik dan guru untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaian dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan yang kedua, merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitar. 8 Dengan bantuan sekolah diharapkan siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya dengan mencapai tingkat perkembangan 8 Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), h. 144

7 maksimal dalam seluruh aspek kepribadiannya sebagai manusia yang dewasa dan memiliki tubuh yang sehat dan normal. Pembentukan pribadi siswa menjadi manusia seutuhnya akan dapat terwujudkan jika siswa memperoleh kesempatan menghayati kehidupan manusia, baik secara universal maupun khusus sebagai suatu bangsa. Pengalaman itu sebagian diperoleh siswa secara tidak langsung melalui materi pelajaran sebagaimana ditetapkan di dalam kurikulum. Disamping itu sebagian besar lainnya pengalaman itu diperolehnya diluar kegiatan sekolah. Oleh karena itulah agar pengalaman diluar kegiatan sekolah itu tidak merusak yang telah diterima melalui kurikulum, perlu dilakukan usaha mengendalikannya agar menjadi kegiatan yang terarah. Disamping itu diharapkan usaha pengendalian itu akan memungkinkan disediakannya pengalaman-pengalaman yang dapat menunjang dan melengkapi pengalaman di sekolah. Pengalam langsung yang dikendalikan sekolah untuk membentuk pribadi seutuhnya itu disebut kegiatan ekstrakurikuler. 9 Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, tetapi dalam pelaksanaannya berada di luar jam pembelajaran di kelas, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi siswa karena kegiatan-kegiatan itu secara tidak langsung akan memberikan dukungan terhadap kegiatan pembelajaran yang ada dikelas dan memberikan tambahan, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan siswa. 10 2013) h. 74 9 Hadari Nawawi dkk, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h. 176 10 Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,

8 Undang-Undang dasar Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bab II pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampun dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 11 Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang banyak dilaksanakan di sekolah-sekolah khususnya sekolah formal, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan pengayaan siswa yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik serta mendorong penyaluran bakat dan minta siswa, hal ini merupakan tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan dan sikap demi mengembangkan minat dan bakat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler harus lebih ditujukan kepada kegiatan yang sifatnya kelompok sehinga keguatan itu pun di 11 Undang-Undang RI. No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7

9 dasarkan atas pilihan siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pegelolaan kegiatan ekstrakurikuler, antara lain (a) peningkatan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, (b) dorongan untuk menyalurkan bakat, dan minat siswa, (c) penetapkan waktu, objek kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dan (d) jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disediakan. 12 Pengelolaan serta pengendalian kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah dan guru-guru dalam posisinya sebagai pendidik. Kepala sekolah perlu menaruh perhatian, berusaha mewujudkannya serta mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang dia bina. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah berperan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler disekolah. Dimana kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru dimana hal tersebut sebagai wujud manifestasi sarana penting dalam menunjang dan menopong tercapainya misi pembangunan yang dilakukan di luar jadwal akademis sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai manajer di sekolah diharapkan mampu menggunakan keterampilan dasar tersebut dalam menentukan, melaksanakan, mengelola, meningkatkan serta mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Memberikan bimbingan dan arahan kepada pembina kegiatan ekstrakurikuler serta memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa 12 Prim Masrokan Mutohar, op.cit, h. 74

10 agar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan potensi, minat serta bakatnya. Setelah penulis melakukan observasi dan dari informasi yang diperoleh di SMA Negeri 1 Pelaihari, sekolah tersebut telah banyak melaksanakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler mulai dari seni bela diri, keagamaan, seni tari, musik, olah raga, pramuka, dan lain sebagainya dan kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh siswa, mulai dari kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa maupun kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan pilihan mereka sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Tujuannya agar siswa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama dan mampu mengembangkan kretifitasnya beserta minat dan bakatnya. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka penulis ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana keterampilan manajerial Kepala sekolah dan mengangkatnya dalam sebuah karya ilmiah skripsi tentang hal tersebut dengan judul: Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 1 Pelaihari. B. Rumusan Masalah Berpijak pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pelaihari?

11 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pelaihari? C. Tujuan penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pelaihari. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Pelaihari. D. Alasan Memilih Judul 1. Mengingat pentingnya keterampilan dasar merupakan modal utama yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam memimpin dan mengelola. Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah dituntut untuk memiliki keterampilan manajerial dalam mengelola sekolah termasuk kegiatan ekstrakurikuler. 2. SMA Negeri Pelaihari merupakan salah satu sekolah menengah unggulan di Pelaihari, dan banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, oleh karena itu penulis ingin mengetahui keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang dia bina. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

12 E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini baik secara teori maupun praktis diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai khasanah keilmuan dibidang manajemen pendidikan sekaligus referensi pada pengembangan ilmu, khususnya tentang keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. 2. Kegunaan Praktis Adapun manfaat praktis bagi penulis, bagi SMA Negeri 1 Pelaihari dan bagi peneliti lainnya adalah sebagai berikut: a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini bisa berguna bagi penulis dan menambah pengetahuan serta wawasan penulis mengenai keterampilan kepala sekolah dalam melaksanakan esktrakuriler di sekolah, serta kepemimpian kepala sekolah, dan selanjutnya di jadikan acuan sebagai bahan pembelajaran dalam bidang manajemen pendidikan. b. Bagi SMA Negeri 1 Pelaihari. Hasil penelitian ini di harapkan sebagai masukan dan evaluasi mengenai keterampilan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum.

13 c. Bagi peneliti lainnya. Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang ilmu pendidikan khususnya ilmu kepemimpinan kepala sekolah, juga dapat di jadikan bahan informasi dan bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenis dalam penelitian berikutnya. F. Definisi Operasional 1. Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Secara etimologis, istilah keterampilan berasal dari bahasa inggris yaitu skill yang artinya adalah kemahiran atau kecakapan.secara terminologis keterampilan adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi pekerjaan dan hasilnya dapat diamati. 13 Kemampuan yang menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Manajerial merupakan sifat yang berhubungan dengan kepemimpinan dan pengelolaan. Dalam banyak kepustakaan kata manajerial sering disebut sebagai asal kata dari manajemen yang berarti mengendalikan. 14 Keterampilan kepala madrasah menjadi modal dasar untuk dapat melaksanakan manajemen pendidikan secara lebih baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang 13 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahas Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 263 14 Ulbert Silalahi, Studi tentang Ilmu Administrasi, (Bandung: Sinar Baru Algensinda, 2002), h. 135

14 didalamnya terdapat organisasi yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan, untuk melaksanakan fungsinya kepala madrasah sebagai manajer memerlukan berbagai keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, ada 3 (tiga) keterampilan, yaitu; keterampilan teknis, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan koseptual. 2. Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah. 15 Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi siswa karena kegiatan-kegiatan ini secara tidak langsung akan memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada di kelas dan memberikan tambahan pengetahuan, ketermpilan, dan kemampuan siswa. 16 3. SMA Negeri 1 Pelaihari SMA Negeri 1 Pelaihari atau yang di sebut dengan SMANPEL adalah sekolah menengah atas yang berlokasi di provinsi kalimantan selatan kebupaten tanah laut, beralamatkan di Jl. Ahmad Syairani komplek perkantoran gagas kelurahan angsau kecamatan Pelaihari. Berada di tengah lingkungan perkantoran di kebupaten tanah laut sehingga membuat posisi sekolah ini stategis dan merupakan faktor pendukung yang menjadikan SMA Negeri 1 ini sekolah favorit. SMA Negeri 1 Pelaihari merupakan Sekolah menengah atas unggulan di kebupaten tanah laut. Kurikulum 15 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi kegiatan belajar mengajar, (Bandung: remaja Rosdakarya, 1993), h. 22 16 Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 74

15 sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2016-2017 dengan tenanga pengajar yang kompeten di bidangnya, dan sekolah ini di tetapkan sebagai SMA rujukan sejak tahun 2016. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah kemahiran dan kemampuan yang dimiliki kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah diharapkan mampu menerapkan keterampilan manajerialnya yaitu keterampilan teknis, hubungan manusia dan konseptual dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang dia pimpin, karena kepala sekolah yang mampu menggunakan keterampilan manajerialnya akan mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin dan pengelola, serta mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai apa yang di tentukan. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami pembahasan dalam penelitian ini, penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II: Berisi tentang landasan teori, yang berisi tentang pengertian keterampilan manajerial kepala sekolah, macam-macam keterampilan manajerial kepala sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, pengertian kepala sekolah sebagai

16 manajer dan faktor pendukung dan penghambat keterampilan manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. BAB III: Metode penelitian meliput: jenis penelitian dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data serta prosedur penelitian. BAB IV: Laporan hasil penelitian yang bersi tentang: gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V: Penutup meliputi: simpulan dan saran-saran