BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Untuk laporan hasil penelitian ini dapat dilihat pada deskripsi kasus perkasus.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN 280. h Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru algensindo, 2013), h.

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. setiap konsumen dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Dengan demikian

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB II PRINSIP PRINSIP MUAMALAH DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SALE AND LEASE BACK (BA I DAN IJA>RAH) DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

BAB III KAJIAN TEORITIS TENTANG AKAD SEWA-MENYEWA

BAB IV AKAD SEWA SPEEDBOAT DALAM FIQH MUAMALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS BAGI HASIL PADA AKAD APLIKASI MULTI SUKUK DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG A. Analisis Implementasi Penetapan Tarif oleh Kondektur Bis Surabaya- Semarang Pelaksanaan tarif angkutan umum bis surabaya-semarang belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, hal ini sesuai dengan data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak penumpang. Banyak dari pihak penumpang yang resah karena tarif bis yang sering berubahubah sesuai kehendak kondektur, dengan adanya perbedaan penarikan tarif antara memberi uang lebih dan juga ketika memberi uang pas. Hal ini jelas-jelas bahwa kondektur tidak menerapkan tarif yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Dalam praktiknya apabila kondektur dikasih uang lebih maka tarif yang diambilnya melebihi dari tarif yang seharusnya dan ketika penumpang memberikan uang pas maka kondektur hanya diam dan menerima ongkos kemudian memberikan karcis kepada penumpang. Sehingga hal ini sangat membingungkan bagi penumpang yang menggunakan jasa angkutan umum bis Surabaya-Semarang. Terkadang ada juga kondekur yang tidak memberi kembalian penumpang pada waktu bis penuh. 61

62 Dalam hal ketentuan tarif, pemerintah direktorat pusat (dirjendat) telah memperthitungkan dan menentukan besaran tarif bis yaitu tarif yang berlaku tidak boleh lebih tinggi dari tarif jarak batas atas atau lebih rendah dari tarif jarak batas bawah untuk trayek antar kota antar provinsi (AKAP). Kemudian dishub akan menyampaikan besaran tarif dan ketentuan tersebut kepada penyedia jasa (PO), lalu pihak PO akan menentukan tarif mana yang akan diberlakukan kepada penumpang dengan cara memberikan tabel tarif sesuai dengan berbagai tujuan. Seperti yang telah diuraikan pada bab III, di antarannya yaitu pendapatan yang dihasilkan oleh kondektur selama satu kali narik PP (pulang-pergi) dari Surabaya-Semarang adalah tergantung dari hasil pendapatan karcis yaitu sekitar sebesar 5 persen dari Rp. 2.000.000- Rp.5.000.000 tergantung dari banyak atau sedikitnya penumpang bis. Jika penumpang ramai maka pendapatan yang dihasilkan 5 persen dari Rp. 5.000.000 tetapi jika penumpang lagi sepi maka pendapatan yang diperoleh hanya 5 persen dari Rp. 2.000.000. Dari minimnnya keuntungan yang didapat oleh kondektur, jelas sekali para kondektur merasa kurang cukup, karena biaya hidup yang semakin mahal dan juga mereka bertanggung jawab banyak pada keselamatan, resiko dan kenyamanan yang mereka berikan untuk para penumpang. Meskipun setoran kepada perusahaan tidak ada ketentuan yang dipatok, pendapatan dirasa belum cukup apabila penumpang lagi sepi. Karena penumpang bis juga naik turun tidak selalu ramai, sehingga

63 kalau lagi sepi bisa tidak setor, karena hanya cukup untuk pengeluaran saja. Sedangkan untuk pengeluaran seperti solar ban meletus atau yang lainnya bisa sampai mencapai satu jutaan. Jadi seandainya pendapatan cuma dapat satu juta dua ratus berarti setorannya cuma dua ratus saja. Dari kejadian di atas, dapat dianalisis bahwasannya praktik implementasi penetapan tarif jasa angkutan umum bis antar kota antar provonsi Surabaya-Semarang belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, hal ini karena adannya alasan-alasan tertentu yang dialami oleh kondektur bis seperti yang telah diterangkan diatas yaitu salah satunya adalah karena faktor ekonomi. Meskipun tidak melebihi tarif batas atas dan kurang dari tarif batas bawah, praktik pengambilan upah oleh kondektur tetap dianggap melanggar, karena bagaimanapun juga kembalian penumpang tetap harus dikembalikan meskipun cuma Rp. 1000 atau Rp 2000. Dengan berbagai macam alasan yang ada, kondektur tetap saja tidak boleh melanggar penetapan tarif tersebut, karena dalam keadaan bagaimanapun penetapan tarif harus dapat dilaksanakan dan dipatuhi. Apalagi penetapan tarif bis Surabaya-Semarang telah disahkan dan disetujui oleh semua pihak dan adannya payung hukum. Tetapi dalam kenyataannya bahwa peraturan tersebut belum sepenuhnya diterapkan karena belum ada pihak yang melapor. Jadi kalau sekirannya dari penumpang belum ada yang melaporkan kejadian tersebut kepada dinas, maka pihak dinas juga belum bisa menindaklanjuti kasus tersebut. Jadi

64 untuk memberikan solusi, dinas perhubungan menghimbau kepada para penumpang bis agar segera melaporkan apabila mengalami kejadian seperti halnya diatas agar segera ditindaklanjuti. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Implementasi Penetapan Tarif Jasa Angkutan Umum Bis Antar Kota Antar Provinsi Surabaya-Semarang Tarif atau ongkos angkutan umum adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh penumpang bis sebagai ganti atas suatu pekerjaan atau jasa karena telah mengantarkan ketempat yang akan dituju. Sebagaimana dijelaskan dalam ija>rah yaitu suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan pergantian. 1 Dalam agama islam, ija>rah merupakan muamalah yang telah disyariatkan dalam islam, hukumnya adalah mubah atau boleh jika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syariat berdasarkan ayat Al-Qur an, hadist, serta ijma para ulama. Dasar hukum tentang kebolehan ija>rah terdapat pada Al-Qur an surat At-Thalaq (65) ayat 6 sebagai berikut: Artinya: Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya. (Q.S.Al- Thalaq: 6). 2 1 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah..., hal 15. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali-Art, 2007), 559.

65 Ayat di atas menjelaskan bahwa apabila orangtua menyuruh orang lain untuk menyusukan anak mereka, maka sebaiknya diberikan upah kepada orang yang menyusukan anak itu. Sewa menyewa adalah akad atas manfaat dengan suatu imbalan terttentu. Dengan demikian, objek sewa menyewa adalah atas manfaat suatu barang atau jasa. Namun dalam hal ini, pembahasan praktik sewa jasa angkutan umum bis antar kota antar provinsi Surabaya-Semarang lebih mengarah pada ija>rah atas pekerjaan (jasa) atau disebut dengan upah mengupah, objek akadnya adalah jasa atas pekerjaan seseorang. Rukun dan syarat merupakan sesuatu yang mesti ada dalam sebuah akad atau transaksi. Tanpa rukun akad tidak akan sah. Layaknya sebuah transaksi ijarah dapat dikatakan sah apabila memenuhi rukun dan syarat. Yang pertama yaitu dua orang yang berakad (aqid), adalah adanya mu jir dan musta jir. Mu jir adalah orang yang menggunakan jasa atau tenaga orang lain, dalam hal ini penumpang berkedudukan sebagai mu jir. Sedangkan musta jir adalah orang yang menyumbangkan tenaganya dalam suatu pekerjaan dan menerima upah, dalam hal ini yang disebut sebagai musta jir adalah kondektur. Untuk mu jir dan musta jir disyaratkan harus baligh, berakal, cakap melakukan tasharruf (mengendalikan harta) dan saling meridhai. Dalam praktik implementasi penetapan tarif angkutan umum bis Surabaya-Semarang ini, untuk rukun ija>rah telah terpenuhi oleh pihak

66 yang melakukan akad. Akan tetapi unttuk syarat ija>rah ada salah satu syarat yang tidak sesuai dengan syarat akad ija>rah yaitu saling meridhai. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 29: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(q.s.an-nisa: 29). 3 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT mengharamkan perbuatan memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Allah SWT menghalalkan perniagaan, yaitu seluruh macam kegiatan dalam rangka memperoleh penghasilan dan keuntungan. apabila salah seorang diantaranya terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah. Karena Allah SWT melarang penindasan sesama manusia tapi dianjurkan saling meridhai sesamanya. Yang kedua, sighat (ijab dan kabul). Ijab adalah ungkapan menyewakan, sedangkan qabul adalah persetujuan terhadap sewa meneyewa. Pada prinsipnya makna akad adalah kesepakatan dua kehendak. Seperti halnya yang terjadi pada jasa angkutan umum bis Surabaya-Semarang, ijab dan kabul dilaksanakan oleh kedua pihak tanpa ada ucapan yang tentu. Hanya dengan perbuatan seperti melihat papan 3 Depag RI, Al-Qur'an Terjemah..., 122.

67 nama jurusan bis dan bertanya kepada kondektur lalu naik ketika sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut sudah dianggap sebagai ijab dan kabul oleh mereka. jadi dalam pelaksanaan tersebut tidak bertentangan dengan hukum Islam. Yang ketiga adalah upah atau ujrah, yakni dimana orang yang memiliki jasa atau melakukan suatu pekerjaan akan mendapatkan imbalan dari orang yang menyewa jasa. Para ulama menetapkan syarat ujrah (upah) yaitu berupa harta tetap yang diketahui oleh kedua belah pihak. 4 Adapun aplikasinya yaitu kondektur menerima ongkos atau upah dari penumpang berupa rupiah, mata uang yang resmi berlaku di Indonesia dalam melakukan transaksi yang nilai dan wujudnya telah di ketahui dengan jelas. Yang keempat manfaat, yaitu manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dari tenaga orang yang disewa. Upah atau tarif mempunyai manfaat bagi orang yang menerima upah sebagai ganti dari menjual jasannya. Dalam praktik jasa angkutan umum bis Surabaya- Semarang ini adalah jasa untuk mengantarkan para penumpang sampai pada tujuan masing-masing. Jadi dalam praktik ini telah sesuai menurut hukum Islam. Dalam Al-qur'an telah di jelaskan bahwa disamping kita patuh kepada Allah SWT dan Rasulllah Saw kita juga harus mematuhi Ulil 4 Rahmad Syafe'i, Fiqih Muamalah..., 129.

68 Amri (pemerintah). Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Alqur'an: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alqur'an) dan rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. an-nisa:59) Jadi dari analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pelaksanaan penetapan tarif jasa angkutan umum bis antar kota antar provinsi Surabaya-Semarang belum berjalan dengan semestinnya, karena adannya beberapa alasan dari pihak yang kurang bertanggung jawab. Dan menurut hukum Islam, dalam permasalahan tarif bis ini ada satu syarat yang belum terpenuhi yaitu keridhaan salah satu pihak yang berakad yakni dari pihak mu jir yang menjadi penumpang bis.