1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia. Karena pada hakekatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut. Anak- anak bangsa indonesia tidak boleh tertinggal oleh bangsa lain di dunia. Oleh karena itu pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat ialah diakuinya pendidikan anak usia dini ( PAUD ). Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan yang kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 1
2 Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang- orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan melalui bermain anak dapat meniliki kesempatan untuk bereksplorasi, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain juga membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Pendidik harus memiliki kesabaran dan kepekaan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik perkembangan fisik- motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, seni, moral maupun nilai- nilai agama. Para ahli mengatakan bahwa anak usia dini merupakan usia keemasan atau golden age. Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dalam rangka mencapai pendidikan nasional, anak membutuhkan sentuhan pendidik yang menyajikan suatu pembelajaran yang kreatif, inovatif dan peka terhadap lingkungan sekolah. Kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam pembuatan media pembelajaran dari bahan kertas gambar, krayon dan lain-lain. Dari bahan tersebut bisa dijadikan suatu media pembelajaran untuk anak usia dini, seperti menggambar. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta dan tidak terpaksa.
3 Pembelajaran seni dapat bermanfaat untuk mengembangkan motorik halus, estetika, kreativitas dan untuk mengekspresikan diri pada anak. Menurut Schickedanz, dkk (1983: 4) menyatakan bahwa pembelajaran seni untuk anak TK memiliki beberapa fungsi, yaitu: sebagai media untuk mengekspresikan diri, mengembangkan estetika, mengembangkan kemampuan motorik, mengembangkan kemampuan koordinasi, mengembangkan persepsi, mengembangkan kreativitas, daya pikir dan daya cipta. Motorik halus anak tidak dapat tumbuh sendiri melainkan harus ada pembimbing agar motorik halus anak bisa tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam membimbing anak untuk mengembangkan motorik halus. Melalui pembelajaran seni dan keterampilan di Taman Kanak-Kanak, anak dapat mengembangkan motorik halus, dengan metode menggambar menggunakan teknik usap abur. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran motorik halus di kelompok A TK Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes, menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak kurang terasah. Dari 21 anak didik masih ada 8 anak (38%) kemampuan motorik halusnya belum berkembang (BB), 5 anak (24%) kemampuan motorik halusnya mulai berkembang (MB), 4 anak (19%) kemampuan motorik halusnya berkembang sesuai harapan (BSH), dan ada 4 anak (19%) yang kemampuan motorik halusnya berkembang sangat baik (BSB). Hal ini ditandai dengan kemampuan anak belum sepenuhnya mampu melakuan gerakan tangan dan gerakan koordinasi
4 antara mata dan tangan dengan baik seperti: anak masih mengalami kesulitan cara memegang pensil atau krayon dengan benar, jari-jemari anak masih terlihat kaku ketika mereka melakukan kegiatan pemebelajaran. Penyebab tersebut antara lain guru kurang memberikan stimulasi kepada anak, kemudian pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini kurang menarik, penggunaan alat peraga yang disediakan kurang menarik bagi anak sehingga anak merasa bosan.jika hal ini dibiarkan saja maka akan berdampak pada perkembangan anak, terutama perkembangan motorik halus anak. Sehingga peneliti merasa kemampuan motorik halus anak harus diasah dan distimulasi perkembangannya melalui penelitian di kelompok A TK Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes, supaya anak mampu meningkatkan motorik halusnya. Penelitian Tindakan Kelas perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan untuk meningkatkan motorik halus anak. Dalam hal ini peneliti mempergunakan menggambar menggunakan teknik usap abur untuk meningkatkan motorik halus anak kelompok A TK Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan kegiatan menggambar menggunakan teknik usap abur dapat
5 meningkatkan motorik halus anak Kelomok A TK Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2011/2012? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah, dapat dianalisis akar penyebab masalah dan alternatif serta pemecahannya sebagai berikut: MASALAH Kemampuan motorik halus anak masih rendah Tabel 1.1 pemecahan masalah AKAR MASALAH Guru kurang memberikan stimulasi kepada anak, kemudian penggunaan alat peraga kurang menarik. ALTERNATIF PEMECAHAN Penggunaan media pembelajaran yang menarik minat anak. Media pembelajaran ini masih jarang digunakan karena membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya, namun media ini unik, kreatif, dan mudah dibuat yaitu menggambar menggunakan teknik usap abur. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motorik halus pada anak kelompok A TK Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes melalui kegiatan menggambar menggunakan teknik usap abur. D. Manfaat Penelitian pihak yaitu: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa
6 1. Guru a. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan untuk meningkatkan motorik halus bagi anak usia dini b. Sebagai acuan bagi guru TK dalam pembelajaran seni menggambar menggunakan teknik usap abur 2. Siswa a. Dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak yang bisa menjadi bekal dikemudian hari pada jenjang pendidikan yang selanjutnya, mempermudah anak mengikuti kegiatan menggambar menggunakan teknik usap abur. b. Tercipta suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga situasi tersebut diharapkan bisa memberi kontribusi terhadap hasil belajar 3. Sekolah Dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Taman Kanak- Kanak Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes karena adanya peningkatan dalam diri guru 4. Orang Tua Siswa Kegiatan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan motivasi bagi para orang tua siswa anak TK untuk ikut aktif membimbing anak dalam pembelajaran kegiatan menggambar menggunakan teknik usap abur