PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Katalog BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB1 PENDAHULUAN. Perdebatan panjang tentang ekonomi global dan tentang krisis yang melanda

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

Produk Domestik Bruto (PDB)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

Produk Domestik Regional Bruto

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Katalog BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

Transkripsi:

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL - SEKSI STATISTIK PRODUKSI - SEKSI STATISTIK DISTRIBUSI - SEKSI STATISTIK NERACA WILAYAH DAN ANALISIS STATISTIK - SEKSI INTEGRASI, PENGOLAHAN DAN DISEMINASI STATISTIK SUMBER DATA : SELURUH BADAN/DINAS/INSTANSI/LEMBAGA DALAM RUANG LINGKUP PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TAMIANG DESAIN DAN GAMBAR KULIT : SEKSI INTEGRASI, PENGOLAHAN DAN DISEMINASI DATA STATISTIK SUMBER GAMBAR : STATISTIK KABUPATEN ACEH TAMIANG DITERBITKAN OLEH : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH TAMIANG BEKERJA SAMA DENGAN BAPPEDA KABUPATEN ACEH TAMIANG (BOLEH DIKUTIP DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNYA)

KATA SAMBUTAN BUPATI ACEH TAMIANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan yang paling penting dalam proses pembangunan yang akan dilaksanakan di suatu daerah. Dalam merencanakan pembangunan di suatu daerah dibutuhkan beragam data dasar untuk dijadikan pedoman dalam rangka penentuan strategi dan kebijakan pembangunan. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi suatu daerah ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan diperlukan suatu evaluasi mengenainya, sehingga dapat membantu proses perencanaan pembangunan dimasa mendatang. Kami sangat menyambut baik atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008 2011, dan semoga publikasi ini dapat memberikan gambaran mengenai seberapa berhasilnya pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang. Harapan kami kepada tim penyusun untuk senantiasa meningkatkan wawasan dan kemampuan diri dalam membaca dinamika pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang, sehingga dapat membantu penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Semoga publikasi dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pengguna data. Karang Baru, Juli 2012 M Sya ban 1433 H BUPATI ACEH TAMIANG Drs. H. Abdul Latief

KATA PENGANTAR Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, akhirnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 Menurut Lapangan Usaha ini dapat terselesaikan. Publikasi ini menyajikan hasil perhitungan produk domestik yang dihasilkan oleh Kabupaten Aceh Tamiang selama tahun 2011 yang dihitung berdasarkan harga pada tahun 2011 dan harga pada tahun 2000. Didalamnya terdapat informasi tentang nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhannya, laju pertumbuhannya, nilai pendapatan regional dan nilai pendapatan perkapita dari tahun 2008 sampai 2011. Penyajian perhitungan Produk Domestik Regional Bruto pada beberapa sektor masih menggunakan angka sementara dikarenakan kurang lengkapnya data dasar yang tersedia, perhitungan dari sektor-sektor tersebut akan disempurnakan pada publikasi berikutnya. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang dan juga dapat berguna untuk kebutuhan informasi lainnya. Karang Baru, Juli 2012 M Sya ban 1433 H BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH TAMIANG Kepala, ttd Nursaidah, SE Nip. 19640703 199103 2 002

KATA PENGANTAR Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008 2011 merupakan salah satu informasi yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk menganalisa seberapa besar kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan Masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat dan diukur dari seberapa besar pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dari setiap penduduk Aceh Tamiang. Hasil perhitungan produk domestik regional bruto yang disajikan dalam publikasi ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang dimana data-data pendukungnya didapatkan dari semua sektor yang berperan dalam pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang. Dalam publikasi ini disajikan berbagai informasi mengenai hasil perhitungan produk domestik yang dihasilkan oleh Kabupaten Aceh Tamiang selama tahun 2011 yang dihitung berdasarkan harga pada tahun 2011 dan harga pada tahun 2000. Melalui informasi yang disajikan dalam publikasi ini semoga dapat membantu dalam menganalisa hasil pembangunan khususnya dalam bidang perekonomian secara makro dan dapat membantu penyusunan perencanaan pembangunan di kabupaten Aceh Tamiang di masa mendatang. Sehingga perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan dapat lebih akurat, terpercaya, tepat waktu dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat. Karang Baru, Juli 2012 M Sya ban 1433 H Badan PerencanaanDan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Kepala, ttd Drs. T. Hayatul Kamal NIP 19560103 197912 1 001

DAFTAR ISI Halaman Sampul Dalam.................................................. Lembar Lisensi.................................................. Kata Sambutan BUPATI Kabupaten Aceh Tamiang..................... Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Aceh Tamiang............. Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang............. Daftar Isi....................................................... Daftar Tabel.................................................... Daftar Gambar.................................................. Daftar Lampiran................................................. i ii iii iv v vi viii x xi BAB I PENDAHULUAN................................. 1 1.1 Latar Belakang................................... 1 1.2 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto.......... 2 1.3 Tujuan dan Kegunaan Statistik PDRB............... 4 1.4 Konsep dan Definisi............................ 6 1.5 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan........ 9 1.6 Penyajian Agregat PDRB......................... 11 1.7 Perubahan Tahun Dasar............................ 12 BAB II TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH 15 TAMIANG TAHUN 2011............................ 2.1 Struktur Ekonomi.................................. 15 2.2 2.3 Pertumbuhan Ekonomi.............................. Pendapatan Per Kapita............................. 20 22 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 vi

BAB III PERANAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA....... 26 3.1 Sektor Pertanian.................................. 26 3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian................. 28 3.3 Sektor Industri Pengolahan.......................... 29 3.4 Sektor Listrik, Gas dan air Minum..................... 32 3.5 Sektor Bangunan................................. 34 3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran............. 35 3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi................. 37 3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan...... 38 3.9 Sektor Jasa-jasa.................................. 40 LAMPIRAN A. B. C. Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan.............. Daftar Istilah Penting............................... Tabel-tabel Pokok.................................. 42 60 65 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 vii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Peranan Kegiatan Ekonomi dalam PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011........ 2.2 Laju Pertumbuhan Riil Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008 2011 (Persen)....................................... 2.3 PDRB dan Pendapatan Regional per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008 2011 (Rupiah).. 3.1 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 2011 (Persen)................. 18 21 23 27 3.2 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Persen)................. 3.3 Distribusi Persentase Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Persen)................. 3.4 Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Persen)........... 3.5 Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Tahun 2008-2011 (Persen)....................... 3.6 Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2008-2011 (Persen)................. 3.7 Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2008-2011 (Persen).................. 28 30 31 33 36 38 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 viii

3.8 Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2008-2011 (Persen).. 3.9 Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Jasa-jasa Tahun 2008-2011 (Persen)............................. 39 41 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Peranan Kegiatan Ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 (persen)............................. 16 2.2 Struktur Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Persen)............... 19 2.3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 (Persen)............................ 22 2.4 PDRB per kapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah).................. 25 2.5 Pendapatan per kapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah)............. 25 3.1 Distribusi Persentase Sektor Pertambangan dan Penggalian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Persen)....... 29 3.2 Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2008 2011 (Persen)............................ 31 3.3 Distribusi Persentase PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Tahun 2008-2011 (Persen)............................ 33 3.4 Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan Tahun 2008 2011 (Persen)............................................ 34 3.5 Peranan Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran tahun 2011 (Persen)............................................ 36 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 x

DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1 PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah).... 65 Tabel 2 Tabel 3 PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 2011 (Juta Rupiah).................. 66 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Persen)............................ 67 Tabel 4 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Persen)............................. 68 Tabel 5 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011.................................... 69 Tabel 6 Laju Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011.................................... 70 Tabel 7 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Persen)............................ 71 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 xi

Tabel 8 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 2011 (Persen)............................ 72 Tabel 9 Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011.............. 73 Tabel 10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Persen)............................ 74 Tabel 11 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Dengan Migas)........... 75 Tabel 12 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008-2011 (Dengan Migas)........ 75 Tabel 13 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Tanpa Migas)........... 76 Tabel 14 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008-2011 (Tanpa Migas)........ 76 Tabel 15 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Dengan Migas)........ 77 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 xii

Tabel 16 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008-2011 (Dengan Migas)........ 77 Tabel 17 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Tanpa Migas)........ 78 Tabel 18 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008-2011 (Tanpa Migas)........ 78 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 xiii

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data statistik sebagai dasar berpijak dalam menentukan strategi kebijaksanaan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijaksanaan yang telah diambil pada masa-masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan statistik Pendapatan Nasional/Regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan nasional/regional dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 1

1.2. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Dalam publikasi ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk menghitung angka-angka PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu: a. Menurut Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu: 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas dan Air Bersih, 5. Bangunan, PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 2

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor. b. Menurut Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi). c. Menurut Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: (1) pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan stok, dan (5) ekspor neto, (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor). Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDRB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 3

Di samping sebagai salah satu indikator dari data PDRB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti: 1. Produk Regional Bruto, yaitu PDRB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto itu sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia. 2. Produk Regional Neto atas dasar harga pasar, yaitu PDRB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun. 3. Produk Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi, yaitu produk regional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk regional neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Regional. 4. Angka-angka per kapita, yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana diuraikan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. 1.3. Tujuan dan Kegunaan Statistik Produk Domestik Regional Bruto Data produk domestik regional bruto adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: 1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 4

menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. PDRB harga berlaku juga menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu daerah. 2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. Apabila dibandingkan angka-angka nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dengan angka-angka tahun sebelumnya maka akan diketahui besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah baik secara keseluruhan maupun secara sektoral. 3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Dengan melihat angka persentase setiap sektor tersebut, selain dapat diketahui sumbangan atau kontribusi masing-masing sektor, sekaligus juga dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah bersifat agraris atau non agraris. Apabila pendapatan regional dikumpulkan dari waktu ke waktu, maka akan terlihat perubahan kontribusi masing-masing sektor serta perubahan struktur ekonominya. 4. PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri. 5. Distribusi PDRB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi. 6. PDRB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri. 7. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah sedikit banyaknya harus mempunyai angka pembanding dari daerah PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 5

lain, sedangkan untuk mengetahui perkembangannya perlu diketahui angka perkembangan pendapatan secara berkala. 8. Perbandingan antara pendapatan regional atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan merupakan angka indeks implisit yang dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. 9. Elastisitas kesempatan kerja dengan bantuan data tenaga kerja yang apabila disajikan bersama-sama secara series dari waktu ke waktu, maka dapat dihitung angka elastisitas kesempatan kerja terhadap pendapatan regional. Elastisitas kesempatan kerja ini mencerminkan pengaruh kenaikan/ penurunan pendapatan regional terhadap kesempatan kerja. Perlu ditekankan disini bahwa kenaikan pendapatan regional bukan saja disebabkan oleh adanya kesempatan kerja yang bertambah tetapi juga disebabkan adanya penambahan modal. Pengaruh dari dua faktor ini sangat sulit dipisahkan. 10. Untuk melihat produktifitas per sektoral yaitu dengan membagi jumlah nilai tambah dari sektor yang bersangkutan dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor tersebut. Produktivitas tenaga kerja sektoral ini sangat berguna untuk mempertimbangkan penentuan alokasi tenaga kerja secara sektoral. 1.4. Konsep dan Definisi Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu negara atau daerah dapat dilihat melalui neraca ekonominya. Seperti telah diterangkan sebelumnya perhitungan-perhitungan ini dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan penggunaannya. Lebih lanjut akan diuraikan konsep dan definisi yang digunakan untuk perhitungan pendapatan regional. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 6

Konsep dan definisi menjadi amat penting untuk memahami lebih lanjut mengenai data yang tersedia. Arti, wujud phisik, karakteristik, batasan dan sifat kegiatan tentang eksistensi, perubahan dan perpindahan suatu barang dan jasa harus tercermin jelas dalam konsep dan definisi. Definisi yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda pula. Perlu diingat bahwa konsep dan definisi yang tercantum dalam buku ini pada dasarnya untuk tujuan penyusunan neraca regional. 1.4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB dapat diartikan kedalam tiga pengertian, yaitu: a. Menurut pengertian produksi, PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah (region) dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). b. Menurut pengertian pendapatan, PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak tak langsung lainnya. Dalam pengertian Produk Domestik Regional Bruto, kecuali faktor pendapatan di atas, termasuk pula komponen penyusutan barang modal tetap dan pajak tak langsung neto. Semua komponen pendapatan ini secara sektoral disebut Nilai Tambah Bruto, sehingga Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai penjumlahan pada nilai tambah dari seluruh sektor (lapangan usaha). c. Menurut pengertian pengeluaran, PDRB adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi Pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). Dari uraian di atas dapat ditarik suatu hubungan bahwa jumlah pengeluaran untuk berbagai kepentingan tadi harus sama dengan jumlah PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 7

produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama juga dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Produk Domestik Regional Bruto seperti yang telah diuraikan di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar, karena tercakup didalamnya komponen pajak tak langsung neto. Pajak tak langsung neto merupakan jumlah pajak tak langsung dikurangi subsidi. 1.4.2. Produk Regional Bruto (PRB) PRB merupakan Produk Domestik Regional Bruto ditambah balas jasa faktor produksi milik penduduk wilayah tersebut yang berasal dari luar dikurangi balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar milik penduduk luar wilayah. 1.4.3. Produk Regional Neto (PRN) PRN merupakan Produk Regional Bruto dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan selama setahun. 1.4.4. Produk Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor Produksi PRN atas dasar biaya faktor produksi adalah Produk Regional atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung. Pajak tak langsung neto sendiri merupakan pajak tak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi pemerintah. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, keduanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual, hanya pajak tak langsung bersifat menaikan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya Produk Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai pendapatan regional. Oleh karena data tentang arus faktor pendapatan yang keluar maupun yang masuk ke Kabupaten Aceh Tamiang sulit dipantau maka faktor pendapatan neto dari luar wilayah atau daerah ini diprediksikan dengan melakukan survei khusus. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 8

1.4.5. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita PDRB per kapita merupakan merupakan Produk Domestik Regional Bruto dan Pendapatan Regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. 1.5. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi secara riil. Karena pada penghitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja. Untuk itu diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2000 sebagai tahun dasarnya. Sedangkan tahun dasar sebelumnya adalah tahun 1993. Untuk menghitung nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan dikenal empat penghitungan yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: 1.5.1. Revaluasi Metode revaluasi dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga tahun dasar 2000 dan hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil selisih antara output dan biaya antara hasil penghitungan di atas. Metode ini sangat sulit dilakukan terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang terlalu banyak dan juga data harga kurang tersedia. Karena itu biaya antara atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 9

1.5.2. Ekstrapolasi Dengan metode ekstrapolasi nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 1.5.3. Deflasi Untuk memperoleh nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dapat dilakukan dengan metode deflasi yaitu dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Perdagangan Besar dan sebagainya. Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. 1.5.4. Deflasi Berganda Yang dideflasi dalam deflasi berganda ini adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 10

merupakan Indeks Harga Produsen atau Indeks Perdagangan Besar sesuai dengan cakupan komoditasnya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Metode ini tidak banyak digunakan dalam perhitungan karena kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Penghitungan komponen penggunaan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat data yang tersedia kurang lengkap maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak dipakai. 1.6. Penyajian Agregat PDRB Pada publikasi ini penyajian angka agregat pendapatan selalu dilakukan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, yang masing-masing dapat dibedakan berikut ini: a. Untuk penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing -masing tahun, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen penggunaan Produk Domestik Regional Bruto. b. Penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang tetap yang terjadi pada tahun dasar. Karena menggunakan harga konstan, maka perkembangan agregat pandapatan dari tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan satuan output (riil) dan bukan karena harga. Saat ini tahun dasar yang dipakai adalah tahun 2000. Dalam penyajian statistik PDRB dikenal tiga macam indeks untuk menggambarkan perubahan agregat-agregat pendapatan ini, yaitu indeks perkembangan, indeks berantai dan indeks implisit yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 11

a. Indeks perkembangan, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masingmasing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasar. b. Indeks berantai, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Jadi angka tahun sebelumnya selalu dianggap 100. Indeks ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan tahun sebelumnya. c. Indeks implisit, diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahunnya, dikalikan dengan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks implisit ini dibuat indeks berantainya, akan terlihat tingkat perkembangan harga barang dan jasa setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. 1.7. Perubahan Tahun Dasar Seperti telah disebutkan di awal, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) disajikan dalam versi PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan, dan PDRB atas dasar harga konstan, yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai dengan harga pada tahun tertentu yang dipilih sebagai tahun dasar. Pada prakteknya penggunaan tahun dasar sebagai dasar penghitungan PDRB atas dasar harga konstan selalu mengalami pemutakhiran. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga agar nilai PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan dapat tetap menggambarkan kondisi perekonomian suatu daerah secara realistis. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 12

Penggunaan tahun dasar dalam penghitungan PDRB secara Nasional telah mengalami perubahan empat kali, yaitu tahun 1960, 1973, 1983, dan tahun 1993. Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir harga yang digunakan untuk menghitung PDRB atas dasar harga konstan adalah harga pada tahun 1993. Namun demikian, perubahan struktur ekonomi akibat perkembangan global yang demikian pesat selama satu dasawarsa terakhir telah membuat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dengan harga tahun 1993 menjadi lebih rendah, sehingga tidak lagi dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, BPS terdorong untuk mengganti tahun 1993 dengan tahun 2000 sebagai tahun dasar penghitungan karena situasi perekonomian dan alasan teknis berikut: a. Perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat serta perubahan komposisi harga antara sektor primer, sekunder dan tersier mengakibatkan pengukuran pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB tahun dasar 1993 menjadi terlalu rendah. b. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh dampak deregulasi dan debirokratisasi. Sektor pertanian dan pertambangan sangat dominan, sementara sektor industri relatif masih kecil peranannya. Sejak tahun 1991 peranan sektor industri sudah melampaui peranan sektor pertanian. c. Saat ini, tenggang waktu dari tahun 1993 sudah terlalu jauh sehingga apabila mengukur pertumbuhan berdasar pada tahun 1993 menjadi tidak realistis. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh globalisasi telah mempengaruhi perekonomian domestik. d. Pada pertengahan tahun 1997 krisis ekonomi juga merubah struktur perekonomian Nasional. e. Perekonomian Indonesia selama tahun 2000 relatif stabil dengan laju pertumbuhan PDB sebesar 4,92 persen dan inflasi pada posisi 9,35 persen. Sejak tahun 2000 hingga 2003 pertumbuhan ekonomi secara agregat terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu bisa bermakna sebagai awal berjalannya proses pemulihan ekonomi setelah krisis yang membuat PDB PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 13

TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2011 2.1. Struktur Ekonomi Aktifitas produksi dapat dibedakan dalam tiga kelompok kegiatan yaitu primer, sekunder, dan tersier. Kegiatan primer berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam, terdiri dari sektor pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan) dan sektor pertambangan /penggalian. Selama periode 2008-2011 dapat dikatakan bahwa setengah dari PDRB Kabupaten Aceh Tamiang berasal dari kegiatan sektor primer, yakni sekitar 52,91 sampai dengan 58,10 persen. Sektor ini cenderung terus menurun dari tahun 2008 sebesar 58,10 persen hingga menjadi 52,91 persen pada tahun 2011. Sektor sekunder memanfaatkan hasil sumber daya alam untuk diolah lebih lanjut, yakni terdiri dari sektor industri pengolahan, energi (listrik dan air) dan konstruksi. Sumbangan sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Aceh Tamiang berkisar antara 15,14 sampai dengan 17,43 persen. Kegiatan sektor tersier memfasilitasi pergerakan sektor primer dan sektor sekunder, terdiri dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan telekomunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Selama periode 2008-2011 dapat dikatakan bahwa sumbangan sektor tersier ini cenderung meningkat dari 26,76 persen sampai dengan 29,66 persen. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 15

Gambar 2.1 Peranan Kegiatan Ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 (persen) Primer Sekunder Tersier 26.76 29.44 29.84 29.66 15.14 16.80 17.24 17.43 58.10 53.76 52.92 52.91 2008 2009 2010 2011 Secara umum masing-masing lapangan usaha memiliki perannya dalam pembentukan nilai tambah PDRB suatu daerah. Untuk Kabupaten Aceh Tamiang peranan sektor ekonomi menurut lapangan usaha masih cenderung sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Dari sembilan sektor yang ada, terdapat tiga sektor yang mampu memberikan kontribusinya di atas 10 persen dalam pembentukan nilai tambah PDRB. Sektor pertanian masih mendominasi dalam pembentukan nilai tambah PDRB Aceh Tamiang. Tahun 2011 kontribusi yang diberikan sektor pertanian tercatat sebesar 42,22 persen mengalami sedikit penurunan dari tahun 2010 yang tercatat sekitar 42,33 persen. Kontribusi terbesar disumbangkan oleh sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) yang menyumbang kontribusi sebesar 19,28 persen. Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB tahun 2011 dikarenakan Kabupaten Aceh Tamiang tercatat sebagai penghasil padi dan tanaman jagung terbesar di Aceh. Selain itu daerah Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu sentral perkebunan di Aceh yang dimotori oleh perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 16

Sub sektor tanaman perkebunan pada tahun 2011 mampu memberikan kontribusinya sebesar 13,38 persen Sektor yang memberikan sumbangan terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2011 sektor ini memberikan kontribusinya dalam pembentukan PDRB sebesar 14,75 persen. Kontribusi ini menurun dibandingkan kontribusi tahun 2010 yaitu sebesar 15,47 persen. Adapun sub sektor yang paling tinggi memberikan kontribusinya adalah perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 14,07 persen pada tahun 2011 menurun dari kontribusi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 14,87 persen pada tahun 2010. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar ketiga pada tahun 2011 adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 10,69 persen. Apabila kita lihat lebih lanjut, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 10,59 persen. Selanjutnya, sektor industri pengolahan non-migas memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 8,51 persen pada tahun 2011. Masih seperti tahun yang lalu, sub sektor yang perlu mendapatkan perhatian dalam perekonomian adalah sub sektor industri pengolahan makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbangkan 5,83 persen serta sub sektor industri pengolahan barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 1,82 persen. Pesatnya pembangunan fisik yang dilakukan oleh pemerintahan dan masyarakat dalam penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana fisik di Kabupaten Aceh Tamiang menempatkan sektor bangunan (construction) sebagai sektor yang memberikan sumbangan terbesar ke-lima dalam PDRB Kabupaten Aceh Tamiang. Tahun 2011 sektor ini mampu memberikan kontribusinya sebesar 8,06 persen naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,94 persen pada tahun 2010. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 17

Tabel 2.1 Peranan Kegiatan Ekonomi dalam PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) Primer 58.10 53.76 52.92 52.91 1. Pertanian 42.38 43.92 42.33 42.22 2. Pertambangan & Penggalian 15.72 9.83 10.59 10.69 Sekunder 15.14 16.80 17.24 17.43 3. Industri Pengolahan 9.12 9.21 8.63 8.51 4. Listrik & Air Bersih 0.43 0.57 0.67 0.86 5. Bangunan 5.59 7.01 7.94 8.06 Tersier 26.76 29.44 29.84 29.66 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 14.32 15.64 15.47 14.75 7. Angkutan & Komunikasi 3.68 4.41 4.78 4.86 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.77 1.93 1.92 2.01 9. Jasa-Jasa 6.98 7.46 7.68 8.04 PDRB Dengan Migas 100.00 100.00 100.00 100.00 PDRB Tanpa Migas 85.12 91.12 90.31 90.74 Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 8,04 persen. Penyumbang kontribusi terbesar adalah sub sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan sebesar 7,49 persen. Berikutnya sektor pengangkutan dan komunikasi berperan sebesar 4,86 persen. Selanjutnya sektor yang relatif kecil sumbangannya pada tahun 2011 adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 2,01 persen PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 18

dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih sebagai pemberi kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2011 yaitu sebesar 0,86 persen. Sumbangan sektor ekonomi tanpa migas tahun 2011 sebesar 90,74 persen. Persentase ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 90,31 persen. Secara keseluruhan, struktur perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang selama periode 2008-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2 Gambar 2.2 Struktur Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Persen) Angkutan & Komunikasi 4.86% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.01% Jasa-jasa 8.04% Perdagangan, Hotel & Restauran 14.75% Pertanian 42.22% Bangunan 8.06% Listrik & Air Bersih 0.86% Industri Pengolahan 8.51% Pertambangn & Penggalian 10.69% PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 19

2.2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu ukuran kinerja pembangunan daerah khususnya di bidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000, yaitu dengan menghilangkan faktor perubahan harga (inflasi) dan menggunakan faktor pengali harga konstan (at constant price inflation factor), digunakan harga dasar tahun 2000, sehingga diperoleh gambaran peningkatan produksi secara makro. Dari tahun ke tahun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Tamiang terus memperlihatkan suatu perkembangan yang menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang dengan migas tahun 2009 sebesar 2,14 persen dan mulai meningkat pada tahun 2010 menjadi 3,19 persen dan terus mengalami peningkatan sebesar 4,74 persen pada tahun 2011. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang tentu tidak terlepas dari peran para pelaku ekonomi, masyarakat dan pemerintah dengan berbagai kebijakan ekonomi nya yang produktif. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi tanpa migas pada tahun 2009 sebesar 2,68 persen. Pertumbuhan PDRB tanpa migas berturut-turut : 3,35 persen pada tahun 2010 dan 4,88 persen pada tahun 2011. Dilihat dari sektor-sektornya, pada tahun 2011 sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor jasajasa sebesar 8,55 persen. Sektor lainnya masing-masing tumbuh sebagai berikut: sektor bangunan sebesar 5,44 persen; sektor angkutan dan komunikasi sebesar 5,44 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 5,06 persen; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,83 persen; sektor industri pengolahan sebesar 4,66 persen; sektor pertanian sebesar 4,53 persen; sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,30 persen dan sektor yang paling kecil pertumbuhan nya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 2,03 persen. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 20

Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Riil Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 (Persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 0.06 0.58 1.15 4.53 2. Pertambangan & Penggalian 6.40-1.55 1.79 4.83 3. Industri Pengolahan -0.43 2.15 1.69 4.66 4. Listrik, Gas & Air Bersih 3.18 2.03 2.87 4.30 5. Bangunan -13.72 2.62 4.80 5.44 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 4.23 3.83 5.36 2.03 7. Angkutan & Komunikasi 2.16 2.62 4.80 5.44 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.59 3.70 3.64 5.06 9. Jasa-Jasa 6.42 9.76 9.62 8.55 PDRB Dengan Migas 1.51 2.14 3.19 4.74 PDRB Tanpa Migas 0.85 2.68 3.35 4.88 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 21

Grafik 2.3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 (persen) Dengan Migas Tanpa Migas 5 4.74 4.88 Persen 4 3 2 1 1.51 0.85 7.84 2.68 3.19 3.35 0 2008 2009 2010 2011 Tahun 2.3. Pendapatan Per Kapita Dampak kebijaksanaan pembangunan suatu daerah terlihat dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Tingginya PDRB suatu daerah belum tentu mencerminkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, karena juga sangat tergantung kepada perkembangan jumlah penduduk. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah PDRB perkapita dan pendapatan regional perkapita, yang menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama setahun. Jika pertumbuhan PDRB lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk pertengahan pada tahun yang sama, maka PDRB perkapitanya akan semakin besar berarti tingkat kesejahteraan masyarakatnya makin lebih baik dan begitu juga sebaliknya. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 22

Produk Domestik Regional Bruto per kapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan Pendapatan Regional per kapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk pertengahan tahun. Tabel 2.3 PDRB dan Pendapatan Regional per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008 2011 (Rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku URAIAN 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) Dengan Migas PDRB per kapita (Rp) 8,309,943.41 8,825,945.30 9,254,818.51 9,712,732.49 Pendapatan per kapita (Rp) 7,793,436.70 8,277,366.35 8,679,582.84 9,109,035.05 Tanpa Migas PDRB per kapita (Rp) 7,073,612.34 8,041,858.94 8,357,788.65 8,813,661.00 Pendapatan per kapita (Rp) 6,633,950.11 7,542,015.09 7,838,308.10 8,265,845.59 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (dengan migas) pada tahun 2008 sebesar 8.309.943,41 rupiah; tahun 2009 sebesar Rp 8.825.945,30 rupiah; tahun 2010 sebesar 9.254.818,51 rupiah; dan tahun 2011 sebesar 9.712.732,49 rupiah. Terjadi kenaikan PDRB per kapita sebesar 4,95 persen pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 23

Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku (dengan migas) pada tahun 2008 sebesar 7.793.436,70 rupiah; tahun 2009 sebesar 8.277.366,35 rupiah; tahun 2010 sebesar 8.679.582,84 rupiah; dan tahun 2011 sebesar 9.109.035,05 rupiah. Pendapatan regional per kapita Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan sebesar 4,95 persen dari tahun sebelumnya sebagaimana PDRB per kapitanya. PDRB per kapita tanpa migas pada tahun 2010 sebesar 8.357.788,65 rupiah sedangkan tahun 2011 sebesar 8.813.661,00 rupiah. Terdapat kenaikan PDRB per kapita tanpa migas sebesar 5,45 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk pendapatan regional per kapita tanpa migas pada tahun 2010 sebesar 7.838.308,10 rupiah dan pada tahun 2011 sebesar 8.265.845,59 rupiah. Dengan meningkatnya PDRB perkapita maupun pendapatan regional perkapita pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara umum mencerminkan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Aceh Tamiang mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Cukup tingginya PDRB perkapita dan pendapatan regional perkapita pada tiga tahun terakhir ini ada kemungkinan disebabkan oleh peningkatan produktifitas sektor-sektor lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang, dan tidak tertutup juga kemungkinan sebagai akibat cukup tingginya inflasi yang terjadi di Indonesia, baik secara langsung atau tidak langsung akan berdampak ke Kabupaten Aceh Tamiang. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 24

Gambar 2.4 PDRB per kapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) Dengan Migas 10.00 8.31 8.04 9.25 9.71 8.36 8.81 7.07 8.00 Juta Rupiah 8.83 Tanpa Migas 6.00 4.00 2.00 0.00 2008 2009 2010 2011 Tahun Gambar 2.5 Pendapatan per kapita Kabupaten Aceh Tamiang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) Dengan Migas 10.00 9.00 8.00 8.28 7.79 Tanpa Migas 9.11 8.68 7.84 7.54 8.27 6.63 Juta Rupiah 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 2008 2009 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 Tahun 2010 2011 25

PERANAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERANAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA Struktur perekomian suatu daerah dapat dilihat dari komposisi masingmasing sektor perekonomian terhadap pembentukan PDRB daerah tersebut. Dengan melihat struktur perekonomian suatu daerah dapat diketahui sektor mana yang dapat dijadikan sebagai sektor andalan di daerah tersebut. Apabila dilakukan kajian lebih mendalam tentang struktur perekonomian daerah akan dapat diketahui sektor mana yang memiliki efek multiplier yang tinggi, yang akan memberikan dampak keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang tinggi sehingga kebijakan pembangunan yang dilakukan dapat diprioritaskan sesuai potensi daerah tersebut. Pembangunan daerah yang disesuaikan dengan potensi daerah akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi 9 sektor, dan masingmasing sektor dirinci menjadi sub sektor. Pemecahan menjadi sub sektor ini disesuaikan dengan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005. Secara lengkap tinjauan PDRB sektoral Kabupaten Aceh Tamiang selama kurun waktu 2008 hingga 2011 adalah sebagai berikut: 3.1. Sektor Pertanian Sektor ini mencakup sub sektor tanaman bahan makanan (tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, serta perikanan. Sektor pertanian merupakan sektor unggulan perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang. Kontribusi sektor ini setiap tahunnya berfluktuatif. Pada tahun 2008, kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 42,38 persen. Pada tahun selanjutnya kontribusinya mengalami peningkatan menjadi 43,92 persen. Dan pada tahun 2010 sedikit PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 26

menurun menjadi 42,33 persen dan kembali menurun menjadi 42,22 persen pada tahun 2011. Menurunnya nilai kontribusi sektor pertanian menunjukkan adanya peningkatan kontribusi terhadap PDRB pada sektor-sektor yang lainnya. Kontribusi tertinggi diberikan oleh sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 19,28 persen. Kontribusi sub sektor lainnya secara berurutan adalah sub sektor perkebunan sebesar 13,38 persen, sub sektor peternakan sebesar 4,50 persen, sub sektor perikanan sebesar 3,70 persen, dan terakhir sub sektor kehutanan sebesar 1,36 persen. Jika dilihat dari laju pertumbuhannya, selama kurun waktu 2008-2011 sektor pertanian menunjukkan kinerja yang menggembirakan dengan pertumbuhan sekitar 4 persen. Pada tahun 2011, sub sektor perikanan merupakan sub sektor dengan tingkat pertumbuhan paling tinggi yaitu sebesar 13,89 persen. Namun sub sektor yang mengalami pertumbuhan paling kecil yaitu sub sektor kehutanan yaitu bahkan mengalami perlambatan sebesar minus 5,53 persen. Tabel 3.1 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 42.38 43.92 42.33 42.22 a. Tanaman Bahan Makanan 20.38 20.73 19.83 19.28 b. Tanaman Perkebunan 13.03 13.66 13.23 13.38 c. Peternakan 3.83 4.19 4.08 4.50 d. Kehutanan 1.60 1.54 1.42 1.36 e. Perikanan 3.55 3.79 3.77 3.70 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 27

Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 0.06 0.58 1.15 4.53 a. Tanaman Bahan Makanan 0.22 0.82 1.33 1.80 b. Tanaman Perkebunan 0.21 1.03 1.58 5.50 c. Peternakan 0.53 1.08 2.02 8.76 d. Kehutanan -6.41-9.39-8.34-5.53 e. Perikanan 0.85 0.99 1.04 13.89 3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor ketiga terbesar dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Aceh Tamiang. Selama kurun waktu 2008 hingga 2011 kontribusi yang diberikan sektor ini cenderung semakin meningkat terutama sub sektor minyak dan gas bumi. Pertambangan minyak mulai dieksplorasi lagi pada tahun 2010 yang mengakibatkan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2008 sebesar 15,72 persen; pada tahun 2009 menurun menjadi sebesar 9,83 persen; pada tahun 2010 kembali meningkat menjadi sebesar 10,59 persen dan pada tahun 2011 sebesar 10,69 persen. Meskipun kontribusi sub sektor minyak dan gas bumi sedikit menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,43 persen pada tahun 2011 namun kontribusi pada sub sektor penggalian meningkat pada PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 28

tahun 2011 yaitu menjadi sebesar 1,43 persen dan pada tahun 2010 sebesar 0,90 persen. Pada tahun 2008 sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 6,40 persen dan pada tahun 2009 mengalami perlambatan menjadi sebesar -1,55 persen. Pada tahun 2010 sedikit mengalami peningkatan menjadi sebesar 1,79 persen dan pada tahun 2011 kembali meningkat menjadi 4,83 persen. Gambar 3.1 Distribusi Persentase Sektor Pertambangan dan Penggalian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Persen) 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 15.72 9.83 10.59 10.69 2008 2009 2010 2011 3.3. Sektor Industri Pengolahan Kontribusi sektor industri pengolahan selama empat tahun terakhir cenderung menurun. Pada tahun 2011 sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar keempat terhadap PDRB Kabupaten Aceh Tamiang yaitu sebesar 8,51 persen yang berasal dari kontribusi sub sektor industri non migas PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 29

terutama makanan, minuman dan tembakau yang mencapai 5,83 persen dan sub sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 1,82 persen Tabel 3.3 Distribusi Persentase Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 3. Industri Pengolahan 9.12 9.21 8.63 8.51 a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Industri Tanpa Migas 9.12 9.21 8.63 8.51 1. Makanan, Minuman,Tembakau 6.29 6.40 5.93 5.83 2. Barang Kayu & Hasil Hutan 2.01 1.99 1.88 1.82 3. Kertas & Barang Cetakan 0.09 0.09 0.09 0.09 4. Pupuk, Kimia & Brg dari Karet 0.72 0.72 0.71 0.76 5. Logam Dasar Beji & Baja 0.01 0.01 0.01 0.01 Sedikit berbeda dengan kontribusinya, pertumbuhan sektor industri pengolahan berfluktuatif setiap tahun. Pada tahun 2008, sektor ini hanya mampu tumbuh sebesar -0,43 persen, di tahun 2009 meningkat menjadi 2,15 persen. Di tahun berikutnya, pertumbuhan sektor ini menurun menjadi 1,69 persen dan di tahun 2011 pertumbuhannya kembali meningkat menjadi 4,66 persen. Pertumbuhan sub sektor industri tanpa migas khusunya industri pupuk, kimia, dan barang dari karet mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 16,50 persen pada tahun 2011. Kemudian disusul oleh industri pengolahan kertas dan barang cetakan sebesar 12,45 persen. PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 30

Tabel 3.4 Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Persen) Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 3. Industri Pengolahan -0.43 2.15 1.69 4.66 a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Industri Tanpa Migas -0.43 2.15 1.69 4.66 1. Makanan, Minuman,Tembakau 0.36 3.48 1.36 0.42 2. Barang Kayu & Hasil Hutan -4.56-0.98 1.55 11.27 3. Kertas & Barang Cetakan 6.66 1.98 5.59 12.45 4. Pupuk, Kimia & Brg dari Karet 6.66 1.63 4.32 16.50 5. Logam Dasar Beji & Baja 0.48 0.50 0.46 6.10 Gambar 3.2 Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2008-2011 (Persen) 5 4.66 4 3 2 1 2.15 1.69 0-1 2008-0.43 2009 2010 2011 PDRB Aceh Tamiang Tahun 2008-2011 31