BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Return On Assets terhadap pembiayaan murabhahah. Hasil pengujian data diatas dapat diketahui dari tabel Coefficient

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah, perkembangan ini juga mendorong bank syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. biasa yang pola operasinya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perbankan Syariah Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Profitabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah melalui pembiayaan. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1988 Pasal 1 ayat 13 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal dengan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa istishna ). Menurut Siamat (2005:423), bentuk penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan bank syariah dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya secara garis besar dapat dibedakan dalam empat kelompok, yaitu prinsip jual beli, prinsip bagi hasil, prinsip sewa menyewa, dan prinsip pinjammeminjam berdasarkan akad qardh. Alokasi dana dalam bentuk pembiayaan menurut Muhammad (2014:301) mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitabiltas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Maka bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat dan efisien. 1

2 Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Sofyan, 2002). Profitabilitas juga memiliki arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup bank dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah bank tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Menurut Simorangkir (2004:153), profitabilitas bank tidak hanya penting bagi pihak perusahaan saja, tetapi juga bagi golongan-golongan lain didalam masyarakat, investor, dan juga pemerintah. Menurut Sudarsono (2008:63), bahwa dalam bank syariah hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan hanya hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Dengan demikian, tingkat laba bank syariah tidak hanya menentukan terhadap bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi juga menentukan bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Oleh karena itu, setiap bank harus meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka kelangsungan hidupnya akan lebih terjamin. Tingkat Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dari aset yang dananya berasal sebagian besar dana simpanan masyarakat. Semakin besar ROA semakin besar pula keuntungan yang diperoleh bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118). ROA merupakan pendapatan bersih setelah pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini menilai

3 seberapa besar tingkat pengembalian (%) dari aset yang dimiliki. ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Dalam mengukur kinerja bank ada dua faktor yang mempengaruhi profitabilitas, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi produk pembiayaan bank, performance financing, kualitas aset, dan modal. Faktor eksternal meliputi struktur pasar, regulasi perbankan, inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pertumbuhan pasar (Hassan.K dalam Slamet,2014). Faktor yang mempengaruhi pada penelitian ini yaitu faktor internal meliputi faktor produk pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah, performing financing dan modal. Pada pembiayaan jual beli terdapat tiga akad yang banyak digunakan yaitu murabahah, salam dan istishna (Antonio, 2001:100). Melalui pembiayaan jual beli pihak bank akan memperoleh pendapatan berupa mark up atau margin yang kemudian akan mempengaruhi keuntungan bank, karena dana yang disalurkan berasal dari aset yang dimiliki bank. Secara umum pembiayaan bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu musyarakah, mudharabah, muzara ah, dan musaqah. Meskipun demikian, prinsip yang paling banyak digunakan adalah musyarakah dan mudharabah (Antonio, 2001:90). Melalui pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, bank syariah akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil yang menjadi bagian bank sesuai dengan kesepakatan, sehingga akan mempengaruhi keuntungan bank, karena dana yang disalurkan berasal dari aset yang dimiliki bank.

4 Financing To Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam membayar penarikan dana dari hasil yang diterima bank dari perputaran pembiayaan. Dendawijaya (2005:116) menyatakan bahwa pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio FDR, maka semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disalurkan. Dengan penyaluran DPK yang tinggi maka pendapatan bank akan semakin meningkat. Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pembiayaan bermasalah pada suatu bank. Pembiayaan bermasalah disini adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Besarnya kredit bermasalah dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi keuntungan bank dan mempengaruhi profitabilitas secara negatif (Wibowo, 2013). Rasio untuk mengukur kecukupan modal bank syariah yaitu dengan menggunakan ratio Capital Adequacy Ratio. Semakin besar CAR maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba karena dengan modal besar, manajemen bank dapat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Rendahnya CAR dikarenakan peningkatan ekspansi aset berisiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan menurunkan kepercayaan masyarakat sehingga berpengaruh pada penurunan profitabilitas (Hesti

5 Werdaningtyas, 2002). Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak ketiga sebagai pemasok modal bank. Sehingga bank harus menyediakan modal minimum yang cukup (Sinungan, 2000:162). Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah di Indonesia ini telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Seperti Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2011), Ayu (2013), Wibowo (2013), Abdurrahman (2014), Slamet Riyadi (2014). Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Slamet Riyadi yang bejudul Pengaruh Pembiayaan Bagi hasil, Pembiayaan jual beli, Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia dengan menambah variabel independen Capital Adiquecy Ratio (CAR). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia periode 2011-2014,

6 dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pegaruh pembiayaan jual beli terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia? 4. Bagaiamana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia? 5. Bagaiamana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia? C. Tujuan peneitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh pembiayaan jual beli terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia 2. Menganalisis pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia 3. Menganalisis pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

7 4. Menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia 5. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman berupa informasi yang akurat mengenai pengaruh pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, FDR, NPF dan CAR terhadap profitabilitas Bank Syariah. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara praktis dan bermanfaat untuk membantu perusahaan perbankan, khususnya Bank Syariah. Sehingga pada penelitian dapat dijadikan referensi bagi semua pihak yang mempunyai keinginan untuk mempelajari, meneruskan serta mengembangkan pembahasan yang sejenis. Sekaligus sebagai masukan khususnya untuk Bank Syariah dalam mengatur dan mengelola produk pembiayaan serta rasio keuangannya.

8 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian ini. Sistematika penulisan disusun secara urut yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab dua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dan bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV HASIL DAN ANALISIS Bab empat merupakan inti dari penelitian ini, yang berisi hasil dan pembahasan yang menjelaskan deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil.

9 BAB V PENUTUP Bab lima berisi penutup yang berisi simpulan dari hasil analisis faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di Indonesia, keterbatasan penelitian, dan saran yang berupa tindakan yang sebaiknya dilakukan.