BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah proses seseorang. masyarakat tempat mereka hidup. (Fattah, 2001: 4).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi bangsa. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan


BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. persiapan tambahan karir seseorang.pendidikan kejuruan menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. dinamis dan sarat perkembangan. Sedangkan menurut Buchori (dalam Trianto

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistic, bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan diri. Dalam undang-undang RI No. 32 tahun 2013 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang dibutuhkan dan melatih peserta didik dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah formal yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo, 2001). Banyak permasalahan pendidikan yang diungkap di berbagai media menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pendidikan yang belum dapat dicari permasalahannya. Kemajuan suatu Negara sangat ditentukan oleh SDM yang dimiliki Negara tersebut. Dalam peningkatan SDM yang dimaksud, tentu dibutuhkan sebuah upaya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan sebuah pendidikan. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus diperhatikan, proses belajar mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang paling penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tersebut tujuan pendidikan akan tercapai. Beberapa upaya yang juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya melalui perencanaan sebuah kurikulum yang baik. Pemerintah juga menetapkan standar nilai kelulusan Ujian Akhir Nasional ( UAN) yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Penerapan model pembelajaran sewaktu melakukan PBM juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas dan mampu mengarahkan anak didik ke dalam 1

2 proses belajar mengajar yang efektif sehingga tujuan belajar tercapai, yaitu anak yang tidak mengerti menjadi lebih mengerti,dan juga akan merubah sikap atau moral anak, menjadi lebih baik, misalnya dalam hal ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Akan tetapi, kondisi yang seperti ini masih banyak yang tidak diperhatikan oleh tenaga tenaga pengajar yang seharusnya sudah harus memahaminya demi peningkatan mutu pendidikan dan ketercapaian tujuan yang diharapkan. Menurut Buchori dalam Trianto (2007:1) pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang berkualitas mempersiapkan manusia Indonesia untuk mampu berkompetisi, dan mandiri atas jati dirinya guna menghadapi era globalisasi. Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang tangguh, kreatif, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Daryanto (2010) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu: (1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa, (2) Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar diri siswa, (3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Sehingga

3 sebagian besar hasil belajar siswa tidak mencapai nilai batas ketuntasan belajar yang ditetapkan. Rendahnya mutu pendidikan menurut Rasyid (2009) disebabkan oleh beberapa indikator seperti : 1) kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education fuction yang tidak dilaksanakan secara konsekuen, 2) penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat, dan 3) peran serta warga sekolah khususnya guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Dari pendapat diatas, faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal, eksternal, dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sesuai dengan Kurikulum Spektrum SMK (2008) tujuan pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan adalah untuk : 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, 2. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, 3. Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, dan 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif.

4 Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan adalah suatu program pendidikan kejuruan teknik yang melaksanakan serangkaian kegiatan belajar yang meliputi berbagai standar kompetensi keteknikan. Standar kompetensi pada kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan salah satunya adalah standar kompetensi Rencana Anggaran Biaya. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya adalah salah satu standar kompetensi yang diajarkan di SMK pada kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan untuk kelas XI. Standar kompetensi ini memberikan teori dan pengetahuan dalam menghitung dan merencanakan anggaran biaya pekerjaan dari suatu bangunan dalam sebuah proyek. Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 21 dan 22 Januari 2014 di SMKN 2 Siatas Barita, menunjukkan bahwa hasil belajar standar kompetensi Rencana Anggaran Biaya siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 : Perolehan Nilai Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Kelas XI kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan Tahun Pelajaran Nilai Jumlah Siswa Persentase 2010/2011 < 70,00 7,00 7,90 8,00 8,90 9,00 10 20 orang 9 orang 4 orang 1 orang 58,60% 26,00% 11,74 % 3,66 % 2011/2012 < 70,00 7,00 7,90 8,00 8,90 9,00 10 2012/2013 < 70,00 7,00 7,90 8,00 8,90 9,00 10 Sumber: DKN SMKN 2 Siatas Barita 10 orang 15 orang 5 orang - 14 orang 9 orang 5 orang 33,3 % 50 % 16,7 % - 50% 32,14 % 17,86 %

5 Dengan standar kelulusan minimal untuk standar kompetensi Rencana Anggaran Biaya pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Siatas Barita adalah 70,00. Dari tabel di atas dapat dilihat kemampuan dan keterampilan siswa kelas XI kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Siatas Barita sekarang ini masih banyak yang belum memenuhi standar kelulusan, dan nilai yang dicapai masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Dari hasil observasi, model pembelajaran yang digunakan gurupada umumnya belum berorientasi pada peserta didik. Hal ini ditunjukkan bahwa guru pada SMKN 2 Siatas Barita masih menggunakan pendekatan yang berorientasi pada guru. Hal ini mengakibatkan: Pertama, kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran Rencana Anggaran Biaya. Kedua, model pembelajaran yang kurang bervariasi. Ketiga, siswa kurang berani untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya, sehingga menyebabkan kebosanan pada siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun model pembelajaran yang cocok untuk standar kompetensi Rencana Anggaran Biaya salah satunya adalah model pembelajaran kolaboratif. Penulis ingin melakukan penelitian untuk menerapkan model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling berinteraksi sesama siswa juga antara siswa dan guru dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal, sehingga sebagian besar hasil belajar siswa mencapai nilai batas ketuntasan belajar yang ditetapkan. Penelitian ini melalui pendekatan tindakan kelas.

6 Memperhatikan pentingnya model pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar Perhitungan Rencana Anggaran Biaya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran KolaboratifUntuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas XI SMKN 2 Siatas Barita Tapanuli Utara. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah masalah yang dapat diidentifikasikan antara lain : 1. Aktivitas proses belajar siswa kelas XI TGB SMKN 2 Siatas Barita masih rendah. 2. Hasil belajar RAB siswa Kelas XI TGB SMKN 2 Siatas Barita belum sepenuhnya memuaskan. 3. Model pembelajaran yang digunakan masih berorientasi kepada guru 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kompetensi kejuruan di kelas XI SMKN 2 Siatas Barita. C. Pembatasan Masalah Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

7 1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Siatas Barita. 2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Rencana Anggaran Biaya pada kompetensi Melakukan analisa satuan bahan dan upah kerja. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Siatas Barita. 2. Apakah penerapan model pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Siatas Barita. E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah menerapkan model pembelajaran kolaboratif. Secara lebih spesifik, tujuan penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI TGB SMKN 2 Siatas Barita dengan menerapkan model pembelajaran kolaboratif pada standar kompetensi Rencana Anggaran Biaya, kompetensi melakukan analisa satuan

8 bahan dan upah kerja, sub kompetensi memahami perhitungan Rencana Anggaran Biaya secara sistematis,cermat dan rapi. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGB SMKN 2 Siatas Barita dengan menerapkan model pembelajaran kolaboratif pada standar kompetensi Rencana Anggaran Biaya, kompetensi melakukan analisa satuan bahan dan upah kerja, sub kompetensi memahami perhitungan Rencana Anggaran Biaya secara sistematis,cermat dan rapi. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat menambah variasi baru ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam pembelajaran Rencana Anggaran Biaya dan sebagai masukan atau informasi bagi guru dalam pembelajaran model pembelajaran kolaboratif khususnya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah 1. Memberikan bahan masukan yang baik bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

9 b. Bagi Guru Membantu guru dalam memahami model pembelajaran kolaboratif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Siswa 1. Menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan model pembelajaran kolaboratif. 2. Memperjelas pemahaman siswa tentang ilmu Rencana Anggaran Biaya pada kompetensi melakukan analisa satuan bahan dan upah kerja. d. Bagi Penelitian Lanjutan 1. Dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam pembelajaran di kelas dan dapat menerapkan model pembelajaran kolaboratif. 2. Hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.