BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan rencana yang dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan masyarakat, tidak dipergunakan untuk kepentingan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB I PENDAHULUAN. serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen dan Mowen, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sangatlah besar. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi termasuk institusi pendidikan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk angka atau yang kita kenal sebagai anggaran. Tanpa adanya anggaran,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik juga dituntut untuk mampu bersaing dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

SKRIPSI. Oleh: Ni Wayan Mirda Yanti NIM:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

BAB I PENDAHULUAN. dengan desentralisasi. Sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

Rina Ismawati B

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Keagenan merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian adalah dua hal yang tak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB II LANDASAN TEORI. principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak perekonomian rakyat

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan dalam jangka pendek yang dinyatakan dalam unit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

2015 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik).

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori

: DIANA EKA SAPUTRI NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah

Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa 2, Siti Pratiwi Husain 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penganggaran partisipatif..., 1 Amaliah Begum, FE Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu manajemen yang baik. Menurut Welsch (2000) misinya tanpa suatu manajemen yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya

Judul : Pengaruh Audit Tenure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA MANAJER DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. penganggaran menggunakan penganggaran kinerja (performance

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik. Salah satu agenda reformasi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi menjadi desentralisasi. Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Pemerintah pusat maupun daerah mempunyai rencana-rencana

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan organisasi dibandingkan dengan tujuan-tujuan individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah alat perencanaan manajerial dalam bentuk keuangan yang berisikan aktivitas yang akan dilakukan selama periode tertentu sebagai acuan kegiatan organisasi/instansi dan menunjukkan tujuan dari organisasi/instansi. Anggaran merupakan salah satu masalah yang penting dalam proses pengelolaan keuangan instansi seperti pemerintah. Melalui anggaran, dapat diketahui seberapa besar kemampuan pemerintah dalam melaksanakan berbagai urusan pemerintahan yang menjadi wewenangnya. Anggaran dalam pemerintahan akan digunakan sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat oleh pemerintah atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu (Mardiasmo, 2007:65). Anggaran sektor publik merupakan instrumen pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan dana publik. Halim dan Abdullah (2008) menyatakan bahwa pada pemerintah daerah kemungkinan timbulnya suatu senjangan anggaran cukup besar. Kegiatan dalam proses penganggaran (mulai dari klasifikasi belanja, penentuan standar biaya, sampai dengan jumlah anggaran yang harus disediakan) melibatkan seluruh pelaksana yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kumpulan dari anggaran berbagai satuan kerja sangat tergantung pada kebutuhan di setiap satuan kerja.

Senjangan anggaran akan terjadi ketika sebagian besar penentuan alokasi kegiatan diatur berdasarkan kepentingan politik (Rosalia, 2012). Senjangan anggaran didefinisikan sebagai perbedaan jumlah anggaran yang diajukan dengan jumlah estimasi terbaik dari suatu organisasi atau selisih antara sumber daya yang sesungguhnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efektif, dengan sejumlah sumber daya yang ditambahkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (Arfan, 2010:241). Seseorang melakukan suatu senjangan pada anggaran dengan memperkirakan biaya lebih tinggi dan pendapatan lebih rendah. Hal ini dilakukan untuk menyediakan suatu biaya yang lebih untuk memenuhi tujuan yang telah dianggarkan (Merchant, 1985). Senjangan pada anggaran dapat dilakukan oleh individu ketika diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi penganggaran merupakan metode yang paling baik dalam penyusunan anggaran, dimana semua komponen yang ada dalam organisasi ikut terlibat dalam penyiapan anggaran. Meskipun metode ini memiliki keunggulan, akan tetapi terdapat kelemahan pula. Kelemahan dari metode ini antara lain dapat menimbulkan terjadinya senjangan anggaran. Penyusunan anggaran pada dasarnya melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab akan anggaran tersebut. Pihak-pihak yang terlibat adalah pihak prinsipal (atasan) dan agent (bawahan). Dimana principal dalam penelitian ini adalah Kepala SKPD dan agent nya bawahan pada masing-masing SKPD. Partisipasi atasan maupun bawahan dalam proses penyusunan anggaran sangat diperlukan, mengingat bahwa merekalah yang mengetahui tentang kondisi dan tugas pada setiap bagian yang

mereka tempati. Namun, setiap anggota organisasi yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran berpotensi membuat anggaran yang bias atau terlalu tinggi, tergantung dari perilaku yang dimiliki oleh anggota organisasi. Perilaku dari penyusun anggaran dalam proses penganggaran juga dapat dipengaruhi oleh jelas atau tidaknya sasaran dari anggaran. Kejelasan sasaran anggaran mencakup luasnya tujuan anggaran yang dinyatakan secara spesifik dan jelas sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai organisasi serta mudah dipahami oleh siapa saja yang bertanggungjawab. Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggarannya. Selanjutnya, target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan anggaran yang ingin dicapai organisasi. Hal ini berimplikasi pada penurunan senjangan anggaran (Agusti, 2011). Banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisa faktor-faktor yang dapat menimbulkan senjangan anggaran. Faktor tersebut diantaranya partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran dianggap memiliki pengaruh positif pada timbulnya senjangan pada anggaran. Akan tetapi terdapat penelitian lainnya yang mendapatkan hasil bahwa partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran mempunyai pengaruh negatif terhadap terjadinya senjangan pada anggaran. Penelitian yang dilakukan Onsi (1973), Dunk ( 1993), dan Mahadewi (2014) menunjukkan bahwa partisipasi dalam anggaran mengurangi jumlah senjangan anggaran. Sedangkan Falikhatun (2007), Sri Utami (2012) dan Pratama

(2013) menunjukkan hasil yang berlawanan yaitu dengan adanya partisipasi dalam proses penganggaran maka akan timbul kesempatan untuk menciptakan suatu senjangan pada anggaran. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Biantara (2014) mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran menunjukan hasil kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara positif pada senjangan anggaran. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2011) dan Agusti (2011) menunjukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara negatif pada senjangan anggaran. Dengan adanya kejelasan dari sasaran anggaran maka anggaran akan disusun sesuai dengan sasaran sehingga nantinya dapat meminimalisir timbulnya senjangan anggaran. Ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut membuat peneliti ingin meneliti kembali pengaruh partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran. Perbedaan hasil penelitian yang ada sebelumnya dapat diselesaikan melalui pendekatan kontingensi dengan memasukkan variabel lain yang mungkin memengaruhi partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran. Dalam penelitian ini, digunakan variabel asimetri informasi sebagai variabel pemoderasi dalam menguji pengaruh partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran. Asimetri informasi merupakan perbedaan informasi yang dimiliki manajer tingkat atas dengan manajer tingkat bawah karena adanya perbedaan sumber dan akses atas informasi tersebut. Falikhatun (2007) menyatakan bahwa asimetri informasi sangat memengaruhi partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Dengan kata

lain, sebelum kita melakukan penyusunan anggaran kita perlu membuat suatu sasaran anggaran. Dengan jelas atau tidaknya sasaran anggaran yang diberikan akan membantu di dalam pelaksanaan anggaran itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Dunk (1993) menyatakan bahwa asimetri informasi akan berpengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dan senjangan anggaran. Falikhatun (2007) juga membuktikan bahwa asimetri informasi berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap hubungan partisipasi dengan senjangan anggaran. Sedangkan Rahmiati (2013) menyatakan asimetri informasi berpengaruh signifikan positif terhadap hubungan partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran. Dan penelitian yang dilakukan oleh Agusti ( 2011) menyatakan asimetri informasi berpengaruh (positif) terhadap hubungan antara kejelasan sasaran anggaran terhadap senjangan anggaran. Penelitian ini akan dilakukan pada organisasi sektor publik dengan obyek penelitian pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi ini dikarenakan dapat dilihat dari Tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa realisasi APBD tahun anggaran 2012-2014 lebih tinggi dari yang dianggarkan. Pendapatan daerah berturut-turut mengalami kenaikan sebesar 100,05%, 103,15%, dan 102,89%. Sedangkan belanja daerah lebih rendah dari yang dianggarkan yaitu sebesar 96,15% (tahun 2012), 95,67% (tahun 2013), dan 94,18% (tahun 2014). Berdasarkan data tersebut dapat diduga bahwa saat penyusunan anggaran pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan anggaran cenderung membuat anggaran yang menguntungkan mereka, dengan cara membuat anggaran yang mudah untuk dicapai, dimana pendapatan dianggarkan

lebih rendah dan biaya dianggarkan lebih tinggi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti sektor publik, khususnya pada SKPD Kabupaten Tabanan. Tabel 1.1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Tabanan Tahun Anggaran 2012-2014 (Dalam Rupiah) Tahun 2012 No. Uraian Anggaran Realisasi % 1. Pendapatan Daerah 1,055,763,949,897.51 1,056,319,329,214.79 100.05 2. Belanja Daerah 1,108,188,715,959.77 1,065,536,683,230.82 96.15 3. Pembiayaan Netto 52,424,766,062.26 52,586,850,768.14 100.31 4. SiLPA 0.00 43,369,496,752.11 100.00 Tahun 2013 No. Uraian Anggaran Realisasi % 1. Pendapatan Daerah 1,214,809,607,696.63 1,253,026,818,659.65 103.15 2. Belanja Daerah 1,252,899,104,448.74 1,198,702,306,735.59 95.67 3. Pembiayaan Netto 38,089,496,752.11 38,204,186,457.99 100.30 4. SiLPA 0.00 92,528,698,382.05 100.00 Tahun 2014 No. Uraian Anggaran Realisasi % 1. Pendapatan Daerah 1,328,610,781,308.50 1,367,063,683,393.04 102.89 2. Belanja Daerah 1,415,634,479,690.55 1,333,200,899,193.23 94.18 3. Pembiayaan Netto 87,023,698,382.05 87,466,589,587.93 100.51 4. SiLPA 0.00 121,329,373,787.74 100.00 Sumber: Bagian Keuangan Kabupaten Tabanan, 2015 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni : 1) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan? 2) Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan?

3) Apakah asimetri informasi memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan? 4) Apakah asimetri informasi memoderasi pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan? 1.3. Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Tabanan. 2) Untuk mengetahui pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Tabanan. 3) Untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan. 4) Untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan. 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, wawasan, dan memberikan bukti empiris mengenai teori keagenan yang menyatakan pengaruh dari asimetri informasi terhadap pengaruh partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Tabanan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi dan sebagai bahan pertimbangan terhadap organisasi mengenai pengaruh dari asimetri informasi terhadap pengaruh partisipasi penganggaran dan kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Tabanan. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bab dan sub bab yang tersusun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang menunjang pembahasan terhadap masalah dalam penelitian ini yakni teori keagenan, pengertian aggaran, fungsi dan manfaat anggaransektor publik, proses

penyusunan anggaran sektor publik, partisipasi penganggaran, kejelasan sasaran anggaran, senjangan anggaran dan asimetri informasi serta hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel dan responden penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum SKPD, deskripsi responden, hasil pengujian instrumen penelitian, hasil uji asumsi klasik, hasil analisis regresi linier berganda, hasil analisis regresi moderasi dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini akan diuraikan mengenai simpulan yang didapat berdasarkan uraian yang telah dibuat pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti berikutnya.