Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
AgroinovasI. Edisi 3-9 Januari 2012 No.3476 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

HYPOMA1 DAN HYPOMA2 VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT DAUN DAN KEKERINGAN

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

KACANG TANAH. Galur Harapan Kacang Tanah Tahan Penyakit Layu Bakteri PERBAIKAN GENETIK TANAMAN

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah

PENAMPILAN GENOTIPE-GENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL ABSTRAK

P0V3 P2V4 P1V5. Blok II A B P1V2 P2V1 P0V5 P1V1 P0V1 P2V3

III. BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Lampung mulai bulan September 2012 sampai Juni 2013.

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

III. KEDELAI. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 5

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pertanian. Oleh karena itu pemerintah terus berusaha untuk

Teknologi Budidaya Kedelai

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH KT-1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

PENDAHULUAN Latar Belakang

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

I. BAHAN DAN METODE. Bahan-bahan penelitian yaitu benih varietas Kancil dan Singa yang merupakan

KACANG TUNGGAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

KACANG TUNGGAK

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V1K3 V2K1 V2K0 V1K1

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

Pedoman Umum. PTT Kedelai

Transkripsi:

TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012. TAKAR-1 mempunyai keunggulan potensi hasil tinggi (4,3 t/ha polong kering), tahan penyakit layu bakteri dan penyakit karat daun, adaptif pada lahan kering masam (ph 4,5-5,6) dengan kejenuhan Al sedang (2,8 t/ha hasil polong kering) dan berindikasi tahan kutu kebul (Gambar 1). TAKAR-2 mempunyai keunggulan potensi hasil tinggi (3,8 t/ha polong kering), tahan penyakit layu bakteri dan penyakit karat daun dan adaptif pada lahan kering masam (ph 4,5-5,6) dengan kejenuhan Al sedang (Gambar 2). Ketahanan terhadap penyakit karat akan memberikan bonus pakan bagi petani karena tanaman tetap dalam keadaan relatif segar pada saat panen dan meningkatkan hasil dan mutu biji, sedangkan toleransi terhadap lahan masam akan memberikan kesempatan besar untuk meningkatkan produksi dengan menambah areal tanam pada lahan kering masam. Budidaya kacang tanah pada lahan kering masam menguntungkan dibandingkan tanaman pangan lainnya. Tersedia lahan 25 juta ha lahan kering masam, saat ini baru memberikan kontribusi produksi kurang dari 5% produksi kacang tanah nasional. Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4)

TAKAR-1 adalah keturunan persilangan antara varietas Macan dan ICGV 91234. Varietas Macan memiliki ketahanan terhadap penyakit layu dan beradaptasi luas, namun rentan terhadap penyakit daun. ICGV 91234 adalah varietas introduksi tahan penyakit daun, terutama karat yang disebabkan oleh jamur P. arachidis. Persilangan buatan dilakukan di rumah kaca pada tahun 1998. Melalui seleksi dengan metode pedigri sampai F5, diperoleh galur P 9816-(315-210-96)-20-3 (GH4) yang memiliki kombinasi karakter varietas Macan dan galur ICGV 91234. TAKAR 2 adalah keturunan silangan pasangan varietas lokal Muneng dan ICGV 92088. Kacang tanah varietas lokal Muneng memiliki ketahanan terhadap penyakit layu dan karakteristik polong-biji bagus, namun rentan terhadap penyakit daun. ICGV 92088 adalah varietas introduksi tahan penyakit daun, terutama karat yang disebabkan oleh jamur P. arachidis. Persilangan dilakukan tahun 2001 dan dilanjutkan dengan seleksi bulk dan galur hingga didapatkan galur Mn/9208802-B-0-1-2 (GH 5) yang memiliki kombinasi karakter varietas lokal Muneng dan ICGV 92088. Uji daya hasil pendahuluan dan uji daya hasil lanjutan dilakukan pada tahun 2007-2008. Uji adaptasi terhadap delapan galur terpilih termasuk galur P 9816-20-3 (GH4/TAKAR-1) dan Mn/9208802-B-0-1-2 (GH 5/TAKAR-2) dengan dua varietas pembanding (Kancil dan Jerapah) dilaksanakan di 16 lingkungan di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung Selatan dan Lampung Tengah pada musim tanam tahun 2009 dan 2010. Untuk mengetahui interaksi genotipe yang diuji terhadap lingkungan dilakukan analisis model AMMI. Hasil analisis dipetakan pada gambar 3 memperlihatkan bahwa TAKAR-1 dan TAKAR-2 adalah spesifik lokasi/lingkungan. TAKAR-1 (No. 3) berinteraksi positif pada lingkungan 4 (lingkungan sawah tadah hujan

Gambar 3. Biplot antara IPCA 1 dan IPCA 2, 10 genotipe (angka dengan bulatan di bawahnya) dan 16 lingkungan (angka tanpa bulatan) (Efektivitas Model 59,9%). beriklim kering, musim kemarau) dan lingkungan 15 (lahan kering iklim kering, dataran rendah jenis tanah Alfisol). TAKAR-2 berinteraksi positif dengan lingkungan 13 (lahan kering beriklim kering, tanah vulkanik). Artinya galur harapan tersebut sesuai dibudidayakan pada lingkungan yang berinteraksi positif dengannya. Sebaliknya, galur TAKAR-1 (No. 3) berinteraksi negatif dengan lingkungan 8 (Pacitan), dan TAKAR-2 ( No. 4) berinteraksi negatif dengan lingkungan 16 (Pati) yang karenanya akan memberikan penampilan hasil yang kurang baik bila ditanam di lingkungan yang berinteraksi negatif tersebut (Gambar 3). Lingkungan uji adaptasi tergolong ke dalam lingkungan sub-optimal sebagaimana yang terlihat dari nilai indeks lingkungan. Semua lingkungan uji memiliki indeks lingkungan (IL) kurang dari 1,0. Genotipe (galur/ varietas) yang toleran (tenggang) terhadap keadaan lingkungan yang suboptimal, maka stabilitas hasilnya bukan dikendalikan oleh kompensasi dari komponen hasil. Wajak I merupakan lingkungan yang paling produktif di dalam pengujian ini dengan indek lingkungan tertinggi. Wajak I adalah lahan sawah tadah hujan, dan kacang tanah biasa ditanam pada musim kemarau sesudah padi dipanen. Pada lingkungan demikian produktivitas TAKAR-1 di atas 4,0 t/ha polong kering. Pada lingkungan yang sama hasil varietas Jerapah dan Kancil di atas 2,50 t/ha. Varietas TAKAR-1 unggul terhadap varietas Jerapah di delapan lingkungan, tujuh lingkungan sama dan hanya di satu lingkungan kalah dengan varietas Jerapah. TAKAR-1 unggul terhadap varietas Kancil di sembilan lingkungan, enam lingkungan sama dan hanya di satu lingkungan kalah dengan varietas Kancil. Varietas TAKAR-2 unggul terhadap varietas Jerapah di 14 lingkungan, satu lingkungan sama dan hanya di satu lingkungan kalah dengan varietas Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII

Jerapah, yaitu di lahan kering iklim kering tanah Alfisol. TAKAR-2 unggul terhadap varietas Kancil di 11 lingkungan, lima lingkungan sama dan tidak pernah lebih rendah dari varietas Kancil. Varietas TAKAR-1 dan TAKAR-2 memberikan hasil polong tinggi pada lahan kering masam dengan kejenuhan Al rendah hingga sedang, masingmasing 2,8 t/ha dan 3,1 t/ha polong kering. Di tempat yang sama hasil polong rata-rata varietas Jerapah dan Kancil masing-masing 2,5 dan 2,8 t/ha polong kering. Tingkat hasil yang dicapai mengisyaratkan bahwa kedua varietas unggul baru terebut adaptif pada lahan kering masam dengan kejenuhan Al rendah hingga sedang, yaitu di Lampung Selatan dan Lampung Tengah (lokasi nomor 12 dan 13) (Gambar 3). Penyakit layu merupakan penyakit utama pada kacang tanah dan tersebar di berbagai sentra produksi dengan rata-rata kehilangan hasil 35%. Pengendalian penyakit layu dengan menggunakan varietas tahan paling efektif dan efisien dari pada cara pengendalian penyakit layu yang lain. Galur kacang tanah yang dipilih hingga F8 bila memberikan tanggap tahan atau agak tahan terhadap penyakit layu (<18% tanaman layu). Penyakit daun (karat dan bercak daun) mulai menyerang kacang tanah sejak fase vegetatif aktif hingga fase reproduktif. Umur 75-80 hari setelah tanam merupakan periode kritis kacang tanah terhadap serangan penyakit daun karena berdampak pada kehilangan hasil. Pengamatan pada periode kritis umur 60 sampai dengan umur 90 hari menunjukkan intensitas penyakit rata-rata <0,5 atau skor rata-rata 1-2 atau sangat tahan dan tahan terhadap serangan penyakit karat (Tabel 1). Tabel 1. Intensitas penyakit karat di Jambegede dan Rumah Kaca umur 70 hari MK 2010 Sumber: Sumartini (2011) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII

TAKAR-1 berindikasi toleran terhadap serangan hama kutu kebul. Genotipe kacang tanah yang toleran hama kutu kebul menunjukkan pertumbuhan yang normal. Sebaliknya, genotipe kacang tanah yang rentan tumbuh lebih pendek. Pada kondisi serangan kutu kebul yang berat, masing-masing sebanyak 145 dan 475 ekor/tanaman (Suharsono dan Paramitasari. 2011), TAKAR-1 dan TAKAR-2 memberikan hasil polong, masing-masing 1,94 t/ha dan 1,23 t/ha, lebih tinggi dari varietas Jerapah dan Kancil. Hal tersebut merupakan indikasi toleran terhadap kutu kebul (Tabel 2). TAKAR-1 memberikan hasil lebih tinggi dari varietas pembanding toleran (Talam 1). Varietas rentan (Domba) hanya memberikan hasil 0,16 t/ ha polong kering (Tabel 2). Tabel 2. Hasil Polong (t/ha) beberapa genotipe kacang tanah pada lingkungan tercekam kutu Kebul. Muneng, MK 2 tahun 2011 TAKAR-1 dan TAKAR-2 tergolong ke dalam kacang tanah tipe Spanish (polong berbiji dua). TAKAR-1 mempunyai ukuran biji besar (65,65 g/100 biji), sedangkan TAKAR-2 mempunyai ukuran biji sedang (47,6 g/100 biji). Keunggulan pada TAKAR-1 dan TAKAR-2 terhadap varietas pembanding Jerapah dan Kancil, tertera pada Tabel 3. Potensi hasil, hasil polong rata-

rata dan ketahanan terhadap penyakit karat lebih baik dari varietas pembanding Jerapah dan Kancil. TAKAR-1 memiliki toleransi terhadap lahan masam (ph 4,7-5,1 dengan aras kejenuhan alumunium (Al) yang rendah hingga sedang) yang sama dengan varietas pembanding Jerapah dan Kancil, sebaliknya TAKAR-2 toleransinya lebih baik dari varietas pembanding Jerapah dan Kancil. TAKAR-1 dan TAKAR-2 memberikan hasil polong nyata lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding Jerapah dan Kancil di Lampung Selatan. Produktivitas GH4 dan GH5 di Lampung Tengah nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Jerapah dan setara dengan varietas Kancil. Nisbah asam lemak oleat terhadap linoleat TAKAR-1 lebih tinggi dari varietas pembanding, sebaliknya TAKAR-2 sama dengan varietas pembanding. Tabel 3. Matriks keunggulan TAKAR-1 dan TAKAR-2 terhadap varietas pembanding Jerapah dan Kancil Varietas TAKAR-1 dan TAKAR-2 sejak seleksi hingga uji adaptasi ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm dan 2 biji per lubang atau 320.000 tanaman/ha, keperluan benih 100 kg/ha. Sebagai pupuk dasar diberikan pupuk dengan 45-50 kg urea, (90-100 kg TSP) dan (90-100) KCl/ha atau

pupuk Ponska 300 kg/ha. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu setelah tanam. Pengairan tergantung air hujan, namun bila tersedia diairi pada periode kritis, yaitu: segera setelah tanam, waktu berbunga umur 30-32 hari setelah tanam, saat pembentukan polong umur 70-75 hari. Tanaman dipanen pada umur 85-90 hari setelah tanam. Lahan-lahan Sumatera, Kalimantan dan Papua umumnya bermasalah dengan kemasaman dan keracunan aluminium. Di antara tanaman pangan, kacang tanah paling adaptif di lahan kering masam dan paling menguntungkan dibandingkan dengan komoditas tanaman pangan lainnya. Bila 1% lahan tersebut dapat ditanami dengan kacang tanah dan memberikan hasil 1,0 t/ha, maka tambahan luas tanam dan kekurangan produksi kacang tanah sekitar 100.000 ton hingga 175.000 ton dapat dipenuhi sehingga kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Balitkabi Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII