BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) mengakibatkan populasi penduduk kota semakin tinggi. Populasi penduduk yang tinggi mengakibatkan sulit untuk memperoleh kehidupan yang aman dan nyaman termasuk rumah sebagai tempat tinggal karena lahan yang tersedia semakin sempit. Salah satu tawaran solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan bertempat tinggal di perumahan. Solusi untuk tinggal di perumahan banyak diminati oleh masyarakat karena selain memiliki lingkungan yang sehat dan bersih, perumahan juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas tambahan yang dibutuhkan. Hal ini membuat harga rumah di perumahan cenderung naik dalam waktu yang singkat, sehingga selain sebagai kebutuhan pokok yaitu tempat tinggal, perumahan juga dapat menjadi peluang bisnis untuk mendapatkan keuntungan secara finansial yaitu dengan berinvestasi. Investasi perumahan dinilai memiliki tingkat keamanan yang baik (Setiawan, 2012). Namun, jumlah perumahan yang banyak dan berbeda-beda lokasi atau bentuk membuat investor harus selektif dalam memilih perumahan supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal. Permintaan rumah dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya adalah lokasi atau pertumbuhan penduduk, pendapatan, kemudahan pendanaan, fasilitas, dan sarana umum. Harga pasar rumah, selera konsumen serta peraturan perundang-undangan (Firdaus, 1997, dalam Primananda, 2010). Satu faktor tersebut saling berpengaruh terhadap faktor lain. Para konsumen akan mempertimbangkan semua faktor dan akan memilih perumahan yang mendekati atau bahkan memenuhi faktor-faktor yang dibutuhkan.
Kecamatan Medan Tuntungan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang memiliki jumlah penduduk 81.798 jiwa dan luas 21,58 km 2 dimana sebagian besar dari luas lahannya masih kosong (Pemko Medan). Daerah kecamatan ini banyak ditemukan pembangunan perumahan karena dianggap sebaga kota baru masa depan. Banyak perumahan menawarkan berbagai fasilitas dan harga murah untuk membangkitkan minat para pembeli rumah. Hal itu dilakukan karena persaingan dengan perumahan lain dalam memperebutkan konsumen. Penilaian konsumen terhadap suatu perumahan merupakan penilaian yang subjektif karena memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga data yang didapatkan dari konsumen dapat dikatakan sebagai data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas (fuzzy). Metode-metode multi-attribute decision making tidak efisien untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data fuzzy (Zhang, 2005, dalam Kusumadewi, 2006) Fuzzy multi-attribute decision making (Fuzzy MADM) merupakan salah satu klasifikasi fuzzy multi-criteria decision making (Fuzzy MCDM) yang dapat menyeleksi berbagai pilihan walaupun data atau informasi yang diberikan, baik oleh pengambil keputusan yaitu investor, maupun data tentang atribut suatu alternatif tidak dapat disajikan secara tegas (fuzzy). 1.2. Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan urutan prioritas atribut yaitu faktor-faktor konsumen dalam memilih perumahan dan bagaimana menyeleksi perumahan dari beberapa perumahan yang akan diinvestasikan dengan menggunakan metode fuzzy Multi-Attribute Decision Making (fuzzy MADM) walaupun informasi dari perumahan-perumahan tersebut tidak dapat diketahui secara jelas dan lengkap (fuzzy) karena data yang akan digunakan adalah data subjektif yang diperoleh dari responden yaitu tanggapan pemilik rumah
(konsumen) di perumahan sehingga investor mendapatkan keuntungan yang maksimal. 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perumahan yang akan dibandingkan adalah beberapa perumahan di wilayah Medan Tuntungan yang setingkat (sebanding) 2. Perumahan yang akan dibandingkan adalah perumahan yang didalamnya dibangun rumah minimalis yaitu rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 54 m 2 sampai 200 m 2. Terdapat beberapa tipe rumah minimalis diantaranya tipe 36, tipe 45, tipe 54, tipe 60 dan tipe 70 dan sebagainya (SKB Menteri Dalam Negeri, Menteri PU, Menteri Perumahan Rakyat, 1992) 3. Perumahan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: a. Perumahan Stella Residence b. Perumahan Setia Budi Flamboyan c. Perumahan Setia Budi Vista d. Perumahan Setia Budi Makmur 2 e. Perumahan De Gardenia f. Perumahan Setia Budi Raya 4. Penelitian ini adalah contoh analisis penggunaan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) Model Yager dalam kehidupan nyata yaitu menentukan perumahan terbaik sebagai investasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan perumahan telah diurutkan oleh responden penelitian yaitu sebagian pemilik rumah yang diambil secara acak dan jumlahnya ditentukan berdasarkan sampel sederhana. Namun, keputusan akhir tetap berada di pihak investor 5. Metode Fuzzy yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Fuzzy Multi- Attribute Decision Making Model Yager
1.4. Tinjauan Pustaka Masalah kekaburan (fuzzy) bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti: Informasi yang tidak dapat dihitung, informasi yang tidak lengkap, informasi yang tidak jelas, dan pengabaian parsial (Chen, 1997, dalam Kusumadewi, 2006). Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penelitian tentang pengunaan metode fuzzy MCDM dan terbukti memiliki kinerja yang baik. Fuzzy MCDM dapat diklasifikasikan dalam 2 model (Ribeiro, 1996, dalam Kusumadewi, 2006) yaitu: Fuzzy Multi-Objective Decision Making (Fuzzy MODM) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Pada fuzzy MODM berisi sejumlah tujuan yang berbeda yang biasanya sangat sulit diselesaikan secara simultan. Alternatif-alternatif tidak didefenisikan sebelumnya, sehingga pengambil keputusan harus menyeleksi beberapa kemungkinan alternatif dengan jumlah sumber yang sangat terbatas. Sedangkan pada fuzzy MADM, alternatif-alternatif sudah diketahui dan ditentukan sebelumnya. Pengambil keputusan harus menentukan prioritas atau ranking berdasarkan kriteria yang diberikan. Secara umum, fuzzy MADM memiliki suatu tujuan tertentu, yang dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu (Simoes-Marques, 2000, dalam Kusumadewi, 2006), menyeleksi alternatif dengan atribut (kriteria) dengan ciri-ciri terbaik; dan mengklasifikasi alternatif berdasarkan peran tertentu. Untuk menyelesaikan masalah Fuzzy MADM, dibutuhkan 2 tahap, yaitu: a. Membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi derajat kecocokan pada semua kriteria b. Merangking semua alternatif untk mendapatkan alternatif terbaik. Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam proses perangkingan, yaitu melaui defuzzy atau melalui relasi preferensi fuzzy (Lee, 2003, dalam Kusumadewi, 2006) Pada dasarnya, ada 2 model Fuzzy MADM, yaitu model yang diperkenalkan oleh Yager(1978) dan model yang diperkenalkan oleh Baas dan Kwakernaak (1977).
Fuzzy MADM model Yager ini merupakan bentuk standar dari fuzzy MADM. Misalkan A={ adalah himpunan alternatif, dan atribut dipresentasikan dengan himpunan fuzzy. Bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan atribut ke-j dinotasikan dengan nilai capaian alternatif terhadap atribut diekpresikan dengan derajat keanggotaan. Keputusan akhir diambil berdasarkan interseksi dari semua atribut fuzzy sebagai berikut: = Alternatif optimal didefenisikan sedemikian rupa sehingga alternatif tersebut memberikan kontribusi derajat keanggotaan tertinggi pada Langkah-langkah penyelesaian untuk model yager ini adalah (Zimmemann, 1991, dalam Kusumadewi, 2006) : a) Tetapkan matriks perbandingan berpasangan antar atribut, berdasarkan prosedur hirarki saaty sebagai berikut: M= Dengan adalah kepentingan relative atribut terhadap atribut. b) Tentukan bobot yang konsisten untuk setiap atribut berdasarkan metode eigenvektor dari Saaty. c) Hitung nilai dari d) Tentukan interseksi dari semua, sebagai: ={(, e) Pilih dengan derajat keanggotaan terbesar dalam dan tetapkan sebagai alternatif optimal.
1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan urutan prioritas atribut yaitu faktorfaktor konsumen dalam memilih perumahan sekaligus membantu investor menyeleksi perumahan terbaik dari beberapa perumahan yang menjadi sampel penelitian di wilayah Kecamatan Medan Tuntungan dengan melihat peluang keuntungan investasi yang maksimal. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Diketahui prioritas atribut penelitian yaitu faktor-faktor konsumen dalam memilih perumahan 2. Investor perumahan dapat menyeleksi perumahan yang terbaik yang akan diinvestasikan dari beberapa pilihan perumahan yang tersedia sehingga keuntungan yang akan diperoleh maksimal 3. Menjadi bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian lain yang menggunankan Fuzzy Multi Attribute-Decision Making khususnya model Yager. 4. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pengembang perumahan dalam meningkatkan mutu dan kualitas perumahan khususnya di perumahan wilayah Kecamatan Medan Tuntungan. 1.7. Metodologi Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian yaitu berupa buku-buku, jurnal, dan internet. 2. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari responden yaitu beberapa pemilik rumah (konsumen) di perumahan Kecamatan Medan Tuntungan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner yang berisi tanggapan konsumen tersebut tentang perumahan yang telah ditempati dan mengurutkan prioritas atribut yaitu faktor-faktor dalam menentukan pemilihan perumahan 3. Pengolahan Data dan Pembahasan Kuesioner yang telah diisi akan dikumpulkan dan diolah secara manual. Data tersebut akan digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan atribut dan nilai rata-rata tingkat kepentingan alternatif terhadap setiap atribut dengan menggunakan rata-rata geometri. Selanjutnya ditentukan fungsi keanggotaan setiap alternatif pada setiap atribut dengan menggunakan representasi linier. Dengan menggunakan langkah-langkah metode Yager, fungsi keanggotaan dipangkatkan dengan vektor bobot yang diperoleh dari matriks berpasangan setiap alternatif terhadap setiap atribut. Nilai akhir minimum setiap alternatif terhadap setiap atribut menunjukkan nilai capaian setiap alternatif terhadap atribut. Aternatif dengan nilai akhir minimum yang paling maksimum adalah alternatif yang paling mendekati pencapaian atribut yang menyatakan alternatif terbaik. 4. Memberikan Kesimpulan