Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

3

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

SKRIPSI. Oleh : ELFRIDA NOVIANTY K

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR KELAS V SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGIDENTIFIKASI JENIS JENIS PEKERJAAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)


PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (SDA) DALAM IPA DENGAN MENERAPKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PENGGUNAAN MEDIA EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA SEKOLAH DASAR Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: 1) uni.harnika@yahoo.com 2) chum_dari@yahoo.co.id 3) hasanmahfud449@gmail.com Abstract: The purpose of this research was to improve the understanding of soil formation processes concept through cooperative learning model of Team Assisted Individualization type. The type of this research was classroom action research that was conducted in two cycles. The subject of this research were a teacher and the fifth grade students of SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta in the academic year of 2016/2017 that consist of 34 students. The data resources of this research were a teacher, students and intructional process. The data collecting techniques were interview, observation, test and documentation. The data validiting were used triangulation of resources, triangulation of technique and content validity. Then the data analysis technique were descriptive comparative analysis and interactive analysis model. The result of the research, was conclude that the cooperative learning model of Team Assisted Individualization can improve the understanding on the soil formation processes concept in the fifth grade students of SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta in the academic year of 2016/2017. Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Sumber data penelitian ini adalah guru, siswa dan proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber, triangulasi teknik dan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dan model analisis interaktif. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan pemahaman pada siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Kata Kunci: proses pembentukan tanah, model pembelajaran kooperatif, Team Assisted Individualization Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang harus disampaikan dengan sebaik-baiknya, mengingat pembelajaran IPA mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana mereka hidup dan bagaimana berperan sebagai makhluk hidup serta bersikap terhadap alam. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dapat dilaksanakan dengan membawa permasalahan sehari-hari yang dilihat atau dialami oleh siswa ke dalam kelas. Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah. Permasalahan yang ada dipraktikkan di dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat berperan aktif di dalamnya. Selain itu, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep IPA yang dipelajari dan siswa juga dapat menemukan sendiri berbagai fakta dan pengetahuan baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Hal tersebut senada dengan pendapat Dellsen (2016: 72) yang menyatakan bahwa kemajuan ilmiah berbanding lurus dengan pemahaman ilmiah daripada kumpulan pengetahuan. Pemahaman siswa akan lebih berpengaruh pada keberhasilan suatu pembelajaran daripada siswa hanya sekedar mengetahui materinya saja, salah satunya adalah konsep proses pembentukan tanah. Konsep mengenai proses pembentukan tanah erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga penting bagi siswa untuk memahami konsep-konsep tentang proses pembentukan tanah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan dengan guru kelas V pada 06 Januari 2017 mengenai pembelajaran IPA 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2) 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

di kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Guru menjelaskan bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas V ini belum berpusat pada siswa karena guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, mencatat dan penugasan. Pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA terutama mengenai konsep proses pembentukan tanah pada siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta masih rendah. Guru dalam menyampaikan konsep-konsep proses pembentukan tanah belum menggunakan model pembelajaran inovatif yang melibatkatkan siswa, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Siswa cenderung pasif dan kurang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, sehingga diperlukan solusi guna memperbaiki pembelajaran yang dilakukan selama ini. Hasil wawancara dikuatkan dengan hasil observasi yang dilaksanakan di SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 pada 07 Januari 2017. Mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas ditemukan beberapa fakta, diantaranya: 1) Kurangnya penerapan pembelajaran inovatif; 2) Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered); 3) Pembelajaran cenderung monoton dan membosankan; 4) Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPA; 5) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru; 6) Minimnya sumber belajar yang disediakan oleh guru. Hal tersebut didukung oleh data yang diperoleh dari nilai evaluasi pratindakan yang telah dilaksanakan pada 09 Januari 2017. Dari data yang diperoleh rata-rata nilai evaluasi pemahaman termasuk dalam kategori yang rendah. Dari seluruh siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta yang mencapai KKM hanya 23,5%, yakni dari 34 siswa hanya 8 siswa yang mencapai nilai KKM ( 70). Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM ( 70) sebesar 76,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep proses pembentukan tanah di kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 masih rendah. Fakta tersebut merupakan indikasi bahwa proses pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan di kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 masih kurang berhasil dalam memberikan pemahaman. Rendahnya keberhasilan siswa ini mendorong guru untuk mengevaluasi kembali pembelajaran yang telah beliau laksanakan. Guna memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep proses pembentukan tanah, guru harus menggunakan model pembelajaran yang menarik sehingga membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran dan memahami konsep-konsep yang disampaikan. Berdasarkan hal tersebut guru bersedia melakukan kolaborasi untuk meningkatkan pemahaman siswa tersebut. Model pembelajaran yang dipilih dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang proses pembentukan tanah ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini merupakan model pembelajaran yang di prakarsai dan dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Seperti yang diungkapkannya bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization di prakarsai sebagai usaha untuk merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif (2005: 189). Alasan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization diterapkan dalam pembelajaran IPA karena model ini berorientasi pada partisipasi aktif siswa. Tipe pembelajaran ini melatih kerjasama dan tanggung jawab antara siswa yang kemampuan kognitifnya tinggi dengan siswa yang kemampuan kognitifnya rendah dan dapat mengurangi dampak heterogen pengelompokan dalam model pembelajaran kooperatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda (2013: 200) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. METODE Pendekatan penelitian pada rancangan penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan model siklus. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam baha-

sa inggris disebut Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan guru dengan tujuan untuk mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2016: 1) PTK adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta pada semester II tahun ajaran 2016/ 2017. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa, sejumlah 34 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama dua siklus dengan siklus I dan II masing-masing dilaksanakan dalam 2 pertemuan, setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1) perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); 4) refleksi tindakan (reflecting) (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2016: 210). Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru dan siswa. Bentuk data yang didapatkan berupa hasil evaluasi pemahaman konsep siswa, hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil wawancara guru serta dokumen seperti silabus IPA kelas V, RPP IPA kelas V dan dilengkapi dengan foto dan video pelaksanaan tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber, triangulasi teknik dan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif dan teknik analisis deskriptif komparatif. HASIL Sebelum dilaksanakan penelitian pada siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 terlebih dahulu dilakukan wawancara, observasi dan tes pratindakan untuk mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya ada di sekolah. Hasil tes pratindakan menunjukkan sebagian besar nilai siswa masih di bawah KKM ( 70). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi nsi Pemahaman Konsep pada Pratindakan 30-39 7 34,5 241,5 20,59 40-49 6 44,5 267 17,65 50-59 7 54,5 381,5 20,59 60-69 6 64,5 387 17,65 70-79 3 74,5 223,5 8,82 80-89 5 84,5 422,5 14,70 Jumlah 34 1923 100 Rata-Rata Kelas 54,85 Ketuntasan Klasikal 23,5% di Bawah KKM 76,5% Tertinggi 85 Terendah 30 Berdasarkan data di atas, sebagian siswa belum mencapai KKM ( 70). Dari 34 siswa, 26 diantaranya atau 76,5% siswa masih di bawah KKM. Dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 85, dan nilai rata-rata kelas 54,85. pemahaman konsep proses pembentukan tanah setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Tabel 2. Distribusi nsi Pemahaman Konsep pada Siklus I 40-49 3 44,5 133,5 8,82 50-59 1 54,5 54,5 2,94 60-69 8 64,5 516 23,53 70-79 13 74,5 968,5 38,24 80-89 5 84,5 422,5 14,71 90-99 4 94,5 378 11,76 Jumlah 34 2473 100 Rata-Rata Kelas 71,4 Ketuntasan Klasikal 64,71% di Bawah KKM 35,29% Tertinggi 92,5 Terendah 42,5 Pada siklus I terdapat 22 siswa yang mencapai batas KKM atau 64,71% dan 12

siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 35,29%. terendah 42,5 dan nilai tertinggi 92,5. Dengan demikian target pada indikator kinerja belum tercapai, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II nilai pemahaman konsep proses pembentukan tanah menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi nsi Pemahaman Konsep pada Siklus II 51-60 1 55,5 55,5 2,94 61-70 2 65,5 131 5,88 71-80 4 75,5 302 11,76 81-90 18 85,5 1539 52,94 91-100 9 95,5 859,5 26,47 Jumlah 34 2887 100 Rata-Rata Kelas 86,6 Ketuntasan Klasikal 94,12% di Bawah KKM 5,88% Tertinggi 100 Terendah 60 Setelah dilaksanakan tindakan siklus II data yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat 32 siswa atau 94,12% yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 2 siswa atau 5,88% yang mendapatkan nilai di bawah KKM. terendah 60, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata kelas 86,6. Hasil nilai pemahaman meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu 90% siswa mencapai batas KKM. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian dihentikan pada siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah dilaksanakan, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan pemahaman konsep proses pembentukan tanah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Widyantini (2006: 8) bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization adalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan sikap aktif siswa karena siswa berada pada kelompok belajar yang dibagi guru secara heterogen. Penerapan model ini juga akan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang secara utuh di bentuk dalam diri individu dengan harapan dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2013) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA. Selain itu peningkatan juga ditunjukkan pada aktivitas siswa (aspek afektif dan psikomotor) serta kinerja guru dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih tertarik dan antusias untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran dan kemampuan bekerja sama yang dimiliki siswa meningkat yang dapat dilihat pada saat siswa melakukan diskusi secara berkelompok. Pada tes pratindakan diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 54,85, masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Sedangkan besarnya siswa yang tuntas adalah 23,5%, nilai terendah pada tes pratindakan adalah 30, sedangkan nilai tertinggi adalah 85. Berdasarkan hasil analisis pratindakan tersebut, maka dilaksanakan tindakan berupa penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep proses pembentukan tanah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Pembelajaran pada siklus I menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization menunjukkan adanya peningkatan dari pratindakan. Berdasarkan hasil analisis data nilai pemahaman diketahui bahwa ketuntasan pada siklus I meningkat sebesar 41,21% dari siklus sebelumnya menjadi 70,62%. Persen ketuntasan siswa dalam pemahaman pada siklus I belum memenuhi indikator kriteria yang ditentukan. Selain itu, masih

terdapat beberapa kekurangan pada siklus I yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya, yaitu guru dalam melaksanakan tes/kuis belum sesuai dengan materi pembelajaran, guru dalam menyajikan kembali materi proses pembentukan tanah tidak dengan pemecahan masalahnya, siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya sendiri dan belum berani bertanya mengenai materi yang diberikan guru sehingga pemahaman konsep siswa masih rendah. Setelah melakukan refleksi dari siklus I, maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan pada siklus I dapat dikurangi. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar dan sesuai dengan perencanaan. Hasil analisis data pada siklus II menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman pada siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. terdapat 32 siswa atau dengan 94,12% telah mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas 86,6. Data nilai perbandingan nilai pemahaman konsep siswa sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Konsep Prantindakan, Siklus I dan Siklus II Keterangan Pratindakan Siklus Siklus II I Terendah 30 42,5 60 Tertinggi 85 92,5 100 Rata-Rata 54,85 71,4 86,6 Ketuntasan 23,5% 64,71% 94,12% SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat ditarik simpulan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan pemahaman pada siswa kelas V SD N Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan nilai pemahaman yaitu pada pratindakan sebesar 23,5%. Selanjutnya pada siklus I ketuntasan meningkat menjadi 64,71% dan pada siklus II meningkat menjadi 94,12%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Dellsen, Finnur. (2016). Scientific Progress: Knowledge Versus Understanding. Studies in History and Philosophy of Science. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nugraha. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Brangkal Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Universitas Sebelas Maret. Slavin, R E (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Widyantini. (2006). Model Pembelajaran Matematika dengan pendekatan kooperatif. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika.