KONSULTASI PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG FORMULA PERHITUNGAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pelaksanaannya, tarif jasa telekomunikasi ditetapkan berdasarkan formula; b. bahwa Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor K.M.147/PT.102/MPPT-97 tentang Tarif Jasa Nilai Tambah Electronic Data Interchange (EDI) yang menggunakan penetapan berdasarkan besaran tarif, tidak memiliki kekuatan hukum mengikat karena bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Formula Perhitungan Tarif Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980); 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 96); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG FORMULA PERHITUNGAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI. Pasal 1 (1) Besaran tarif penyelenggaraan jasa telekomunikasi ditetapkan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi berdasarkan formula perhitungan tarif. (2) Formula perhitungan tarif penyelenggaraan jasa telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan biaya. Pasal 2 Formula perhitungan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas biaya elemen jaringan, biaya aktivitas layanan retail, dan profit margin, sesuai formula perhitungan tarif sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 3 - Pasal 3 Tata cara penetapan tarif jasa telekomunikasi yang disalurkan melalui jaringan bergerak seluler dan tata cara penetapan tarif jasa teleponi dasar yang disalurkan melalui jaringan tetap dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri yang mengatur hal dimaksud. Pasal 4 (1) Menteri melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini. (2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan berdasarkan laporan penyelenggara jasa telekomunikasi dan/atau pengguna. Pasal 5 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor K.M.147/PT.102/MPPT-97 tentang Tarif Jasa Nilai Tambah Electronic Data Interchange (EDI) dicabut. Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 4 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RUDIANTARA Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG FORMULA PERHITUNGAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI FORMULA PERHITUNGAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI Formula perhitungan tarif penyelenggaraan jasa telekomunikasi mencakup 3 (tiga) komponen, yaitu biaya elemen jaringan, biaya aktivitas layanan retail, dan profit margin sebagai faktor keuntungan dari penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Formula Perhitungan: Tarif = Biaya Elemen Jaringan + Biaya Aktivitas Layanan Retail + Profit Margin 1. Biaya Elemen Jaringan Biaya elemen jaringan merupakan biaya yang dihitung untuk keperluan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan memperhatikan nilai keekonomian. Biaya elemen jaringan terdiri dari biaya Belanja Modal (Capital Expenditure/CAPEX) dan/atau Belanja Operasional (Operational Expenditure/OPEX). CAPEX memperhitungkan depresiasi dan biaya modal. 2. Biaya Aktivitas Layanan Retail Biaya aktivitas layanan retail merupakan biaya yang mendukung penyelenggaraan jasa telekomunikasi, antara lain biaya penjualan dan pemasaran. 3. Profit Margin Profit margin merupakan tingkat keuntungan yang wajar dalam penyelenggaraan jasa telekomunikasi.
- 2 - Perhitungan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 3 disesuaikan dengan jenis penyelenggaraan jasa telekomunikasi. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RUDIANTARA