BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU N o. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan. persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kualitas kemajuan suatu bangsa tersebut. Dalam kemajuan suatu bangsa perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pada zaman grobal sekarang ini, di mana arus informasi terus meningkat dan tidak mungkin dibendung, apalagi dengan adanya internet, memberikan implikasi terhadap proses belajar, baik dari segi penyediaan dalam sumber belajar maupun cara membelajarkan mahasiswa. Oleh karena itu, pendidikan harus menunjukan sikap tanggap terhadap perubahan zaman. Pendidikan indonesia sebagai perwujudan sikap tanggap dalam perkembangan zaman, sehingga dapat menghasilkan output yang siap menghadapi perkembangan zaman saat ini. Karena pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dimana pendidikan adalah segala hidup yang mempengaruhi pertumbuhan suatu individu, sehingga pendidikan menjadi suatu yang mutlak ada bagi individu dan harus di penuhi untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan itu diharapkan dapat terwujud manusia dewasa yang berkepribadian, cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan berguna bagi orang tua, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan kata lain, pendidikan dapat memanusiakan manusia dan atau dapat mengangkat dan menjaga martabat manusia, karena esensi pendidikan adalah memanusiakan manusia. Menurut Syamsul Mu arif (2009: 17) dalam Samino (2015: 51) pendidikan adalah usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, teratur, dan berencana. Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan pada undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa: 1

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadatuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertangung jawab. Kemajuan pendidikan masyarakat merupakan pilar kemajuan suatu bangsa. Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik itu guru, dosen dan siswa/ mahasiswa. Oleh karena itu, pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan diperlukan pendidikan yang berkualitas. Inti dari pendidikan itu sendiri adalah proses alih informasi dan nilai-nilai yang ada. Selama proses itu terjadi, pengalaman dan penalaran pengambilan suatu keputusan pada diri seseorang akan bertambah baik. Sindhunata (2000:91 ) dalam Samino (2015:51) Pendidikan diartikan sebagai proses kemasyarakatan yang akhirnya membentuk pengetahuan, sikap ketrampilan, serta perilaku seseorang, baik upaya pembentukan itu dilakukan secara sengaja maupun yang terjadi tak disengaja. Di dalam Proses belajar mengajar, mahasiswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Mahasiswa itu akan menjadi faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. karena dalam diri manusia ada fungsi yang bersifat rasional yang bertangung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial individu. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan mempunyai sikap belajar yang sesuai dengan kemampuannya agar dapat mencapai tujuan yang diingingkan. Menurut Holzman dalam Djaali (2008:115), mengembangkan teori sikap belajar melalui dua komponen, yaitu, Teacher approval (TA) dan Education Acceptance (EA). TA berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru: tingkah laku mereka dikelas; dan cara mengajar. Adapun EA terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai;

3 dan materi yang disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di sekolah. Sikap belajar penting karena didasarkan oleh peranan guru di dalam proses belajar mengajar. Sikap belajar bukan saja ditunjukan kepada guru melainkan juga pada tujuan yang akan dicapai. Sikap belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan belajar yang tinggi sehingga akan mencapai tujuan yang akan dicapai. Menurut Djaali (2008:116) Sikap belajar yang positif bisa disamakan dengan minat. Oleh karena itu mahasiswa yang malas, tidak mau belajar dan gagal dalam pelajaran merupakan mahasiswa yang tidak ada minat. Mahasiswa yang sikap belajarnya positif akan menjadi lebih aktif dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang belajarnya negatif. Sikap merupakan faktor internal psikologis individu yang sangat berperan dan akan mempengaruhi proses belajar. Seseorang akan mau belajar dengan tekun tergantung dari sikap mahasiswa tersebut. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang adalah sikap positif (menerima/suka) terhadap bahan/ mata pelajaran yang akan di pelajari, terhadap guru, yang mengajar, dan terhadap lingkungan belajar (kondisi kelas, teman - teman, sarana dan prasarana belajar, dan sebagainya). Dalam sikap belajar ada tiga komponen yang berpengaruh satu sama lain. Komponen-komponen sikap itu terdiri dari komponen afektif, komponen kognigtif, dan komponen perilaku. Komponen afektif merupakan sikap belajar siswa yang positif yang disamakan dengan minat, sedangkan minat akan memperlancar jalannya pelajaran siswa yang malas, karena sikap afektif ini merupakan sumber motif yang terdapat dalam diri siswa. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan juga merugikan. Komponen sikap kognitif ini berpengaruh terhadap komponen afektif atau komponen emosional, yaitu berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Kemudian sikap

4 tersebut diaplikasikan dalam bentuk perilaku atau action component, yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan utuk berperilaku. Sikap belajar merupakan persoalan yang krusial dalam proses belajar, setinggi apapun pengetahuan dan ketrampilan yang di miliki dari proses belajar, tidak akan bermakna jika seseorang tidak bertingkah laku yang baik. Terlebih di mata masyarakat sekitar, keberhasilan pendidikan pada umumnya diukur melalui sikap seseorang. Seseorang dalam berinteraksi atau bertingkah laku dilihat dari pandangan yang telah ia lihat, menjadikan apa yang dilihat sebagai perasaan suka atau tidak suka, dan akan ikut menentukan kecenderungan bagaimana seseorang berperilaku. Saat ini mahasiswa pada Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Mereka cenderung diam saat dosen memberikan kesempatan untuk menanyakan apa yang kurang jelas dari apa yang sudah dijelaskan, terkadang mahasiswa hanya mengikuti proses belajar di dalam kelas tapi mereka tidak memahami apa yang ada dalam proses tersebut. Karena itu, kurangnya sikap dalam belajar akan membawa dampak yang dapat merugikan mahasiswa itu sendiri. Pada umumnya faktor penentu keberhasilan suatu pendidikan ditentukan dari aktifnya mahasisiswa di dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar. Sikap belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan mahasiswa. Menurut Syah (2010:132), sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya. Pada dunia pendidikan belajar merupakan sangat penting untuk berjalannya proses belajar antara dosen dengan mahasiswa dalam perguruan tinggi. Mahasiswa di tuntut untuk tanggap dalam perkembangan dunia pendidikan dan memperoleh hasil yang baik, serta mampu mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Mengembangkan potensi mahasiswa perlu adanya suatu proses belajar yang baik dan terarah. Proses belajar yang baik dan terarah dilihat dari dosen sebagai pengelola dalam kelas untuk menciptakan suasana yang menyenangkan

5 dan nyaman di dalam kelas bagi mahasiswa agar tercapainya hasil yang baik. Dosen hendaknya menghidupkan keaktifan mahasiswa agar terciptanya timbal balik suatu proses belajar mengajar yang baik. Syah (2003: 95) belajar juga memerankan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tenggah - tenggah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Metode dan proses belajar untuk mahasiswa sangat berbeda dengan kanak-kanak. Mahasiswa telah memiliki sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari tingkat pendidikan sebelumnya, dari orang tua, teman-teman pergaulan, masyarakat, dan tidak terkecuali dari media massa, terlebih di era grobal sekarang ini. Kita bisa melihat hasil belajar mahasiswa dengan bagaimana mahasiswa bersikap dalam belajar. Karena sikap belajar yang baik bisa mengasilkan hasil yang baik pula, tapi sebaliknya sikap belajar yang kurang baik tidak dapat menghasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Mahasiswa harus dapat menyikapinya dalam proses belajar, untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan tujuan belajar. Sikap belajar mahasiswa dapat diperoleh pula dengan aktifnya mahasiswa dalam berorganisasi. Mahasiswa yang mengikuti atau menjadi bagian dalam sebuah organisasi mempunyai dampak yang besar dalam kehidupan, karena dalam sebuah organisasi di ibaratkan sebagai kelompok dalam ruang likup yang kecil. Dimana organisasi sebagai wahana yang dapat mengembangkan ketrampilan dalam berinteraksi sosial, memperluas relasi, menambah wawasan dan pengalaman sehingga memudahkan mahasiswa untuk saling bertukar pikiran. Dalam pengamatan yang dilakukan kepada Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi (HMP) dan unit kerja mahasiswa (UKM), bah wasanya banyak dari mereka yang aktif dalam berorganisasi tetap mencapai tujuan dalam perkuliahan yaitu prestasi yang bagus, namun tidak dipungkiri bahwa kegiatankegiatan dalam organisasi mengganggu belajar mahasiswa karena mereka harus bisa membagi waktu belajar dengan organisasi. Seseorang mahasiswa sebagai aktivis kampus tergabung dalam organisasi kemahasiswaan mempunyai

6 kebiasaan dalam mengahadapi berbagai masalah kehidupan, sehingga ketika lulus, tidak cangung lagi berhadapan dengan kehidupan masyarakat yang sebenarnya terutama ditempat bekerja. Selain keaktifan berorganisasi faktor yang membentuk sikap belajar adalah kemandirian belajar mahasiswa. Kemandirian belajar merupakan suatu kemauan yang mendorong mahasiswa agar berinisiatif, aktif mandiri dan disiplin dalam proses belajar. Menurut Nurhayati (2011:138), kemandirian belajar sebagai suatu situasi di mana pembelajar bertangung jawab penuh mengambil keputusan dan menerapkannya dalam pembelajaran. Ada dugaan mahasiswa yang belum memiliki kemandirian belajar karena mereka kurang menguasai beberapa ketrampilan yang dibutuhkan. Kemandirian dalam belajar perlu ditanamkan kepada pembelajar, terutama mahasiswa sejak memasuki bangku perkulihan. Kemandirian merupakan sikap dan perilaku yang terbentuk akibat racangan proses belajar yang memandirikan pembelajar. Untuk mencapai harapan tersebut, tugas dosen memberikan kesempatan, memotivasi, memperlancar mahasiswa untuk melakukan sendiri hal-hal yang sebenarnya mereka mampu melakukan dengan petunjuk seperlunya dosen, sehingga tatap muka perkulihan merupakan forum untuk mengkonfirmasi pemahaman mereka terhadap materi dan tugas yang dikerjakan di luar jam tatap muka perkuliahan. Dalam menghadapi pembelajaranya sendiri, mereka kurang percaya diri terhadap kemampuannya, mereka kurang termotivasi untuk belajar sendiri, atau mereka tidak memperoleh lingkungan kondusif untuk mengembangkannya. Tingkat kemandirian pembelajar pada suatu lembaga, tergantung seberapa banyak dan luas lembaga tersebut memberikan otonom atau kesempatan pada pembelajar. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki sikap belajar yang bagus diperoleh dari kemandirian belajar mahasiswa itu sendiri. Karena sikap belajar terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan mahasiswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul SIKAP BELAJAR

7 MAHASISWA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Sikap mahasiswa yang masih pasif saat proses belajar mengajar di dalam kelas maupun saat di luar proses belajar mengajar sehingga kurang tercapainya tujuan yang ingin dicapai. 2. Mahasiswa yang hanya mengikuti perkulihan di banding mereka yang ikut dalam setiap kegitaan kemahasiswaan, sehingga melatih mahasiswa untuk bersikap aktif. 3. Banyak mahasiswa yang masih belum bisa mandiri dalam proses belajar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, agar masalah tidak meluas, maka perlu pembatasan masalah, pembatasan masalah diperlukan agar peneliti lebih terarah dalam mengkajinya lebih mendalam. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian terbatas pada mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun angktan 2013/2014. 2. Kemandirian mahasiswa dalam proses belajar mengajar. 3. Keaktifan organisasi mahasiswa yang diterapkan pada proses belajar. 4. Sikap belajar pada mahasiswa dalam belajar di dalam kelas maupun di luar kelas. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu:

8 1. Adakah pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap sikap belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2013/2014? 2. Adakah pengaruh kemandirian belajar terhadap sikap belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2013/2014? 3. Adakah pengaruh keaktifan berorganisasi dan kemandirian belajar terhadap sikap belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2013/2014? E. Tujuan Peneliti Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap sikap belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap sikap belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan berorganisasi dan kemandirian belajar terhadap sikap belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2013/2014. F. Manfaat Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak. Beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai sikap belajar mahasiswa dengan keaktifan berorgansasi dan kemandirian belajar pada mahasiswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Sebagai sarana menambah wawasan serta untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama diperkuliahan.

9 b. Bagi Universitas Memberikan sumbagan positif kepada Universitas sebagai pertimbangan untuk meningkatkan sikap belajar mahasiswa yang baik. c. Bagi Mahasiswa Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya kepada mahasiswa tentang pengaruh keaktifan berorganisasi dan kemandirian belajar terhadap sikap belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2013/2014.