BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

DAFTAR ISI. ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH...ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia, khususnya perbankan syariah, terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. variasi dari jumlah dan jenis perusahaan perbankan di Indonesia cukup luas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kinerja suatu bank dan kemampuan bersaing. Salah satu. melalui Return on Asset (ROA) atau rasio laba terhadap aset.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank. Amanah Rabbaniah. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila

BAB I PENDAHULUAN. atau penyedia dana bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk mayoritas muslim, bank syariah tentunya memiliki peran yang sangat besar. Masyarakat membutuhkan lembaga keuangan yang beroperasi sesuai dengan syariah dimana bank syariah merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat. Praktik bank syariah pertama kali di Indonesia di awali oleh berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Akte pendirian Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991, namun mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, bank syariah di Indonesia belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional, bahkan landasan hukum sebagai bank yang beroperasi dengan sistem syariah hanya disebut sebagai Bank dengan sistem bagi hasil dalam UU No. 7 Tahun 1992. Pembahasannya pun tidak dijelaskan secara rinci dalam UU tersebut. Perbankan syariah di Indonesia mulai mendapat perhatian setelah terjadi krisis moneter 1998 dimana banyak bank- bank yang terkena 1 UUD No.21 Thn 2008 1

dampak dari krisis moneter tersebut. Namun Bank Muamalat Indonesia yang merupkan satu-satunya bank syariah saat itu mampu bertahan dari krisis moneter. Setelah peristiwa ini perbankan syariah mulai berkembang dengan perubahan landasan hukum dari UU No 7 Tahun 1992 menjadi UU No. 10 Tahun 1998 dengan perbankan bersistem dual banking yaitu membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Dalam UU No.10 Tahn 1998 juga disebutkan landasan hukum serta jenis- jenis saha yang dapat dioperasikan oleh bank syariah. Pada tahun 2008 landasan hukum yang semula UU No. 10 1998 diperbarui lagi dengan UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Dalam UU No. 21 Tahun 2008 ini telah menjelaskan secara rinci mengenai ketentuan khusus perbankan syariah dan digunakan sampai sekarang. Kini di Indonesia perbankan syariah telah berkembang dan mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah kantor Bank umum sayriah dan Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia. Tabel 1.1 : Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Pertumbuhan Perbankan Syariah Tahun 2008 2015 2016 BUS 5 12 12 UUS 27 22 22 BPRS 131 163 165 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, OJK Juli 2016 2

Bank Syariah di Indonesia sampai bulan Juli tahun 2016 telah memiliki Jaringan Kantor individual sudah mencapai 2.397, dengan 12 Bank Umum Syariah dan 22 Unit Usaha Syariah. Jumlah asset 305.542 Trilyun (SPS OJK Juli 2016) dengan rasio pangsa pasar 4,86%, Posisi ini naik jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama yakni sebesar 4,46%. Hal ini menunjukan pangsa pasar masih terjebak di kisaran 5%, tentunya perbankan syariah masih memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Perbankan syariah memiliki akad yang variatif, hal ini dapat menjadi peluang besar bagi industri perbank syariah untuk lebih berkembang. Berbeda dengan perbankan konvensional, perbankan syariah dengan akad yang variatif tentunya dapat menciptakan diversifikasi produk yang bervariatif pula terutama diversifikasi produk pada pembiayaan. Rata- rata akad yang telah diterapkan oleh perbankan syariah di Indonesia untuk produk pembiayaan saat ini yaitu Murabahah, Mudharabah, Musyarokah, dan Ijarah. Semestinya perbankan syariah Indonesia dapat menambah diversifikasi produk pembiayaan dengan menerapkan akad lain atau akad dari turunan akad yang disebutkan diatas. Ketika bank syariah meningkatkan diversifikasi produknya kemungkinan dapat menarik nasabah lebih banyak. Hal ini karena nasabah akan memiliki pilihan produk yang lebih dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing nasabah. Apalagi dengan melihat kondisi Indonesia saat ini dimana telah banyak pengembangan UMKM dan 3

kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin bervariasi, maka perbankan syariah tentunya dapat menjadikan ini sebagai peluang untuk meningkatkan pangsa pasarnya melalui diversifikasi produk. Selain untuk dapat mengembangkan perbankan syariah di Indonesia, diversifikasi produk pembiayaan juga diperkirakan dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah. Semakin banyak pilihan produk pembiayaan maka nasabah akan memiliki banyak pilihan pula dan dapat memutuskan untuk menggunakan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang telah diketahui salah satu tujuan dari diversifikasi adalah untuk memanage risiko yang kemungkinan akan terjadi tanpa mengenyampingkan profitabilitas. Pada lembaga perbankan syariah, diversifikasi ini seharusnya dapat digunakan untuk memecah risiko yang ada. Misalnya ketika bank syariah hanya mengutamakan produk pembiayaan dengan risiko yang rendah namun keuntungan yang didapatkan juga rendah. Sebaliknya, jika bank syariah mampu mengelola produk pembiayaan dengan risiko yang lebih tinggi maka keuntungan yang didapat juga akan lebih tinggi. Hal ini tentu tidak efisien apabila bank syariah hanya mengelola dan mengutamakan satu produk dengan risiko rendah tapi keuntungan yang didapatkan juga rendah, karena dapat mengahambat pertumbuhan profitabilitas bank syariah itu sendiri. 4

Tabel 1.2. Pendapatan Kegiatan Usaha BUS dan UUS Jul-15 Jul-16 Mudharabah 15.729 14.789 Musyarakah 54.332 65.713 Murabahah 117.948 125.635 Qardh 4.643 3.912 Istishna' 700 805 Pembiayaan Sewa (Ijarah) termasuk Piutang Sewa 11.491 9.289 Sumber : Statistik Perbankan Syariah bln Juli 2016, OJK Dilihat dari statistik perbankan syariah pada bulan Juli 2016, kegiatan usaha bank umum syariah dan unit usaha syariah paling banyak ada pada Murabahah dengan angka 125.625 M. Untuk pembiayaan mudharabah yaitu 14.789 M, pembiayaan musyarakah 65.713 M, Qard 3. 912 M, Istishna 805 M, dan Ijarah 9.289 M. Grafik 1.1.Porsi Pendapatan Kegiatan Usaha BUS dan UUS Juli 2016 Qardh 2% Istishna' 0% Mudharabah 7% Pembiayaan Sewa (Ijarah) termasuk Piutang Sewa 4% Musyarakah 30% Murabahah 57% 5

Sumber : Statistik Perbankan Syariah bln Juli 2016, OJK Dari grafik diatas dapat dilihat porsi dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank syariah, produk pembiayaan dengan porsi paling banyak yaitu Murabahah dengan 57%, Musyarakah dengan porsi 30%, Mudharabah dengan porsi hanya 7%, Ijarah 4%, Qard 2% dan Istishna 0%. Data diatas menunjukkan kondisi perbankan syariah di Indonesia masih belum merata dalam pengelolaan produknya, dilihat dari produk jual beli Murabahah yang memiliki angka paling tinggi dan selisih yang cukup banyak dengan produk yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah masih mengutamakan produk dengan pendapatan yang telah pasti sejak awal akad dan risiko lebih rendah, namun keuntungan yang didapat juga lebih rendah. Hal ini tentu mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah, maka dari itu diperlukan diversifikasi untuk memecahkan masalah diatas. Salah satu cara yang dapat diambil yaitu dengan tidak lagi hanya fokus pada satu produk Murabahah saja, melainkan juga menerapkan produk pembiayaan bagi hasil seperti mudharabah dan musyarokah yang keuntungannya lebih tinggi dari Murabaha. Pada penelitian Rahman, Aulia Fuad, dan Rodho Rochmanika (2012) tentang pengaruh pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, dan NPF terhadap Profitabilitas bank menunjukkan bahwa hanya pembiayaan 6

jla beli atau murabahah yang berpengarh positive terhadap profitabilitas bank syariah. Hal ini menunjukkan bahwa ada kurangnya minat atau pengelolaan bank yang kurang untuk pembiayaan bagi hasilnya. Jika perbankan syariah di Indonesia mampu meningkatkan diversifikasi produknya dan mengelola produk- produknya secara merata dan tidak terfokus hanya pada satu produk tentu akan memberikan keuntungan tersendiri bagi bank syariah. Salah satunya yaitu dengan meningkatnya profitabilitas bank syariah. Semakin tinggi diversifikasi produk maka semakin tinggi pula profitabilitas bank syariah, sedangkan di Indonesia diversifikasi produk masih belum merata sehingga profitabilitas bank syariah di Indonesia pun masih didominasi oleh pendapatan dari satu produk saja. Hal ini menarik untuk diteliti, yaitu untuk membuktikan seberapa besar diversifikasi produk mempengaruhi profitabilitas bank syariah di Indonesia. Maka dari itu diperlukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITBILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi kasus pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011 2015) B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis menarik sebuah rumusan masalah yaitu : 1. Apakah ada pengaruh diversifikasi produk pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia? 7

C. Batasan Masalah 1. Produk pembiayaan yang diteliti adalah pembiayaan berdasarkan akad yang sudah diterapkan di bank umum syariah. 2. Untuk melihat profitabilitas, penelitian ini menggunakan ROA 3. Bank umum syariah yang diteliti meliputi Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, BNI syariah, BSM dan Bukopin syariah. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh produk pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan bagi peneliti sendiri. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk lembaga perbankan syariah di Indonesia serta dapat menjadi refrensi dalam mengembangan produk/ akad yang ada di perbankan syariah Indonesia. 8

F. Sistematika Bahasan Skripsi A. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika pembahasan. a. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku. b. BAB III : METODE PENELITIAN Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti seperti jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, populasi dan sampel. c. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi Hasil Penilitian dan Pembahasan. d. BAB V : PENUTUP Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. 9