BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik termasuk dalam kingdom Animalia, philum Chordata, kelas Aves, ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cm, bunga dengan bentuk berbuku-buku, berwarna kuning kehijauan atau

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Pencernaan Manusia

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging menurut Gordon and Charles (2002) merupakan strain

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan daerah asalnya, seperti itik Mojosari, itik Tegal, itik Bali dan sebagainya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan menggunakan bahan pakan sumber kalsium (ISA, 2009). kerabang maka kalsium dapat diserap sampai 72% (Oderkirk, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

Tabel 8. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum Perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu mencerna serat kasar yang tinggi (Nugraha dkk., 2012). Itik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah dan Bobot Folikel Puyuh Rataan jumlah dan bobot folikel kuning telur puyuh umur 15 minggu disajikan pada Tabel 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

PENDAHULUAN. Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an. ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan kehidupan makhluknya termasuk manusia agar dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi terhadap Koefisien Cerna Bahan Kering (KcBK)

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

TINJAUAN PUSTAKA. bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi yaitu dalam

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan tempat asal dari itik ini. Itik Tegal memiliki kelebihan dibanding

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging dengan bobot badan 1,9 kg

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan unggas air banyak dipelihara oleh masyarakat untuk menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik merupakan ternak unggas penghasil daging yang cukup potensial disamping ayam. Itik lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan ayam ras sehingga pemeliharaannya tidak banyak menanggung resiko seperti pada pemeliharaan ayam. Beberapa jenis itik lokal yang dikenal memiliki keunggulan produktivitasnya yang tinggi yaitu diantaranya itik Tegal di Kabupaten Tegal, itik Mojosari di Mojosari, Jawa Timur, dan itik Magelang di Magelang (Supriyadi, 2009). ltik merupakan sumber daging nomor dua setelah ayam baik ayam kampung maupun ayam broiler (Zainal, 2007). Itik Magelang memiliki ciri-ciri khusus yaitu warna bulu didominasi oleh coklat tua dan muda pada dada, punggung dan paha serta berwarna putih pada ujung sayap, pada itik jantan terdapat beberapa helai bulu ekor yang menculat ke atas, betina terdapat warna bulu putih yang melingkar pada leher setebal 1-2 cm berbentuk menyerupai kalung, warna kaki hitam kecoklatan, sedangkan paruhnya berwarna hitam (Supriyadi, 2009). Itik Magelang memiliki bobot badan yang cukup tinggi dibandingkan dengan itik lokal yang lain (Ismoyowati dan Purwantini, 2010).

4 2.2. Pakan Pakan merupakan segala sesuatu yang diberikan pada ternak untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi (Sari et al., 2014). Syarat pakan yang diberikan harus berkualitas baik yaitu mengandung nutrien yang sesuai dengan kebutuhan ternak (Uzer et al., 2013). Standar kebutuhan itik dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Standar Kebutuhan Nutrisi Itik Nutrisi Starter Grower Protein Kasar (PK) (%) 18,0 14,0 Lemak Kasar (LK) (%) 7,0 7,0 Serat Kasar (SK) (%) 7,0 8,0 Kalsium (Ca) (%) 0,90-1,20 0,90-1,20 Fosfor (P) (%) 0,40 0,40 Energi Metabolisme (EM) (kkal/ kg) 2.700 2.600 Sumber: SNI (2006) Kualitas dan kuantitas pakan akan berpengaruh terhadap produksi ternak, selain kandungan nutrisi dan jumlah pakan yang harus diperhatikan adalah waktu pemberian pakan karena akan mempengaruhi jumlah konsumsi itik dan berpengaruh terhadap produksi (Wulandari et al., 2015). Pakan yang memiliki kualitas baik dapat membantu proses metabolisme pada tubuh ternak yang akan menghasilkan hasil akhir berupa daging (Sari et al., 2014). Pakan yang baik yaitu memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan ternak. Energi digunakan untuk pertumbuhan jaringan tumbuhan, produksi telur, menyelenggarakan keaktifan fisik dan mempertahankan temperatur tubuh yang normal (Wahju, 1997). Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk lemak (Rasyaf, 1998).

5 Protein berfungsi untuk membentuk jaringan tubuh, memperbaiki jaringan yang rusak dan kebutuhan produksi, itik yang kelebihan protein kan menghambat pertumbuhan, asam amino metionin dapat bersifat beracun apabila diberikan secara berlebihan (Wahju, 1997). Kekurangan protein itik aka mengalami kenaikan dalam penimbunan lemak dalam jaringan dan akan terjadi penghentian pada proses pertumbuhan (Anggorodi, 1995). Lemak berfungsi sebagai sumber energi, mengatur suhu tubuh dan pelarut vitamin A, D, E dan K, lemak sering digunakan untuk mempertinggi energi ransum dan menceah pemisahan bahan pakan (Anggorodi, 1995). Ternak yang kekurangan lemak akan mengalami penurunan pertumbuhan dan kelebuhan lemak akan disimpan dalam jaringan tubuh yang digunakan sebagai sumber energy (Wahju, 1997). Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin yang sebagian besar tidak dapat dicerna oleh unggas (Wahju, 1997). Serat kasar yang tinggi akan menurunkan konsumsi pakan (Maghfiroh et al., 2012). Pakan yang mengandung serat kasar yang rendah maka akan mengakibatkan laju digesta rendah, gerakan peristaltik usus tidak optimal dan terjadi penggumpalan pakan (Anggorodi, 1995). Ternak membutuhkan mineral dalam jumlah yang sedikit tetapi memiliki peran yang penting antara lain kalsium (Ca) dan fosfor (P). Kalsium merupakan mineral yang penting dalam pengaturan sejumlah aktivitas sel vital, fungsi syaraf dan otot, kerja hormon pembekuaan darah, motilitas seluler dan khusus pada petelur berguna untuk pembentukan kerabang telur serta proses metabolisme embrional (Wahju, 1997). Kadar kalsium yang tinggi dalam ransum dapat

6 menurunkan aktivitas enzim fitase dan juga dapat menurunkan penggunaan asam fitat meskipun terdapat enzim fitase (Anggorodi, 1995). Kekurangan kalsium akan mengakibatkan pertumbuhan terlambat, penurunan konsumsi pakan, kecepatan metabolisme basal yang tinggi, penurunan aktivitas dan kepekaan, osteoporosis atau rickettsia dengan tingkat kalsium yang rendah serta keadaan dan langkah yang abnormal, peningkatan volume urine, penurunan jangka waktu hidup, kulit telur tipis dan penurunan produksi telur (Wahju, 1997). Fosfor berfungsi untuk metabolisme protein, karbohidrat dan lemak, pengaturan asam-basa, aktivitas vitamin dan enzim, pemeliharaan fungsi saraf serta pertumbuhan kerangka dan perkembangan gigi. Kekurangan Ca dan P dapat mengganggu proses pertumbuhan tulang dan mempengaruhi produksi telur serta tebal kerabang untuk unggas petelur (Anggorodi, 1995). 2.3. Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan banyaknya pakan yang dimakan ternak dalam waktu tertentu (Susanto, 2004). Konsumsi pakan diperoleh dari jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tersisa. Konsumsi pakan merupakan salah faktor yang akan mempengaruhi pertambahan bobot badan itik. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak, umur ternak, lingkungan, kesehatan ternak, pemberian pakan, bentuk pakan dan kandungan nutrisi pakan (Agustina et al., 2013). Kandungan nutrien bahan pakan akan mempengaruhi konsumsi ternak. Bahan pakan yang mengandung serat kasar yang tinggi juga akan mempengaruhi

7 konsumsi pakan (Maghfiroh et al., 2012). Serat kasar berfungsi merangsang kerja organ pencernaan, tetapi apabila serat kasar terlalu tinggi maka akan berpengaruh pada kecernaan nutrien. Ternak akan mengalami penurunan bobot badan apabila konsumsi pakan dan kecernaan nutrient yang rendah (Agustina et al., 2013). 2.4. Kulit Kecambah Kacang Hijau Produksi kacang hijau di Jawa Tengah setiap tahunnya mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2013, 2014 dan 2015 berturut-turut sebsesar 64,227 ton, 96,219 ton dan 98,992 ton (BPS, 2016). Kulit kecambah kacang hijau adalah limbah dari pembuatan kecambah kacang hijau/ tauge, yang ketersediaannya cukup banyak karena tiap 1 kg kacang hijau kering dapat menghasilkan 5 kg tauge, sedangkan 20 40% merupakan kulit kecambah kacang hijau (Yulianto, 2010). Kulit kecambah kacang hijau mengandung protein kasar 13,56%, serat kasar 33,07%, lemak kasar 0,22% (Surya, 2010). Kulit kecambah kacang hijau mengandung serat kasar yang tinggi sehingga perlu diketahui batas penggunaan serat kasar dalam ransum unggas terutama itik. Kemampuan itik dapat mentoleransi serat kasar sebesar 20% (Sutrisna, 2012). Serat kasar merupakan salah satu zat pakan yang akan berpengaruh terhadap gerakan peristaltik organ pencernaan. 2.5. Organ Pencernaan Organ pencernaan merupakan organ penting yang berperan dalam proses metabolik dalam tubuh ternak (Suprijatna et al., 2008). Organ pencernaan

8 berfungsi untuk menyerap zat-zat pakan oleh dinding usus kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah (Zainal, 2007). Organ pencernaan unggas terdiri dari esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus (duodenum, jejunum, ileum), sekum dan usus besar. Pakan yang dikonsumsi ternak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organ pencernaan dan organ dalam (Sumiati dan Sumirat, 2003). Bobot relatif dan panjang organ memiliki ukuran yang berbeda sesaui dengan umur, ukuran tubuh dan jenis pakan yang diberikan. Pakan yang berserat tinggi maka cenderung memiliki ukuran organ yang lebih besar. Pemberian serat kasar sebanyak 20% dalam ransum dapat memacu fungsi organ pencernaan pada itik jantan yang dipelihara semakin meningkat (Sutrisna, 2012). Persentase berat organ pencernaan dipengaruhi oleh umur itik tersebut (Zainal, 2007). Panjang organ pencernaan ayam berkembang seiring bertambahnya umur dan dipengaruhi oleh kandungan nutrisi dalam ransum (Ravindran, 2003). Organ pencernaan dapat dihitung bobot relatifnya dengan cara menimbang bobot organ pencernaan setelah dibersihkan dari kotoran mulai esofagus sampai kloaka dibagi dengan bobot hidup dikali 100% (Sumiati dan Sumirat, 2003). Organ pencernaan memiliki peranan yang sangat penting terhadap kecernaan bahan pakan (Has et al., 2014). 2.5.1. Esofagus-tembolok Organ pencernaan itik dimulai dari esofagus yang merupakan saluran penghubung dari mulut menuju ke proventrikulus (Suprijatna et al., 2008). Otot

9 esofagus akan melakukan gerakan peristaltik untuk mendorong pakan menuju tembolok. Esofagus mengalami pembesaran sebelum proventrikulus yang disebut dengan tembolok (Zainal, 2007). Itik tidak memiliki tembolok yang sesungguhnya tetapi hanya pembesaran esofagus yang panjang dan langsing (Moran, 1985). Tembolok merupakan pelebaran dari esofagus yang dilapisi oleh ephitelium squamosal berlapis (Zainuddin et al., 2015). Pada bagian dinding tembolok terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan mucus yang berfungsi sebagai caian lubrikasi yang bersifat melunakkan pakan (Nesheim et al., 1979). 2.5.2. Proventrikulus Proventrikulus merupakan organ pencernaan yang terletak sebelum ventrikulus (Zainal, 2007). Proventrikulus memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar tubular yang mengeluarkan mucus dan kelenjar gastrik yang mensekresikan asam klorida (HCl) dan pepsin. Proventrikulus menghasilkan sekresi enzim pepsin yang berfungsi untuk memecah protein pakan dan HCl yang dapat membuat suasana asam di dalam proventrikulus (North dan Bell, 1990). HCl memecah ikatan molekul nutrien, sedangkan pepsin memecah protein menjadi polipeptida. Pakan berlalu cepat melalui proventrikulus karena tidak ada pencernaan material pakan (Suprijatna et al., 2008). 2.5.3. Ventrikulus Ventrikulus merupakan organ pencernaan yang terletak antara proventrikulus dan usus halus. Ventrikulus mempunyai lapisan kuning yang keras

10 yang kuat di dalamnya dan terdiri dari otot-otot yang kuat yang berkontraksi apabila ada pakan yang masuk (Widianingsih, 2008). Ventrikulus berfungsi untuk membantu menggiling dan menghancurkan pakan menjadi partikel yang lebih kecil (Nesheim et al., 1979). Proses yang terjadi di ventrikulus disebut dengan proses mekanik karena melibatkan organ otot yang berfungsi sebagai pengahancur pakan di dalamnya dan belum terdapat aktivitas enzim. Adanya serat kasar pakan dapat memacu aktivitas ventrikulus (Hetland et al., 2005). Berat ventrikulus dipengaruhi oleh kadar serat kasar pakan, semakin tinggi serat kasar pakan maka kerja ventrikulus semakin berat dan besar (Prilyana, 1984). 2.5.4. Usus halus Usus halus merupakan organ pencernaan setelah ventrikulus. Usus halus merupakan organ vital sebagai tempat pencernaan enzimatis dan penyerapan nutrisi pakan (Suthama dan Ardiningsasi, 2006). Perkembangan awal usus halus dapat dirangsang oleh konsumsi pakan (Ravindran, 2003). Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Jejunum mudah dipisahkan dengan duodenum dilihat dari mesentri jejunum memanjang sedangkan mesentri duodenum lebih pendek, bagian akhir usus halus yang berhubungan dengan usus besar yaitu ileum, ileum terdapat banyak lekukan yang disebut dengan jonjot usus (vili) (Zainal, 2007). Vili duodenum dilapisi oleh epitel kolumnar sederhana, vili jejunum dilapisi oleh epitel kolumnar sederhana yang lebih pendek dan lebih luas dari duodenum, sedangkan pada ileum memiliki lapisan yang sama seperti duodenum dan jejunum (Nasrin et al., 2012). Usus halus berfungsi sebagai tempat

11 berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produksi hasil pencernaan (Yuwanta, 2004). Terjadi proses pencernaan kimiawi pada usus halus dan mempunyai peranan penting dalam transfer nutrisi (Nasrin et al., 2012). Pakan yang mengandung serat kasar menyebabkan perubahan pada ukuran organ pencernaan sehingga menjadi lebih berat, panjang dan tebal (Widianingsih, 2008). Panjang usus halus meningkat sejalan dengan pertambahan umur (Ravindran, 2013). Pemelitian tentang pengaruh tingkat serat kasar dalam ransum itik dengan taraf 5, 10, 15 dan 20% memberikan pengaruh terhadap panjang usus halus yaitu sebesar 154,25, 167,38, 169,63 dan 174,00 cm dan bobot usus halus sebesar 35,18, 35,64, 37,29 dan 32,99 g (Sutrisna, 2012). 2.5.5. Sekum Sekum merupakan organ pencernaan yang terletak pada persimpangan antara usus halus dan usus besar yang berbentuk seperti kantung buntu kembar. Sekum melekat erat dengan mesenterium usus halus (Nasrin et al., 2012). Bahan yang masuk sekum dalam bentuk partikel halus seperti tanah atau larut (Svihus, 2014). Penyerapan air, sedikit karbohidrat dan protein dapat dicerna dalam sekum dengan bantuan bakteri. Terjadi proses fermentasi di dalam sekum dengan bantuan bakteri yang membantu proses degradasi bahan pakan (Rose, 1997). Nutrisi yang tidak tercerna akan mengalami dekomposisi oleh mikroba dan terjadi pencernaan serat kasar oleh mikroba pencerna serat kasar (Yuwanta, 2004).

12 2.5.6. Usus besar Usus besar merupakan kelanjutan organ pencernaan dari persimpangan sekum. Usus besar memiliki ukuran diameter yang lebih besar dan relatif lebih pendek dibandingkan dengan usus halus (Zainal, 2007). Partikel pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan organ pencernaan (Lv et al., 2015). Usus besar berfungsi menjaga keseimbangan kadar air dalam tubuh (Blakely dan Bade, 1998). Hasil dari proses usus besar berupa sisa pakan yang sudah tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh dan dibuang lewat kloaka. Kloaka merupakan bagian akhir saluran pencernaan yang berfungsi sebagai tempat keluarnya ekskreta (campuran kotoran dan urine) (Rasyaf, 1998).