PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN GEDUNG KULIAH 5 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DI WILAYAH SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU, SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 6 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SUKOHARJO DENGAN SISITEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN APARTEMEN 7 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SPRMM) DI WILAYAH SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH WONOGIRI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN ULANG GEDUNG RUMAH SAKIT AN-NUR YOGYAKARTA DENGAN BETON BERTULANG. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi


Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 2. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA TIGA. Naskah Publikasi

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERENCANAAN HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DI WILAYAH SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR KANTOR INDOSAT SEMARANG. Oleh : LIDIA CORRY RUMAPEA NPM. :

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG WISMA ATLIT BONTANG KALIMANTAN TIMUR. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : LUSIA NILA KUSUMAWATI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA. Tugas Akhir

KONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG MEDICAL STAFF RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG. KANTOR DAN HUNIAN PT.MANDALA MULTI FINANCE.tbk

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

menggunakan ketebalan 300 mm.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

Home LOGO. 1. Latar Belakang. 2. Batasan Masalah. 3. Metodologi. 4. Pembahasan

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh : DEDE FAJAR NADI CANDRA NPM :

BAB 3 METODE PENELITIAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

Jl. Banyumas Wonosobo

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK SULAWESI SELATAN, BARAT DAN TENGGARA

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh: SATRIA SUGIYANTORO D 100 120 121 PROGRAM STUDI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO Abstrak Sukoharjo adalah salah satu kota yang sedang berkembang saat ini di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini menuntut untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di kota tersebut, dimana banyak potensi potensi diantaranya bidang pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, sebagai salah satu pusat pendidikan di kota tersebut, maka dituntut meningkatkan sarana dan prasarana demi menunjang dunia pendidikan. Tugas Akhir ini bertujuan untuk menghasilkan gedung perkuliahan 4 lantai dengan sistem rangka pemikul momen biasa (SPRMB) di wilayah Sukoharjo. Perencanaan gedung perkuliahan ini mengacu pada peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru, yaitu SNI 1726.2012, SNI 2847.2013, dan SNI1727.20013. Perencanaan gedung perkuliahan 4 lantai ini meliputi kolom, balok, plat, tangga, sloof, fondasi. Lokasi gedung berada di Pabelan, dengan klasifikasi situs tanah sedang (SD) dengan faktor modifikasi respons (R) = 3, faktor keamanan bangunan (Ic) = 1,5. Menggunakan mutu beton (f c) = 25 Mpa, mutu tulangan longitudinal (fy) = 350 Mpa dan tulangan geser (fyt) = 240 Mpa. Hasil perencanaan diperoleh tebal plat atap 100 mm, plat lantai 120 mm, balok utama 300/500 mm, balok anak 250/350 mm, dan kolom berukuran 500/500 mm. Struktur bawah menggunakan tiang pancang sedalam 18.000 mm menggunakan dimensi 300/300 mm, dengan ukuran pooer berdimensi (750x1750x650) mm. Alat bantu yang digunakan dalam perencanaan ini adalah SAP2000, AutoCad, Microsoft Office. Kata Kunci: perencanaan, sistem rangka pemikul momen biasa, struktur gedung Abstract Sukoharjo is one of the developing cities currently in Central Java Province. It is demanding to increase infrastructure development in the city, where there are many potential potencies such as education. Muhammadiyah University of Surakarta, as one of the education centers in the city, it is required to improve facilities and infrastructure to support the world of education. This Final Project aims to produce a 4-storey lecture building with a regular moment frame system (SPRMB) in Sukoharjo area. The planning of this lecture building refers to the latest Indonesian National Standard (SNI) regulations, namely SNI 1726.2012, SNI 2847.2013, and SNI1727.20013. The planning of this 4 floor lecture building includes columns, beams, plates, stairs, sloof, foundation. Location of building located in Pabelan, with classification of medium land site (SD) with response modification factor (R) = 3, building security factor (Ic) = 1.5. Using concrete quality (f'c) = 25 MPa, longitudinal reinforcement quality (fy) = 350 MPa and shear reinforcement (fyt) = 240 MPa. Planning results obtained 100 mm thick roof plate, 120 mm floor plate, 300/500 mm main beam, 250/350 mm child beam, and 500/500 mm sized column. The bottom structure uses a pile of 18,000 mm in diameter using a 300/300 mm dimension, with a dimensionless pooer (750x1750x650) mm. The tools used in this plan are SAP2000, AutoCad, Microsoft Office. Keywords: planning, regular moment bearer frame system, building structure 1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sukoharjo adalah salah satu kota yang sedang berkembang saat ini di Provinsi Jawa Tengah.. Dewasa ini perkembangan di dalam dunia pendidikan menunjukan kemajuan yang pesat. Minat masyarakat untuk memperoleh jenjang pendidikan sangat tinggi, Hal ini menuntut untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur dalam bidang pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai pusat pendidikan dikota tersebut dituntut untuk menyediakan pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang kemuajuan dalam dunia pendidikan. Dikarenakan jumlah minat dari masyarakat yang semakin tahun semakin meninggi maka peembangunan infrastruktur gedung adalah salah satu cara untuk mendukung dunia pendidikan di kota Sukoharjo. Dari permasalahan yang telah diuraikan, maka akan direncanakan sebuah gedung perkuliahan 4 lantai dengan sistem rangka pemikul monen biasa (SPRMB) di wilayah Sukoharjo. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diurakain pada latar belakang, dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu, bagaimana merencanakan gedung perkuliahan 4 lantai tahan gempa dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) di wilayah Sukoharjo yang efisien berdasarkan SNI perencanaan struktur gedung terbaru di Indonesia 1.3. Tujuan Perencanaan Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mendapatkan hasil hitungan struktur bangunan gedung perkuliahan 4 lantai dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) yang berlokasi di Sukoharjo, dimana dalam hitungan tersebut mencakup penentuan dimensi dan penulangan struktur sehingga didapatkan suatu struktur yang dapat memikul gaya gaya yang terjadi pada bangunan. 1.4. Manfaat Perencanaan Manfaat yang bisa diambil dari Tugas Akhir ini bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan dan memberi pengalaman mengenai perencanaan struktur gedung bertingkat tahan gempa, khususnya dalam perencanaan strktur beton bertulang. 1.5. Batasan Masalah Mengantisipasi melebarnya pembahasan, dalam penyusunan Tugas Akhir perencanaan gedung ini dibatasi pada masalah-masalah berikut : 1. Peraturan yang digunakan Peraturan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah : a) SNI-1726:2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung dan Non-Gedung. 2

b) SNI-2847:2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. c) SNI-1727:2013, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain. 2. Perhitungan dan pembahasan Perhitungan dan pembahasan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : a) Struktur gedung yang direncanakan ialah gedung perkuliahan 4 lantai dengan menggunakan sistem rangka pemikul momen biasa. b) Perencanaan struktur yang dihitung meliputi perhitungan struktur beton bertulang (pelat atap, pelat lantai, pelat tangga, balok, kolom, pondasi). c) Ketinggian kolom lantai 1 ialah 4500 mm, lantai 2-4 setinggi 4000mm d) Spesifikasi bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Mutu beton f c = 25 MPa. 2. Mutu baja fy = 350 MPa. 3. Mutu baja fyt = 240 MPa. e) Tebal pelat atap 100 mm, pelat lantai 120 mm, Adapun dimensi awal balok 300/500 mm, balok anak 250/300 mm, balok sloof 300/500mm, serta dimensi awal kolom 500/500 mm. f) Struktur pondasi direncanakan menggunakan tiang pancang. g) Pembagian ruang menyesuaikan dengan kebutuhan yang disyaratkan untuk gedung perkuliahan. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) Menurut SNI Gempa-2002 maupun SNI Beton-2002, pengertian sistem rangka pemikul momen (SRPM) didefinisikan sebagai berikut: 1). Menurut Tabel 1.2 dari pasal 4.3.4 SNI Gempa-2002, pengertian SRPM yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, dan beban lateralnya dipikul oleh rangka tersebut melalui mekanisme lentur. 2). Menurut Pasal 23.1 SNI Beton-2002: SRPM yaitu sistem rangka yang komponen-komponen struktur dan join-joinnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan gaya aksial. (Asroni.A, 2015: 9). Menurut SNI 1726:2012, SRPM dibagi menjadi 3 macam,diantaranya adalah a) Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB). b) Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). c) Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). 3

2.2 Faktor Kekuatan Komponen Struktur Struktur bangunan gedung harus direncanakan dengan komponen yang sesuai sehingga mempunyai kuat rencana minimal sama dengan kuat perlu yang didasarkan kepada kombinasi pembebanan dan gaya faktor sesuai pada SNI 03-2847-2013. 2.3 Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan diatur oleh SNI 1726-2012. Dengan kombinasi sebagai berikut : 1). U = 1,4.D (II.1a) 2). U = 1,2.D + 1,6.L + 0,5.(Lr atau R) (II.1b) 3). U = 1,2.D + 1,6.(Lr atau R) + (1,0.L atau 0,5.W) (II.1c) 4). U = 1,2.D + 1,0.W + 1,0.L + 0,5.(Lr atau R) (II.1d) 5). U = 1,2.D + 1,0.E + 1,0.L (II.1e) 6). U = 0,9.D + 1,0.W (II.1f) 7). U = 0,9.D + 1,0.E (II.1g) dengan: U = Kuat perlu (kekuatan struktur minimum yang diperlukan) D = Beban mati L = Beban hidup Lr = Beban hidup atap R = Beban air hujan W = Beban angin E = Beban gempa 2.4 Faktor Reduksi Kekuatan Nilai faktor reduksi kekuatan (Ø) digunakan untuk mengurangi kekuatan struktur dengan pertimbangan adanya ketidakpastian kekuatan elemen struktur akibat ketidak sempurnaan pelaksanaan dilapangan (Asroni, 2014). Nilai faktor reduksi kekuatan (Ø) terdapat pada SNI 2847:2013 Pasal 9.3. 2.5 Analisa Beban Gempa 1. Beban Geser Dasar Statis Ekuivalen Akibat Gempa (V) ditentukan berdasarkan ketentuan SNI 1762:2012 Pasal 7.8.1: V C s W t ; Cs C I e / R, dengan : (II.2a) V = gaya geser dasar statis ekuivalen akibat gempa (kn). Cs = koefisien respons seismik. C = koefisien beban gempa (lihat:sni 1762:2012 Pasal 6.1.1 s/d 6.4) 4

Ie = faktor keutamaan bangunan gedung dan non gedung (lihat:sni 1762:2012 Pasal 4.1.2). Wt = berat total seismik efektif struktur (kn). R = koefisien modifikasi respons, bergantung pada sistem yang digunakan sebagai penahan gaya gempa untuk struktur (Pasal 7.2.2 SNI 1726:2012). R = 3 (Untuk portal beton sebagai SRPMB) R = 5 (Untuk portal beton sebagai SRPMM) R = 8 (Untuk portal beton sebagai SRPMK) (II.2b) 2. Distribusi beban gempa pada lantai-i (Fi) dihitung berdasarkan ketentuan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.3: k W i.h i Fi.V (II.3a) k (W.h ) i i dengan: Fi = beban gempa yang bekerja pada pusat massa lantai tingkat ke-i, kn. Wi = berat seismik efektif struktur pada lantai tingkat ke-i, kn. hi = ketinggian lantai tingkat ke-i dari dasar (penjepit lateral), m. k = eksponen yang terkait dengan periode struktur T. = 1 (untuk T kurang atau sama dengan 0,5 dt) (II.3b) = 2 (untuk T lebih besar atau sama dengan 2,5 dt) (II.3c) = 1+ (T 0,5)/2 (untuk T antara 0,5 dt sampai 2,5 dt) (II.3d) 2.6 Perencanaan Struktur Plat dan Tangga Sistem penulangan plat dibagi menjadi 2 macam, yaitu penulangan plat 1 arah dan penulangan plat dua arah. Untuk perencanaan plat satu arah, harus dierncanakan/dihitung tulangan pokok dan tulangan bagi. Sedangkan untuk penulangan plat dua arah masih dibedakan lagi antara penulangan didaerah tumpuan dan penulangan didaerah lapangan. (Asroni, 2014a: 169). Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya tangga digunakan sebagai sarana penghubung antara lantai tingkat yang satu dengan lantai tingkat yang lain, khususnya bagi para pejalan kaki (Asroni, 2014a: 195). 2.7 Perencanaan Balok Balok adalah salah satu elemen dalam struktur bangunan dengan arah horizontal. Beban yang bekerja pada balok berupa momen dan gaya geser, untuk menahan momen maka pada balok dipasang tulangan longitudinal dan untuk menahan gaya geser dipasang tulangan geser (begel). 5

2.8 Perencanaan Kolom Kolom adalah salah satu elemen dalam struktur bangunan dengan arah vertikal. Beban yang bekerja pada kolom berupa aksial, momen dan gaya geser dari struktur horizontal, maka dipasang tulangan longitudinal dan tulangan geser untuk menahan beban-beban yang bekerja. 2.9 Perencanaan Pondasi dan Sloof Fondasi adalah elemen struktur bangunan bagian bawah yang berfungsi menahan dan memikul beban diatasnya. Fondasi menggunakan tiang pancang yang ditanam di dalam ditanah untuk mendistribusikan beban dari struktur atas ke tanah. Sloof disini berfungsi sebagai pengikat antar kolom, karena beban struktur dari atas sudah ditanggung dan dipikul oleh fondasi yang didistribusikan ke dalam tanah 2.10 Data Perencanaan Data yang ditentukan untuk perancangan gedung adalah sebagai berikut: 1. Gedung perkuliahan di wilayah Sukoharjo dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB). 2. Gedung terdiri dari empat tingkat dengan atap terbuat dari pelat. 3. Peritungan konstruksi atap rangka baja ringan tidak diperhitungkan. 4. Tebal pelat lantai 120 mm, pelat atap 100 mm. 5. Mutu beton f c = 25 MPa, baja tulangan fy = 350 MPa dan fyt = 240 MPa. 6. Berat beton γc = 25 kn/m 3 7. Dimensi awal balok dan kolom sebagai berikut: a). Dimensi balok dan sloof 300/500 mm. b). Dimensi balok anak 250/300 mm. c). Dimensi kolom 500/500 mm. Dimensi balok dan kolom di atas hanyalah perencanaan awal dan bisa berubah sesuai dengan perhitungan dimensi yang paling optimal. 8. Digunakan fondasi tiang pancang, kedalaman tiang -18000 mm. 9. Bentuk portal bangunan dapat dilihat pada Gambar 1. 6

Gambar 1. Bentuk Portal 2.11 Alat Bantu Perencanaan Alat bantu yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Program SAP 2000 V. 14 Program ini digunakan untuk perhitungan analisis struktur. 2. Program AutoCad 2010 Program ini digunakan dalam penggambaran detail-detail struktur seperti gambar penampang balok, kolom dan pelat, maupun penggambaran denah portal, potongan dan tampak. 3. Program Microsoft Office Word 2010 Program ini adalah program komputer yang digunakan untuk membuat laporan, bagan alir, analisa data, dan juga untuk membuat tabel. 4. Program Microsoft Office Excel 2010 Program ini adalah program komputer yang digunakan untuk membuat tabel, dan sebagai alat bantu perhitungan tulangan pada struktur. 2.12 Tahapan Perencanaan Perencanaan gedung perkuliahan ini ada 4 tahap, yaitu sebagai berikut : 1). Tahap I : Pengumpulan data Pada tahapan ini penulis mengumpulkan data-data untuk perencanaan gedung yang berupa data tanah (data sondir) dari wilayah yang akan dibangun, Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bangunan gedung< serta gambar denah rencana bangunan. 2). Tahap II : Perencanaan struktur plat, tangga, balok, dan kolom Pada tahapan ini penulis melakukan pembuatan gambar rencana, penghitungan struktur plat, tangga, balok,dan kolom. Selanjutnya asumsi dimesi balok dan kolom, analisis beban terhadap beban mati, hidup dan gempa, dan kecakupan dimensi apakah bisa dipakai atau 7

tidak. Apabila tidak maka dimensi direncanakan ulang dan apabila cukup maka dilanjutkan keperhitungan tulangan, 3). Tahap III : Perencanaan fondasi Pada tahapan ini dilakukan analisis dimensi dan penghitungan tulangan fondasi, poer dan sloof. 4). Tahap IV : Pembuatan gambar detail Pada tahapan ini penulis melakukan penggambaran sesuai dengan hasil perhitungan. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Perencanaan plat beton bertulang Perencanaan konstruksi plat seperti berikut: a). Plat atap menggunakan beton bertulang type A (3 m x 3 m), type B (3 m x 4 m), type C (2 m x 2 m) dan type D (2 m x 4 m) dengan ketebalan plat 100 mm digunakan tulangan pokok D10 175 dan tulangan bagi Ø8 200. b). Plat lantai 2 sampai lantai 4 menggunakan beton bertulang type A (3 m x 3 m), type B (3 m x 4 m), type C (2 m x 2 m) dan type D (2 m x 4 m) dengan ketebalan plat 120 mm digunakan tulangan pokok D10 140 dan tulangan bagi Ø8 200. 3.2 Perencanaan tangga bertulang Konstruksi tangga menggunakan beton bertulang dengan tebal 120 mm digunakan optrade T = 18 cm dan antrade I = 30 cm. Tulangan bordas dan badan tangga digunakan tulangan D12 120, D12 200 dan D8 200. Tabel 1. Tulangan dan momen tangga Batang Tangga Bordes Posisi Momen perlu (M u ) Tulangan terpasang Momen desain (M d ) perletakan knm Pokok Bagi knm Kiri -12,534 D12-120 D8-200 21,403 Lapangan 9,731 D12-120 D8-200 21,403 Kanan -19,269 D12-120 D8-200 21,403 Kiri 0,000 D12-200 D8-200 11,092 Lapangan -4,726 D12-200 D8-200 11,092 Kanan -12,534 D12-200 D8-200 11,092 8

Gambar 1. Penulangan tangga dan bordes 3.4 Perencanaan anak balok Perencanaan anak balok menggunakan dimensi 250/300 mm dengan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø6 mm. Gambar 2. Penulangan anak balok 9

3.5 Perencanaan balok Perencanaan balok hasilnya seperti berikut: a). Balok lantai 2 menggunakan dimensi 400 mm x 600 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. b). Balok lantai 3 menggunakan dimensi 350 mm x 550 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. c). Balok lantai 4 menggunakan dimensi 300 mm x 500 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. d). Balok lantai atap menggunakan dimensi 300 mm x 500 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. Contoh gambar pada balok B.1.A.2 sebagai berikut: 1/4.L =1,00m 9D19 4D19 1/4.L =1,00m 9D19 7D19 4D19 7D19 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 0,4 m 0,7 m 0,7 m 0,65 m 0,7 m 0,7 m 0,4 m 400 400 400 82 82 82 458 9D19 2Ø8-170 600 458 4D19 2Ø8-170 600 458 9D19 2Ø8-170 600 7D19 4D19 7D19 60 60 60 Kiri Lapangan Kanan Gambar 3. Penulangan Balok B.1.A.2 3.6 Perencanaan Kolom Perencanaan kolom hasilnya seperti berikut: a). Kolom lantai 1 menggunakan dimensi 550 mm x 550 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. b). Kolom lantai 2 menggunakan dimensi 500 mm x 500 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. 10

c). Kolom lantai 3 menggunakan dimensi 400 mm x 400 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. d). Kolom lantai 4 menggunakan dimensi 300 mm x 300 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. Gambar 4. Penulangan Kolom K.1.1.2 3.7 Perencanaan Fondasi dan Sloof Perancangan struktur fondasi dan sloof sebagai berikut : a). Dimensi tiang tunggal adalah 300x300 mm, dipancang pada kedalaman 18000 mm dengan menggunakan tulangan memanjang D16 dan tulangan geser Ø10. b). Poer pondasi berukuran 1750x1750x650 mm digunakan tulangan pokok D19 dan tulangan bagi D12. c). Sloof berdimensi 300/500 mm menggunakan tulangan memanjang D19 dan tulangan geser Ø8. 11

Gambar 5. Penulangan pondasi tiang pancang kolom K.1.1.2 2Ø8-220 2 D13 S.1 I II 2Ø8-220 III I 2Ø8-220 II III 1000mm 3500mm 6000 1000mm 300 mm 300 mm 300 mm 60 60 60 380 2Ø8-200 2D13 500 380 2Ø8-200 2D13 500 500 2Ø8-200 2D13 380 60 60 60 4. PENUTUP POTONGAN I-I POTONGAN II-II POTONGAN III-III Gambar 6. Penulangan sloof 1 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan dan perhitungan struktur gedung perkuliahan 4 lantai dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMB) di wilayah Sukoharjo dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1). Perencanaan konstruksi plat dan tangga seperti berikut: a). Plat atap menggunakan beton bertulang dengan ketebalan plat 100 mm digunakan tulangan pokok D10 175 dan tulangan bagi Ø8 200. 12

b). Plat lantai 2 sampai lantai 4 menggunakan beton bertulang dengan ketebalan plat 120 mm digunakan tulangan pokok D10 140 dan tulangan bagi Ø8 200. c). Konstruksi tangga menggunakan beton bertulang dengan tebal 120 mm digunakan optrade T = 18 cm dan antrade I = 30 cm. Tulangan bordas dan badan tangga digunakan tulangan D12 120, D12 200 dan D8 200. 2). Perencanaan balok hasilnya seperti berikut: a). Balok lantai 2 menggunakan dimensi 400/600 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. b). Balok lantai 3 menggunakan dimensi 350/550 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. c). Balok lantai 4 dan atap menggunakan dimensi 300/500 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser (begel) Ø8. 3). Perencanaan kolom hasilnya seperti berikut: a). Kolom lantai 1 menggunakan dimensi 550/550 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. b). Kolom lantai 2 menggunakan dimensi 500/500 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. c). Kolom lantai 3 menggunakan dimensi 400/400 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. d). Kolom lantai 4 menggunakan dimensi 300/300 mm digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser (begel) Ø10. 4). Perencanaan fondasi dan sloof hasilnya seperti berikut: a). Dimensi tiang tunggal adalah 300x300 mm, dipancang pada kedalaman 18000 mm dengan menggunakan tulangan memanjang D16 dan tulangan geser Ø10. b). Poer pondasi berukuran 1750x1750x650 mm digunakan tulangan pokok D19 dan tulangan bagi D12. c). Sloof berdimensi 300/500 mm menggunakan tulangan memanjang D19 dan tulangan geser Ø8. 4.2 Saran Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur gedung bertingkat antara lain, sebagai berikut: 1). Penggunaan peraturan dan Standart Nasional Indonesia (SNI) sebaiknya menggunakan keluaran baru dalam merencanakan gedung sehingga hasil gedung yang direncanakan sesuai dengan kondisi dewasa ini. 13

2). Penggunaan data sebaiknya sesuai dengan kondisi wilayah perencanaan sehingga hasil perencanaan sesuai dengan wilayah tersebut, seperti: data sondir dan wilayah gempa. 3). Dalam perencanaan sebaiknya dibuat sederhana tapi harus memperhatikan nilai arsiterkturnya, dan juga dalam penentuan dimensi dibuat se-efisien mungkin. 4). Untuk perencanaan yang baik, sebaiknya semua struktur portal ditinjau tetapi karena terbatasnya waktu penulis hanya meninjau as-1 dan as-a saja. 5). Penggunaan alat bantu dalam perencanaan sebaiknya digunakan dengan teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan, seperti: MS WORD, MS EXCEL, AUTOCAD dan SAP2000 (khususnya untuk penggunaan aplikasi SAP2000 pemasukan dan pengambilan data dilakukan dengan teliti dan hasil output sebaiknya divalidasi untuk menjamin kebenaran, menggunakan metode konvensional dengan toleransi maksimal 5% dari hasil SAP2000 dengan hasil metode konvensional). DAFTAR PUSTAKA Aji, Dani Sapto. 2016. Perencanaan Gedung Rumah Susun 4 Lantai Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) Di Wilayah Wonogiri. Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Alma, Al Janatul. 2016. Perancangan Struktur Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) di Wilayah Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2014. Teori dan Desain Balok Pelat Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2014. Teori dan Desain Kolom Balok T Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakrta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mihammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2015. Rumus Hitungan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mihammadiyah Surakarta. Asroni, A. 2016. Desain Portal Beton Bertulang Dengan SRPMB Berdasarkan SNI 2847-2013. Surakarta: : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mihammadiyah Surakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. SNI 1726-2012. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Struktur Bangunan Gedung. SNI 2847-2013. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727-2013. Jakarta. 14

Hardiyatmo, H.C., 2015.Analisis dan Perancangan Fondasi 2, Yogyakarta: Gajah Mada University Pers. Nugroho, Yusuf Adhitya, 2016. Perancangan Gedung Hotel 4 Lantai di Daerah Solo Baru Sukoharjo Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa. Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sugito, 2012. Modul SAP 2000 15.0 Analisis 3D Statik dan Dinamik Berdasarkan SNI 1726-2002 Dan Beta 12-7-2012. 15