BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam industri apapun, industri nasional ataupun internasional yang menghasilkan barang dan jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima kekuatan bersaing : yaitu masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti (subsitusi), kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan pemasok, dan persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada. Kekuatan kolektif dari lima kekuatan bersaing ini menentukan kemampuan perusahaan didalam suatu industri untuk memperoleh laba. Keunggulan bersaing dapat dipahami dengan memandang perusahaan secara keseluruhan yang bersumber dari aktivitas yang berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya. (Porter, dalam Wachjuni 2014) Keunggulan bersaing dalam organisasi diperoleh dengan memperhatikan nilai superior bagi pelanggan, kebudayaan dan iklim untuk memelihara perilaku yang membawa perbaikan pada efisiensi dan efektivitas yang memberikan tambahan atau harga yang terlalu rendah untuk pelanggan, sedangkan kondisi yang diperlukan untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam sebuah organisasi adalah dengan memiliki dasar untuk meraih atau mempertahankan keunggulan bersaing dengan memberikan nilai superior bagi pelanggan, keahlian yang tidak mudah ditiru dan kemampuan dalam koordinasi antar fungsi. Hal ini dapat terjadi pada industry kreatif. Industry kreatif dapat diartikan sebagai industry yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. (Departemen Perdagangan 2007). Perkembangan industry kreatif pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menarik perhatian berbagai kalangan karena perannya dalam penyiapan tenaga kerja, dan daya tahannya terhadap berbagai gejolak ekonomi. (Suaramerdeka, 2013) 1
2 Usaha kecil dan menengah (UKM) mempunyai peranan yang strategis dalam membangun ekonomi nasional yang mampu menyediakan alternatif kegiatan usaha dalam hal penyerapan tenaga kerja. Di Indonesia, peran industri kreatif dalam ekonomi Indonesia cukup signifikan dilihat dari besarnya jumlah pelaku usaha UKM dan kontribusi terhadap PDB tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah pelaku usaha UKM dan kontribusi terhadap PDB Tahun Jumlah Pelaku Usaha Kontribusi terhadap PDB (unit) (%) 2010 51.409.612 52,67% 2011 52.764.603 53,32% 2012 53.823.732 57,00% 2013 55.206.444 57,12% 2014 56.534.592 57,94% Sumber: http://www.pnmim.com Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap tahun jumlah pelaku usaha semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan persaingan dunia usaha semakin meningkat. Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka perusahaan perusahaan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri. Untuk itu setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di pasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnisnya sehingga mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Sudah seharusnya perusahaan berupaya untuk meminimalisasi kelemahankelemahannya dan memaksimalkan kekuatan yang dimilikinya. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk mampu memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Dengan semakin ketatnya persaingan tersebut maka perusahaan harus memahami apa dan bagaimana cara untuk mengelola berbagai sumber daya yang dimilikinya. Kunci penting untuk
3 memenangkan persaingan terletak pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Narver dan Slater dalam Dewi (2006) menyatakan bahwa keunggulan bersaing dapat dicapai apabila perusahaan mampu memberikan nilai yang lebih kepada pelanggan dari apa yang diberikan oleh pesaingnya. Keunggulan bersaing dapat berasal dari berbagai aktivitas perusahaan seperti dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya. Masing-masing aktivitas ini harus diarahkan untuk mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan dasar untuk menciptakan diferensiasi. Dalam tingkat pesaingan yang semakin ketat dan kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung maka suatu produk perusahaan akan tumbuh berkembang sampai pada suatu titik, dimana produk tersebut nantinya akan sulit dibedakan antara satu dengan yang lain. Agar menang dalam suatu persaingan maka dalam memasarkan produk saat ini produsen tidak hanya berdasarkan pada kualitas produk saja, tetapi juga tergantung dari strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Terkait dengan itu ada dua strategi yang umumnya digunakan perusahaan yaitu orientasi pasar (Narver and Slater, 1995, p. 134) dan inovasi (Han et at, 1998, p.35). dalam Dewi (2006). Menurut Kohli dan Jaworski (1990, p. 1 18), orientasi pasar merupakan budaya perusahaan yang bisa membawa pada meningkatnya kinerja pemasaran. Narver dan Slater (1990, p. 34) dalam Prakoso (2005) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior value bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan, apalagi dalam lingkungan yang bersaing ketat. Dalam lingkungan persaingan yang tinggi, hanya perusahaan yang memiliki nilai lebihlah yang akan bertahan. Lebih lanjut Narver and Slater (1995, p. 134) menjelaskan bahwa perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berfokus pada kebutuhan pasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai basis dalam penyusunan strategi bagi masing-masing unit bisnis dalam organisasi, dan menentukan keberhasilan perusahaan.
4 Selain orientasi pasar, inovasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam mencapai keunggulan bersaing. Tujuan utama dari inovasi produk adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan (Han et at., 1998, p. 35) dalam Dewi (2006). Pelanggan umumnya menginginkan produk-produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Bagi perusahaan, keberhasilannya dalam melakukan inovasi produk berarti perusahaan tersebut selangkah lebih maju dibanding dengan pesaingnya. Hal ini menuntut kepandaian perusahaan dalam mengenali selera pelanggannya sehingga inovasi yang dilakukannya pada akhirnya memang sesuai dengan keinginan pelanggannya. Dengan demikian inovasi produk harus betul-betul direncanakan dan dilakukan dengan cermat. Tingginya tingkat persaingan yang ada tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar tetapi juga dialami oleh perusahaan menengah di Indonesia seperti Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung, Jawa Barat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam Usaha Kecil dan Menengah diantaranya adalah kenaikan tingkat persaingan industri, kenaikan harga bahan baku, dan menurunnya eksport ke luar negeri. Tingkat persaingan yang terjadi semakin ketat di dalam Usaha Kecil dan Menengah terjadi akibat berkurangnya pangsa pasar dalam negeri sehingga menuntut perusahaan-perusahaan dalam industri ini untuk menerapkan strategi yang relevan dengan kondisi perusahaan dan lingkungan yang terus berubah. Perusahaan harus tetap berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kemajuan Usaha Kecil dan Menengah sepenuhnya tergantung dari kemampuan perusahaan untuk menciptakan dan menumbuhkan daya saing yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi Berdasarkan latar belakang mengenai pentingnya orientasi pasar dan inovasi bagi perkembangan UKM, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi terhadap Kinerja UKM Berbasis Industri Kreatif (Studi Survey pada SAS Advertising Bandung)
5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan atas penjelasan tersebut maka penelitian ini berupaya untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana menciptakan keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja pemasaran, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana orientasi pasar dan Inovasi pada UKM berbasis industri kreatif pada SAS Advertising Bandung 2. Bagaimana kinerja UKM Berbasis Industri Kreatif pada SAS Advertising Bandung 3. Bagaimana pengaruh orientasi pasar dan Inovasi pada UKM berbasis industri kreatif pada SAS Advertising Bandung baik secara simultan maupun parsial 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui orientasi pasar dan Inovasi pada UKM berbasis industri kreatif pada SAS Advertising Bandung 2. Untuk mengetahui kinerja UKM Berbasis Industri Kreatif pada SAS Advertising Bandung 3. Untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar dan Inovasi pada UKM berbasis industri kreatif pada SAS Advertising Bandung baik secara simultan maupun parsial 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut : 1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep pemasaran, khususnya orientasi pasar, inovasi dan kinerja serta dapat membandingkan teori-teori yang di dapat dari perkuliahan dengan praktek yang sesungguhnya di dalam perusahaan.
6 2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam menangani masalah yang sedang dihadapi berkaitan dengan orientasi pasar, dan inovasi yang dilakukan perusahaan. 3. Bagi pihak lain, tambahan informasi dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang meneliti pada bidang usaha yang sama maupun khalayak umum menambah pengetahuannya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada SAS Advertising Bandung yang terletak di Jalan PHH Mustafa No.79 C Bandung. Sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai dengan selesai.