BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB II UTANG-PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM. menurut istilah fiqh, terdapat beberapa definisi yang dikedepankan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan konsep muamalah yang diajarkan oleh syar at Islam. Islam sebagai

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

tabarru dengan tujuan tolong menolong yang dianjurkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG ARISAN BERSYARAT DI PERUMAHAN GATOEL MOJOKERTO

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ISTISHNA. atas dasar saling merelakan, atau jual beli merupakan pemilikan harta benda

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB II LANDASAN TEORI A. HUTANG PIUTANG MENURUT HUKUM ISLAM. Secara bahasa qard{ berarti al-qat{ yang artinya potongan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG A. Analisis Praktik Utang Piutang Hewan Ternak Di Desa Ragang Dari data mengenai proses dan mekanisme utang-piutang di tentang paraktik utang piutang yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan waru Kabupaten Pamekasan, ditemukan bahwa utang-piutang yang dilakukan oleh masyarakat desa Ragang dilakukan dengan jika pada musim hujan ketika masyarakat Desa Ragang membutuhkan modal untuk mengelola sawahnya yaitu biasanya lebih banyak menghutang kepada orang yang banyak mempunyai modal biasanya berupa hewan ternak yaitu sapid an dalam proses akad tersebut dengan mendatangkan saksi yaitu keluarga orang yang berutanag dan orang yang mengutanginya serta saksi dari kepala desa dengan ditulisk oleh orang yang mem\berikan utang. Mekanisme praktik yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan adalah sebuah tradisi dimana dalam musim hujan atau musim kemarau biasanya para petani membutuhkan modal untuk mengelola sawahnya, jalan satu-satunya maka masyarakat desa biasanya meminjam hewan ternak kepada masyarakat yang mampu yang mempunyai banyak modal, yaitu dengan cara meminjam seekor sapi untuk dijual dan apabila pada waktu itu sapi 49

50 tersebut laku atau harga jual pada waktu itu sejumlah Rp 6.000.000,00 maka dari pemilik modal atau orang yang meminjamkan harus mengembalikan dengan nominal uang sejumlah Rp 10.000.000,00. 1 Berbicara tentang tardisi tersebut menurut beberapa kalangan ulama seperti yang dijelaskan di atas maka tradisi tersebut dilarang dalam hukum Islam karena ketika terjadi peminjaman atau utang piutang dengan ketentuan tersebut maka harus dibayarkan dengan sepadan, yaitu ketika masyarakat meminjam sapi maka pengembaliannya pun juga harus dikembalikan dengan harga sapi serta tidak boleh ada kelebihan dalam utang piutang tersebut karena dalam praktik yang terjadi akad awal utang piutang, telah disepakati atau ditentukan harus mengembalikan sesuai dengan apa yang ditentukan oleh muqrid\}. 2 Dalam Islam, yang disebut dengan utang-piutang ialah pemberian harta yang diberikan oleh orang yang memberi hutang kepada orang yang berhutang untuk dikembalikan kembali sesuai dengan jumlah, perjanjian dan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal tersebut, dapat dipahami melalui beberapa definisi yang dikedepankan oleh para fuqaha, sebagai berikut: 3 1 Samsul, Wawancara, Pamekasan, tanggal 15 Maret 2014. 2 Faiz, Wawancara, Pamekasan, tanggal 19 Maret 2014. 3 Abd Al-Rahman Al-Jazairi, Al-Fiqh Ala Al-Madzahib Al- Arba ah, (Beirut: Dar Al-Kutub Al- Ilmiyah, 2003), 303-304.

51 a. Menurut kalangan Malikiyah: الق ر ض ه و أ ن ي د ف ع شخص ل خ ر ش ي ئ ا ل ه ق ي م ة م ال ي ة ب ش ر ط أ ن ال ي ك و ن ذ ل ك الع و ض م ال ف ا ل م ا د ف ع ه Al-qard} ialah pembayaran seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu yang memiliki nilai materi dengan tanpa kelebihan syarat pengemabalian hendaknya tidak berbeda dengan pembayaran. b. Menurut kalangan Hanafiyah: الق ر ض ه و م ا ت ع ط ي ه م ن م ال م ث ل ي ل ت ت ق اض ي م ث ل ه ف ي ش ت ر ط ف الق ر ض أ ن ي ك و ن م ث ل ي ا Al-qard} ialah pemberian harta tertentu untuk dikembalikan sesuai padanannya, dan disyaratkan agar pinjaman berupa sesuatu yang serupa. c. Menurut kalangan Syafi iyah: الق ر ض ي ط ل ق ش ر ع ا ب ع ن الش ي ء امل ق ر ض و ه و ت ل ي ك الش ي ء ع ل ى أ ن ي ر د م ث ل ه Al-qard} menurut syara berarti sesuatu yang dihutangkan, yaitu pemberian kepemilikian sesuatu dengan pengembalian yang serupa. d. Menurut kalangan Hanbilah: الق ر ض د ف ع م ال ل م ن ي ن ت ف ع ب ه و ي ر د ب د ل ه Al-qard} ialah pembayaran harta kepada orang yang ingin memanfaatkannya dan dikembalikan sesuai padanannya.

52 e. Terdapat definisi lain yang mengatakan bahwa al-qard} adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan dengan tanpa mengharapkan imbalan. 4 Dari beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa utang-piutang adalah suatu transaksi antara seseorang dengan orang lain dengan memberikan pinjaman berupa harta yang memiliki kesepadanan untuk dikembalikan sesuai dengan jumlah yang diberikan tanpa adanya tambahan atau imbalan. Dalam Islam utang-piutang atau pinjam meminjam merupakan bentuk transaksi yang diperbolehkan dan dianjurkan dalam syari at Islam bahkan seseorang yang memberi pinjaman kepada orang lain dengan pinjaman yang baik akan memperoleh bayaran yang dilipat gandakan oleh Allah. Dengan demikian seseorang yang diberi pinjaman akan tertolong dan terkurangi bebannya dan orang yang memberi pinjaman hendaknya tidak menyusahkan orang yang diberi pinjaman dengan berbagai transaksi yang merugikan seperti melebihi jumlah nilai pinjaman. Hal tersebut dapat dipahami melalui firma Allah dalam Surat Al- Hadid ayat 11: 5 م ن ذ ا ال ذ ي ي ق ر ض الل ق ر ض ا ح س ن ا ف ي ض اع ف ه ل ه و ل ه أ ج ر ك ر ي Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. 4 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syari ah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 131. 5 Ibid., 902.

53 Oleh karena itu, berdasarkan firman Allah tersebut di atas, apabila pemberian utang tersebut harus dilakukan atas unsur yang baik yaitu untuk melong sesama yang sedang kesulitan dan membutuhkan uang, tetapi yang terjadi di Desa Ragang merupakan sebuah transaksi utang piutang yang dilarang pertama karena nilai dari uatng piutang tersebut tidak sepadan serta terdapat syarat ketika pengembaliannya. Dalam hukum Islam memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan merupakan bentuk muamalah yang tidak dilarang dalam syari at Islam. Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang yang membutuhkan merupakan bentuk saling tolong menolong yang sangat dianjurkan dan akan memperoleh balasan yang dilipat gandakan oleh Allah. B. Analisis Praktik Utang Piutang Hewan Ternak Di Desa Ragang Dalam Perspektif Hukum Islam Dalam praktiknya tentang hutang piutang yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan waru Kabupaten pamekasan merupakan utang piutang yang dilarang oleh agama Islam karena akad yang digunakan bertentangan dengan ajaran agama Islam tetapi jika utang piutang tersebut dikaitkan dengan system kerjasama yaitu dengan menggunakan akad mud}a>rabah maka akad yang digunakan diperbolehkan seperti kebolehahan muamalah pada umumnya. Jika menggunakan adad mud}a>rabah dengan menggukan sistem kepercayaan satu sama

54 lain. Dalam hal ini yaitu harus terjadi saling percaya antar pemilik modal atau istilah dalam praktik akad utang piutang orang yang memberikan pinjaman terhadap pengelola modal atau orang yang berutang. Seperti yang telah disebutkan dalam bab dua mengenai rukun dan syarat kerjasama Mud}a>rabah. Menurut ulama Syafi iyah, 6 rukun mud}a>rabah yang harus terjadi antara pemilik modal dengan pengelola yaitu harus meliputi 6 yaitu: 1. Pemilik modal menyerahkan modalnya. 2. Orang yang bekerja, yaitu mengelola modal yang diterima dari pemilik modal; 3. Akad mud}a<rabah muthlaqah (penyerahan modal secara mutlak, tanpa syarat dan pembatasan). 4. Harta atau pokok modal, dimana pokok modal tersebut didapat dari pemilik modal. 5. Pekerjaan pengelola modal sehingga menghasilkan laba, dimana semua tentang pengelolaan sawah dilakukan oleh pengelola. 6. Keuntungan, dimana keuntungan tersebut dibagi menjadi dua. Jika kerjasama itu mendatangkan keuntungan, maka pemilik modal mendapatkan keuntungan dan modalnya kembali, tetapi jika kerjasama itu 6 Abdurrahman Al-Jaziri, al-fiqih Ala Madzahib al-arba ah, (Beirut: Dar al-qalam,t.t), 44

55 tidak menghasilkan keuntungan, pemilik modal tidak mendapatkan apa-apa karena dalam akad mud}a>rabah jika terjadi keuntungan maka 70% untuk pengelola karena yang banyak membutuhkan tenaga adalah pengelola sawah sedangkan yang 30% untuk pemilik modal. Dengan adanaya sistem kerjasama dalam akad mud}a>rabah maka telah melakukan kesepakan mengenai kerjasama serta bagi hasil yang akan mereka dapatkan dari keuntungan sesuai dengan kesepakan yang telah mereka sepakati dan disinilah terjadi akad ijab Qabul antara pemilik modal dan pengelola mengenai kerjasama tersebut Dalam Islam suatu perjajian atau akad merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pihak yang terkait yaitu antar kedua belah pihak dalam akad tersebut harus ada perjanjian tertulis. Baik hubungannya dengan s}i>gat yang akan dilakuakan, atau isi perjajian yang akan disepakati ataupun segala sesuatu yang terkait dengan perjajian yang akan dibuat. Dalam hal ini para pihak sudah seharusnya mentaati ketentuanketentuan yang berlaku sesuai dengan hukum perjanjian dalam islam. Seperti akad yang dilakukan pada sistem akad mud}a<rabah khususnya hasil yang dibagi menjadi dua Sedangkan dalam Al-Qur an dianjurkan agar perjanjian supaya dilakukan penulisan. Seperti dalam Firman Allah dalam surat Al- Baqarah: 282 yang berbunyi:

56 ي ب أ ي ه ب ان ر ين آم ن ىا إ ذ ا ت د اي ن ت م ب د ي ن إ ن ى أ ج م م س م ى ف بك ت ب ىه و ن ي ك ت ب ب ي ن ك م ك بت ب ب بن ع د ل و ن ب ي أ ب ك بت ب أ ن ي ك ت ب ك م ب ع ه م و انه و ف ه ي ك ت ب و ن ي م ه م ان ر ي ع ه ي و ان ح ق و ن ي ت ق انه و ز ب و و ن ب ي ب خ س م ن و ش ي ئ ب Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. (Qs. Al-Baqarah : 282) 7 Dengan adanya tulisan dapat dijadikan alat bukti jika terjadi penipuan dikemudian hari, karena tidak mustahil jika dikemudian hari salah satu pihak akan mengingkari apa yang pernah disepakati bersama atau salah satu pihak akan khilaf, ragu ataupun lupa. Karena ingatan kadang-kadang tidak dapat diandalkan secara keseluruhan. Tetapi dengan adanya surat-surat sebagai tanda bukti pihak yang akan berniat jahat akan mengalami kesulitan jika akan melakukan penipuan. Jika kita lihat dari sistem mud}a<rabah yang tidak mau tau tentang untung rugi dari kerjasama tersebut maka perbuatan akad tersebut dilarang dalam hukum Islam, hal ini tidak sesuai dengan firman Allah dalam QS. An- Nisa ayat 29 : ي ب أ ي ه ب ت س اض ان ر ين آم ن ىا ال ت أ آ ن ىا أ م ى ان ك م ب ي ن ك م ب بن ب بط م إ ال أ ن م ن ك م و ال ت ق ت ه ىا أ ن ف س ك م إ ن انه و آ ان ب ك م ز ح ي م ب (٩٢) ع ن ت ج بز ة ت ك ىن 7 Depag RI, al-qur an dan terjemahnya, (Jakarta: Al-Huda, 2002), 12

57 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu (QS An-Nisa: 29) 8 Dalam ayat diatas dijelaskan bahwasannya Allah melarang kita untuk memakan harta sesama muslim dengan cara jalan yang bathil dan dalam suatu transaksi harus berdasarkan atas suka sama suka dan tidak merugikan salah satu pihak yang bertransaksi seperti yang terjadi di Desa Ragang ketika akad pengembalian utang tersebut pemilik modal tidak mau tau untung ruginya petani jika dikaitkan dalam akad mud}a<rabah maka perbuatan tersebut dilarang. Dari kejadian tersebutlah yang dapat merugikan salah satu belah pihak yang dalam hukum Islam tidak diperbolehkan. 8 Departemen Agama RI Al-Qur'an dan Terjemah, 19