BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lain selalu melakukan kontrak atau perjanjian baik itu melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II KONTRAK PENGADAAN BARANG. A. Pengertian Kontrak Menurut KUHPerdata Didalam perundang-undangan tidak disebutkan secara tegas pengertian

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB III TANGGUNG GUGAT BANK SYARIAH ATAS PELANGGARAN KEPATUHAN BANK PADA PRINSIP SYARIAH

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998, LN No. 182 Tahun 1998, TLN No. 3790, Psl. 1 angka 11.

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

MAKALAH KONTRAK. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis DosenPengampu :Andy Kridasusila, SE, MM.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata sehingga disebut perjanjian tidak bernama. Dalam Buku III

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Manusia adalah makhluk sosial yang dalam melakukan aktifitas sehari-hari dengan manusia lain selalu melakukan kontrak atau perjanjian baik itu melakukan perjanjian jual beli barang kebutuhan sehari-hari, perjanjian jasa pengangkutan, perjanjian sewa-menyewa dan sebagainya.kontrak berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Oleh karena itu diperlukan Negosiasi (proses tawar menawar). 1 Hukum kontrak merupakan bidang hukum yang sangat penting di era globalisasi terutama dalam mendukung kegiatan di sektor perdagangan dan transaksi bisnis internasional. Menyatukan hubungan antara para pihak dalam lingkup internasional bukanlah persoalan yang sederhana. Hal ini menyangkut perbedaan sistem, paradigma, dan aturan hukum yang berlaku sebagai suatu aturan yang bersifat memaksa untuk dipatuhi oleh para pihak di masing-masing negara. 2 Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa mengharapkan agar kontrak yang mereka buat dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun demikian, dalam perjalanan waktu tidak menutup kemungkinan terjadi sengketa di antara mereka, meskipun hal ini sebenarnya 1 https://alfanaikkelas.wordpress.com/2011/01/07/azas-proporsionalitas(diakses tanggal 12 Oktober 2015). 2 Agus Yudha Hernoko, Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial (Yogyakarta,: LaksBang Mediatama, 2008), hlm.1.

2 sama sekali tidak diharapkan. Sengketa kontrak pada umumnya muncul sebagai akibat adanya ketidaksepakatan, perbedaan, gangguan, kompetisi, atau ketidakseimbangan diantara para pihak. 3 Sistem pengaturan hukum kontrak adalah sistem terbuka, artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur di dalam undang-undang. Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undangundang bagi mereka yang membuatnya. 4 Sehubungan dengan daya mengikatnya perjanjian berlaku sebagai undangundang bagi para pihak yang membuatnya (pacta sunt servand), pada situasi tertentu daya berlakunyadibatasi, antara lain dengan itikad baik. Pasal 1338 (3) KUHPerdata menyatakan bahwa perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. 5 Hukum kontrak adalah mekanisme hukum dalam masyarakat untuk melindungi harapan-harapan yang timbul dalam pembuatan persetujuan demi perubahan masa datang yang bervariasi kinerja, seperti pengangkutan kekayaan (yang nyata maupun yang tidak nyata), kinerja pelayanan, dan pembayaran dengan uang). 3 http://mulyonosetro.blogspot.co.id/(diakses tanggal 12 Oktober 2015). 4 R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(Jakarta: Pradnya Paramita, 2005), hlm.342. 5 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.134.

3 Setelah memperhatikan pengertian hukum kontrak tersebut di atas, maka dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam hukum kontrak yakni : 6 1. Adanya kaidah hukum Menurut Salim,kaidah dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum kontrak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi. Adapun kaidah hukum kontrak tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat. 2. Subjek hukum Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson yang artinya sebagai pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum dalam hukum kontrak adalah kreditur dan debitur. Kreditur adalah orang yang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang berutang. 3. Adanya prestasi Prestasi adalah hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi terdiri atas: a. Memberikan sesuatu b. Berbuat sesuatu c. Tidak berbuat sesuatu d. Kata sepakat. Pasal 1320 KUHPerdata, ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah satunya adalah kata sepakat (consensus). Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara para pihak. 6 Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm.76.

4 4. Akibat hukum Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu kenikmatan yang diperoleh para pihak yang melakukan kontrak dan kewajiban adalah suatu beban yang harus di laksanakan para pihak yang membuat kontrak. Sengketa bisnis dalam kontrak komersial seringkali berawal dari kesalahan mendasar dalam proses terbentuknya kontrak dengan berbagai faktor atau penyebabnya, antara lain: 1. Ketidakpahaman terhadap proses bisnis yang dilakukan. Kondisi ini muncul ketika pelaku bisnis semata-mata terjebak pada orientasi keuntungan serta karakter coba-coba tanpa memprediksi kemungkinan risiko yang akan menimpanya. 2. Ketidakmampuan mengenali partner atau mitra bisnisnya. Kondisi ini muncul ketika pelaku bisnis hanya memperhatikan performa atau penampilan fisik mitra bisnisnya tanpa meneliti lebih lanjut track record dan bonafiditas mitra bisnisnya. 3. Tidak adanya legal cover yang melandasi proses bisnis mereka. Hal ini menunjukkan rendahnya pemahaman dan apresiasi hukum pelaku bisnis dalam melindungi aktifitas bisnis mereka. 7 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak menjelaskan secara rinci mengenai momentum terjadinya kontrak, hanya dijelaskan dengan cukup adanya 7 Agus Yudha Hernoko, Op. Cit. hlm.95.

5 consensus antara kedua pihak. Namun dari berbagai sumber terdapat setidaknya empat teori yang membahas mengenai momentum terjadinya kontrak, yaitu : 1. Teori Pernyataan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menerima penawaran menyatakan bahwa ia menerima penawaran itu. 2. Teori Pengiriman : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima penawaran mengirimkan telegram. 3. Teori Pengetahuan : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan mengetahui adanya penerimaan, tetapi penerimaan itu belum diterimanya (diketahui secara langsung). 4. Teori Penerimaan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lain. 8 Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa kesepakatan terjadi dalam transaksi bisnis adalah sejak tahap pra-contractual, sehingga apabila salah satu pihak membatalkan sepihak perjanjian tersebut maka ia dapat dikenai ganti kerugian. Namun hanya sebatas pada kerugian yang timbul saat tahap perjanjian pracontractual saja. Oleh karena pihak yang dirugikan tidak dapat menuntut berdasarkan yang tertulis dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252 KUHPerdata, oleh karena Bab I bagian 4 Buku III KUHPerdata hanya mengatur tentang Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, jelas disini yang ada baru negosiasi prakontrak, belum ada perikatannya. Penuntutan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip good faith dan fair dealing yang dapat ditafsirkan bahwa pihak yang dirugikan 8 http://michiko60.blogspot.co.id/2012/02/seputar-hukum-kontrak-komersial.html (diakses tanggal 13 Oktober 2015).

6 hanya dapat menuntut pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan dan atas kehilangan kesempatan untuk melakukan kontrak dengan pihak ketiga. Akan tetapi ia tidak dapat menuntut ganti rugi atas keuntungan yang diharapkan dari kontrak yang batal diadakan itu. 9 Oleh sebab itu, maka perlu dipahami bahwa mekanisme terjadinya kontrak dalam dun ia bisnis/komersial selalu didahului oleh tahap negosiasi dimana masing-masing pihak mengajukan letter of intent yang memuat keinginan masingmasing pihak untuk membuat suatu kontrak. Selanjutnya setelah ada kesepahaman atas kehendak untuk mengadakan kontrak tersebut, maka para pihak akan membuat Memorandum of Understanding ( MOU) yang memuat keinginan masing-masing pihak sekaligus adanya tenggang waktu pencapaian kesepakatan untuk terjadinya kontrak. Proses inilah yang disebut sebagai proses prakontrak. Dalam tahap prakontrak ini masing-masing pihak harus menegakkan prinsip itikad baik, yang oleh karena itu jika salah satu pihak beritikad buruk, maka haruslah disediakan sarana hukum berupa hak gugat dan hak untuk menuntut ganti rugi dalam tahap prakontrak. 10 Berawal dari hal-hal tersebut di atas, maka sangat menarik mengangkat masalah tentang Peranan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri (analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri). Karena mengingat bahwa KUHPerdata sama sekali tidak memperhatikan proses terjadinya kontrak atau perjanjian. Padahal dalam 9 Suharnoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisi Kasus(Jakarta: Kencana Prenada Media Group), hlm 2. 10 http://qamaruddinshadie.blogspot.co.id/2012/04/istilah-dan-pengertian kontrak. html (diakses tanggal 13 Oktober 2015).

7 prakteknya suatu kontrak atau perjanjian dapat terjadi apabila didahului dengan adanya kesepakatan dan itu diperoleh melalui proses negosiasi (bisa memakan waktu dan biaya yang bervariasi). KUHPerdata hanya mengatur prinsip itikad baik pada saat pelaksanaan kontrak, padahal sebenarnya dalam tahap negosiasi itupun sudah timbul hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh para pihak demi menegakkan prinsip itikad baik dan transaksi wajar atau jujur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimanakah makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial? 2. Bagaimanakah aspek hukum perjanjian kredit modal kerja? 3. Bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial 2. Untuk mengetahui aspek hukum perjanjian kredit modal kerja 3. Untuk mengetahui penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri

8 Hasil penelitian dari skripsi ini di harapkan dapatmemberikan manfaat bagi lingkungan akademis (teoritis), lingkunganperadilan dan lingkungan kehidupan secara praktis yaitu : a. Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pemikiran serta pengetahuan baik untuk lingkungan mahasiswa sendiri atau para akademis atau para akademis bibit unggul yang akan menjadi kalangan yang berguna dan menjadi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. b. Manfaat praktis Diharapkan pula dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat nantinya bagi para pelaku kontrak, sehingga para pelaku kontrak dapat menciptakan suatu kontrak atau perjanjian sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak-pihak yang melakukan kontrak. D. Keaslian Penulisan Skripsi dengan judul peranan Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial (analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja pada Bank Mandiri) ini diangkat karena sangat menarik untuk mengetahui lebih dalam tentangfungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial, aspek hukum perjanjian kredit modal kerja dan penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri, sepanjang penelusuran di perpustakaan, belum ditemukan ada judul dan permasalahan yang sama dengan tulisan ini. Penulisan ini disusun berdasarkan literatur -literatur yang telah ada, baik melalui literatur di perpustakaan, media cetak maupun media elektronik.

9 Adapun judul karya ilmiah yang memiliki kesamaan dengan judul skripsi ini adalah skripsi yang berjudul Urgensi Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Kerja Kontruksi Sebagai Antisipasi Terjadinya Sengketa (PRANOTO Dosen Fakultas Hukum UNS dengan ITOK DWI KURNIAWAN Dosen FKIP program studi PKN UNS) yang di dalamnya memuat mengenai bagaimana penerapan Asas Proporsionalitas dalam kontrak kerja kontruksi selain itu di bahas juga mengenai sengketa yang terjadi dalam kontrak komersial sebagai salah satu contoh sengketa kontruksi adalah kasus pemutusan kontrak di proyek jalan (suatu kontrak pekerjaan peningkatan jalan, panjang 40 km di Jawa Barat) dan bagaimana Urgensi Asas Proporsionalitas dalam menyelesaikan kontrak kontruksi tersebut. Selain judul di atas karya ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi ini adalah Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial (yaitu Tesis Dr.Agus Yudha Hernoko S.H,.M.Hum pada tahun 2009.) yang di dalamnya hanya membahas bagaimana penerapan asas proporsionalitas dalam kontrak komersialdan membahas mengenai penyelesaian sengketa yang terjadi di dalam kontrak komersial sedangkan di skripsi ini membahas bagaimanamakna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial,aspek hukum perjanjian kredit modal kerja dan analisis penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri. Oleh karena itu, penulisan ini adalah karya asli peneliti, dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

10 E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian hukum Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar tingkah laku manusia tersebut dapat di kontrol. Hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarakat berhak untuk mendapat pembelaan didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi bagi pelanggarnya. 11 Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Berkenaan dengan tujuan hukum, ada beberapa pendapat sarjana hukum. Subekti, mengatakan bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya. Menurut Van Apeldoorn, tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian. Sementara itu, Menurut Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepentingan daya guna dan kemanfaatan. Sedangkan, menurut Van Kan hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan setiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu. 12 11 https://andrilamodji.wordpress.com/hukum/pengertian-tujuan-jenis-jenis-dan-macammacam-pembagian-hukum(diakses tanggal 13 Oktober 2015). 12 Budiyanto, Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm.115.

11 Berdasarkan Pengertian diatas, maka adapun persyaratan peraturan hukum antara lain : 13 a. Peraturan tersebut mengatur perilaku manusia. b. Dibuat oleh pejabat yang berwenang. c. Bertujuan mewujudkan ketertiban dan keadilan masyarakat. d. Bersifat mengikat dan memaksa pihak yang dikenai peraturan. e. Memiliki rumusan sanksi yang jelas dan tegas. f. Sanksi ditegaskan dan dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang. 2. Pengertian hukum kontrak Perlu diketahui bahwasanya hukum kontrak itu merupakan bagian dari hukum perikatan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hukum kontrak itu sebagai hukum perjanjian yang tertulis, akan tetapi pembagian antara hukum kontrak dengan hukum perjanjian itu sendiri di dalam BW tidak di uraikan, hanya di kenal sebagai perikatan yang lahir dari perjanjian dan yang lahir dari undangundang.kontrak atau perjanjian ini merupakan suatu peristiwa hukum di mana seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.di dalam kontrak dikenal mengenai istilah kontrak sepihak, yaitu dimana seseorang menjanjikan kepada orang lain untuk memberikan sesuatu sedangkan orang yang menerima sesuatu itu tidak memberikan balasan (kontra prestasi). 14 13 http://soal-soalpkn.blogspot.co.id/2015/04/apa-syarat-syarat-peraturan-hukumserta.html(diakses tanggal 13 Oktober 2015). 14 http://ilmuhukumuin-suka.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-hukumkontrak.html(diakses tanggal 13 Oktober 2015).

12 Kontrak dalam Hukum Indonesia, yaitu Burgerlijk Wetboek (BW) disebut overeenkomst yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perjanjian. Menurut Peter Mahmud Marzuki perjanjian mempunyai arti yang lebih luas daripada kontrak. Kontrak merujuk kepada suatu pemikiran akan adanya keuntungan komersil yang diperoleh kedua belah pihak. Sedangkan perjanjian dapat saja berarti social agreement yang belum tentu menguntungkan kedua belah pihak secara komersil. 15 Berdasarkan pengertian hukum kontrak yang diungkapkan di atas, dapat dipahami bahwa pengertian hukum kontrak adalah keseluruhan kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. 16. Oleh karena itu, maka untuk dapat dianggap sah secara hukum, ada empatsyarat yang harus dipenuhi sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia: 17 a. Kesepakatan para pihak b. Kecakapan para pihak c. Mengenai hal tertentu yang dapat ditentukan secara jelas d. Sebab atau kausa yang diperbolehkan secara hukum. Berdasarkan pengertian tersebut, maka adapun unsur-unsur dari pada kontrak itu sendiri adalah sebagai berikut: 18 a. Adanya perbuatan hukum. b. Persesuaian pernyataan kehendak dari beberapa orang. 15 Hasanuddin Rahman, Contract Drafting, (Bandung: Citra Aditya Bakti,2003), hlm.21. 16 https://id.wikipedia.org/wiki/kontrak (diakses tanggal 14 Oktober 2015). 17 Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 18 Salim, Hukum Kontrak.Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta, Sinar Garfika, 2003), hlm. 9.

13 c. Persesuaian kehendak harus di publikasikan atau dinyatakan. d. Perbuatan hukum terjadi karena kerja sama antara dua orang atau lebih. e. Pernyataan kehendak yang sesuai harus saling bergantung satu sama lain. f. Kehendak di tujukan untuk menimbulkan akibat hukum. g. Akibat hukum itu untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau timbal balik. h. Persesuaian kehendak harus dengan mengingat peraturan. Selain hal tersebut di atas, adapun arti penting suatu kontrak paling tidak adalah dalam hal-hal sebagai berikut: 19 a. Untuk mengetahui perikatan apa yang dilakukan dan kapan serta di mana kontrak tersebut dilakukan. b. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang saling mengikatkan dirinya tersebut dalam kontrak dimaksud. c. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak, apa yang harus, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pihak. d. Untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut. e. Untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan dan pilihan domisili hukum yang dipilih bila terjadi perselisihan antara para pihak. f. Untuk mengetahui kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang mengakibatkan berakhirnya kontrak tersebut. 19 http://notarisnurulmuslimahkurniati.blogspot.co.id/2009/04/pengertian-dan-arti-pentingkontrak.http (diakses tanggal 15 Oktober 2015).

14 g. Kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang mengakibatkan berakhirnya kontrak tersebut. h. Sebagai alat untuk memantau bagi para pihak, apakah pihak lawan masingmasing telah menunaikan prestasinya atau belum, atau bahkan malah telah melakukan suatu wanprestasi. i. Sebagai alat bukti bagi para pihak apabila terjadi perselisihan di kemudian hari, seperti apabila terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak dalam kontrak dimaksud. Termasuk apabila ada pihak ketiga yang mungkin keberatan dengan kontrak dan mengharuskan kedua belah pihak untuk membuktikan hal-hal yang berkaitan dengan kontrak. 3. Pengertian perjanjian kredit Perjanjian kredit merupakan salah satu perjanjian yang dilakukan antara bank dengan pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah nasabahnya. Perjanjian kredit sebenarnya dapat dipersamakan dengan perjanjian hutang-piutang. Perbedaannya, istilah perjanjian kredit umumnya dipakai oleh bank sebagai kreditur, sedangkan perjanjian utang piutang dipakai oleh masyarakat dan tidak terkait dengan bank. 20 Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perbankan (setelah mengalami perubahan tentang Undang-Undang Perbankan)kredit diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain 20 Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Bank (Bandung,: Alfabeta, 2005), hlm. 23.

15 yang mewajibkan pihak peminjm untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga yang dalam hal ini akan diatur dalam ketentuan perjanjian tersebut. 21 Pemberian istilah perjanjian kredit memang tidak tegas dinyatakan dalam Peraturan Perundang-undangan. Namun, berdasarkan surat Bank Indonesia No.03/1093/UPK/KPD tanggal 29 Desember 1970 yang ditujukan kepada segenap bank devisa saat itu, pemberian kredit diinstruksikan harus dibuat dengan surat perjanjian kredit sehingga perjanjian pemberian kredit tersebut sampai saat ini disebut perjanjian kredit. 22 Salah satu contoh kredit yaitu kredit modal kerja yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,membayar gaji pegawai, atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung investasi yang sudah ada. 23 Kredit modal kerja merupakan salah satu dari jenis-jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya. Perkreditan memiliki unsur utama kepercayaan walaupun kredit itu sendiri bukan hanya sekedar kepercayaan, makna kepercayaan disini mengandung arti, yaitu pihak yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan. Secara umum biasanya perjanjian kredit 21 UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LN Tahun 1992 Nomor 31, TLN Nomor 3472, sebagaimana yang telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, LN Tahun 1998, Nomor 182, TLN Nomor 2790. 22 Ibid., hlm 99. 23 Kasmir, Managemen Perbankan, edisi revisi, cet. 12 (Jakarta,: Rajawali Pers, 2014), hlm. 86.

16 moda l kerja ini berisi definisi-definisi, jumlah kredit (pinjaman), besarnya bunga dan denda, jangka waktu, angsuran dan cara pembayaran, agunan, wanprestasi, timbul dan berakhirnya hak dan kewajiban serta hukum yang berlaku bagi perjanjian tersebut. 24 F. Metode Penelitian Setiap penelitian haruslah menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Jenis, sifat dan pendekatan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yaitu penelitian terhadap data sekunder. Dalam kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, penelitian ini menggunakan peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan peranan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri. Penelitian ini dititik beratkan pada studi kepustakaan. 2. Data penelitian Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, baik berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier. a. Bahan hukum primer yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Dalam kaitannya dengan penelitian dan penulisan skripsi ini bahan hukum 24 Ibid., hlm. 102.

17 primer yang digunakan adalah berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peranan Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial untuk mencegah terjadinya sengketaadalah sebagai berikut: 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2) Het Herziene Indonesish Reglemen (HIR), Stb. 194-44 3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undng Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. b. Bahan hukum sekunder terdiri dari tulisan-tulisan, baik berupa makalah, jurnal dan bahan hukum lainnya yang akan digunakan untuk membantu menganalisis bahan hukum primer. c. Bahan hukum tersier terdiri dari indeks yang akan membantu untuk menganalisis bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 3. Teknik pengumpulan data Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang menggunakan data utama adalah data sekunder. Data sekunder atau data kepustakaan ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber pada data sekunder, baik berupa bahan hukum primer, sekunder maupun tersier. 4. Analisis data Penelitian yang dilakukan penulisan termasuk jenis penelitian hukum normatif. Pengolahan data pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengolah

18 atau menganalisis data-data yang dalam hal ini adalah data sekunder terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan : a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. b. Memilih kaidah-kaidah hukum, asas, atau doktrin yang sesuai dengan penelitian. c. Mensistemasikan kaidah-kaidah hukum, asas, atau doktrin. d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin yang ada. e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan induktif kualitatif. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini di bagi dalam beberapa tahapan yang disebut dengan bab, dimana masing masing bab diuraikan masalahnya tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Secara sistematis Penulisan ini menempatkan materi pembahasan keseluruhannya ke dalam empat bab yang terperinci sebagai berikut : Bab I. Merupakan pendahuluan yang di dalamnya diuraikan mengenai latar belakang penulisan skripsi ini, perumusan masalah kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang kemudian di akhiri dengan sistematika penulisan. Bab II. Merupakan bab yang membahas tentang kajian umum mengenai makna dan fungsi Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial, yang

19 didalamnya dibahas mengenai pengertian dan asas-asas kontrak komersial, makna Asas Proporsionalitas dalam hukum kontrak, fungsi Asas Proposialitas dalam kontrak komersial, hubungan antara Asas Proporsionalitas dengan asas-asas pokok hukum kontrak. Bab III. Merupakan bab yang membahas tentangmakna dan fungsi Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial,aspek hukum perjanjian kredit modal kerja dan penerapan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri. Bab IV. Merupakan bab yang membahas tentang penerapan Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial, yang didalamnya dibahas mengenai tujuan penerapan Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial, penerapan Asas Proporsionalitas dalam pembentukan kontrak komersial, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri, penerapan Asas Proporsionalitas dalam perjanjiankredit modal kerja di Bank Mandiri. Bab V. Merupakan bab yang berisikan rangkuman kesimpulan dari bab bab yang telah di bahas sebelumnya dan saran saran yang mungkin berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.