I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

4. Hasil dan Pembahasan

STUDI ANALISIS SPESIASI ION LOGAM Cr(III) DAN Cr(VI) DENGAN ASAM TANAT DARI EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI UV-VIS

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

I. PENDAHULUAN. dan perubahan lingkungan tidak menghambat perkembangan industri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Logam Pb

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

I BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi dan berkembangnya dunia industri, ikut andil

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung sangat pesat seiring

PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat

I. PENDAHULUAN. Bidang industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah merubah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN MOTTO...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN DEKLARASI... v

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya adalah dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, sedangkan dampak negatifnya adalah berupa limbah industri. Akibat dari dampak negatif ini menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat seperti logam kadmium yang berasal dari limbah industri sudah lama diketahui dan limbah pertambangan. Contohnya yaitu limbah udang yang berupa kulit, kepala dan ekor dengan mudah didapatkan mengandung senyawa kimia berupa kitin dan kitosan. Manusia banyak menggunakan mineral logam untuk menunjang kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Ion-ion logam berat bersifat toksik meskipun pada konsentrasi yang rendah (dalam ppm) dan umumnya sebagai polutan utama bagi lingkungan (Kotaz, 2000). Salah satu contoh logam berat adalah kadmium (Cd). Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen

2 ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang yang terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal (Rivai, 1988). Logam Cd sebenarnya merupakan logam asing yang sangat beracun bagi manusia dan dapat diabsorpsi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak adanya mekanisme tubuh yang dapat membatasinya. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per-minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 g per orang atau 7 g per kg berat badan (Pallar, 1994). Untuk mengukur kadar pencemaran kadmium diperlukan metode analisis kadmium yang akurat. Metode pengkompleksan menggunakan asam tanat merupakan suatu metode alternatif dalam analisis ion logam yang perlu dikembangkan. Umumnya metode yang digunakan saat ini adalah metode analisis secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), namun metode analisis ini memerlukan peralatan dan biaya yang relatif mahal. Karena instrumen ini menggunakan lampu katoda berongga (Hallow Cathode Lamp /HCL) (Jakubowski, 1997) yang spesifik dan hanya mampu menganalisis logam secara total. Untuk itu perlu dikembangkan metode analisis yang relatif sederhana,

3 spesifik, ramah lingkungan, dan relatif murah. Selain itu perlu metode spektofotometri ultraungu-tampak dengan ligan lain seperti asam tanat. Dalam analisis kualitatif, yang menjadi tujuan ialah menentukan apa yang terdapat dalam suatu cuplikan. Untuk ini diusahakan mencari reaksi yang spesifik, yang dapat dipakai sebagai reaksi identifikasi. Dengan jalan mengubah kondisi-kondisi reaksi, maka reaksi yang tadinya tidak spesifik, dapat dijadikan spesifik. Sejumlah ion-ion logam berat seperti kadmium, kobalt, nikel, timbal dan seng memberikan reaksi yang sensitif dengan ditizon yaitu dengan membentuk kompleks logam ditizonat yang berwarna intensif. Pembentukan kompleks ini sangat dipengaruhi oleh ph dan zat pengkompleks tertentu, sehingga dengan mengatur ph larutan atau dengan penambahan zat pengkompleks sebagai penopang, maka reaksinya yang sensitif itu dapat dijadikan spesifik. Salah satu metode analisis kadmium yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan kompleks kadmium dengan menggunakan ekstrak gambir. Gambir merupakan sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama sama (Uncaria gambir). India mengimpor 68% gambir dari Indonesia, dan menggunakannya sebagai bahan campuran menyirih. Umumnya, gambir dikenal berasal dari Sumatera Barat. Terutama dari Kabupaten 50 Kota, Pesisir selatan. Sebagai sentral penghasil gambir, kabupaten 50 Kota merupakan lokasi yang strategis dan cocok untuk investor perkebunan (Hagerman, Ann E., 2002). Asam tanat adalah komponen senyawa kimia penyusun terbesar dalam gambir, dan juga merupakan golongan tanin terhidrolisis. Kandungan asam tanat dalam gambir sebesar ± 70% (Wicaksono, 2003), katesin, kuersetin, lemak, dan lendir

4 dengan persentase yang lebih kecil. Asam tanat bila ditinjau dari strukturnya merupakan senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas, baik pada gugus keton (pada keadaan polimer) dan gugus hidroksil (ketika ditambahkan basa atau asam pada saat pengaturan ph). Pasangan elektron bebas ini dapat didonorkan kepada ion logam kadmium yang memiliki orbital kosong, sehingga dapat dikatakan asam tanat merupakan suatu ligan. Analisis kadmium yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan kompleks kadmium dengan ligan secara Spektrofotometri Ultraungu-Tampak. Hal ini dikarenakan Spektrofotometri Ultraungu-Tampak merupakan instrumen yang mampu menganalisis kestabilan senyawa kompleks yang terbentuk pada panjang gelombang maksimum. Metode ini juga dapat bekerja secara selektif, akurat dan cepat bila dibandingkan dengan metode konvensional lain, seperti titrimetri atau gravimetri (Rama, 1990). Senyawa kompleks yang terbentuk antara ion logam Cd dengan ligan akan memberikan warna kompleks yang berbeda ketika berikatan dengan ligan dan juga akan menghasilkan kestabilan pada panjang gelombang maksimum yang berbeda (Andrie and Broekaert, 1993). Pembentukan kompleks logam dengan ligan sangat dipengaruhi oleh ph optimum, sehingga kondisi ph optimum untuk setiap kompleks perlu ditentukan. Dengan mengatur ph optimum larutan, maka reaksi yang awalnya tidak spesifik dapat menjadi spesifik dengan melihat warna yang terbentuk (Sembiring, 2004). Selain kondisi ph reaksi juga dilakukan optimasi terhadap perbandingan ion Cd dengan asam tanat, kestabilan kompleks yang terbentuk, dan adanya ion pengganggu dalam larutan.

5 Dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti adalah penggunaan asam tanat sebagai ligan dalam metode analisis logam kadmium, sehingga dapat membentuk kompleks yang stabil pada panjang gelombang maksimum dan dapat digunakan untuk analisis ion logam kadmium. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengisolasi dan mengkarakterisasi asam tanat dari ekstrak gambir. 2. Pembentukkan senyawa kompleks antara logam kadmium dengan asam tanat. 3. Mendapatkan kondisi reaksi pengkompleksan yang optimum. 4. Mendapatkan karakteristik kompleks antara ion logam kadmium dengan asam tanat. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi baik kepada kalangan ilmiah maupun masyarakat tentang metode analisis logam kadmium dengan fraksi gambir yang murah dan ramah lingkungan.