GUBERNUR LAMPUNG. DENGAN RAHMAT TUHAl'f YANG MARA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PERIZINAN USAHA KETENAGALISTRIKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN KETENAGALISTRIKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN BIDANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR...TAHUN... TENTANG USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 09 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA TENGAH

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Permohonan Izin. Pemanfaatan Tenaga Listrik. Telekomunikasi. Tata Cara. Pencabutan.

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

Catatan : Apabila kelengkapan persyaratan point b telah dimiliki, maka kelengkapan persyaratan point c, d, e, f, dan g tidak perlu dilengkapi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PANGKALPINANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN

2012, No.28 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan te

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

KOP SURAT INSTANSI/BADAN USAHA DIKECUALIKAN UNTUK PERSEORANGAN

TATA CARA PERIZINAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

CHEKLIST PERSYARATAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor: 166, Tambahan Le

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 048 Tahun 2006 TENTANG

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, T

WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 11 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAJO,

Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Sertifikasi Instalasi Tenaga Listrik

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN TEKNIS PELAYANAN IZIN USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

Pada Acara Coffee Morning Pelayanan Satu Pintu Sambungan Listrik. Oleh: Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS TENTANG

KOP PERUSAHAAN. Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Kepala Badan Pelayanan Terpadu Perihal : Permohonan Izin Usaha Satu Pintu

TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PEMERINTAH BUPATI MUSI RAWAS,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015

2016, No Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pasal 1

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 28 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

WALIKOTA PALANGKA RAYA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 2052 K/40/MEM/2001 TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 8 TAHUN 2016 TEl'fTANG PERUBAHAl'f ATAS PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAl'f DAN PENGAWASAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI LAMPUl'fG Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAl'f YANG MARA ESA GUBERNUR LAMPUNG, a. bahwa sehubungan telah ditetapkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 37 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan di Provinsi Lampung dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor : 556.K/20/DJL.l/2014 tentang Tata Cara Penomoran dan Registrasi Bidang Ketenagalistrikan perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Gubernur dimaksud; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut di atas, agar pelaksanaannya dapat berjalan tertib, dan terkoordinasi, maka perlu menetapkan kembali Peraturan Gubernur Lampung tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 37 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan di Provinsi Lampung; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik; 5. Peraturan Pemerintah Nornor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik; 6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan; 7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan; 8. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Dinas Provinsi Lampung sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014;

- 2 9. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata KeIja Dinas Daerah Provinsi Lampung sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014; 10. Peraturan Gubemur Lampung Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Kewenangan dibidang Perizinan dan Non Perizinan kepada Badan penanaman Modal Daerah Provinsi Lampung; 11. Peraturan Gubemur Lampung Nomor 32 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Tata KeIja Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat DPRD Provinsi Lampung; 12. Peraturan Gubemur Lampung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan di Provinsi Lampung. Memperhatikan 1. Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor : 556.K/20/DJL.l/2014 Tentang Tata Cam Penomoran dan Registrasi Bidang ketenagalistrikan. 2. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 37 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan di Provinsi Lampung. MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAIf ATAS PERATURAN GUBERl'fUR LAMPUNG KOMOR 37 TAHUN 2015 TEl'fTANG PEMBINAAN DAN PEIfGAWASAN USARA KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI LAMPUNG. Pasa! I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Lampung Nomor 37 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan di Provinsi Lampung diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan pada Pasal 1 Ketentuan Umum diubah dan disisipkan 4 (empat) Pasal yaitu Pasal 6a, Pasal 6b, Pasal 6c, dan Pasal 6d sehingga pada Pasal 1 selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Pasall 1. Daerah adalah Provinsi Lampung. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Lampung 3. Gubemur adalah Gubemur Lampung, 4. Dinas Pertambangan dan Energi adalah Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung yang membidangi urusan Pemerintahan Daerah di bidang ketenagalistrikan.

- 3 5. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung yang membidangi urusan Pemerintahan Daerah di bidang ketenagalistrikan. 6. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 6.a. Bidang Ketenagalistrikan adalah Bidang yang menangani dan bertanggung jawab tentang ketenagalistrikan pada Dinas Pertambangan dan Energi. 6.b. Kepala Bidang Ketenagalistrikan adalah Kepala Bidang yang menangani dan bertanggung jawab tentang ketenagalistrikan pada Dinas Pertambangan dan Energi. 6.c. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang menangani, melaksanakan tugas dan bertanggungjawab atas pelaksanaan sertifikat laik operasi sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014; 6.d. Tenaga ahli bidang ketenagalistrikan adalah orang yang memiliki keahlian di bidang ketenagalistrikan dan telah mendapat pengakuan formal oleh Iembaga yang terakreditasi. 7. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan adalah Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 8 Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik. 9. Usaha Penyediaan Tenaga Listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen. 10. Pembangkit Tenaga Listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik. 11. Transmisi tenaga listrik adalah pengeluaran tenaga listrik dan pembangkitan ke sistem distribusi atau ke konsumen, atau pengeluaran tenaga listrik antar sistem. 12. Distribusi tenaga Iistrik adalah pengeluaran tenaga listrik dari system transmisi atau dari pembangkit ke konsumen. 13. lzin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. 14. lzin Operasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri. 15. Sertifikat Laik Operasi adalah sebagai alat bukti bahwa instalasi ketenagalistrikan telah memenuhi persyaratan teknis untuk dioperasikan. 16. Lembaga Inspeksi adalah badan usaha yang melakukan usaha jasa penunjang tenaga listrik dibidang pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan tenaga listrik, instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan menengah yang telah diakreditasi oleh Iembaga yang berwenang dalam memberikan pengakuan formal untuk memberikan sertifikasi. 17. Keselamatan kerja adalah suatu keadaan yang terwujud apabila terpenuhi kondisi andal bagi instansi dan kondisi aman bagi instalasi dan manusia, baik pekeija maupun masyarakat umum, serta kondisi akrab lingkungan dalam arti tidak merusak lingkungan hidup di sekitar instalasi ketenagalistrikan serta peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik yang memenuhi standar.

- 4 18. Penyedia tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik mulai dari titik pembangkit sampai dengan titik pemakaian. 19. Pemanfaatan tenaga listrik adalah penggunaan tenaga listrik mulai dari titik pemakaian. 20. Pemeriksaan adalah segala kegiatan untuk mengadakan penelitian terhadap suatu instalasi dengan cara mencocokkan terhadap persyaratan dan spesifikasi teknis yang diberikan. 21. Pengujian adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk mengukur dan rnenilai unjuk kerja suatu instalasi. 22. Pengoperasian adalah suatu kegiatan usaha untuk mengendalikan dan mengkoordinasi antar sistem pada instalasi. 2. Ketentuan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3) diubah sehingga Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3) berbunyi se1engkapnya sebagai berikut: Pasal8 (1) lnstalasi penyediaan tenaga listrik yang selesai dibangun dan dipasang, direkondisi, perubahan kapasitas, atau direlokasi wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dan ketentuan standar yang berlaku dilaksanakan dalam rangka keselamatan ketenagalistrikan. (2) Pemeriksaan dan pengujian untuk kepentingan umum dan kepentingan sendiri dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang menangani SLO dengan didampingi oleh tenaga ahli bidang ketenagalistrikan dan atau lembaga inspeksi teknis yang telah terdaftar di Pemerintah Daerah. (3) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan tenaga listrik sebagaimana diatur pada ayat (2) disaksikan oleh petugas pelaksana yang ditunjuk melalui Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertambangan dan Energi. (4) Gubemur melalui Dinas Pertambangan dan Energi memberikan sertifikat look operasi instalasi penyediaan tenaga listrik yang hasil pemeriksaan dan pengujian memenuhi kesesuaian dan standar yang berlaku. 3. Ketentuan Pasal 13 huruf d diubah sehingga Pasal 13 huruf d berbunyi selengkapnya sebagai beriku: Pasal13 Untuk mendapatkan sertifikasi look operasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan tinggi dan tegangan menengah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (4), pemilik instalasi mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Pertambangan dan Energi dengan me1ampirkan sekurangkurangnya data mengenai : a. Jenis instalasi; b. Kapasitas daya terpasang; c. Pelaksanaan pembangunan/pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan; dan; d. Jadwal pelaksanaan pembangunanzpemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan.

- 5 4. Ketentuan Pasal 15 ditambahkan huruf c sehingga Pasal 15 ditambahkan huruf c berbunyi selengkapnya sebagai berikut: PasalI5 a. instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan oleh Gubernur. b. instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan menengah yang tersambung pada instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan oleh Gubernur. c. penomoran dan register sebagaimana dimaksud mengacu pada Peraturan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 556.K/20/DJL.I/2014 Tentang Tata Cara Penomoran dan Registrasi Bidang Ketenagalistrikan. 5. Ketentuan Pasal 17 ditambahkan 7 (tujuh) ayat, yaitu ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) sehingga Pasal 17 selengkapnya berbunyi sebagai berikut: PasalI7 (1) Pemegang izin usaha penyediaan listrik sementara wajib memberikan laporan kegiatan usahanya secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Gubernur Lampung melalui Dinas Pertambangan dan Energi. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat antara lain: a. data umum kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik; b. tahap usaha penyediaan tenaga listrik; c. data kemajuan pembangunan; dan d. data perizinan dan non perizinan dan instansi terkait. (3) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik di atas 25 kva sampai dengan 200 kva wajib mendapatkan surat keterangan terdaftar dan Gubemur Lampung melalui Kepala Dinas Pertambangan dan Energi. (4) Ketentuan untuk mendapatkan surat keterangan terdaftar sebagaimana dimaksud ayat (3) harus dilengkapi dengan persyaratan administratif, teknis dan lingkungan sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini. (5) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi : a. Identitas pemohon; b.profilpemohon;dan c. Nomor pokok wajib pajak. (6) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. lokasi instalasi termasuk tata letak (gambar situasi); b. diagram satu garis; dan c. jenis dan kapasitas instalasi penyediaan tenaga listrik.

- 6 (7) Pemegang Surat Keterangan Terdaftar wajib menyampaikan laporan mengenai kegiatan usahanya secara berkala setiap 12 (dua belas) bulan kepada Dinas Pertambangan dan Energi. (8) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sampai dengan 25 kva wajib menyempaikan laporan kepada Gubernur melalui Dinas Pertambangan dan Energi. (9) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini. 6. Ketentuan Pasal 18 ayat (1), ayat (5), ayat (6), ayat (7) diubah, serta penambahan ayat (8), ayat (9), ayat (10), ayat (11) sehingga Pasal 18 selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Pasal18 (1) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan usaha ketenagalistrikan sesuai dengan kewenangannya. (2) Untuk kepentingan keselamatan ketenagalistikan, Gubernur sesuai kewenangannya melaksanakan pemeriksaan secara berkala dan atau keadaan tertentu terhadap instalasi tenaga listrik yang telah diberikan sertifikasi look operasi. (3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap: a. pemenuhan persyaratan keteknikan; b. pengutamaan produk dan potensi dalam negeri; c. penggunaan tenaga keija; d. pemenuhan persyaratan kewajiban dalam Akreditasi, sertifikasi, penetapan, dan penunjukan; dan pemenuhan standar mutu pelayanan. (4) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Gubernur dapat: a. melakukan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan; dan b. melakukan pemeriksaan di lapangan. (5) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur sesuai kewenangannya dapat memberikan sanksi administratif. (6) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berupa: a. teguran tertulis dan atau; b. pembekuan kegiatan sementara. (7) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu teguran paling lama 1 (satu) bulan. (8) Dalam hal penyediaan tenaga listrik yang mendapat sanksi teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (7) belum melaksanakan kewajibannya, Gubernur sesuai kewenangannnya mengenakan sanksi administratif berupa pembekuan kegiatan sementara.

- 7 (9) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dapat mengusulkan kepada lembaga yang berwenang untuk mencabut akreditasi lembaga inspeksi teknik apabila ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan sertifikasi laik operasi instalasi penyediaan tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik. (10) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur dapat mengusulkan kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral untuk mencabut penetapan Iembaga inspeksi, apabila ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan sertifikasi laik operasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik milik konsumen tegangan rendah. (11) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur dapat mengusulkan kepada lembaga yang berwenang untuk memberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. -r-, 7. Ditambahkan 1 [satu) Lampiran dalam Peraturan ini sehingga menjadi Lampiran II sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur ini. Pasalll Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Lampung. Ditetapkan di Telukbetung pada tanggal 10-2 - 2016 GUBERNlJR LAMPUNG, ttd M. RIDHO FICARDO Diundangkan di Telukbetung pada tanggal 10-2 2016 SEKRETARIS DAERAH PROVDfSl LAMPUNG, ttd Ir. ARINAL JUNAIDI Pembina Utama NIP. 19560617 198503 1 005 SALINAN SESUAI ASLINYA KEPALA BIROIIUKUM, ZULFIKAR. SR, MIL Pembina Utama Muda NIP. 19680428 199203 1003 BERITA DAERAH PROVINSI LAMPUKG TABUK 2016 NOMOR...e.,.

- 8 LAMPlRAN II : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TANGGAL: 10 - Pebuari - 2016 FORMAT SURAT PERMOHONAN KETERANGAN TERDAFTAR, FORMULIR ISIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN TERDAFTAR DAN FORMULIR LAPORAN USARA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI DENGAN KAPASITAS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SAMPAI DENGAN 2S kva A. FORMAT SURAT PERMOHONAN KETERANGAN TERDAFTAR KOP SURAT BADAN USAHA Bandar Lampung, 20. Nomor Lampiran Hal : Permohonan Surat Keterangan Terdaftar Yang terhormat, Kepala Dina. Pertambangan dan Energl Provinal Lampung JI. Beringln II No. 12 Teluk Betung BandaI' Lampung Dalam rangka Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik di atas 25 kva sampai dengan 200 kva yang fasilitas instalasinya terdapat di Provinsi Lampung, dengan ini kami mengajukan permohonan Surat Keterangan Terdaftar, dengan kelengkapan dokumen sebagai berikut: 1. Data Administrasi: a. Identitas pemohon; b.profilpernohon;dan c. Nomor Pokok Wajib Pajak. 2. Data Teknis: a. Lokasi instalasi termasuk tata letak (gambar situasi); b. Diagram satu garis; dan c. Jenis dan kapasitas instalasi penyediaan tenaga listrik 3. Data Lingkungan (UKL-UPLj kasih. Demikian permohonan kami, atas perhatian Bapak/Ibu *), kami ucapkan terima Hormat Kami, Jabatan (Tanda tangan, materai dan stempel) Nama Lengkap *) sesuaikan. denqan. keperluan.

- 9 B. FORMAT FORMULIR TERDAFTAR ISIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN KGP SURAT BAOAN USAHA FORMULIR ISIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN TERDAFTAR A. DATA ADMINISTRASI 1. Nama Badan Usaha/Pemohon 2. Alamat Badan Usaha/Pemohon 3. Te1p/HP/Fax 4. Akta Pendirian (untuk badan usaha)/keterangan Pemohon a. Nomor/tanggal b.notaris c. Akta Perubahan (untuk badan usaha) d. Nomor/tanggal e. Notaris 5. Nomor Pokok Wajib Pajak B. Data Teknls 10ata M'Pengger esm ak DATAMESIN PENGGERAK/TURBIN Jenis (air, diesel, uap, dst) Merk Type/Model Buatan Negara/Tahun Daya (KW) RPM MESINNOMOR I II III IV 2 Data Generator DATAMESIN MESINNOMOR PENGGERAK/TURBIN I II III IV Merk Type/Model Buatan Negaray'Tahun Phase Frekuensi (Hz) kva kw Volt 3. Jaringan Oistribusi: a. Panjang Saluran b. Tegangan 4. Sambungan listrik dari dan ke pihak lain : ada/tidak ada a. Dari badan usaha lain.. b. Daya tersambung kva

- 10 C. Loka.i 1. Lokasi instalasi 2. Penyediaan tenaga listrik 3. Desa/Kelurahan 4. Kecamatan 5. Kabupaterr/Kota 6. Provinsi D. Data Lingkungan Demikian data ini disampaikan dan saya bertanggungjawab atas kebenaran data tersebut, apabila dikemudian hari ditemui bahwa ada data/dokumen yang tidak benar dan berdampak pada pengenaan sanksi, maka saya dan badan usaha Pemohon yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Horrnat Kami, Jabatan (Tanda tangan, materai dan stempel) Nama Lengkap

- 11 c. FORMAT FORMULIR LAPORAN USAHA PENYEDIAAN TElIAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI DENGAN KAPASITAS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SAMPAI DENGAN 25 kva KOP SURAT BADAN USAHA Nomor Lampiran Hal Bandar Lampung, 20. : Laporan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri Dengan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Sampai Dengan 25 kva Yang terhormat, Kepala Dina. Pertambangan dan Energl Provtnsl Lampung JI. Beringln II No. 12 Teluk Betung Bandar Lampung Dalam rangka Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik di atas 25 kva sampai dengan 200 kva yang fasilitas instalasinya terdapat di Provinsi Lampung, dengan ini kami sampaikan laporan sebagai berikut: A. DATA ADMINISTRASI 1. Nama Badan Usaha/Pemohon 2. Alamat Badan Usaha/Pemohon 3. Telp/HP/Fax 4. Akta Pendirian (untuk badan usahaj /Keterangan Pemohon a. Nomor/tanggal b. Notaris c. Akta Perubahan (untuk badan usaha) d. Nomorjtanggal e. Notaris 5. Nomor Pokok Wajib Pajak B. Data TeknlB IData M'Penzzer esm ak DATAMESIN PENGGERAK/TURBIN Jenis (air, diesel, uap, dst) Merk Type/Model Buatan Negara/Tahun Daya (KW) RPM I MESINNOMOR II III IV 2 Data Generator DATAMESIN MESINNOMOR PENOGERAK/TURBIN I II In IV Merk Type/Model Buatan Negara/Tahun Phase Frekuensi (Hz) kva kw Volt 3. -Jaringan Dietribuei:

- 12 a. Panjang Saluran b.tegangan 4. Sambungan listrik dari dan ke pihak lain: adajtidak ada a. Dari badan usaha lain.. b. Daya tersambung kva C. Lokasi 1. Lokasi instalasi 2. Penyediaan tenaga listrik 3. Desa/Kelurahan 4. Kecamatan 5. Kabupaterr/Kota 6. Provinsi Demikian data ini disarnpaikan dan saya bertanggungjawab atas kebenaran data tersebut, apabila dikemudian hari ditemui bahwa ada data/dokumen yang tidak benar dan berdampak pada pengenaan sanksi, maka saya dan badan usaha Pemohon yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hormat Kami, Jabatan (Tanda tangan, materai dan stempel) Nama Lengkap SALINAN SESUAI ASLINYA KEPALA BIRO HUKUM ZULnKAR, 8&.. IIIB. Pembina Utama Muda NIP. 196804281992031003 GUBERJIUR LAMPUl'fG, ttd M. RIDHO FICARDO