TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Jagung Manis 1. Klasifikasi Tanaman Jagung Manis (Zea mayssaccharata Sturt.)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. (tumbuhan), Divisi: Tracheophyta, Kelas: Magnoliophyta, Ordo: Leguminales,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Jagung. tanaman mempunyai klasifikasi sebagai berikut: kingdom; Plantae (tumbuhtumbuhan),

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, klasifikasi, dan syarat tumbuh tanaman jagung. Jagung manis (Zea mays saccharata) termasuk tanaman semusim dari jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk Class Monocotyledone, ordo Graminae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

Kasus Pemeliharaan Jagung Manis

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Jagung Manis 1. Klasifikasi Tanaman Jagung Manis (Zea mayssaccharata Sturt.) Tanaman jagung merupakan komoditas palawija yang termasuk dalam famili rumput-rumputan (Gramineae) spesies Zea mayssaccharata Sturt. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung dalam Rukmana (2010) sebagai berikut : Kingdom Divisio Sub divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Graminae : Graminae : Zea : Zea mays saccharata Sturt 2. Morfologi Tanaman Jagung Manis Secara morfologi, tanaman jagung manis mempunyai akar serabut terdiri dari tiga macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio, sedikit berperan dalam siklus hidup jagung (Rukmana, 2010). Akar adventif dan akar kait berperan dalam pengambilan air dan hara. Batang tanaman jagung berbentuk bulat silindris, tidak berlubang dan beruas-ruas sebanyak 8-20 ruas dengan diameter sekitar 3-4 cm. Tinggi batang bervariasi 60-300 cm tergantung varietasnya. Daun tanaman jagung terdiri dari beberapa struktur yaitu tangkai daun, lidah daun dan telinga daun. Jumlah daun berkisar antara 10 18 helai, ratarata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 harisetiap daun. Lebar 5

6 helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm). Terdapat dua tipe daun jagung berdasarkan sudut daun yaitu (i) tegak (erect) dengan sudut antara kecil sampai sedang dan (ii) menggantung (pendant) dengan sudut yang lebar (Anonim, 2011). Tipe daun erect memiliki kanopi lebih kecil dari pada tipe pendant. Bunga jantan dan bunga betina terpisah pada bunga yang berbeda tapi masih dalam satu individu tanaman. Bunga betina keluar dari buku-buku berupa tongkol. Tangkai putik pada bunga betina menyerupai rambut yang bercabang-cabang kecil. Bagian atas putik keluar dari tongkol untuk menangkap serbuk sari. Biji jagung atau buah jagung terletak pada tongkol yang tersusun. Biji jagung manis yang masih mudah mempunyai ciri bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca, sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi kriput dan berkerut. 3. Syarat Tumbuh Jagung manis di Indonesia tumbuh baik mulai dari 50 o LU sampai 40 o LS. Jagung manis dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah dengan drainase yang baik serta persediaan humus dan pupuk tercukupi. Kemasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung manis adalah 5,5 7,0 (Anonim, 1992) dalam Rizki Widyaningrum (2004). Faktor iklim yang terpenting adalah curah hujan dan suhu. Secara umum, jagung manis memerlukan air sebanyak 200 300 mm/bulan. Keadaan suhu optimal yang dikehendaki jagung manis antara 23 o C 27 o C. Namun pada suhu

7 rendah sampai 16 o C dan suhu tinggi sampai 35 o C jagung manis masih dapat tumbuh (Rizki Widyaningrum, 2004). 4. Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Fase saat tanam adalah fase dimana saat benih ditanam di lubang tanam yang telah ditugal. Fase muncul lapangan, ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumula muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. Fase tanaman muda, fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking). Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5) Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah. Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10) berlangsung pada umur 18-35 hari setelah berkecambah. Fase V11 - Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir) berlangsung saat tanaman berumur 33-50 hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula. Fase berbunga (tasseling), fase ini berkisar antara 45-52 hari, ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol

8 muncul, pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan mulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Fase R1 (silking) Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Fase R2 (blister) muncul sekitar 10-14 hari setelah silking, rambut tongkol sudah kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85%, dan akan menurun terus sampai panen. Fase panen terbentuk 18-22 hari setelah silking. Pengisian biji semula dalam bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap. Kadar air biji dapat mencapai 80%. 1. Gulma B. Gulma dan Pengendaliannya Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-beda mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi, karena gulma itu selalu berasosiasi dengan tanaman maka dengan sendirinya gulma akan tumbuh disekitar tanaman. Baik tanaman utama, tanaman sela maupun gulma saling berinteraksi. Interaksi saling pengaruh mempengaruhi antara tanaman sela dengan gulma di alam menurut Moenandir (1988) adalah

9 tanaman sela mempengaruhi gulma, tanaman sela yang dipengaruhi gulma mempengaruhi gulma, gulma mempengaruhi tanaman sela, gulma yang dipengaruhi tanaman sela mempengaruhi tanaman sela. Respon tumbuhan terhadap adanya tekanan kepadatan timbul dalam dua cara yaitu respon plastis adalah terjadinya perubahan morfologi tumbuhan misalnya daunnya menjadi lebih sempit dari normalnya, tumbuh kerdil dan kedua melalui kematian tumbuhan itu sendiri (Sastroutomo, 1990). Tanaman dengan tingkat kepadatan tinggi akan cepat mengalami tekanan karena berada dalam jarak yang dekat sedangkan tanaman dengan tingkat kepadatan rendah tekanan baru akan muncul setelah tanaman membesar karena jarak satu sama lainnya cukup jauh. Hasil panenan total per satuan luas tidak bergantung pada tingkat kepadatan. Sastroutomo (1990) menyatakan bahwa hasil panenan per satuan luas akan selalu sama besarnya jika padat penebaran maksimumnya telah tercapai sehingga penambahan padat penebaran tidak akan meningkatkan hasil karena meskipun jumlah individunya semakin banyak tetapi beratnya per individu akan menjadi semakin berkurang. Proporsi tanaman pada kepadatan tinggi, pada intensitas cahaya yang rendah mempunyai daun yang lebih luas daripada kepadatan rendah (Moenandir, 1998). Tanaman individu membutuhkan tempat yang leluasa bagi daun-daunnya untuk penerimaan cahaya, maka pada tanaman yang berjarak tanam rapat berkepadatan tinggi, daun-daun dalam kanopi kehilangan kesempatan menerima dan menyerap cahaya. Pertumbuhan tanaman dan gulma yang berdesakan, daun-daun yang mampu menaungi salah satu daripadanya akan berperan sebagai penghamabat.

10 Bila tanaman yang berkeadaan seperti itu, maka gulma akan tertekan hidupnya sebab laju pertumbuhan gulma tak dapat dikembangkan dan demikian sebaliknya (Moenandir, 1998). Gulma yang tumbuh dibawah kanopi tanaman yang rimbun hanya akan menerima 10% atau kurang intensitas cahaya, tebal 90% atau lebih telah tersangkut dalam kanopi tersebut, seperti halnya kanopi jagung pada minggu ke-7 telah mengintersepsi cahaya sebesar 95% (Keely dan Thullen, 1978). Pada tingkat kompetisi yang lebih kompleks selain terhadap unsur cahaya, yaitu terhadap air, unsur hara dan karbondioksida. Ada beberapa jenis gulma yang mensekresikan alllelopat. Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuh disekitarnya (Moenandir, 1988). Allelopat kebanyakan berada pada jaringan tanaman dan dikeluarkan dengan cara penguapan, eksudasi dari akar, pencucian dan pelapukan residu tanaman. Dari hasil penelitian Agung Nugroho dan Jody Moenandir (1986) dalam Moenandir (1998) ditunjukan bahwa allelopat Cyperus rotundus dapat menekan berat kering tanaman kacang tanah, beserta panjang tanaman dan jumlah daun. Pada budidaya tanaman di lahan kering beberapa spesies gulma seperti Imperata cylindrica (alang-alang), Cynodon dactylon (grinting), Borreria alata, Ageratum conyzoides(babandotan), Synedrella nodiflora (jontang kuda), Cyperus rotundus (teki berumbi) mempunyai sifat pertumbuhan yang cepat, berkembang biak dengan biji maupun stolon/rimpang, toleran terhadap kekeringan dan mampu menghambat perkecambahan biji maupun

11 pertumbuhan awal tanaman yang dibudidayakan (Agus dan Endjo, 2013). Klasifikasi gulma berdasarkan kesamaan relatif dalam sifat bersaing dan responnya terhadap herbisida digolongkan menjadi 3 yaitu : gulma rumput (grasses), gulma berdaun lebar (broad leaved), gulma teki (sedges) dan gulma pakis-pakisan (fem) (Agus dan Endjo, 2013). 2. Pengendalian Gulma Cara pengendalian gulma sedapat mungkin ditujukan kepada penguasaan lingkungan sehingga populasi gulma dapat ditekan serendah-rendahnya dengan tidak mengabaikan pengaruhnya terhadap lingkungan dan terhadap pertumbuhan tanaman pangan dan produksinya (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Beberapa pengendalian gulma dilakukan dengan cara : (i) pengendalian secara kultur teknis dengan memakai penutup tanah (LCC: Legume cover crop), (ii) pengendalian secara mekanis/fisik dengan cara mencabut, mengored, memotong gulma dengan gunting atau mesin pemotong, mencangkul atau membajak gulma, (iii) pengendalian secara hayati menggunakan musuh-musuh alami, baik berupa hama, penyakit atau jamur guna membasmi atau menekan pertumbuhannya, (iv) pengendalian secara kimiawi menggunakan herbisida, mengunakan herbisida perlu pengetahuan antara lain : Jenis guma yang disemprot, waktu aplikasi yang tepat, dosis yang tepat, teknik penyemprotan yang tepat pada gulma. Tjitrosoedirdjo et al., (1984) menyatakan bahwa penerapan sistem pengelolaan gulma terpadu dalam pendekatan agro-ekosistem yang terarah memberikan peluang baru guna peningkatan kualitas lingkungan dan pengelolaan pertanian.

12 C. Tumpangsari Tumpangsari merupakan pola tanam polikultur dengan menanam lebih dari satu jeni tanaman pada suatu hamparan lahan dalam periode waktu tanaman yang sama (Syaiful Anwar, 2012). Sistem pola tanam tumpangsari yang digunakan pada Tanaman jagung dan kacang tanah salah satunya dengan Strip Cropping/Inter Cropping. Strip Cropping/Inter Croppingadalah sistem format pola tanam dengan penanaman secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai jenis tanaman. Tumpangsari tanaman jagung manis dengan kacang tanah merupakan pilihan tepat karena saling melengkapi secara fisiologis dan morfologis, keduanya berasal dari famili berbeda. Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri sedangkan jagung termasuk tanaman yang menyerbuk silang sehingga tidak mempengaruhi kemurnian biji jagung yang dihasilkan. Tanaman jagung manis memiliki habitus lebih tinggi dari tanaman kacang tanah dan bentuk morfologi daun berbeda antar keduanya sehingga dapat saling memanfaatkan intensitas cahaya matahari secara bersamaan. Tanaman kacang tanah merupakan tumbuhan C-3 yang cocok ternaung dapat bertahan hidup pada kondisi ternaungi (intensitas cahaya yang sangat rendah) tanaman jagung dalam hal ini merupakan tumbuhan C-4 yang cocok terbuka (Lakitan, 2013). Kombinasi sifat tanaman dalam sistem tumpangsari diharapkan diperoleh suatu simbiosis mutualisme antar dua tanaman atau lebih, seperti halnya tanaman jagung manis dengan kacang

13 tanah saling bersimbiosis dengan mikoriza dan bakteri yang mendukung pertumbuhan tanaman. Pada sistem tumpangsari disamping kompetisi intraspesies juga terdapat kompetisi interspesies. Kendar (1992) Kompetisi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi akhir, oleh karena itu perlu diketahui batas populasi sehingga terjadi kompetisi yang merugikan. Hasil penelitian Rizki Widyaningrum (2004) menunjukan bahwa padatnya populasi tanaman pada perlakuan proporsi populasi tumpangsari jagung manis dan kacang tanah 1:3 dapat menekan pertumbuhan gulma pada pengamatan saat panen. Jarak tanam jagung manis yang digunakan pada penelitian tersebut adalah 80 cm x 25 cm. Selanjutnya menurut hasil penelitian Agus Nugroho Setiawan (2005) menunjukan bahwa tumpangsari jagung manis+kacang tanah dengan proporsi 1:3 menghasilkan nisbah kesetaraan lahan yang lebih tinggi dibanding penanaman monokultur. 1. Syarat Tumbuh D. Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah sangat baik tumbuh pada tanah yang gembur dan tidak mendapat naungan merupakan syarat utama. Kemasaman tanah yang optimal adalah ph 6 hingga 6,5, tetapi pada tanah dengan ph 4 masih dapat menghasilkan (Sumarno, 2003). Suhu harian yang cocok untuk pertumbuhan kacang tanah antara 25 o C hingga 35 o C. Curah hujan yang dibutuhkan minimal sebanyak 300 mm, terutama sangat penting pada awal pertumbuhan dan saat pengisian polong (Sumarno, 2003)

14 2. Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum yang banyak dibudidayakan di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi dan daerah lain di Indonesia. Kacang tanah mempunyai klsifikasi ilmiah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotiledonae Ordo : Leguminales Famili : Leguminoseae Genus : Arachis Spesies : Arachis hypogea L. 3. Morfologi Tanaman Kacang Tanah Morfologi kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip genap terdiri dari empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ada yang berbentuk bundar, elips dan agak lancip bergantung pada varietasnya. Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang berbulu. Batang kacang tanah berukuran pendek antara 30 cm 50 cm. Ruas batang (buku-buku) batang yang terletak didalam tanah merupakan tempat melekatnya akar, bunga dan buah (Rukmana, 1999). Kacang tanah mempunyai akar tunggang namun akar primernya tidak tumbuh secara dominan. Akar serabut lebih berkembang dibandingkan akar tunggang dan dapat tumbuh sampai kedalaman 40 cm. Pada akar tumbuh bintil-bintil akar atau nodul berisi bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri Rhizobium ini dapat mengikat nitrogen dari udara yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kacang tanah (Sumarno, 2003).

15 Bunga tanaman kacang tanah berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning dan bertangkai panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga berlangsung setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri pada malam hari. Jumlah bunga pada varietas kacang tanah tipe menjalar lebih banyak dibandingkan dengan bunga pada varietas kacang tanah tipe tegak (Tim Bina Karya Tani, 2009). Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong terbungkus kulit biji tipis berwarna putih, merah dan ungu. Biji kecil beratnya antara 250 g 400 g per 1000 butir, sedangkan biji besar lebih kurang 500 g per 1000 butir (Sumarno, 2003). 4. Fase Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah Fase vegetatif pada tanaman kacang tanah dimulai sejak perkecambahan hingga awal pembungaan, yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanam, dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif tersebut dibagi menjadi 3 stadia, yaitu perkecambahan, pembukaan kotiledon, dan perkembangan daun bertangkai empat (tetrafoliate). Daun kacang tanah muncul dari buku pada batang utama atau cabang (Trustinah, 1993). Fase reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncupkuncup bunga, buah dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar dan batang (Suketi, 2010).

16 Menurut Boote (1982), fase reproduktif kacang tanah menjadi delapan stadia, yaitu mulai berbunga (R1) pada 27-37 hari setelah tanam (HST), pembentukan ginofor (R2) pada 32-36 HST, pembentukan polong (R3) pada 40-45 HST, polong penuh/maksimum (R4) pada 44-52 HST, pembentukan biji (R5) pada 52-57 HST, biji penuh (R6) pada 60-68 HST, biji mulai masak (R7) pada 68-75 HST, dan masak panen (R8) pada 80-100 HST. E. Hipotesis Diduga proporsi tanaman jagung manis dan kacang tanah 1:3 optimum dalam menekan pertumbuhan gulma tetapi tidak menurunkan hasil jagung manis.

17