BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

MULTI DIMENSI KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembimbingan secara intensif. Undang-undang sistim nasional (UUSPN) nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu peristiwa yang memiliki aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dalam perkataan maupun perbuatan. Namun untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

URGENSI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (PR) DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

KOMPETENSI PEDAGOGIK. Oleh : Danang Hidayatullah. Editor : Agus Widianto, SIQ, S.Th.I. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORI. akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran. pengertian disiplin, antara lain sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM SISWA KELAS XII SMA N 11 SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

Transkripsi:

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Kompetensi Profesional Guru Keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 1 Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi, pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Yaitu kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 2 Kompetensi profesional juga dapat berarti kewenangan dan kemampuan guru dalam menjalankan profesi keguruanya. 3 1 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar (Penerapan dalam Pendidikan Agama), (Surabaya: Citra Media, 1996), h. 54 2 Ibid. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 229. 16

17 Adapun yang termasuk komponen kompetensi profesional antara lain 1. Memenuhi standar kualifikasi akademik Standar kualifikasi akademik bagi pendidik SD/MI adalah harus memilki kualifikasi minimum Diploma 4 (D4) atau sarjana(s1) dalam bidang pendidikan SD/MI atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. 4 2. Mampu menguasai bahan bidang studi Penguasaan bahan bidang studi, yang dapat dilakukan dengan membaca buku- buku pelajaran, merupakan kompetensi pertama guru dan landasan pokok keterampilan mengajar. 5 3. Mampu mengelola Program Belajar Mengajar Kemampuan dasar guru kedua yang berisi kemampuan guru dalam merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan menggunakan metode mengajar, memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat, melaksanakan program pembelajaran, mengenal potensi siswa serta mampu merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. 6 4. Mampu mengelola kelas Seorang guru terampil dalam merancang, menata dan mengatur kurikulum, menjabarkannya kedalam prosedur pengajaran dan sumber- 4 Peraturan Menteri Pendidikan no.16. tahun 2007 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 229. 6 Ibid.

18 sumber belajar, serta menata lingkungan belajar yang merangsang untuk tercapainya suasana pengajaran yang efektif dan efisien. 7 5. Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar. Pada dasarnya merupakan kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, yaitu: a. Mengenal, memilih, dan menggunakan media dan sumber belajar. b. Membuat alat- alat bantu pelajaran sederhana. c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam pembelajaran. d. Mengembangkan laboratorium. e. Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran. 6. Mampu menilai prestasi belajar mengajar Kemampuan guru dalam mengukur perubahan tingkah laku siswa dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program. 8 7. Memahami prinsip- prinsip pengelolaan Lembaga dan Program Pendidikan di Sekolah Guru, disamping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya, karenanya guru harus memahami pula prinsip- prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan dan 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 113 8 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosedakarya, 2002), hlm. 151.

19 penyuluhan, program dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah, serta halhal lainnya yang terkait. 8. Menguasai metode berpikir Untuk dapat menguasai metode dan pendekatan bidang studi yang berbeda-beda itu, guru harus menguasai metode berfikir ilmiah secara umum karena metode dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tolak yang sama. 9. Terampil memberikan bimbingan dan bantuan kepada siswa Siswa agar dapat mengembangkan kemampuannya melalui pembelajaran di kelas memerlukan bantuan dan bimbingan seorang guru, oleh karenanya guru perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya secara tepat. 10. Meningkatkan kemampuan dalam menjalankan profesinya Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, guru harus terus menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu. 11. Mampu menyelenggarakan Penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil- hasil penelitian. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan menyeleggarakan penelitian sederhana untuk

20 keperluan pengajaran yang mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar, menganalisis alat penilaian untuk mengembangkannya secara lebih efektif. 12. Mampu memahami karakteristik siswa Guru harus memahami karakteris tiksiswa, karena ia dituntut mampu memahami secara lebih dalam tentang ciri- ciri dan perkembangan, kesulitan-kesultan belajar siswa dan guru dituntut mampu menyelesaikanya. Adapun karakteristik siswa sekolah dasar diantaranya: suka bermain, suka bekerja kelompok, cengeng dan kurang memahami penjelasan orang lain. 13. Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah Selain kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi sekolah yang meliputi: a. Mengenal secara baik sistem administrasi kegiatan sekolah. b. Membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah. c. Mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi sekolah. 14. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan Guru, inovator atau agen perubahan yang perlu memiliki wawasan yang cukup akan inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan sehingga dengan wawasan ini para guru tidak cenderung bertindak secara rutin namun

21 selalu memikirkan cara- cara baru dalam menjalankan tugasnya seharihari sehingga timbullah gairah kerja mereka. 15. Berani mengambil keputusan Keberanian dan kemampuan mengambil keputusan pendidikan harus dimiliki setiap guru agar ia tidak terombang ambing dalam ketidakpastian dan siswa tidak menjadi korban sikapnya itu. 16. Memahami Kurikulum dan perkembangannya Tugas guru salah satunya adalah melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan sebaik- baiknya karenanya guru perlu memahami konsep dasar dan langkah pokok pengembangan sistem instruksional. 17. Mampu bekerjasama terencana dan terprogram Guru tanpa menghilangkan kreativitasnya dituntut bekerja teratur, tahap demi tahap sehingga tahap pencapaian penilaian pendidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. 9 B. Guru Pendidikan Agama Islam Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan guru atau pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan 9 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosedakarya, 2002), hlm. 178-180.

22 pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 10 Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan. Keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Guru dan anak didik berada dalam koridor kebaikan. Oleh karena itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum, kebaikan sosial, dan sebagainya. 11 Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. 12 Sedangkan definisi dari pendidikan agama Islam yaitu usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan 126. 10 Undang-undang SISDIKNAS No. 20 (2003), hlm.21 11 Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hlm. 107. 12 Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.

23 berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. 13 Syari at Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus didik melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan berbagai metoda dan pendekatan. Dari satu segi kita melihat, bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditunjukkan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Di sisi lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal soleh. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, Menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama-sama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. 14 Nur Ahid dalam bukunya mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan fitrah, dzikir dan kreasi serta potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, 13 Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Hlm. 152 14 Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). Hlm. 28

24 mampu mengontrol, mengatur dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. 15 Pendidikan Islam adalah proses bimbingan kepada peserta didik secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi fitrahnya untuk mencapai kepribadian Islam berdasarkan nilai-nilai jaran Islam. 16 Berdasarkan beberapa uraian tentang definisi guru dan pendidikan agama Islam di atas dapat kita pahami bahwa guru Pendidikan Agama Islam yaitu guru atau tenaga pendidik yang secara berkelangsungan mentrasformasikan ilmu dan pengetahuannya terhadap siswa di sekolah, dengan tujuan agar para siswa tersebut menjadi pribadi-pribadi yang berjiwa Islami dan memiliki sifat, karakter dan prilaku yang di dasarkan pada nilainilai ajaran Islam. Guru pendidikan agama Islam tidak hanya bertugas untuk mengajarkan apa yang menjadi materi bahan ajar di sekolah, tetapi lebih dari pada itu guru pendidikan agama Islam mempunyai tugas untuk mendidik, mengarahkan dan menanamkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islami terhadap para siswa. 15 Nur Ahid. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 19. 16 Ahmad Taufiq, dkk. Pendidikan Agama Islam. (Surakarta: Yuma Pustaka bekerjasama dengan UPT MKU UNS, 2011), hlm. 219-220.