III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian inidilaksanakan di laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan metode

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol dengan pola post test-only control group design. Menggunakan 25

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan. metode post test only controlled group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menggunakan 25 ekor tikus putih galur Sprague dawley jantan berumur 8-12

III. METODE PENELITIAN. denan menggunakan hewan uji berupa tikus putih betina galur Sprague

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember Februari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan post test only controlled group design (Notoatmodjo, 2012).

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

III. METODOLOGI PENELITIAN. terkontrol dengan pola post test only control group design. Menggunakan 25

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan diberikan tumbukan daun pada tikus putih (rattus norvegicus ) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

III. METODE PENELITIAN. only control group. Dilakukan dengan cara membandingkan hasil

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

32 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) regional III. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011. B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Hewan percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah 24 ekor mencit jantan (Mus musculus L.) yang berumur 3 bulan yang diperoleh dari IPB Bogor. Sebelum diberi perlakuan semua hewan percobaan diaklimatisasi selama dua minggu serta diberi perlakuan minuman secara ad libitum. 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Kandang hewan uji (Mencit) terbuat dari kawat berukuran 15 x 20 cm yang berjumlah 20 kandang, dimana terdapat tempat minum dan makan yang terbuat dari alumunium, lempeng logam elektroda berukuran 15 x 8 cm yang berfungsi sebagai media pajanan medan listrik, electric power supply untuk mengalirkan medan listrik, kamera untuk dokumentasi, alat bedah (gunting, pinset, dan pisau bedah), digunakan untuk membedah mencit,

33 botol spesimen untuk menyimpan organ pericardium dan micrometer untuk mengukur ketebalan pericardium, Embedding casette, digunakan dalam proses dehidrasi, alat-alat untuk membantu proses embedding (pan, lampu gas, oven, kuas, dan gunting tulang, balok kayu (3 x 2 cm)), mikrotom geser untuk membuat sayatan mikroskopis, Staining jar, Stopwatch untuk rnenghitung waktu pembuatan preparat, Water bath digunakan mengembankan preparat, Cover glass untuk menutup preparat, Object glass sebagai tempat preparat dan mikroskop cahaya untuk mengamati preparat. 3. Bahan Bahan-baban yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan berumur ± 4 bulan dengan berat ± 40 gram, pelet ayam sebagai pakan mencit, Buffer formalin untuk mengawetkan organ jantung, Aquades, Alkohol 80 %, Alkohol 95%, Alkohol 96%, Alkohol absolut digunakan untuk proses dehidrasi atau menarik kandungan air dari sediaan, Xylol untuk membersihkan alcohol kembali, paraffin cair (titik didih 56' - 60 Q untuk filtrasi, Pewarna Harris, Hematoxilen eosin untuk mewarnai preparat, dan Canada Balsam untuk menempelkan cover glass. C. Metode 1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

34 menggunakan 4 kelompok perlakuan dan 6 pengulangan. Penelitian ini akan menggunakan 24 ekor mencit jantan yang berumur 3 bulan dengan berat 30-40 kg yang dipilih secara acak. Pada saat perlakuan percobaan, mencit akan dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 mencit. Kelompok kontrol (K) adalah hewan jantan tidak terpajan medan listrik, Kelompok perlakuan (P1 ) adalah hewan jantan terpajan medan listrik (5 kv/m), kelompok perlakuan (P2) adalah hewan jantan terpajan medan listrik (6 kv/m), kelompok perlakuan (P3) adalah hewan jantan terpajan medan listrik (7 kv/m). Setiap perlakuan di ulang 6 kali. Pengamatan dilakukan dengan melihat perubahan histologi pericardium mencit. 2. Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit jantan galur Balb/c yang berumur 3 bulan dengan berat 30-40 kg. Mencit akan dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 6 (enam) mencit. Hal ini sesuai dengan rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental rumus Frederer. (t -1) (n-1) 15, (4-1) (n-1) 15 3 (n-1) 15 (n-1) 5 n 6 Nilai t merupakan jumlah kelompok perlakuan, dan nilai n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel setiap kelompok.

35 Kriteria Inklusi : 1. Mencit sehat 2. Mencit dengan berat badan 30-40 kg 3. Mencit jantan 4. Mencit dengan umur 3 bulan Kriteria Ekslusi : 1. Sakit ( penampakan rambut kusam, rontok dan botak, aktivitas kurang atau tidak aktif ). 2. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10 % setelah masa adaptasi laboratorium. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel A. Identifikasi Variabel 1) Variabel Independent Pemberian perlakuan yaitu pemajanan medan listrik dengan kapasitas tegangan yang berbeda dan kelompok yang tidak terpajan medan listrik untuk kontrol. 2) Variabel Dependent Gambaran histopatologis pericardium mencit jantan. B. Definisi Operasional Variabel 1) Paparan Medan Listrik Tegangan Tinggi

36 Pajanan medan listrik yang diberikan yaitu sebesar 5 kv, 6 kv, dan 7 kv. Masing- masing dipajankan selama 8 jam/hari selama 37 hari. 2) Gambaran Histopatologis pericardium Berbagai perubahan abnormal struktur histopatologi pericardium mencit jantan. Tabel 3. Kriteria penilaian derajat perubahan struktur penebalan histopatologis sel pericardium jantung dengan metode skoring. Skor Kerusakan 0 Tidak terjadi penebalan 1 Terjadi penebalan 2-5 lapis 2 Terjadi penebalan 6-10 lapis 3 Terjadi penebalan > 10 lapis (Rujukan dari Lab.Patologi Anatomi RSUAM Provinsi Lampung, 2011). 1. Perlakuan Hewan Uji Sebanyak 20 ekor mencit jantan dipelihara dalam kandang, di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Lampung. Kelompok hewan percobaan ditempatkan ke dalam kandang yang dindingnya dilengkapi lempeng tembaga yang berfungsi sebagai elektroda pembangkit tegangan listrik yang mengalirkan medan listrik statis. Lempeng tembaga dihubungkan dengan sumber tegangan dari transformeter yang output nya di aliri dari 0-40 kv. Pada penelitian pajanan medan listrik yang digunakan adalah pada 5kV, 6kV, dan 7 kv, masing-masing selama 8 jam/hari selama 37 hari.

37 2. Pembuatan Preparat Histologi Organ Jantung Pada hari ke-38 dilakukan pembedahan untuk diambil organ jantungnya. Sebelum dilakukan pembedahan, mencit terlebih dahulu dibius dengan kloroform, kemudian setelah mencit tidak bergerak lagi mulailah dilakukan pembedahan pada bagian ventral tubuh mencit secara vertical. Spesimen dibuka perutnya dan diambil jantungnya. Jantung yang telah diambil segera difiksasi dengan larutan formalin 10% atau 10% formalsaline (1 bagian formalin dalam 9 bagian NaCL fisiologis) di dalam botol. Perbandingan volume spesimen dengan larutan formalin 1:20. Guna mendapatkan hasil fiksasi yang sempurna. Kemudian jantung tersebut segera dibawa ke Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional III Bandar Lampung untuk dibuat preparat histologinya, sehingga jantung dapat diamati Erpek dkk (2007), menggunakan pewarnaan HE (Haematoxylin-Eosin) untuk melihat perubahan histologi pada testis tikus akibat medan listrik frekuensi 50 Hz. Hal serupa juga dilakukan oleh Glaib dkk (2007), dalam pengamatan mikroskopik organ hati dan ginjal pada mencit akibat efek radiasi elektromagnetik telepon seluler. Sehingga dalam penelitian ini dibuat sediaan histologi dengan menggunakan pewarnaan HE (Haematoxylin-Eosin).

38 Langkah-langkah pembuatan preparat jantung adalah sebagai berikut : a. Fiksasi Spesimen hasil nekropsi berupa organ jantung kelompok kontrol (K), hewan. jantan tidak terpajan medan listrik, kelompok perlakuan (P1), hewan jantan terpajan medan listrik (5 kv/m), kelompok perlakuan (P2), hewan jantan terpajan medan lisrik (6 kv/m). kclompok perlakuan (P3), hewan jantan terpajan medan lisrik (7 kv/m ), segera dimasukkan ke dalam larutan fiksatif (pengawet), Buffer formal in 10%. Perbandingan antara volume spesimen dengan larutan 1 : 10 untuk mendapatkan hasil yang baik. b. Trimming Trimming, merupakan tahapan yang dilakukan setelah fiksasi, dimana, Buffer formalin 10% dihilangkan dengan menggunakan air mengalir. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Spesimen berupa potongan organ yang dicuci dengan air yang mengalir. Jaringan dipotong setebal 2-4 mm. 2. Potongan-potongan jaringan tersebut dimasukkan ke dalam Embedding cassette. Tiap Embedding cassette berisi 1-5 buah potongan jaringan yang disesuaikan dengan besar kecilnya potongan. 3. Potongan-potongan dicuci dibawah air yang mengalir selama 30 menit

39 c. Dehidrasi Dehidrasi dilakukan setelah proses trimming. Proses untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam jaringan, dengan cara : 1. Embedding cassette diletakkan diatas tisu untuk mengeringkan air. 2. Potongan jaringan berturut-turut diberikan perlakuan sebagai berikut pada tabel 4. Tabel 4. Tahapan perlakuan setelah proses trimming Proses Reagensia Waktu Dehidrasi Alkohol 80% 2 jam Alkohol 95% 2 jam Alkohol 95 % 2 jam Clearing Alkohol absolut I 1 jam Alkohol absolut II 1 jam Alkohol absolut III 1 jam Xylol I 1 jam Xylol II 1 jam Xylol III 1 jam Impregnasi Parafin I 2 jam Parafin II 2 jam Parafin III 2 jam d. Embedding Embedding merupakan proses pencetakan organ jantung dengan menggunakan paraffin cair sebagai media sehingga mempermudah proses pemotongan (cutting). Ta hapan embedding adalah sebagai berikut : 1. Sisa-sisa paraffin yang ada pan dibersihkan dengan memanaskan

40 diatas api beberapa saat dan diusapkan dengan kapas 2. Paraffin cair disiapkan dan masukkan ke dalam cangkir logam, kemudian diletakkan ke dalam oven dengan suhu 58 0 C. 3. Paraffin cair dituangkan ke dalam pan 4. Jaringan satu persatu dipindahkan kedalam dasar pan dengan mengatur jarak satu dengan yang lainnya. 5. Pan diapungkan di atas air dengan tujuan agar paraffin cepat dingin. 6. Setelah dingin dan mengeras, pan dimasukkan ke dalam refrigerator, untuk mempermudah melepaskan paraffin dari pan. 7. Paraffin dipotong-potong sesuai dengan letak jaringan yang ada dengan menggunakan pisau skapel yang dipanaskan telebih dahulu 8. Paraffin diletekkan pada balok kayu, diratakan pinggirnya dan ujungnya dibuat sedikit meruncing. Blok paraffin siap dipotong dengan menggunakan mikrotom 2 Cutting Cutting adalah pemotongan halus jaringan dengan ketebalan 4-5 mikron sehingga mempermudah dalam proses pengamatan preparat. Cutting dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pemotongan dilakukan pada ruang dingin 2. Sebelum dipotong, blok paraffin dimasukkan ke dalam refrigerator. 3. Terlebih dahulu dilakukan pemotongan kasar, dan dilanjutkan

41 dengan pemotongan halus dengan ketebalan 5 mirkometer 4. Setelah dipotong, dipilih potongan yang paling baik lalu diapungkan pada air dan dihilangkan kerutannya dengan cara ditekan dengan jarum dan sisi yang lainnya ditarik dengan menggunakan kuas. 5. Lembaran jaringan tersebut dipindahkan ke dalam water bath sampai beberapa detik sehingga mengembang sempurna. 6. Dengan gerakan menyendok, jaringan tersebut diambil dengan objek gelas bersih dan ditempatkan ditengah atau sepertiga atas atau bawah, diusahakan jangan sampai ada gelembung udara dibawah jaringan. 7. Slide yang berisi jaringan di tempatkan pada incubator (suhu 37 0 C) selama 24 jam sampai jaringan melekat sempurna. 3 Staining / pewarnaan Sebelum dilakukan proses pewarnaan / staining dilakukan pembuatan pewarnaan Harris Hematoxylin Eosin. Bahan dan cara kerja adalah sebagai berikut : a. Hematoxylin Kristal : 5 g b. Alcohol absolute : 50 g c. Ammonium (potassium alkena) : 100 g/l d. Aquadest : 1000 ml e. Mercury oxide : 2.5 g

42 Cara kerja : Larutan potassium alum ( ammonium) dimasukan ke dalam air dan dipanaskan, kemudian ditambahkan Hematoxylin Kristal yang telah dilarutkan pada akohol absolute. Campuran larutan tersebut didihkan selama 1 menit sambil diaduk, lalu secara perlahan-lahan ditambahkan mercury oxide sampai berwarna jingga gelap. Setelah itu, larutan dikeluarkan dari panas dan segera didinginkan. Untuk memperjelas pewarnaan inti ditambahkan 2-4 ml asam asetet giacial per 100 ml larutan. larutan ini perlu disaring sebelum digunakan (Luna, 1968). Setelah pembuatan pewarnaan Harris Hematoxylin Eosin, dipilih slide yang terbaik, selanjutnya slide tersebut dimasukkan ke dalam rak khusus untuk staining yang memuat beberapa slide, sehingga memungkinkan slide dimasukan secara bersama-sama, selanjutnya slide tersebut dicelupkan secara berurutan ke dalam zat kimia di bawah ini dengan memperlihatkan waktu yang telah ditentukan sebagai berikut : Tabel 5. Proses Staining / Pewarnaan No Reagensia Waktu 1 Xylol I 5 menit 2 Xylol II 5 menit 3 Xylol III 5 menit 4 Alkohol absolut I 5 menit 5 Alkohol absolute II 5 menit 6 Aqaudest 1 menit

43 7 Harris haemotoxylin 20 menit 8 Aquadest 1 menit 9 Acid Alkohol 2-3 celupan 10 Aquadest 1 menit 11 Aquadest 15 menit 12 Eosin 2 menit 13 Alkohol 96% I 3 menit 14 Alkohol 96% II 3 menit 15 Alkohol absolute III 3 menit 16 Alkohol absolute IV 3 menit 17 Xylol IV 5 menit 18 Xylol V 5 menit 4 Mounting Setelah pewarnaan slide selesai, slide ditempelkan di atas kertas tissue pada tempat datar dan selanjutnya diproses dengan menggunakan Canada Balsam dan ditutup dengan menggunakan cover glass dan dicegah jangan sampai ada gelembung udara. 5 Pengamatan Preparat yang telah jadi diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100X, 200X, & 400X, tetapi hasilnya yang dipakai adalah dengan pembesaran 400X saja sesuai dengan fokus penelitian nya yaitu mengukur ketebalan dan menghitung jumlah sel.

44 D. Parameter Yang Diamati Pada penelitian ini parameter yang dipakai adalah mengukur ketebalan pericardium dan menghitung jumlah lapisan sel pericardium dengan scoring dari rujukan Lab.Patologi Anatomi RSUDAM. E. Diagram Alir Penelitian Aklimatisasi hewan percobaan Pemberian perlakuan (K), mencit jantan (p1), mencit (p2), mencit (p3), mencit tidak terpajan jantan terpajan jantan terpajan jantan terpajan Perlakuan medan listrik 8 jam/hari selama 37 hari Pengukuran ketebalan pericardium jantung Menghitung jumlah lapisan sel pericardium jantung Analisis data (Numerik dan Deskriptif) Skripsi/Laporan Hasil