BAB I PENDAHULUAN. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PEDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya. Dalam menghadapi tantangan global, baik berupa persaingan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DALAM DIRI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak jiwa(badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menuju sebuah kesuksesan karir dimasa depan. Berbagai disiplin ilmu yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran. Menurut data yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Tangan Di Atas Visi dan Misi Tangan Di Atas

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MANAJEMEN KEUANGAN, MANAJEMEN DIRI DAN KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMA HASYIM ASY ARI 2 GLAGAH LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Sampai dengan tahun 2010, tercatat jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 237,64 juta jiwa menurut BPS (2010). Jumlah penduduk yang fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi pangsa pasar bagi dunia industri. Di samping itu, jika dilakukan pengelolaan dan pengembangan keterampilannya, SDM Indonesia akan menjadi kekuatan yang besar bagi pembangunan negara dan posisi tawar di mata dunia. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah Indonesia kerap menghadapi berbagai permasalahan sosial yang besar yakni dalam penyediaan sarana pendidikan, pangan dan sandang, lapangan pekerjaan dan masalah lainnya. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus disediakan harus terus ditingkatkan. Saat ini jumlah wirausaha Indonesia menurut Agus Salam, Deputi Menkop dan UKM Bidang Pengembangan SDM (dalam bisnis.com, 2012) adalah sebesar 1,56 % atau sekitar 3,7 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang idealnya adalah 2% dari penduduk Indonesia atau sekitar 4,7 juta jiwa. 1

2 Jumlah lulusan dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun peningkatan tersebut tidak diiringi oleh pertambahan jumlah lapangan pekerjaan. Menurut data BPS (2011), jumlah pengangguran terbuka menurut pendidikan yang ditamatkan pada Agustus 2011 adalah sebesar 7,7 juta jiwa. Dari total 7,7 juta jiwa pengangguran menurut pendidikan yang ditamatkan, jumlah pengganguran 492,34 ribu jiwa pengangguran terbuka yang berasal dari Universitas. Dan fakta menunjukkan sebagaimana Napitupulu (dalam www.kompas.com) nyatakan bahwa sampai sebanyak 82,2 persen lulusan perguruan tinggi bekerja sebagai pegawai. Lulusan perguruan tinggi cenderung menjadi pencari kerja dan sangat sedikit yang menjadi pencipta lapangan kerja. Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan adalah selama enam bulan hingga tiga tahun hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran terdidik yang tidak terhindarkan. Sebagian besar lulusan merasa tidak siap untuk membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri atau menjadi wirausahawan. Padahal, Limbong (dalam moebarak.blogspot.com) menyatakan bahwa peranan para wirausahawan pada suatu negara yang sedang berkembang tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. McClelland (dalam moebarak.blogspot.com) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha

3 dari total jumlah penduduknya. Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar 440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang. Menurut Suryana (2006) dulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau, urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka.yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannva untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki, bakat saja tidak cukup. Tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Kourilsky dan Walstad (dalam Andwini dan Noviani, 2012) menyebutkan bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa, dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda. Hendarman dalam Siswoyo (dalam moebarak.blogsopt.com) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin rendah kemandirian dan

4 semangat kewirausahaannya. Untuk itu, dibutuhkan peran dunia pendidikan termasuk perguruan tinggi untuk senantiasa membangun dan mengarahkan kemampuan serta minat para lulusan perguruan tinggi untuk bergerak dan mengembangkan kewirausahaan sehingga lapangan pekerjaan yang sedikit tidak menjadi masalah bagi para lulusan, karena mereka sudah mampu untuk menjalankan usahanya sendiri. Sejak awal abad ke-20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara, misalnya di Belanda dikenal dengan ondernemer dan di Jerman dikenal dengan "unternehmer". Dibeberapa negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab, antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian, penjualan, pemasangan iklan, dan lain-lain. Kemudian, pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan, sejak tahun 1970-an, banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan, manajemen usaha kecil, atau manajemen usaha baru. Pada tahun 1980-an, harnpir 500 sekolah di AS memberikan pendidikan kewirausahaan. Saat ini di Indonesia, pendidikan kewirausahaan juga sudah mulai banyak di ajarkan, baik itu di sekolah maupun perguruan tinggi sebagai mata kuliah (Suryana, 2006) Menyadari hal tersebut, sebagian besar perguruan tinggi telah memasukkan materi kewirausahaan sebagai salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa selama studinya. Seluruh mahasiswa diproses dan

5 dilibatkan dalam pengembangan jiwa kewirausahaan melalui penyertaan mahasiswa pada perkuliahan Kewirausahaan dan program-program pengembangan keahliannya. Mata kuliah kewirausahaan diajarkan kepada mahasiswa dengan harapan mahasiswa akan tertarik untuk menjadi wirausaha selama atau setelah menyelesaikan kuliahnya sehingga mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan masyarakat. Salah satu perguruan tinggi yang telah memasukkan materi kewirausahaan sebagai salah satu matakuliah yang ditempuh mahasiswa selama masa studinya adalah Universitas Negeri Medan, khususnya untuk Fakultas Ekonomi. Dengan harapan bahwa materi kewirausahaan yang di ajarkan dalam mata kuliah kewirausahaan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam berwirausaha dan berguna bagi kehidupannya di masa depan kelak. Menurut Hisrich dan Peters (dalam Suryana, 2006:10) pendidikan kewirausahaan tradisional memfokuskan pada penyusunan rencana bisnis, bagaimana mendapatkan pembiayaan, proses pengembangan usaha dan manajemen usaha kecil. Sedangkan tujuan dari mata kuliah kewirausahaan dalam salah satu kontrak kuliah yang penulis dapatkan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan menyebutkan bahwa tujuannya adalah setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki motivasi dan gambaran wirausaha, mampu mengembangkan dan membangun sikap mental dan keperibadian wirausaha, serta memiliki gagasan berwirausaha yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

6 Selain itu juga menurut Sunarya, Sudaryono,dan Saefullah (2011:14) menyatakan bahwa: Kewirausahan merupakan ilmu yang dapat diajarkan dari tingkat sekolah dasar sampaitingkat sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Tujuannya adalah agar paradigma berfikir peserta didik berubah dari berorientasi pegawai menjadi mau dan mampu menjadi wirausaha Artinya denga diajarkannya kewirausahaan dapat mengubah pola fikir seseorang dari pencari kerja menjadi wirausaha, dan hali ini menunjukkan bahwa ilmu kewirausahaan bertujuan untuk memotivasi seseorang menjadi wirausahawan. Menurut beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan seperti Sukmana (2008) meneliti tentang Peran Pendidikan Kewirausahaan dalam Menumbuhkan Motivasi Wirausaha. (Studi tentang Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Wirausaha Mahasiswa Kuningan), dari hasil penelitiannya bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif kepada motivasi wirausaha mahasiswa. Sedangkan, Adwiani dan Noviani (2012) meneliti tentang Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa UNIMUS di Semarang), dari hasil penelitiannya bahwa mata kuliah kewirausahaan dan pelatihan kewirausahaan mampu memotivasi, sedangkan latar belakang pendidikan yang formal dan latar belakang keluarga tidak mempengaruhi motivasi berwirausaha. Melihat penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa. Motivasi sangat dibutuhkan bagi mahasiswa, khususnya untuk mendorong agar

7 mahasiswa mau, berminat dan tertarik untuk berwirausaha. Di samping itu motivasi merupakan hal yang tidak kalah penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha karena sebagian besar wirausaha dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri yaitu dengan berusaha seoptimal mungkin mencapai sebuah tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Motivasi untuk mahasiswa dalam berwirausaha sangatlah penting dengan pemberian materi-materi pembelajara kewirausahaan baik dalam bentuk mata kuliah kewirausahaan ataupun dalam bentuk pendidikan lainnya. Khususnya dalam bentuk mata kuliah kewirausahaan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk berwirausaha adalah tujuan utama. Motivasi berwirausaha adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri berdasar pada kemampuan, kekuatan dan keterampilan yang dimiliki (dalam Andwini dan Noviani, 2012:343). Wiratmo (dalam Andwini dan Noviani, 2012:343) mengatakan bahwa individu yang berminat berwirausaha tidak hanya ingin mengejar keuntungan saja, kepuasan utama adalah keinginan untuk berprestasi. Seorang wirausaha tidak akan cepat merasa puas dengan hasil yang telah dicapai, akan tetapi akan selalu berusaha mencari cara dan kombinasi baru serta produk baru sehingga usaha yang dikelola akan lebih berkembang. Untuk dapat melihat dasar motivasi berwirausaha pada mahasiswa, peneliti menggunakan Teori motivasi berprestasi Mc. Clelland, karena pada dasarnya motivasi didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan seseorang yang belum terpenuhi,

8 dan peneliti mengambil salah satu dari sekian banyak teori motivasi yang dinyatakan oleh para ahli, dan salah satunya adalah teori motivasi Mc, Clelland. Mc. Clelland (Suryana, 2006:33) yang mengelompokkan kebutuhan (needs) menjadi tiga, yaitu: a. Need for Achievement : The drive to excel, to achievement in relation to a set of standars, to strive to succed.(kebutuhan untuk Berprestasi: Dorongan untuk unggul, untuk pencapaian dalam kaitannya dengan satu set standars, berusaha untuk succed). b. Need for Power : The need to make other behave in a way that they wuould not have behave otherwise.(kebutuhan untuk Berkuasa: Kebutuhan untuk membuat lain berperilaku dengan cara yang mereka tidak akan berperilaku sebaliknya). c. Need for Affiliatian : The desire for friendly and close interpersonal relationships.(kebutuhan untuk Berafiliasi: Keinginan untuk hubungan interpersonal yang ramah dan dekat). Menurut Mc Clelland, ketiga kebutuhan tersebut rnerupakan motivasi yang kuat pada setiap individu. Masing-masing kebutuhan tersebut mempengaruhi jiwa seseorang, sehingga orang yang mempunyai motivasi kekuasan yang tinggi berbeda pribadinya dengan orang yang rnempunyai motivasi afiliasi. Menurut Mc. Clelland teori motivasi tersebut berasal dari kebutuhan berprestasi, kekuasaan, dan berafiliasi, Berdasarkan pada teori Mc. Clelland ini, penulis ingin meneliti kecenderungan motivasi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dengan mengetahui kebutuhan apa yang menjadi motivasi para mahasiswa untuk berwirausaha. Selain itu penulis juga ingin melihat, dari lima prodi yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan yaitu, Prodi Manajemen, Prodi Akuntansi, Prodi Pendidikan Akuntansi, Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran serta Prodi Pendidikan Tata Niaga, lebih cenderung motivasi apa dari ketiga hal

9 kebutuhan berprestasi, kebutuhan kekuasaan dan kebutuhan berafiliasi yang menjadi dasar mahasiswa termotivasi untuk berwirausaha. Hal ini penting diketahui mengingat pendidikan formal seperti mata kuliah kewirausahaan pada perguruan tinggi terhadap motivasi mahasiswa dalam berwirausaha, penulis berminat mengangkat permasalahan tersebut kedalam sebuah penelitian yang penulis beri judul Analisis Teori Kebutuhan Mc. Clelland terhadap Motivasi Berwirausaha bagi Mahasiswa yang Telah Menempuh Mata Kuliah Kewirausahaan pada Fakultas Ekonomi UNIMED. 1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul dan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifakasi masalah sebagi berikut: 1. Bagaimana gambaran motivasi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. 2. Apakah ada perbedaan motivasi berwirausaha bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh Mc. Clelland. 3. Bagaimana kecenderungan kebutuhan yang menjadi motivasi berwirausah yang dimiliki mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh Mc. Clelland pada setiap prodi yang ada di Fakultas Ekonomi.

10 4. Bagaimana pengaruh kebutuhan berprestasi terhadap motivasi 5. Bagaimana pengaruh kebutuhan berkuasa terhadap motivasi 6. Bagaimana pengaruh kebutuhan berafiliasi terhadap motivasi 1.3. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang dapat mempengaruhi motivasi kewirausahan, maka penulis membatasi masalah pada kajian tersebut. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah kecenderungan motivasi mana yang dimiliki mahasiswa dalam berwirausaha berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh Mc. Clelland. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

11 1. Apakah terdapat perbedaan yang menjadi kebutuhan berwirausaha bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. 2. Bagaimana kecenderungan kebutuhan yang menjadi motivasi 3. Apakah ada pengaruh kebutuhan berprestasi terhadap motivasi 4. Apakah ada pengaruh kebutuhan berkuasa terhadap motivasi 5. Apakah ada pengaruh kebutuhan berafiliasi terhadap motivasi 1.5. Tujuan Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan sebagai arah dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang menjadi kebutuhan berwirausaha bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah

12 2. Mengetahui bagaimana kecenderungan kebutuhan yang menjadi motivasi 3. Mengetahui apakah ada pengaruh kebutuhan berprestasi terhadap motivasi 4. Mengetahui apakah ada pengaruh kebutuhan berkuasa terhadap motivasi 5. Mengetahui apakah ada pengaruh kebutuhan berafiliasi terhadap motivasi 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan gambaran yang jelas mengenai kecenderungan motivasi berwirausaha yang mana berdasarkan teori motivasi yang di nyatakan oleh Mc. Clelland yang menjadi motivasi berwirausaha bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan, dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.

13 2. Bagi Perguruan Tinggi Dapat memperkaya wacana untuk pendidikan dimasa yang akan datang. Dan sebagai bahan rujukan dalam memajukan kewirausahaan di masa akan datang 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi mengenai gambaran motivasi berwirausaha bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan.