diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

dokumen-dokumen yang mirip
penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

UKDW BAB I PENDAHULUAN

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES. Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau. gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

1. PENDAHULUAN. Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK DAN FRAKSI DAGING BUAH Momordica charantia (CUCURBITACEAE) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEK ANTIDIABETES FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) PADA TIKUS PUTIH WINDA NUGAS LESTARI

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

Definisi Diabetes Melitus

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

Daun Yakon dan Diabetes Mellitus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tradisional Bagian Daun dan Buah

BAB I PENDAHULUAN. protein yang disebabkan insufisiensi sekresi ataupun aktivitas endogen

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

santalin, angolensin, pterocarpin, pterostilben homopterocarpin, prunetin (prunusetin), formonoetin, isoquiritigenin, p-hydroxyhydratropic acid,

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2005). Diabetes mellitus (DM) menjadi sangat penting karena komplikasi yang ditimbulkannya. Komplikasi menahun DM terutama didasari oleh kelainan vaskuler yaitu pembuluh darah kecil (mikroangiopati) dan pembuluh darah besar (makroangiopati). Manifestasi mikroangiopati terutama pada retinopati diabetik yang dapat mengakibatkan kebutaan, pada ginjal terjadi nefropati diabetik akhirnya menyebabkan gagal ginjal. Makroangiopati dapat bermanifestasi di tungkai bawah yang dapat mempermudah terjadinya gangren diabetik yang mungkin memerlukan amputasi. Makroangiopati dapat bermanifestasi di pembuluh darah menyebabkan penyakit jantung koroner (Widowati, 2008). Tahun 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang di dunia mengidap diabetes mellitus. Jumlah ini meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2005, dan sebagian besar peningkatan itu akan terjadi di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia (Depkes RI, 2005). Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal dan menggunakan obatobat alami yang juga dikenal dengan obat tradisional. Obat tradisional lebih disukai masyarakat karena selain murah juga mudah didapat. Terdapat berbagai macam obat tradisional yang berasal dari tanaman serta sudah 1

2 diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara (Catharantus roseus (L) G. DON), bawang merah (Allium cepa L.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), buah pare (Momordica charantia L.) (Widowati, dkk.,1997). Salah satu tanaman yang sudah banyak dikenal dan digunakan masyarakat Indonesia yaitu buah pare (Momordica charantia L.). Buah pare mudah ditemukan dan didapatkan hampir di seluruh Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah menggunakan buah pare untuk berbagai macam hidangan, oleh karena itu banyak dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan dan manfaat dari buah pare itu sendiri. Momordica charantia L. banyak digunakan sebagai obat diberbagai Negara berkembang seperti Brasil, Cina, Kolombia, Kuba, Ghana, Haiti, India, Panama, dan Peru. Penggunaan Momordica charantia L. yang paling umum pada Negara-negara tersebut adalah sebagai obat penyakit diabetes, jantung, dan sakit perut (Juliana, dkk., 2010). Banyak penelitian ilmiah yang mengkaji buah pahit ini dari aspek farmakologisnya, selain kajian dari aspek farmakologisnya tumbuhan ini juga telah secara intensif dikaji dari aspek fitokimianya. Momordica charantia L. banyak mengandung senyawa metabolit sekunder diantaranya adalah turunan triterpenoid, flavonoid, dan steroid (Juliana, dkk., 2010). Senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut berupa glikosida ataupun aglikon. Selain senyawa metabolit sekunder, Momordica charantia L. juga mengandung senyawa fenolik seperti polifenol; senyawa asam lemak yaitu asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat, serta mengandung protein (Juliana, dkk., 2010). Diduga senyawa yang memiliki aktivitas antidiabetes adalah senyawa khas turunan triterpenoid yang dikenal dengan kukurbitasin (Juliana, dkk., 2010). Penelitian mengenai aktivitas buah pare sudah banyak dilakukan, salah satunya yang telah dilakukan adalah penelitian mengenai pengaruh

3 ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur Wistar dengan menggunakan metode uji toleransi glukosa (Widiastuti, 2002). Pengamatan efek penurunan kadar gula darah pada penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode uji toleransi glukosa dan pengukuran kadar gula darah dilakukan pada saat sebelum diberi glukosa pada menit ke 0 dan sesudah diberi glukosa pada menit ke 30, 60, 120, dan 180 menit, disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% buah pare pada dosis 1, 1,5, dan 2 g/kgbb, dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus putih yang diberi glukosa per oral, dengan prosentase penurunan kadar gula darah 12,51; 37,05; dan 25,52%, dan menggunakan pembanding Metformin HCl dosis 45 mg/kgbb dengan prosentase penurunan kadar gula darah 40,98% (Widiastuti, 2002). Penelitian tersebut belum diketahui senyawa apakah yang berkhasiat sebagai penurun kadar gula darah, karena ekstrak masih mangandung beberapa senyawa. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengenai metabolit sekunder buah pare yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit diabetes dengan cara fraksinasi dengan etil asetat sebanyak 50 ml agar bisa diketahui apakah kandungan kimia polar, semi polar dan non polar yang terdapat pada buah pare tersebut mampu ditarik dalam pelarut semi polar yakni etil asetat (indeks polaritas =4,4). Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah obat antidiabetes Metformin HCl karena mekanisme kerjanya diduga mirip dengan mekanisme kerja dari buah pare yaitu meningkatkan glikoneogenesis dengan peningkatkan uptake glukosa ke dalam sel dan juga meningkatkan aktivitas toleransi glukosa, yang tidak disertai dengan peningkatan sekresi insulin (Donga, et al., 2011), dan untuk menentukan kadar glukosa darah, alat yang biasa digunakan adalah Advantage meter, dan digunakan metode uji toleransi glukosa karena pada penelitian ekstrak

4 juga menggunakan uji ini, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dan dapat digunakan untuk mendeteksi diabetes awal. Permasalahan yang timbul pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah fraksi etil asetat ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih yang diberi glukosa per oral? 2. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) dengan peningkatan efek penurunan kadar gula darah tikus putih yang diberi glukosa per oral? Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih yang diberi glukosa per oral. 2. Untuk mengetahui bahwa terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daging buah pare dengan peningkatan efek penurunan kadar gula darah tikus putih yang diberi glukosa per oral. Hipotesis penelitian ini adalah : 1. Pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) mempunyai efek menurunkan kadar gula darah pada tikus putih yang diberi glukosa per oral. 2. Terdapat hubungan antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daging buah pare (Momordica charantial.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih yang diberi glukosa per oral. Manfaat dari penelitian ini diharapkan data ilmiah yang diperoleh dari aktivitas penurunan kadar glukosa darah dari fraksi etil asetat ekstrak

5 etanol daging buah pare (Momordica charantia L.) dapat dikembangkan sebagai obat alternatif dengan harga yang terjangkau untuk pengobatan diabetes mellitus setelah dilakukan uji lebih lanjut melalui uji praklinis dan klinis.