BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kuantitatif tentang posisi keuangan serta hasil yang dicapai dalam periode berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

Abstrak. Kata Kunci: audit tenure, audit fee, rotasi auditor, spesialisasi auditor, umur publikasi perusahaan, kualitas audit.

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan.untuk mempertanggung jawabkan kepercayaan itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan tepat. Untuk

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan tersebut, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan yang diaudit akan menambah kredibilitas suatu perusahaan karena telah melalui proses pengauditan yang dilakukan oleh auditor yang kompeten dan independen. Beberapa fenomena kecurangan laporan keuangan telah melibatkan auditor yang tidak independen. Contoh kasus kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh Enron Corporation. Kasus tersebut menyebabkan Enron bangkrut dan dicabutnya ijin Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen sebagai auditornya. Hal ini terjadi karena auditor yang mengaudit Enron juga merupakan konsultan perusahaan sehingga laporan audit yang dihasilkan tidak berkualitas (Cahyaningrum dan Fitriany, 2013). Kasus lainnya terjadi di Indonesia yaitu kasus PT Katarina Utama Tbk. terkait pemalsuan laporan keuangan tahun 2008 dan 2009 (Utomo, 2010). Ada dugaan keterlibatan KAP yang melakukan audit atas laporan keuangan tersebut. Hal ini terlihat dari hasil audit KAP Budiman, Wawan, Pamudji, dan Rekan yang menyatakan opini wajar meski ada dugaan bahwa laporan keuangan telah dimanipulasi (Dewi, 2014). Dugaan semakin kuat setelah hasil audit KAP Akhyadi Wadisono atas laporan keuangan 2010 menyatakan opini disclaimer. 1

2 Sekitar dua tahun yang lalu, kasus manipulasi laporan keuangan terbukti telah dilakukan oleh Toshiba Corporation. Toshiba terbukti membuat laba menjadi lebih saji hingga 151,8 miliar atau US$1,2 miliar sejak tahun 2008 (Sukmana, 2015). Pada 21 Juli 2015, sebanyak 8 pejabat Toshiba yang terlibat dalam kasus resmi mengundurkan diri (Hakim, 2015). Kecurangan dilakukan dengan keterlibatan manajemen dengan cara yang sistematis dan cerdas, hingga tim auditor eksternal tidak mampu mendeteksi kecurangan tersebut. Beberapa kasus kecurangan laporan keuangan tersebut menyebabkan informasi dalam laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi dalam laporan keuangan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi. Pihak pengguna laporan keuangan dibagi menjadi pihak internal dan eksternal. Pihak internal yaitu manajer, yang terlibat secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Manajer menggunakan laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam periode tertentu dan mengambil keputusan taktis maupun strategis di masa mendatang. Pihak eksternal diantaranya investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain. Investor menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan apakah akan menginvestasikan dananya dalam perusahaan tersebut, melalui informasi kinerja operasional perusahaan dan potensi tingkat pengembalian investasinya di masa datang. Laporan keuangan digunakan oleh kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan

3 dalam mengembalikan dana pinjaman beserta bunganya. Pemerintah menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam perhitungan berapa besar pajak yang wajib dibayar oleh perusahaan. Pengguna laporan keuangan tidak hanya melihat informasi kuantitatif dalam laporan keuangan tetapi juga informasi kualitatif. Salah satu informasi kualitatif yang penting yaitu laporan auditor independen yang dibuat oleh auditor yang telah mengaudit laporan keuangan tersebut. Jasa audit merupakan salah satu jasa yang disediakan oleh KAP. Definisi audit menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:2), audit adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti berisi informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Definisi tersebut mengandung makna yaitu audit merupakan suatu proses pengumpulan bukti yang cukup dan tepat yang digunakan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah informasi yaitu laporan keuangan yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang telah ditetapkan yang umum digunakan untuk audit atas laporan keuangan yaitu prinsip akuntansi berterima umum. Sama halnya dengan profesi lainnya, seorang auditor harus kompeten dibidangnya. Auditor harus memiliki kemampuan untuk dapat memahami jumlah dan jenis bukti yang dikumpulkan serta mengambil kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut. Auditor juga harus memiliki sikap yang

4 independen. Independensi auditor diperlukan untuk tetap menjaga kepercayaan para pengguna laporan keuangan. Pada akhir dari proses audit, auditor akan mengeluarkan laporan audit yang berisi opini tentang kewajaran laporan keuangan. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku sebelum 1 Januari 2013, terdapat lima jenis opini audit yaitu opini wajar tanpa pengecualian, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat. Menurut Arens dkk. (2015:57-58), laporan audit standar tanpa pengecualian terkadang disebut sebagai pendapat bersih karena tidak ada keadaan yang memerlukan pengecualian atau modifikasi atas pendapat auditor. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2013) dalam Standar Audit (SA) 700, menyatakan bahwa opini audit yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku disebut sebagai opini tanpa modifikasian. Opini wajar tanpa pengecualian termasuk dalam opini audit tanpa modifikasian, karena opini ini diberikan dengan pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas suatu perusahaan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Menurut Arens dkk. (2015:57), laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila memenuhi beberapa kondisi, yaitu laporan keuangan tersaji dengan lengkap,

5 bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan auditor telah melaksanakan audit sesuai standar audit, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan tidak ada situasi yang memerlukan paragraf penjelasan tambahan atau modifikasi dalam laporan. Jika salah satu dari empat kondisi laporan audit standar tanpa pengecualian tidak dapat terpenuhi, maka laporan audit tersebut tidak dapat diterbitkan dan auditor akan menerbitkan penyimpangan dari laporan audit standar tanpa pengecualian (Arens, dkk., 2015:58). Bentuk opini selain opini dalam laporan audit standar bentuk baku disebut sebagai modified audit opinions dalam penelitian Lin, Jiang, dan Xu (2011) dan Cahyaningrum dan Fitriany (2013). Dalam penelitian Lin, dkk. (2011), dikatakan bahwa rata-rata 11% dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan yang listing di China menerima modified audit opinions pada tahun 1992-2009. Lin, dkk. (2011), dalam penelitiannya mengatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi probabilitas penerimaan modified audit opinions yaitu kemungkinan salah saji substansial dalam laporan keuangan, kompetensi auditor, dan independensi auditor. Faktor yang pertama terutama ditentukan oleh insentif perusahaan untuk meningkatkan laba, sedangkan faktor kedua dan ketiga yaitu kompetensi dan independensi auditor merepresentasikan kualitas audit. Dengan diperolehnya modified audit opinions, perusahaan mengalami suatu konsekuensi ekonomi berupa financial constraints. Financial constraints dapat dilihat melalui perolehan pinjaman

6 perusahaan yang berasal dari bank atau lembaga keuangan lainnya dan pengeluaran kas perusahaan untuk melakukan investasi. Menurut Lin dkk. (2011), terdapat dua pandangan yang berlawanan mengenai pengaruh modified audit opinions terhadap financial constraints. Yang pertama yaitu information asymmetry view. Asimetri informasi dapat diartikan sebagai ketidakseimbangan dalam memperoleh informasi antara pihak penyedia informasi dengan pihak pengguna informasi. Asimetri informasi terjadi karena laporan keuangan yang disajikan perusahaan tidak sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan teori keagenan yang menggambarkan hubungan antara prinsipal dan agen. Manajemen merupakan agen yang memiliki informasi lebih banyak dibandingkan dengan investor dan kreditor sebagai prinsipal. Manajemen memiliki probabilitas untuk tidak mengungkapkan informasi kepada investor dan kreditor secara keseluruhan, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan pribadi. Adanya asimetri informasi membuat pengguna informasi membutuhkan laporan keuangan sebagai mekanisme untuk memantau aktivitas perusahaan dan pengendalian atas tindakan manajemen. Peran auditor juga dibutuhkan untuk menambah tingkat keyakinan pengguna informasi. Pengguna informasi seperti kreditor akan selektif dalam memberikan pinjaman terutama saat perusahaan mendapatkan modified audit opinions. Modified audit opinions menandakan adanya penurunan kualitas informasi dan peningkatan

7 asimetri informasi antara manajemen dengan pengguna laporan keuangan, yang akan meningkatkan financial constraints perusahaan. Pandangan yang kedua yaitu soft budget constraint view. Dalam pandangan ini, perusahaan tidak mengalami financial constraints karena mudah mendapatkan pendanaan. Pendanaan tersebut didapatkan melalui koneksi politik atau bantuan dari controlling shareholders. Pendanaan yang mudah ini membuat perusahaan yang menerima modified audit opinions tidak mengalami financial constraints, dengan kata lain penerimaan modified audit opinions tidak berpengaruh terhadap financial constraints. Perusahaan yang menerima modified audit opinions belum tentu mendapatkan dampak negatif atas aktivitas pendanaan dan investasi perusahaan. Hasil penelitian Cahyaningrum dan Fitriany (2013), menyatakan bahwa modified audit opinions tidak mempengaruhi pinjaman yang didapatkan perusahaan dari kreditor. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Lin, dkk. (2011), yang menyatakan bahwa penerimaan modified audit opinions pada tahun sebelumnya kurang berpengaruh pada penurunan arus kas pinjaman antara tahun 1998-2004. Hal ini menunjukkan bahwa modified audit opinions mempunyai kandungan informasi tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap pinjaman perusahaan, yang disebabkan karena faktor lain seperti hubungan politik dan controlling shareholders. Akan tetapi, modified audit opinions berpengaruh signifikan pada penurunan arus kas pinjaman antara tahun 2005-2009, yang menunjukkan bahwa

8 modified audit opinions telah mempengaruhi keputusan bank sejak tahun 2005. Modified audit opinions menandakan adanya penurunan kualitas informasi dalam laporan keuangan dan peningkatan asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pengguna laporan keuangan. Hal tersebut menyebabkan penurunan kepercayaan pengguna laporan keuangan atas informasi dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan mengalami financial constraints. Modified audit opinions meningkatkan keraguan kreditor atas kondisi keuangan perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana pinjaman, sehingga kreditor membatasi pemberian pinjaman kepada perusahaan. Akibatnya, perusahaan kesulitan mendapatkan dana pinjaman. Selain itu, kondisi financial constraints yang dialami perusahaan dapat menyebabkan perusahaan kesulitan melakukan pengeluaran investasi akibat kurangnya sumber pendanaan. Akhirnya, perusahaan tersebut menggunakan kas internalnya untuk melakukan pengeluaran investasi. Penelitian Lin, dkk. (2011), menggunakan interaksi antara modified audit opinions dengan operating cash flow dan menguji pengaruhnya terhadap pengeluaran investasi. Interaksi antara modified audit opinions dan operating cash flow berpengaruh positif terhadap investment cash flow bila efek asimetri informasi (information asymmetry view) lebih besar dari efek soft budget constraints (soft budget constraint view). Asimetri informasi meningkat sebagai akibat dari penerimaan modified audit opinions

9 yang menyebabkan menurunnya kepercayaan pengguna informasi atas laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami financial constraints yaitu kurangnya dana eksternal, sehingga dana yang digunakan untuk pengeluaran investasi diambil dari arus kas operasi perusahaan sendiri. Sedangkan, bila efek soft budget constraints lebih besar dari asimetri informasi maka interaksi antara modified audit opinions dan operating cash flow tidak akan ada perubahan atau bahkan berpengaruh negatif. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mendapatkan modified audit opinions mendapatkan bantuan dari pemerintah atau controlling shareholders. Hasil penelitian Lin, dkk. (2011), yang menguji pengaruh interaksi modified audit opinions dan operating cash flow terhadap pengeluaran investasi menemukan bahwa financial constraints menurun setelah perusahaan menerima modified audit opinions. Hal ini menunjukkan bahwa soft budget constraints lebih berperan daripada asimetri informasi, sehingga menurunkan financial constraints. Perusahaan menerima bantuan dari pemerintah atau controlling shareholders sehingga tidak menggunakan kas internalnya untuk pengeluaran investasi. Penelitian Cahyaningrum dan Fitriany (2013), menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian Cahyaningrum dan Fitriany (2013), menyatakan bahwa perusahaan yang menerima modified audit opinions terbukti lebih banyak menggunakan kas internal untuk mendanai pengeluaran investasi perusahaan. Hal ini menandakan bahwa asimetri informasi

10 lebih berperan daripada soft budget constraints, sehingga meningkatkan financial constraints. Penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Modified Audit Opinions terhadap Borrowing Cash Flow dan Investment Cash Flow pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Penelitian ini menguji apakah modified audit opinions berpengaruh terhadap pinjaman yang didapatkan perusahaan dan apakah modified audit opinions berpengaruh terhadap pengeluaran investasi perusahaan yang dimoderasi oleh operating cash flow. Objek yang dituju adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur melakukan kegiatan operasi yang lebih kompleks sehingga membutuhkan lebih banyak pendanaan dan merupakan jumlah perusahaan dalam satu populasi yang cukup besar. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah modified audit opinions berpengaruh terhadap borrowing cash flow pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015? 2. Apakah modified audit opinions berpengaruh terhadap investment cash flow yang dimoderasi oleh operating cash flow pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015? 11 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh modified audit opinions terhadap borrowing cash flow pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. 2. Pengaruh modified audit opinions terhadap investment cash flow yang dimoderasi oleh operating cash flow pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: 1. Manfaat akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademik sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan teori keagenan, pengauditan, financial constraints, arus kas, dan karakteristik perusahaan secara empiris melalui pengujian

12 pengaruh modified audit opinions terhadap borrowing cash flow dan investment cash flow perusahaan. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya mengenai pengaruh modified audit opinions terhadap borrowing cash flow dan investment cash flow. 2. Manfaat praktik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktik bagi manajemen perusahaan akan dampak financial constraints yang dapat timbul sebagai akibat dari penerimaan modified audit opinions dan memotivasi manajemen perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan menurunkan asimetri informasi sehingga dapat memperoleh pendanaan perusahaan. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis, dan model analisis.

13 BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.