m. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari setek batang tanaman nilam Varietas Sidikalang yang berasal dari Kebun Percobaan Balittro Cimanggu Bogor, Zeolit, EMt dan Air. Untuk pencegahan serta pengendalian hama dan penyakit tanaman digunakan fungisida Dithane M-45 dan Decis 2,5. Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan pembibitan tanaman nilam, adalah ; handsprayer, gembor, alat ukur, alat tulis, alat dokumentasi, oven, ember, timbangan analitik, dan alat penyulingan. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengaturan perlakuan secara faktorial yang terdiri atas dua faktor : Faktor Pertama adalah pupuk hayati (EM4) yaitu : Pi = (6 ml/1 air)/poly bag P2 = (12 ml/1 akypolybag P3 = (18 ml/1 a\x)lpolybag Faktor kedua adalah pemberian zeolit terdiri 3 taraf yaitu : Zo = Tanpa Zeolit Zi = 3 ton/ha (12 ^I polybag) Z2 = 6 ton/ha (24 gi/polybag)
11 Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut: Zeolit Pi Pupuk Hayati P2 P3 Zo PiZo P2Z0 P3Z0 z, PiZ, P2Z1 P3Z1 Z2 P1Z2 P2Z2 P3Z2 Masing-masing kombinasi dibuat 3 ulangan sehingga jumlah unit percobaan seluruhnya terdiri dari 27 unit. Setiap unit percobaan terdiri dari tiga tanaman, sehingga total tanaman adalah 81 tanaman. Penempatan disesuaikan dengan bagan perlakuan percobaan (Lampiran 1). Model statistik yang digunakan adalah : Yijk =n + p z + zy + p z //' + I ijk Dimana Yijk = Nilai hasil pengamatan faktor P taraf ke- / dan faktor Z taraf ke- j dan ulangan ke- k \i = Efek nilai tengah p / = Efek faktor P pada taraf ke- / zj pz ij Yijk = Efek faktor Z pada taraf ke- j = Efek interaksi faktor P taraf ke- /' dan faktor Z taraf ke- j = efek error kedua faktor Data yang diperoleh pada setiap parameter dianalisis secara statistik berdasarkan sidik ragam, jika terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur) taraf 5%.
12 5.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Tahap Persemaian (Pengakaran Setek) Bibit yang digunakan adalah bibit Varietas Nilam Aceh jenis Sidikalang yang diperoleh dari induk nilam jenis Sidikalang yang berasal dari Kebun Percobaan BALITTRO, Bogor. Bahan indukan yang akan digunakan adalah bagian pucuk tanaman yang dipotong sepanjang 4-5 buku dan dikurangi jumlah daunnya dan disisakan sebanyak 2-4 helai daun. Batang nilam yang sudah dipotong-potong dan dikurangi jumlah daunnya kemudian disemai dalam media semai (tanah + pupuk kandang dengan perbandingan 2:1) dalam polybag ukuran 15 cm X 10 cm dan diberi naungan untuk menjaga kelembaban media. Naungan dibuka setelah bibit berumur 2 minggu. 3.4.2. Persiapan Tempat Penelitian Persiapan tempat dilakukan dengan membersihkan lahan dari segala vegetasi dan sampah, kemudian diratakan dengan menggunakan cangkul sehingga polybag dapat disusun rapi dan tidak miring. 3.4.3. Persiapan Medium Tanam Tanah yang digunakan sebagai medium yaitu tanah top soil yang diambil dari kebun percobaan pada kedalaman 0-20 cm dengan menggunakan cangkul. Kemudian dikering anginkan selama satu minggu, lalu diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 0,55 mm. Tanah/medium yang akan digunakan untuk pembibitan adalah lapisan tanah yang subur dan gembur. 3.4.4. Pengisian Polybag Medium tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 5:1. Tanah dan pupuk kandang kemudian diisikan kedalam polybag ukuran 30 x 45 cm. Pengisian polybag dilakukan dengan cara memasukkan tanah kedalam polybag dengan tangan atau sekop kecil sampai mencapai berat tanah dalam polybag 8 kg. Polybag diatur dilahan sehingga tanaman mempunyai jarak tanam 50 cm x 50 cm. Setelah polybag terisi lalu disusun menurut denah rancangan percobaan (Lampiran 1).
13 3.4.5. Penanaman Bibit Medium pembibitan sebelumnya disiram, gunanya untuk menciptakan kondisi pertumbuhan yang baik dan sesuai bagi perakaran yang masih lemah. Setelah itu dibuat lubang tanam dalam polybag yang telah berisi tanah, diusahakan pada bagian tengah polybag. Bibit yang telah berumur 2 bulan diseleksi yang memiliki pertumbuhan saragam kemudian ditanam kedalam polybag besar, dengan cara merobek polybag dengan menggunakan pisau secara hati-hati agar tidak mengenai akar. Bibit tanaman yang telah dilepas, kemudian dimasukkan kedalam polybag ukuran 35 x 40 cm. 3.4.6. Pemberian Perlakuan Pemberian EM4 dengan cara menyiramkannya ke media bibit nilam. Sedangkan Zeolit diberikan dalam alur disamping tanaman dengan kedalaman 3-4 cm. Pemberian pupuk hayati EM4 dan Zeolit dilakukan pada saat penanaman dan juga dilakukan kembali 7 minggu setelah penanaman. 3.5. Pemeliharaan Tanaman 3.5.1 Penyiraman Penyiraman adalah memberikan air ke tanaman untuk menggantikan air yang hilang (Transpirasi). Cara pemberiannya adalah menggunakan gembor agar semua tanaman mendapatkan air. Penyiraman di lakukan setiap hari. Dilakukan setiap pagi hari atau sore hari. 3.5.2. Penyiangan Penyiangan adalah membersihkan gulma di sekitar tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara mekanis, gulma diberantas bila sudah tumbuh di sekitar tanaman. 3.5.3. Pengendalian Hama Penyakit Pengendalian hama dan penyakit adalah mengelola hama dan penyakit agar tanaman tidak terserang hama dan penyakit secara keseluruhan. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan Decis 35 EC (2ml/liter air) dan pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan Dithane M-45
14 (2 gxdlvcvlpolybag). Pengendalian dilakukan apabila terlihat gejala serangan pada tanaman. Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari. 3.6. Pengamatan Percobaan 3.6.1. Pertambahan Jumlah Daun Perhitungan jumlah daun dilakukan pada tanaman sampel yakni pada awal penanaman dan selesai penelitan. Kriteria daun yang dihitung yaitu daun yang telah tumbuh pada bibit yakni daun yang telah membuka sempuma. Jumlah daun akhir dikurangi jumlah daun awal merupakan pertambahan jumlah daun. 3.6.2. Pertambahan Tinggi Tanaman Pengamatan ini dilakukan terhadap tanaman sampel yang telah diberi ajir dengan ukuran 5 cm. tinggi tanaman diukur dari pangkal batang utama yang telah diberi tanda ajir sampai ujung titik tumbuh. Alat yang digunakan untuk pengukuran tinggi tanaman adalah meteran. Pengambilan data tinggi tanaman dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Data pengamatan pertambahan tinggi tanaman yakni setelah pengamatan akhir tinggi tanaman dikurang pengamatan awal. 3.6.3. Pertambahan Lilit Batang Lilit batang diukur dengan cara melilitkan benang pada batang dengan jarak 5 cm dari permukaan tanah. Kemudian benang direntangkan dan diukur dengan menggunakan meteran. Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Data pengamatan pertambahan lilit batang yakni setelah pengamatan akhir lilit batang dikurang pengamatan awal. 3.6.4. Pertambahan Cabang Sekunder Cabang yang dihitung adalah cabang yang keluar dari cabang primer pada empat cabang. Contoh Utara - Selatan - Timur - Barat ( U-S-T-B ). Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir penelitian. 3.6.5. Rasio Tajuk Akar Rasio tajuk akar mempakan perbandingan antara bobot kering tajuk dengan bobot kering akar tanaman. Tanaman dipotong pada leher akamya
sehingga diperoleh dua bagian yaitu bagian tajuk dan perakaran. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian. Masing-masing bagian ditimbang kembali sehingga diketahui bobot tajuk dan bobot akamya dihitung rasio tajuk akarnya dengan menggunakan mmus: Rasio Tajuk Akar =^^^:^^^^^:^^^ Berat KeringAkar 3.6.6. Kadar Minyak Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambil beberapa helai daun yang telah membuka sempuma, lalu dilakukan analisis dilaboratorium. 15